• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Gambaran Umum Perumahan Joyo Grand, Kota Malang

Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota Malang terletak 90 Km sebelah selatan Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, serta merupakan salah satu Kota terbesar di Indonesia menurut jumlah penduduk. Disamping itu, Malang juga merupakankota terbesar kedua di Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung.

Kota Malang berada di dataran tinggi yang sejuk dan seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252, 10 km. bersama dengan kota Batu dan Kabupaten Malang, Kota Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang) wilayah Malang Raya yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, adalah kawasan metropolitan terbesar kedua di Jawa Timur setelah Gerbang

10ibid

Kertosusila. Kawasan Malang Raya dikenal sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia.11

Malang dikenal sebagai salah satu kota tujuan pendidikan ternama di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyak Universitas dan Politeknik Negeri maupun swasta yang terkenal hingga seluruh Indonesia.Beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebutan lain kota ini adalah kota bunga, dikerenakan pada zaman dahulu Malang dinilai sangan indah dan cantik dengan banyak pohon-pohon dan bunga yang berkembang dan tumbuh dengan indah dan asri. Malang juga dijuluki Paris Van Oost-Java, karena keindahan kotanya bagaikan kota “Paris” di timur Pulau Jawa. Selai itu, karena keindahan kotanya yang dikelilingi pegunungan serta tata kotanya yang rapi, Malang juga mendapatkan julukan Zwitserland van Javadan menyamai Negara Swiss di Eropa. Selain itu, Malang juga semakin dikenal sebagai kota belanja, karena banyanknya mall danfactory outlet yang bertebaran di kota ini. Hal inilah yang membuatkota Malang dikenal luas memiliki keunikan, yakni kerana kemiripannya dengan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat, diantaranya dari segi geografis, julukan, dan perkembangan kotanya.12

11Kota Malang, kotamadya di Privinsi Jawa Timur, Indonesia.https://id.m.wikipedia.org. Diakses tanggal 23 oktober 2016, pukul 22.00

12ibid

Kota Malang yang terletak di dataran tinggi yaitu pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut. Letak kota Malang berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Malang dan secara Astronomis terletak 112,06°-112,07° Bujur Timur dan 7,06°-8,02° Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut:13

1. Sebelah Utara : Kecamatn Singosari dan Kecamatan Karangploso , Kabupaten Malang.

2. Sebelah Timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang

3. Sebelah Selatan : Kecamatan Tajinah dan Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.

4. Sebelah Barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Kota Malang juga dikelilingi beberapa pegunungan besar, diantaranya adalah pegunungan Bromo-Tengger (berkisar 2.700 m dpl); Gunung Semeru (3.676 m dpl); Gunung Arjuno (3.339 m dpl);

Gunung Butak (2.868 m dpl); Gunung Kawi (2.551 m dpl); serta Gunung Panderman (2.045 m dpl). Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Selain itu, Kota Malang dilalui salah satu sungai terpanjang di Indonesia serta terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo, yaitu Sungai Brantas yang mata airnya terletak di lereng Gunung Arjuno di se beleh barat laut kota.

13ibid

Keadaan tanah di wilayah Kota Malang antara lain :14

1. Bagian selatan merupakan dataran tinggi yang cukup luas, cocok untuk industri.

2. Bagian utara merupakan dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian.

3. Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang subur.

4. Bagian barat merupakan dataran tinggi yang amat luas menjadi daerah pendidikan.

Jenis tanah di wilayah kota Malang ada 4 macam, antara lain : 1. Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

2. Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

3. Asosial latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

4. Assosiasi andosol coklat dan grey hukus dengan luas 1.765..160 Ha.

Struktur tanah pada umumnya relative baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif kemiringan sekitar 15%.

