• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Pabrik Cambrics Primissima (disingkat PT. Primssima) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil,

yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara

pengusaha swasta nasional yang tergabung dalam GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dengan pemerintah Indonesia PT. Primissima didirikan tanggal 22 Juni 1971 dengan tujuan semula untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batik halus berupa kain mori yang sebelumnya diimpor dari RRC, India dan Jepang.

Modal PT. Primissima terdiri atas bantuan kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia dalam bentuk mesin, yang nilai mesin tersebut merupakan saham Pemerintah Indonesia (Departemen Keuangan RI), sedangkan harga tanah dan bangunan merupakan saham GKBI. Pembangunannya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 54/1970 ditetapkan bahwa modal dasar sebesar Rp 1.230.000.000,00 yang terdiri atas nama saham negara Republik Indonesia dari GKBI sebesar Rp. 500.000.000,00 sehingga perbandingan saham saat didirikan sebagai berikut:

commit to user

24

• Pemerintah Republik Indonesia : 59,35 %

• Gabungan Koperasi Batik Indonesi : 40,65 %

Komposisi saham Pemerintah Republik Indonesia dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia pada awal tahun 1990 adalah: • Pemerintah RI : 52,79 %

• GKBI : 47,21 %

Karena saham Pemerintah Republik Indonesia lebih dari 50% maka PT. Primissima berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

PT. Primissima memiliki tiga pabrik produksi. Pabrik I, mulai berjalan dan diresmikan pada 2 Februari 1972 oleh Menko Ekuin Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sampai saat ini Primissima sudah dua kali melakukan perluasan pabrik dan satu kali renovasi pabrik, yaitu perluasan pertama (pabrik II) pada awal Maret 1974 dan selesai tanggal 7 Agustus 1976. Kemudian perluasan kedua pabrik (pabrik III) dibangun pada bulan Juni 1981 dan selesai pada 29 Maret 1984. Renovasi pabrik I dimulai April 1994 yaitu penggantian 180 mesin Loom dengan 60 mesin jet 100 m (AJL) dan memulai berproduksi pada bulan Oktober 1994.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi adalah sekumpulan entitas (mesin, orang) yang bekerjasama dalam suatu acara yang terstruktur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bagi perusahaan sendiri struktur organisasi

commit to user

25 mempunyai peranan penting untuk memudahkan pembagian wewenang serta tanggung jawab dan tugas setiap anggota organisasi guna mencapai tujuan bersama tersebut. Setiap perusahaan mempunyai bentuk dan modal struktur organisasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi tersebut tersusun atas departemen memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dan antara departemen tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan departemen yang lainnya. Organisasi PT. Primissima oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi dipimpin oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dikukuhkan melalui surat keterangan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dewan Direksi PT. Primissima terdiri atas:

a. Direktur Utama b. Direktur Produksi

c. Direktur Administrasi dan Keuangan d. Direktur komersial

Unit-unit yang ada didalam organisasi menjalankan tugas dan wewenang yang telah telah ditetapkan dalam garis besar fungsional. Adanya struktur organisasi yang jelas, satuan-satuan organisasi lebih terkoordinasi dan terjalin kerja sama yang bertanggung jawab, sehingga kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi berjalan dengan baik.

commit to user

26 Struktur organisasi PT. Primissima berdasar pada struktur organisasi garis bercabang. Tanggung jawab, wewenang dan perintah dilakukan pimpinan perusahaan paling atas turun menurun sampai bagian paling bawah. Tiap bagian wajib mempertanggung- jawabkan pekerjaan pada atasan yang memberi perintah.

Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi di PT. Primissima. Direktur utama menetapkan kebijakan umum perusahaan, mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat serta mengendalikan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur Utama meliputi:

a. Menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam menyusun dan melaksanakan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang disahkan oleh RUPS. Mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat dalam melaksanakan tugas dan wewenang pokoknya masing-masing dalam pencapaian tujuan produktif.

b. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mengendalikan kegiatan perusahaan.

c. Menetapkan kebijakan umum dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pemerintah di bidang tekstil.

d. Bertindak sebagai penanggung jawab utama untuk mencapai tujuan perusahaan.

commit to user

27 Untuk membantu tugas Direktur Utama telah disusun pengelompokan tugas setiap bidang kerja organisasi sebagai berikut:

a. Direksi Produksi

1) Memimpin dan mengawasi bidang produksi dengan segala sangkut pautnya.

