• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.1.1. Gambaran Umum Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara

IV.1.1.1. Sejarah singkat Perum Bulog

Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda. Saat itu, untuk pertama kalinya pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan menghapus impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem lisensi.

Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI No. 19/1998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok Bulog hanya mengelola beras saja. Tugas pokok Bulog diperbaharui kembali, yaitu melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selama lebih dari 30 tahun manajemen Bulog tidak banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas dan fungsi dalam berbagai periode. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun, sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997

sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar.

Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya Amerika Serikat dan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan World Bank. Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah Bulog harus berubah secara total. Dorongan untuk melakukan perubahan datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri. Pertama, perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 Tahun 2001 menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei 2003. Kedua, berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal. Ketiga, masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan. Keempat, perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar. Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001 mengatur

di bidang manajemen logistik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada presiden.

Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI, disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah Perum. Dengan bentuk Perum Bulog tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga. Di samping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Oleh karena itu, diharapkan perubahan status Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakatluas. Dan pada akhirnya sejak tanggal 20 Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.

IV.1.1.2. Visi dan misi Perum Bulog

Sebagai lembaga pangan terbesar di Indonesia, Perum Bulog mempunyai visi dan misi tertentu untuk menjalankan tugasnya. Visi Perum Bulog adalah menjadi lembaga pangan yang handal untuk memantapkan ketahanan pangan artinya dengan visi tersebut Perum Bulog harus memiliki keunggulan daya saing, baik dari segi kualitas komoditas, kualitas pelayanan, tingkat efisiensi maupu efektivitas yang tinggi bila dibandingkan dengan institusi lainnya. Dan lebih dari itu Bulog juga memiliki peran yang cukup penting dalam upaya meujudkan sekaligus memantapkan ketahanan pangan, baik dalam skala rumah tangga maupun nasional.

Sedangkan misi dari Perum Bulog adalah:

1. Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan pangan.

2. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan secara berkelanjutan yang memberikan manfaat kepada perekonomian nasional.

3. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan dan usaha lain secara berkelanjutan dan bermanfaat kepada stakeholders.

4. Menjalankan usaha dalam bidang produksi, pemasaran dan jasa di bidang komoditi pangan guna mendukung program pengembangan hasil pertanian khususnya pangan dan bidang lainnya dengan upaya memaksimalkan produktivitas, efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba.

IV.1.1.3. Struktur organisasi Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Divisi Regional (Divre) wilayah kerjanya berada di ibukota suatu provinsi (wilayah tingkat I), berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur utama. Divre dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Kadivre. Divre melaksanakan tugas pokok dan fungsi perum Bulog di wilayah kerjanya.

Divisi regional mempunyai fungsi: 1. Pelaksanaan kegiatan di bidang publik. 2. Pelaksanaan kegiatan di bidang komersial.

3. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan.

4. Pengelolaan sumber daya bagi terlaksananya tugas Divre secara berdaya guna dan berhasil guna.

5. Pelaksanaan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi pemerintah dan badan usaha lain di wilayah kerjanya.

Susunan organisasi Divisi Regional Sumatera Utara terdiri dari: I. Kepala Divisi Regional (Kadivre)

Kepala mempunyai tugas memimpin Divisi Regional (Divre) yang sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku, membina sumber daya Perum Bulog di lingkungan Divre, melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelayanan publik, komersial, administrasi dan keuangan, dan melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi pemerintah.

II. Bidang Administrasi dan Keuangan

Bidang Administrasi dan Keuangan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang keuangan, yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala. Bidang keuangan mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang anggaran, keuangan, akuntansi dan investasi.

Bidang keuangan terdiri dari: 1. Seksi SDM dan Hukum. 2. Seksi Humas.

3. Seksi TU dan Umum. 4. Seksi Keuangan. 5. Seksi Akuntansi. III.Bidang Pelayanan Publik

Bidang Pelayanan Publik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang pelayanan publik, berada di bawah dan tanggung jawab langsung kepada Kadivre. Bidang ini mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang perencanaan pelayanan publik, pendanaan, persediaan dan perawatan serta penyaluran komoditi pangan.

Bidang Pelayanan Publik terdiri dari: 1. Seksi Pengadaan.

2. Seksi Persediaan dan Angkutan. 3. Seksi Perawatan Kualitas. 4. Seksi Penyaluran.

5. Seksi Analisa Harga dan Pasar. IV.Bidang Rencana Pengembangan Usaha

Bidang ini adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi Perum Bulog di bidang pengembangan dan IT, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kadivre. Bidang ini mempunyai tugas merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, menetapkan dan mengendalikan kebijakan dan strategi di bidang industri, perdagangan dan jasa serta teknologi informasi.

Bidang Rencana Pengembangan Usaha ini terdiri dari: 1. Seksi Jasa.

2. Seksi Industri dan Perdagangan. 3. Seksi Teknologi Informasi. V. Bidang Pengawasan

IV.1.1.4. Standar penilaian prestasi kerja pada Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara

Penilaian Prestasi Kerja (PPK) adalah “suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta dilakukan secara berkala”.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh French (1996), PPK pada dasarnya merupakan kajian sistematik tentang kondisi kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut French, kajian kondisi kerja ini haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu standar proses kerja maupun standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya, organisasi harus mengkomunikasikan penilaian tersebut kepada pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek penilaian adalah kecapakan/kemampuan pegawai melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang diberikan, penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas, sikap dalam menjalankan tugas, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas, ketegaran jasmani dan rohani di dalam menjalankan tugas, dan sebagainya.

Pendekatan yang dilakukan dalam penilaian prestasi kerja pegawai sangat banyak. Dari sekian banyak metode atau sistem yang digunakan sistem penilaian prestasi kerja pegawai pada Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara menggunakan sistem penilaian Rating Scale, di mana penilaian dilakukan secara subjektif dilakukan oleh penilai (atasan langsung) dengan skala tertentu dari tertinggi

sampai terendah dengan menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel IV.1. Penilaian Prestasi Kerja pada Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara

Dokumen terkait