Kondisi iklim Kota Malang selama tahun 2006 tercatat rata-rata suhu udara berkisar antara 22,2℃ - 24, 5℃. Sedangkan suhu maksimum mencapai 32,3℃ dan suhu minimum 17,8 ℃. Rata-rata

14ibid

kelembaban udara di Kota Malang berkisar antara 74% - 82%, dengan kelembaban maksimum 97% dan minimum mencapai 37%. Seperti umumnya daerah lain di Indonesia, kota Malang juga mengikuti perubahan putaran 2 iklim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Berdasarkan hasil pengamatan stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang relative tinggi di Kota Malang terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Desember.Sedangkan curah hujan relative rendah terjadi pada bulan Juni, Agustus, dan November.Kecepatan angin maksimum terjadi di bulan Mei, September, dan Juli.15

4.2 Peran Balai Harta Peninggalan Surabaya terhadap jual beli dalam memberikan kebijakan terkait pengesahan pemilik yang sah terhadap tanah dan bangunan yang tidak diketahui pemiliknya.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1457 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, dapat diketahui bahwa jual beli adalah:

“Suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedang pihak yang lain (si pembeli) berjanji utnuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.”

Dari ketentuan Pasal 1457 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tersebut, jelas bahwa memang ada dua pihak yang terkait dengan jual beli, yaitu pihak penjual dan pihak pembeli. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau

15 ibid

perikatan untuk memberikan sesuatu yang dalam hal ini diwujudkan kewajiban bagi pihak penjual untuk menyerahkan barang yang dijualnya dan kewajiban bagi pihak pembeli untuk menyerahkan uang sesuai dengan harga yang telah disepakati bersama.16

Sederhana saja, jual beli akan terjadi jika terdapat dua pihak yaitu pihak pembeli dan pihak penjual yang mengadakan suatu kesepakatan untuk melakukan perjanjian jual beli. Seperti halnya yang terdapat dalam Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang mengatur tentang syarat-syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan c. Suatu hal tertentu

d. Suatu sebab yang halal

Namun dalam hal ini tentu akan sulit terjadi jika salah satu pihak tidak ada dalam suatu perjanjian jual beli, karena obyek dari jual beli yang akan saya teliti disini adalah tanah dan bangunan yang tidak diketahui pemiliknya, dimana maksud dari tanah dan bangunan yang tidak diketahui pemliknyadisini adalah, bahwa tanah dan bangunan tersebut secara fisik ada tetapi pihak yang memiliki tidak diketahui keberadaannya dan tidak adanya ahli waris. Dapat dikatakan pemilik dari tanah dan bangunan tersebut tidak hadir karena si pemilik sah meninggalkan tempat tinggalnya tanpa membuat suatu surat kuasa untuk mewakilinya.

Berkaitan dengan hal ini maka proses jual beli tidak akan berlangsung seperti pada umumnya, karena tanah dan bangunan yang tidak diketahui

16 Pengertian Jual Beli pada Umumnya, http://dokumen.tips/documents/paengertian-jual-beli-pada-umumnya-bahan-ajar.html, diakses tanggal 28 April 2016

pemiliknya menjadi kewenangan Balai Harta Peninggalan termasuk adanya proses jual beli. Pihak Balai Harta Peinggalan (BHP) yang berperan untuk menangani dan mengatasi permasalahan tersebut, sesuai dengan pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor M.02-HT.05.10 Tahun 2005 Tentang Permohonanizin Pelaksanaan Penjualan Harta Kekayaan Yang Pemiliknya Dinyatakan Tidak Hadir Dan Harta Peninggalan Yang Tidak Terurus Yang Berada Dalam Pengurusan Dan Pengawasan Balai Harta Peninggalan. yang menjelaskan bahwa :

“Balai Harta Peninggalan adalah unit pelaksana teknis pada Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berada dibawah Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia yang secara teknis bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum mempunyai tugas mewakili dan mengurus kepentingan orang yang karena hukum atau putusan/penetapan pengadilan tidak dapat menjalankan sendiri kepentingannya berdasarkan peraturan perundang-undangan”.

Dalam hal ini Balai Harta Peninggalan mempunyai kewenangan dalam proses penjualan harta kekayaan yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir, dimana kewenangan Balai Harta Peninggalan disini berdasarkan putusan dan ketetapan Pengadilan. Dan juga berdasarkan pasal 463 KUHPerdata yang berbunyi :

“Jika terjadi, seorarang telah meninggalkan tempat tinggalnya, dengan tidak memberi kuasa kepada seorang wakil, guna mewakili dirinya dan mengurus harta kekayaannya, pun ia tidak mengatur urusan-urusan dan kepentingan-kepentingan itu, atau pun, jika pemberi

kuasa kepada wakilnya tidak berlaku lagi, maka, jika ada alasan-alasan yang mendesak guna mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan itu, atau guna mengadakan seorang wakil baginya, pengadilan negeri tempat si yang tak hadir, atas permintaan mereka yang berkepentingan, atau atas tuntutan jawatan Kejaksaan, harus memerintahkan kepada Balai Harta Peninggalan, supaya mengurus seluruh atau sebagianharta kekayaan dan kepentingan-kepentingan itu, pula supaya membela hak-hak si yang tak hadirdak mewakili dirinya..”