2) Melaksanakan pembelian bahan baku kapas.

3) Mengawasi teknik riset pasar dan penjualan hasil produksi. b. Direktur Komersial

1) Mengawasi atau memimpin bidang logistik, pemasaran atau penyimpanan.

2) Membantu tugas direktur utama di bidang pemasaran.

3) Meneliti/mengawasi seluruh biaya dengan berpegang teguh pada anggaran perusahaan.

c. Direktur Administrasi dan Keuangan 1) Membantu tugas Direktur Komersial.

2) Melakukan pengawasan di segala bidang khususnya di bidang akuntansi dan keuangan serta tata tertib akuntansinya.

3) Memimpin bidang kepegawaian dan bidang umum lainnya. d. Departeman Personalia

commit to user

28 2) Menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh

direksi.

3) Membantu direksi dalam menyusun dan melaksanakan Anggaran Tenaga Kerja Perusahaan.

4) Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase

penerimaan pegawai, pemberhentian, peraturan personalia, pembinaan personalia.

e. Departemen Keuangan

1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen keuangan sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh direksi. 2) Membantu Direksi dalam menyusun Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Perusahaan, sehingga diperoleh bahan-bahan untuk menyusun kebijaksanaan guna mencapai tujuan perusahaan.

f. Departemen Komersial

1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen komersial sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Direksi. 2) Bertanggung jawab terhadap Direktur Komersial.

3) Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.

g. Departemen Spinning (Pemintalan)

1) Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan umum perusahaan dalam memproduksi secara efektif dan efisien.

commit to user

29 2) Mengusahakan untuk memajukan produksi khususnya

dibagian pemintalan.

3) Mengawasi perawatan peralatan.

4) Mengadakan hubungan dengan kepala departeman lainnya dalam lingkungan perusahaan.

h. Departemen Weaving (Pertenunan)

1) Menyelenggarakan pengawasan terhadap perawatan dan pemakaian bahan baku.

2) Membantu pengadaan kebutuhan bahan baku, mesin-mesin dan alat produksi.

3) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya dalam lingkungan perusahaan.

i. Departemen Teknik Umum

1) Mengawasi kegiatan mesin-mesin dan listrik untuk mencapai hasil semaksimal mungkin.

2) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya dalam lingkungan perusahaan.

commit to user

30

STRUKTUR ORGANISASI PT. PRIMISSIMA

Sumber Data : PT. Primissima

Gambar III.1

Struktur Organisasi PT. Primissima

3. Aspek Sumber Daya Manusia

a. Jumlah karyawan

Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor, minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 1.236 orang karyawan. Berikut ini adalah rincian karyawan menurut bagian masing-masing:

1) Bagian Spinning = 416 orang

commit to user

31

3) Bagian Teknik Umum = 86 orang

4) Bagian PPK = 16 orang

5) Bagian Personalia = 37 orang

6) Bagian Sekretariat = 54 orang

7) Bagian Keuangan = 11 orang

8) Bagian Komersial = 42 orang

9) Bagian SPI = 8 orang

Sumber : Departemen HRD PT. Primissima

Ditambah dengan direksi yang berjumlah 4 orang dan komisaris berjumlah 5 orang sehingga seluruhnya ada 1.247 orang.

b. Hari dan Jam Kerja

Perusahaan membagi waktu kerja dalam kegiatan proses produksinya menjadi:

1) Karyawan kantor/staff

Masuk kerja seperti biasa yaitu hari biasa (senin- jumat) jam 07.30-15.30 WIB, istirahat dari jam 11.00-13.00 WIB. Dimana karyawan meliputi :

a) Kepala Departemen

b) Kepala Bagian Pabrik I, II dan III

c) Kepala Bagian Maintenance Pabrik I, II dan III d) Kepala Bagian Grey Finishing

e) Trainer

commit to user

32 2) Karyawan bagian produksi

Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam setiap harinya kecuali hari Jumat 22,5 jam. Sedangkan untuk hari besar/libur tidak ada kegiatan produksi. Sistem kerja terdiri dari 3 shift dan 4 group khusus untuk dibagian produksi dan satpam. Dibagi dalam 3 kelompok jam kerja (shift) secara bergantian dalam seminggunya, yaitu:

a) Shift I : Pukul 06.00-14.00 WIB dengan waktu istirahat 60 menit.

b) Shift II :Pukul 14.00-22.00 WIB dengan waktu istirahat 30 menit.

c) Shift III:Pukul 22.00-06.00 WIB dengan waktu istirahat 60 menit.

PT. Primissima memiliki tenaga kerja sebanyak 1269 orang. Karyawan PT. Primissima dibedakan menjadi tuju golongan yaitu golongan I-VII. Penggolongan ini didasarkan pada tingkat pendidikan karyawan atau menurut ijazah. Adapun penggolongan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1:

commit to user

33

Tabel III.1

Data Tenaga Kerja Menurut Golongan, Tingkat Pendidikan serta Jabatannya

Golongan Pendidikan Keterangan

I SD Pelayan/Kebersihan

II SLTP Operator/Pembantu II

III STM Montir/Pembantu I

IV SLTA Kepala Regu/Pembantu

V Sarjana Muda Utama

VI Sarjana/SM Kepala Urusan/Pengawas

VII Ahli Biro/Vivisi

Sumber : PT. Primissima

Tabel III.2

Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Primissima dengan Klasifikasinya Departemen Jumlah Spinning 376 Weaving 484 Grey Finishing 89 Teknik Umum 79 PPK 24 Personalia 31 Sekretariat 46 Keuangan 12 Komersial 40 SPI 3 PUKK 2 Total 11186

Pihak perusahaan juga telah menetapkan kebijakan yang baik tentang perlu atau tidaknya pergantian tenaga kerja, hal ini dilakukan agar tercipta efisiensi tenaga kerja yang keluar dari perusahaan baik karena pensiun atau

commit to user

34 sebab-sebab yang lain. Perusahaan juga dalam melakukan penerimaan tenaga kerja yang harus dilakukan secara selektif dengan tujuan tenaga yang masuk ke perusahaan adalah yang berkualitas sehingga dapat mengganti tenaga- tenaga yang telah keluar dan dapat memajukan perusahaan dangan meningkatkan produktifitas.

3) Sistem Pengupahan Tenaga Kerja

Sistem penggajian pada PT. Primissima berdasarkan golongan atau jabatan karyawan yang bersangkutan untuk meningkatkan kualitas kerja mereka.

Karyawan PT. Primissima dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut:

a) Karyawan bulanan tetap

Merupakan karyawan yang termasuk dalam golongan III dan IV. Pemberian gaji bersifat bulanan, jika karyawan tidak masuk kerja maka gaji akan di potong berdasarkan ketentuan:

(1) Opname : 2% dari gaji pokok

(2) Sakit : 3% dari gaji pokok

(3) Mangkir : 4% dari gaji pokok

b) Karyawan Harian Tetap

Merupakan karyawan dari golongan I dan II walaupun perhitungan gaji dilakukan secara harian namun

commit to user

35 pemberiannya dilakukan sebulan sekali. Untuk karyawan ini jika tidak masuk kerja akan dipotong gajinya dengan perhitungan hari dimana karyawan yang bersangkutan tidak masuk kerja. Pemotongan gaji juga berlaku jika karyawan terlambat atau pulang mendahului waktu sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan perusahaan.

4) Kesejahteraan Sosial Karyawan

Pihak perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang baik dalam bekerja maupun fasilitas-fasilitas yang berupa jaminan sosial kesejahteraan. Hal ini dimaksudkan agar para karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan produktifitas.

Fasilitas berupa jaminan sosial kesejahteraan karyawan yang diberikan perusahaan dalam bentuk:

a) Fasilitas pada saat kerja 1. Pemberian pakaian kerja.

2. Disediakan sarana keselamatan kerja dan kesehatan misalnya dengan pemberian masker, kacamata, sepatu, pelindung telinga dan obat-obatan P3K, alat pemadam kebakaran.

3. Penyediaan tempat parkir karyawan. 4. Adanya tempat ibadah dan MCK.

commit to user

36 5. Koperasi karyawan.

b) Pemberian cuti

1. Adanya cuti tahunan selama 12 hari.

Cuti hamil diberikan selama 3 bulan (1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan).

2. Cuti masa menstruasi bagi karyawan wanita. c) Pemberian tunjangan

1. Tunjangan Hari Raya sebesar 1 bulan gaji ditambah dengan kebijakan perusuhan.

2. Tunjangan beras.

3. Tunjangan kematian bagi keluarga karyawan

(keluarga garis vertikal).