Tetapi perlu di tekankan, meskipun sudah ada ketentuan di dalam pasal tersebut namun jika tidak ada ketetapan atau putusan dari pengadilan maka Balai Harta peninggalan tidak berwenang untuk mewakili atau mengurus harta kekayaan maupun untuk menangani masalah jual beli harta kekayaan dari si tak hadir tersebut.17 Berbicara tentang kewenangan maka tak lepas dari peran yang dilaksanakan oleh BHP. Peran Balai Harta Peninggalan dalam system Hukum Perdata Indonesia terwujud dalam tugas dan fungsinya yang berpedoman pada surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 19 Juni 1980 Nomor M.01.PR.07.01-80. Tahun 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Harta Peninggalan, yang mempunyai fungsi:18

1. Melaksanakan penyelesaian masalah perwalian, pengampuan ketidakhadiran dan harta peninggalan yang tidak ada kuasanya dan lain-lain masalh yang diatur dalam perundang-undangan.

2. Melaksanakan penyelesaian pembukaan dan pendaftaran surat wasiat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

17 Wawancara Wawancara dengan Kurniawati, SH, Anggota Teknis Hukum, Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 November 2016 bertempat di Kantor BHP Surabaya Jl Raya Juanda, Surabaya.

18 Panduan Praktis Balai Harta Peninggalan Surabaya, Fungsi dan Tugas Pokoknya, hlm. 5

3. Melaksanakan penyelesaian masalah kepailitan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain itu peran Balai Harta Peninggalan juga tercamtum dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata terletak pada buku ke I tentang Orang dan didalam Buku ke II tentang Kebendaan. Secara garis besar Balai Harta Peninggalan (BHP) mencakup pengurusan dalam bidan perwalian, pengampuan, ketidakhadiran, harta peninggalan tak terurus, kepailitan, pembukuan dan pendaftran surat wasiat serta keterangan surat hak waris. Pada intinya peran dari Balai Harta Peninggalan menurut wawancara yang saya lakukan dengan Ibu Kurniawati, SH yang menjabat sebagai Anggota Teknis Hukum di Balai Harta Peninggalan Surabaya adalah Untuk melaksanakan atau melindungi serta mewakili kepentingan orang si taik hadir tersebut dan mengurus harta kekayaannya.baik di pengadilan maupun di luar pengadilan.19

Sedangkan secara khusus yang termasuk tugas pokok dan fungsi Balai Harta Peinggalan yang tercantuk dalam sistem Hukum Perdata adalah sebagai berikut :20

1. Pengurusan diri pribadi dan harta kekayaan anak-anak yang belum dewasa selama belum ditunjuk seorang wali atas mereka (Pasal 359 ayat terakhir KUHPerdata atau disebut juga Wali Sementara jo pasal 55 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia.

2. Sebagai wali pengawas (Pasal 366 KUHPerdata jo pasal 47 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia).

19 Wawancara Wawancara dengan Ibu Kurniawati, SH, Anggota Teknis Hukum, Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 November 2016 bertempat di Kantor BHP Surabaya Jl Raya Juanda, Surabaya.

20Op.cit , hlm. 7-9

3. Mewakili kepentingan anak-anak belum dewasa dalam hal ada pertentangan dengan kepentingan wali (Pasal 370 KUHPerdata jo pasal 25 a Reglement voor Het Collegie van Boedelmeesteren).

4. Pengurusan harta kekayaan anak-anak belum dewasa dalam hal pengurusan itu dicabut dari wali mereka (Pasal 338 KUHPerdata).

5. Pengampuan atas anak yang masih dalam kandungan (Pasal 348 KUHPerdata jo. Pasal 45 Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia).