4. Tunjangan prestasi kerja, bonus produksi. 5. Tunjangan kelahiran anak (3 anak)

d) Pemberian pesangon

1. PHK tanpa kesalahan = 2 kali masa kerja + 1 kali jasa + 15% (masa kerja + jasa).

2. Dikeluarkan karena melanggar peringatan sampai 3 kali = (1 kali masa kerja + 1 kali ketentuan jasa) x 15%

3. Dikeluarkan karena kesalahan berat = 15% x masa kerja x jasa.

commit to user

37 e) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

1. Pemberian asuransi kesehatan untuk karyawan dan keluarganya.

2. Penanggungan biaya rumah sakit akibat kecelakaan kerja.

3. Adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk karyawan.

4. Aspek Produk

a. Jenis Produk

Produksi PT. Primissima dapat dikelompokan menjadi lima produk utama, yaitu:

1) Gamelan Serimpi 2) Kereta Kencana 3) Violissima 4) Adiprima 5) Berkolissima

Konstruksi masing-masing jenis produk berbeda tergantung kebutuhan pasar. Hasil produksi yang di ekspor kebanyakan berupa grey dengan kode PS 115, PS 214, PS 217, PS 219, dan PS 310 yang di packing berdasarkan “Eksport Standart Packing”, barang dikirim memakai container dengan kapasitas yang berbeda.

commit to user

38 b. Bahan Baku dan Bahan Pembantu

1) Bahan baku

Bahan baku utamanya adalah berupa kapas yang di

gunakan oleh unit spinning (pemintalan). Kebutuhan bahan

baku kapas ± 14.000 per tahun yang sebagian besar diimpor dari Amerika dan Australia.

2) Bahan Pembantu

Dengan bahan pembantu berupa tapioca, emcee, elvanol, sunsize, digowak, fungisida dan kentek.

c. Mesin-mesin Produksi

1) Departemen Unit Pemintalan (Spinning).

a) Mesin Bale Opener

Fungsinya untuk membuka dan membersihkan kapas pada tingkat pertama terhadap kotoran dan debu. Disini kotoran yang besar akan jatuh dan yang halus akan terhisap oleh fan. Sedangkan kotoran yang berwujud metal akan dihisap oleh magnet.

b) Mesin Waste Opener

Fungsinya sama dengan bale opener, hanya yang dimasukan ke mesin ini berupa sisa kapas yang terbuang dari mesin Carding, Drowing, dan Silver Lap yang masih dapt dipakai atau diproses lagi (panjang serat kapas masih memenuhi syarat).

commit to user

39

c) Mesin Monocylinder Cleaner

Pada mesin ini untuk kedua kalinya kapas mengalami pembersihan dari kotoran-kotoran yang tertinggal. Bagian utama mesin ini adalah silinder berpaku yang diputar oleh motor.

d) Mesin Automixer

Mesin ini mencampur kapas agar kualitasnya benang dapat lebih merata. Kapas dari Monocylinder dihisap oleh fan, kemudian masuk ke mesin ini.

e) Mesin ERM Cleaner

Berfungsi membersihkan kotoran dan memisahkan sebelum diproses dimesin carding. Kapas dikirim dengan jalan penghisapan.

f) Mesin Flock Feeder

Mesin ini adalah bagian terakhir dari proses blowing membersihkan kapas dengan silinder yang berpaku. g) Mesin Carding

Adalah mesin pengurai kapas, fungsinya antara lain: 1. Membersihkan kapas yang terakhir dam memisahkan

serat-serat pendek

2. Mengurai bekas kapas kedalam bentuk individu kepada bentuk-bentuk jaringan serat-serat panjang

commit to user

40

3. Distribusi serat-serat menjadi sumbu panjang

(Draftable Silver)

h) Mesin Pre Drawing

Adalah mesin untuk mensejajarkan dan meratakan dengan tarikan-tarikan rol.

i) Mesin Sliver Lap

Berfungsi membuat lap atau jajaran sliver untuk

memberikan umpan pada mesin comber.

j) Mesin Ribbon Lap

Hasil dari sliver dirangkap agar kualitas bahan baku

pemintalan benang lebih merata

k) Mesin Comber

Berfungsi menyisir dan memisahkan serat yang panjang dan pendek, juga berfungsi menghilangkan kotoran. Di sini dikeluarkan serat-serat kapas yang pensek dan tidak terpakai.

l) Mesin Kelos (Cone Winder)

Berfungsi menggulung benang dari beberapa bobbin

(gulungan benang dari ring spinning) menjadi sebuah

kelos yang panjangnya 106.000 yard dengan berat netto 1 kg.

m) Mesin Doubling (Fadis)

commit to user

41

n) Mesin pembakar dan pengintiran (Volkmann)

Berfungsi untuk membakar bulu benang dan pengintiran benang.

2) Departemen Pertenunan (Weaving)

a) Mesin Prin Winder (palet)

Berfungsi mengubah benang kelos menjadi benang yang disebut benang palet, sebuah gulungan benang kelos menjadi 70 buah gulungan palet.

b) Mesin Warper (Hani)

Berfungsi untuk mengubah benang kelos menjadi benang lusi yang digulung dalam sebuah boom.

c) Mesin Sizing (Kanji)

Benang perlu kanji untuk menambah kekuatan, tahan gesekan sewaktu ditenun dan bulu-bulu pada benang tidak mudah keluar. Disini dilakukan perangkapan beberapa boom menjadi sebuah boom yang sekaligus dikanji (menjadi boom kanji).

d) Mesin Reaching (Cucuk)

Berfungsi memasukkan benang lusi kedalam yang disebut dropper gun dan sisir.

commit to user

42 e) Mesin Cukur (Shearing)

Berfungsi mencukur bulu-bulu pada grey dan menghasilkan grey agar mudah diadakan pemeriksaan. f) Mesin Periksa dan Lipat (Inspecting Folding)

Berfungsi untuk memeriksa grey bila ada cacat, memperbaikinya dan sekaligus melipatnya.

g) Mesin Infecting dan mesin Folding

Berfungsi memeriksa kain yang cacat seperti beang rangkap, benang tidak rata, sobek, kotor dan sebagainya. Dalam pemeriksaan perusahaan telah menetapkan

standar kelas grey yaitu berdasarkan jumlah atau point

commit to user

43 d. Proses Produksi

Sumber: PT. Primissima

Gambar III.2

Proses Produksi Departemen Spinning

KAPAS BLOWING  FLOCK  SLIVER LAP CARDING  COMBER  RIBON LAP  DRAW  DRAW  FLYER WINDING  RING  TWISTING DOUBLING  CARDED  COMBERD 

commit to user

44 1) Proses Produksi Unit Spinning (Pemintalan)

Spinning merupakan satu departemen yang

membawahi bagian persiapan (pre spinning) dan pemintalan

kapas menjadi benang cone (kelos). Sebelum dilakukan prosesan bahan baku kapas menjadi benang, kapas dari gumpalan pres antara 24 - 25 jam, agar kapas dapat mengembang dan menyesuaikan kelembaban udara di

sekitarnya, kemudian dilakukan pencampuran (mixing)

kapas.

a. Bagian persiapan (pre-spinning)

Proses ini mempersiapkan kapas untuk dipintal, bagian ini mempunyai 5 proses, yaitu:

1) Proses Blowing

Proses blowing adalah membuka gumpalan kapas

pres untuk dikembalikan ke bentuk semula, mencampur kertas, serta membersihkan kotoran- kotoran terutama dari benda-benda asing.

Pada proses ini terdapat tiga kegiatan pokok, yaitu: a) Opening : Membuka kapas yang masih

berbentuk padat agar mudah diurai. b) Mixing : Proses pencampuran berbagai jenis

commit to user

45 c) Cleaning : Membersihkan kotoran-kotoran yang

menempel pada kapas. 2) Proses carding

Proses carding adalah pemisahan dan pembersihan

serat serta membentuk serat menjadi sliver. Silver

adalah gulungan kapas yang seratnya sudah diatur

satu per satu. Proses carding merupakan bagian

penting dari proses pemintalan karena bagian ini menentukan mutu benang yang di hasilkan.

Proses:

Serat dibentuk menjadi sumbu yang panjang

kemudian digulung di dalam can (drum besar)

sampai penuh dengan ditandai lampu pada mesin menyala. Serat-serat tersebut berasal dari kapas

pada mesin ERM 2 yang termasuk ke kitcher melalui

2 rol sisir dan feed roller yang di kontrol oleh regular

flap yang mengatur pemasukan kapas ke heater.

jumlah aliran kapas dalam saluran di kontrol oleh flock meter.

3) Proses combing

Proses ini berfungsi untuk membuat kapas menjadi bentuk sliver dan membersihkan kotoran serta seleksi terhadap serat pendek.

commit to user

46 Proses:

Hasil dari mesin ribbon lap masuk ke mesin comber

disisir oleh sisir atas dan bawah yang berfungsi untuk memisahkan serat pendek dan serat panjang. Melalui contact roller dilakukan peregangan, pembukaan lap (jalur), perataan yang kemudian terjadi web (jaringan) dan masuk ke kondensor berupa sliver.