6. Pendaftaran dan pembukaan surat-surat wasiat (Pasal 41 dan 42 OV dan Pasal 937 dan Pasal 942 KUHPerdata).

7. Pengurusan harta peninggalan yang tidak ada kuasanya (onbeheerde nalatenschappen; Pasal 1126, Pasal 1127 dan 1128 KUHPerdata), demikian pula pengurusan barang-barang peninggalan dari penumpang-penumpang dan awak kapal yang meninggal dunia, hilang atau tertinggal pada kapal-kapal Indonesia (Stb. 1886/131).

8. Pengurusan boedel-boedel dari orang-orang yang tidak hadir (boedel van afwezigen), Pasal 463 KUHPerdata jo pasal 61 Instruksi Untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia.

9. Pengurusan harta kekayaan orang-orang yang berada dibawah pengampuan karena sakit jiwa atau pemboros, dalam hal ini BHP adalah bertugas selaku pengampu pengawas (Pasal 449 KUHPerdata), akan tetapi bila pengurusan dicabut dari pengampunya, langsung menjadi pengurus harta kekayaan orang

yang berada dibawah pengampuan (Pasal 452 jo. Pasal 338 KUHPerdata).

10. Pengurusan harta-harta dari orang-orang yang dinyatakan pailit (Pasal 13 Peraturan Kepailitan Stb. 1905 No. 217, sekarang Pasal 70 ayat (1) huruf a UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

11. Melakukan pengelolaan dan pengembangan uang pihak ketiga Balai Harta Peninggaln berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman (Vereeniging tot Eenen Massa Van de Kassen der weeskamers en der Boedelkamers en Regeling van het Beheer Dier Kassen) Penyatuan Masa dari Kas-kas Balai Harta Peninggalan dan Balai Budel, dan Peraturan tentang Pengurusan Kas-kas itu, Stb 1897 No. 23.

12. Sesudahmerdeka, semasa pemerintahan Republik Indonesia, kepada Balai Harta Peninggalan dibebani tugas untuk mewakili pemilik-pemilik tanah partikelir yang tidak diketahui pemiliknya atau tempat tinggal pemiliknya dalam hal likwidasi tanah-tanah partikelir tersebut (Pasal 2 ayat (2) UU No.1 Tahun 1958, Lembaran Negara 1958 No. 2).

13. Melakukan Pemecahan dan Pembagian waris (pasal 1071 KUHPerdata).

14. Melakukan Pekerjaan Dewan Perwalian (Voogdijraad) yang dibentuk dengan besluit Gouverneur Generaal van Nederlandsch

Indie tanggal 25 Juli 1927 No. 8, Stb. 1927 No. 382, mulai berlaku tanggal 5 Agustus 1927.

15. Melakukan penerimaan dan pengelolaan Dana Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Pasal 22 ayat (3a) dan pasal 26 ayat (5) PP no. 53 Tahun 2012 jo, Peraturan Menkumham No. 13 Tahun 2013.

16. Melakukan Peneriman dan Pengelolaan hasil Transfer Dana dari Bank (Pasal 37 ayat (3) UU No. 3 Tahun 2011 jo pasal 17 ayat (4) dan (5), pasal 18 Peraturan Bank Indonesia No 14/23/PBI/2012.

17. Pembuatan Surat Keterangan Hak Waris (verklaring van erfrecht) Bangsa Timur Asing, kecuali Tionghoa, ditentukan pada ayat (1) dalam Pasal 14 instructie voor de Gouverments Landmaters in Indonesie en els zoodaning fungeerende personen (Instruksi bagi para Pejabat Pendaftaran Tanah di Indonesia dan mereka yang Bertindak Sedemikian) Stbl. 1916 No. 517 jo Surat Menteri dalam Negeri cq Kepala Direktorat Jenderal Agraria Departemen dalam Negeri tanggal 20 Desember 1969 Nomor: Dpt/12/63/12/69 jo, Peraturan Menteri Negara/Kepala BPN No, 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, BHP mengenakan leges atau upah(weeskamerloon) dalam pengurusannya, dan mengenakan tarif leges itu diatur dalam Algameen tarief voor de belooningen der Weeskamers in Indonesie,ditetapkan besluit Gouverneur Generaal tanggal 21 Nopember 1924, mulai berlaku tanggal 1 Desember 1924, Stb. 1924/523 jo. 524), yang

telah beberapa kali mengalami perubahan, yaitu dengan Stb.1928/210, Stb.1949/450 jo. 456, Perpu No. 17/1960 (Lembaran Negara No. 1960/51) berhubungan dengan keputusan Menteri Kehakiman tanggal 26 Juni 1972 Nomor J.S.5/5/16 dan terakhir disesuaikan dengan PP No. 26 Tahun 1999 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Departemen Kehakiman (sekarang Departemen Hukum dan HAM RI).Pendapatan BHP ini jelas merupakan sumber pemasukan yang tidak kecil untuk Kas Negara.