4) Proses drawing

Proses drawing digunakan untuk mensejajarkan dan

meratakan serat, karena hasil dari mesin comber

sudah tidak rata lagi. Proses ini juga berfungsi untuk menyesuaikan berat sliver persatuan panjang dengan cara penarikan untuk keperluan pada proses berikutnya.

Proses :

Sliver hasil mesin comber masuk melalui feed table

menuju drafting arrangement dam mengalami

peregangan dan keluar dalam bentuk sliver. 5) Prosesroving frame

Adalah proses pengecilan sliver hasil mesin drawing

sehingga menjadi bentuk roving, selain itu pada proses ini terjadi pemberian twist agar roving tidak mudah putus.

commit to user

47 Proses :

Sliver dari mesin drawing masuk melalui rak universal

dan masuk draft arrangement (alat peregang),

kemudian terjadi peregangan dan penambahan twist

serta keluar dalam bentuk roving gulung pada bobbin. b. Bagian pemintalan (ring spinning)

1) Ring spinning

Ring spinning adalah proses terakhir pembuatan benang yaitu benang-benang tersebut merupakan bahan-bahan yang berasal dari serat sintetis / alami yang satu sama lainnya memiliki kekuatan dan panjang dalam satuan tertentu.

Pada bagian ring spinning hanya terdapat sebuah proses pemintalan benang yaitu mengubah roving menjadi benang dengan kelipatan 33,333 kali 1 meter roving akan menjadi 33,333 meter benang.

Proses :

Roving masuk melalui drafting arrangement kemudian

di beri twisting dan menjadi benang yang akan di

gulung pada bobbin. 2) Winding

Proses winding dilakukan setelah proses mesin ring spinning dimana roving ditarik oleh rol peregang

commit to user

48 karena perbedaan kecepatan dan arah putaran yang saling tegak lurus antara front dan spindle, maka

terjadi lilitan atau twist yang dikehendaki yang

kemudian benang di gulung dalam bentuk cone

(kelos). Proses :

Benang yang berbentuk cone dilewatkan melalui

sensor di dalam alat splitzer dan di gulung dalam

bentuk cone. 3) Doubling

Proses doubling adalah menyatukan 2 helai benang single menjadi satu atau lebih.

Proses :

Dari 2 benang single (satu) dirangkap dan dijadikan satu sehingga menjadi benang yang kuat dengan diameter menjadi lebih besar karena adanya perangkapan benang single tersebut.

4) Twisting

Proses twisting adalah membakar bulu-bulu pada

benang dan melilitkan (twisting) benang satu dengan benang yang lain.

commit to user

49

Proses :

Dari benang hasil rangkapan mesin doubling

kemudian dilakukan twisting sesuai yang dilakukan.

Pembakaran bulu-bulu pada benang dilakukan melalui heating element.

Proses Pembuatan benang ini dibagi menjadi dua jalur yaitu:

a) Jalur I : kapas di campur secara otomatis oleh

mesin unfrock (mesin pencampur kapas) dan

masuk ke dalam unit bowing, secara otomatis

masuk kedalam mesin carding yaitu sebelumnya

ditampung ke dalam mesin flock feeder, dalam

mesin carding bahan baku kapas berubah menjadi

sliver.

b) Jalur II : kapas dicampur secara manual di unit blowing yang kemudian masuk secara otomatis ke

dalam mesin carding, yang sebelumnya ditampung

ke dalam mesin flock feeder, dalam mesin carding bahan baku kapas berubah menjadi sliver.

commit to user

50  

Gambar III.3

Proses Produksi Pada Departemen Weaving

2) Proses Produksi Unit Weaving (Pertenunan) a. Persiapan Benang

Persiapan benang dilakukan ada dua macam yaitu persiapan benang lusi dan benang pakan. Jenis benang yang digunakan untuk benang lusi dan benang pakan

Benang Palet Penghanian Penganjian Cucuk Packing Folding Inspecting Tenun

commit to user

51

beraneka ragam, tergantung pada jenis kain grey yang

akan dibuat dan berdasarkan pada permintaan. b. Warping atau proses penghanian

Tujuan penghanian adalah menggulung benang dari beberapa cone (kelos) ke dalam beam (balok) hani sesuai kontruksi, yang dipasang pada mesin kanji

Dokumen terkait