Balai Harta Peninggalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya ditunjuk sebagai pengelola harta kekayaan berupa rumah atau tanah yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir dengan Penetapan Pengadilan Negeri,Apabila di dalam penetapan-penetapan Pengadilan Negeri terdapat suatu perintah kepada BHP untuk melaksanakan pengurusan harta kekayaan dari subjek hukum yang dinyatakan tak hadir (afwezigheid), maka BHP berwenang dan berkewajiban melaksanakan pengurusan tersebut sesuai dengan penetapan Pengadilan Negeri setempat yang salinannya disampaikan kepada BHP.21

Dalam prakteknya perlu diperhatikan beberapa langkah yang harus dilaksanakan oleh BHP setelah penetapan ketidakhadiran dari Pengadilan Negeri diterima BHP, yaitu :22

Melaksanakan Inventarisasi Boedel Ketidakhadiran (afwezigheid) Berdasarkan dan sesuai dengan Penetapan Pengadilan Negeri setempat, yang

21Pasal 464-465 KUHPerdata, Pasal 66 Instruksi untuk BHP di Indonesia LN.1872 No. 166 dan Instruksi Menteri Kehakiman RI No.M.07.HT.05.10 Tahun 1984.

22Syuhada, “Analisis Hukum Terhadap Kewenangan Balai Harta Peninggalan Dalam Pengelolaan Harta Kekayaan Yang Tidak Diketahui Pemilik Dan Ahliwarisnya (Studi Di Balai Harta Peninggalan Medan)”, Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan , 2009, hlm. 124.

diktumnya dengan tegas menyatakan subjek tertentu berada dalam keadaan tak hadir dan memerintahkan BHP untuk mengurus harta kekayaan serta kepentingan subjek dimaksud. BHP pada asasnya berwenang menguasai harta kekayaan dari subjek tak hadir, serta berkewajiban mengelolanya lebih lanjut (Bagian I, Bab XVIII, Buku I KUHPerdata jo. Bab IV Instruksi untuk BHP).

Wajib dengan segera menyusun, memelihara serta menyimpan register ketidakhadiran dengan cermat (Pasal 40 Peraturan Rumah Tangga BHP) dan selanjutnya melakukan pencatatan dan pendaftaran terhadap harta kekayaan afwezigheid tersebut. Pendaftaran dan pencatatan harta tersebut bertujuan untuk mengetahui yang mana menjadi harta kekayaan afwezigheid, karena kemungkinan terhadap satu objek harta kekayaan dapat menjadi milik beberapa orang.BHP jika perlu setelah mengadakan penyegelan, berwajib membuat daftar lengkap dari pada segala harta kekayaan yang pengurusannya dipercayakan kepadanya.23Hal ini perlu sekali, sehubungan dengan kewajiban Balai untuk mempertanggung jawabkan kepengurusannya (Pasal 465 KUHPerdata). Selanjutnya juga harus diperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Pasal 64 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Instructie voor de Weeskamer in Indonesie(Instruksi untuk Balai Harta Peninggalan di Indonesia).

Ayat (2) Instructie voor de Weeskamer in Indonesieberbunyi :

“Jikalau Balai Harta Peninggalan menganggap perlu mengadakan penyegelan, maka atas permintaannya pegawai yang ditugaskan untuk penyegelan-penyegelan mengambil tindakan-tindakan seperlunya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam peraturan acara perdata untuk Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung”.

23 Lihat ketentuan Pasal 464 ayat (1) jo. Pasal 465 KUHPerdata

Ayat (3) Instruksi voor de Weeskamers in Indonesieberbunyi :

“Pencatatan boedel baik dengan maupun tanpa penyegelan dapat dilakukan Balai Harta Peninggalan secara di bawah tangan”.

Ayat (4) Instructie voor de Weeskamer in Indonesie berbunyi :

“Akta pencatatan boedel selekasnya dibawa kepada Balai Harta Peninggalan, bersama-sama dengan surat-surat, uang dan surat berharga lainnya yang berhubungan dengan harta peninggalan itu”.

Bangunan atau tanah yang dikelola oleh Balai Harta Peninggalan tersebut pada umumnya dimohonkan untuk dibeli oleh para penghuninya atau oleh mereka yang menguasai melalui Balai Harta Peninggalan (Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Rl Nomor : M.02-HT.05.10 Tahun 2005 tentang Permohonan ijin Pelaksanaan Penjualan Harta Kekayaan yang Pemiliknya dinyatakan Tidak Hadir dan Harta Peninggalan yang tidak terurus berada dalam Pengawasan BHP.

Permohonan tersebut didasarkan pada suatu Putusan Pengadilan Negeri sebagai dasar hukum bagi BHP dalam melaksanakan penjualan sebagaimana yang dimohonkan oleh pemohon, hal ini sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M-01-HT.05.10 Tahun 1990 tentang Petunjuk Untuk Mengajukan Permohonan Izin Prinsip dan Izin Pelaksanaan Penjualan Boedel Afwezig dan Onbeheerde Nalataenschap yang berada dibawah Pengawasan dan Pengurusan Balai Harta Peninggalan.

J. Satrio dalam bukunya yang berjudul “Hukum Pribadi Persoon Alamiah” mengemukakan bahwa tindakan sementara yang diambil oleh Pengadilan sehubungan dengan ketidakhadiran adalah menunjuk pengurus (bewindvoerder)untuk :

1. Mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan kepentingan-kepentingan si

tak hadir;

2. Untuk membela hak-hak si yang tak hadir dan;

3. Mewakilinya.

Di Indonesia pada asasnya yang ditunjuk sebagai pengurus (bewindvoerder) adalah Balai Harta Peninggalan.Dalam hal ini tentu BHP sebagai bewindvoerder (pengurus) perlu dilengkapi dengan kewenangan-kewenangan untuk bisa mengurus dan mewakili si tak hadir mengenai seberapa besar kewenangan yang akan diberikan kepada bewindvoerder (pengurus), diserahkan sepenuhnya kepada Pengadilan.24Hal ini tentunya disesuaikan dengan kewajiban yang disebutkan dalam Pasal 463KUHPerdata, yaitu untuk “mengurus seluruh atau sebagian harta kekayaan dan kepentingan-kepentingan”

Maka sesuai dengan ketentuan tersebut, bagaimana peran dari Balai Harta Peninggalan Surabaya terhadap jual beli terkait pengesahan pemilik yang sah dari tanah dan bangunan yang tidak diketahui pemiliknya? Menurut pasal 2 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia :

“Proses pelaksanaan izin pelaksanaan penjualan harta kekayaan yang pemiliknya dinyatakan tidak hadir dan

24Ibid, hlm 126.

harta peninggalan yang tidak terurus yang berada dalam pengurusan dan pengawasan Balai Harta Peninggalan dilakukan oleh Direktur Jenderal berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini”

Dalam hal ini mengenai peran Balai Harta Peninggalan terkait tugas sebagai pengampu atas orang yang dinyatakan tidak hadir (afwezeig) diatur dalam pasal 463 KUHPerdata dari ketentuan pasal 463 tersebut dapat diketahui unsur-unsur yang harus dipenuhi terlebih dahulu, agar seseorang dapat dinyatakan tidak hadir, adapun unsur-unsur tersebut adalah:25

a. Ada seseorang yang yang telah meninggalkan tempat tinggalnya dan tidak diketahui dimana tempat tinggalnya yang baru, demikian pula tidak dapat dibuktikan bahwa ia telah meninggal dunia.

b. Ketika meninggalkan tempat tinggalnya itu ia tidak menunjuk seseorang sebagai kuasa untuk mewakili dirinya maupun mengurus harta kekayaan dan kepentingannya. Atau kemungkinan ada kuasa tetapi kuasa itu tidak dapat dipergunakan lagi.

b. Ketika meninggalkan tempat tinggalnya itu ia tidak menunjuk seseorang sebagai kuasa untuk mewakili dirinya maupun mengurus harta kekayaan dan kepentingannya. Atau kemungkinan ada kuasa tetapi kuasa itu tidak dapat dipergunakan lagi.

Dokumen terkait