commit to user
i
ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Pada Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
Riska Hapsari Satyaningtyas NIM F3507103
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv
HALAMAN MOTTO
Dan katakanlah ”Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (Q.S. Thaahaa:114)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan,kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain” (QS. Alam Nasyrah: 6-7)
“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar” ( Khalifah ‘Umar )
“Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu”
commit to user
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku yang tercinta.
2. Adik-adikku yang tersayang.
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yg telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir
dengan judul: “ANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA
DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Ahli Madya pada program Diploma III Program Studi Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut berperan dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com., Akt., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Intan Novela QA, SE., M. Si. selaku ketua Prodi DIII Manajemen Industri Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah banyak memberikan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir.
3. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, semoga ilmu yang didapat penulis dapat menjadi berkah dan bermanfaat untuk hidup dan masa depan.
commit to user
vii
5. Kepada Bp.Iskak dan Ibu.Yanti selaku karyawan di PT. Primissima Yogyakarta yang turut membantu dalam penulisan tugas akhir ini. 6. Kepada Alan Madjid, Dini, Etrik dan Yulia terima kasih atas
dukungannya terhadap penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 7. Kepada seluruh teman-teman dan sahabatku terimakasih atas
dukungan dan doa’nya selama ini.
8. Teman-temanku D3 Manajemen Industri angkatan 2007.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namun turut berjasa pada penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sehingga mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan.Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Februari 2011
commit to user
viii
DAFTAR ISI .
HALAMAN JUDUL ………. i
ABSTRAK ……… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iv
MOTTO ………. v
PERSEMBAHAN ………. vi
KATA PENGANTAR ………... vii
DAFTAR ISI ………. ix
DAFTAR TABEL ………. xi
DAFTAR GAMBAR ……… xii
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ……… 1
B. RUMUSAN MASALAH ……… 5
C. TUJUAN PENELITIAN ……… 5
D. MANFAAT PENELITIAN ……… 6
E. METODE PENELITIAN ……….. 6
F. KERANGKA PEMIKIRAN ……….. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 12
A. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI ………… 12
B. MANAJEMEN PROYEK ……….. 13
C. PERENCANAAN, PENJADWALAN DAN PENGENDALIAN PROYEK ……… 14
commit to user
ix
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ………….. 23
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………... 23
B. LAPORAN MAGANG KERJA ……… 58
C. PEMBAHASAN MASALAH ……… 60
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……… 78
A. KESIMPULAN ……….. 78
B. SARAN ……….. 79 DAFTAR PUSTAKA
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1 Data Tenaga Kerja dan Golongannya ………... 33 III.2 Data Jumlah Tenaga Kerja …... 33 III.3 Urutan Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey ... 65 III.4 Waktu Penyelesaian Pekerjaan Proses Produksi
Kain Grey ... 66 III.5 Urutan Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey ... 67 III.6 Waktu Penyelesaian Masing-Masing Pekerjaan
Proses Produksi Kain Grey ... 69 III.7 Waktu Penyelesaian Proses Produksi Kain Grey yang
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
I.1 Kerangka Pemikiran ..………... 10
III.1 Struktur Organisasi PT.Primissima ………... 30
III.2 Skema Proses Produksi Departemen Spinning ………... 43
III.3 Skema Proses Produksi Departemen Weaving………... 50
III.4 Diagram Jaringan Kerja Proses Produksi Kain Grey ... 66
III.5 Diagram Network Proses Produksi Kain Grey ... 73
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Pernyataan
Lampiran 2. Surat Penerimaan Magang Kerja Lampiran 3. Nilai Magang Kerja
commit to user
ABSTRAKSIANALISIS NETWORK KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA
Riska Hapsari Satyaningtyas F3507103
Dalam pelaksanaan sebuah proses produksi diperlukan perencanaan dan pengendalian yang baik agar setiap kegiatan dalam proses produksi tersebut dapat diselesaikan tepat waktu. Tujuan perencanaan tersebut adalah untuk dapat menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan demi kelancaran proses produksi. Salah satu metode untuk mengetahui apakah sebuah proses produksi sudah efisien atau
belum adalah analisis network. Penelitian dengan metode
analisis network dilakukan di PT. Primissima Yogyakarta pada produk kain grey.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan kegiatan proses produksi kain grey di PT. Primissima Yogyakarta, sekaligus mengetahui waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dan mengetahui jaringan kerja pada PT. Primissima Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
analisis network dengan metode PERT (Progra m Evaluation
Review Technic) dan CPM (Critical Path Method). Dari analisis data diperoleh bahwa proses produksi kain grey yaitu meliputi : persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (E), tenun (F), inspecting (G), foding (H) dengan waktu yang dijadwalkan perusahaan selama 14.430 menit dari proses produksi kain grey yaitu : A - B - C - D – E- F - G – H dan dengan jalur kritis dari proses produksi kain grey yaitu A – B – C – D – F – G – H dengan waktu 14317.49 menit.
Dari hasil analisis network tersebut, maka dapat
diketahui bahwa kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan produksi kain grey sesuai waktu yang
dijadwalkan sudah baik, tetapi agar efisiensi waktu proses produksi dapat tercapai maka sebaiknya perusahaan menggunakan analisis network.
commit to user
ABSTRACTNETWORK ANALYSIS IN GREY FABRIC WEAVING DEPARTMENT AT PT. PRIMISSIMA, YOGYAKARTA
Riska Hapsari Satyaningtyas F3507103
The implementation of a production process required good planning and control for each activity in the production process to be can be completed on time. The purpose of planning is to be able to determine the actions to be undertaken for smooth production process. One method to determine if a production process is efficient or not is a network analysis. Research with network analysis methods conducted at PT. Primissima Yogyakarta on grey cloth products.
The purpose of this study was to determine the sequence of grey fabric production process in PT. Primissima Yogyakarta, as well as knowing the time required for each activity and find networks of PT. Primissima Yogyakarta.
In this research, writer use method of network analysis with the method of PERT (Program Evaluation Review Technic) and CPM (Critical Path Method). Based on data analysis that gray fabric production process wich includes : preparation of yarn (A), warping (B), sizing (C), reaching (D), palette (E), weaving (F), inspecting (G), folding (H) with a scheduled time by company’s is 14,430 minutes of gray fabric production process, from path namely A – B – C – D – E – F – G – H and the critical path of the gray fabric production process is A – B – C – D – E – F – G – H with time 14317.49 minutes.
From the results of network analysis, it can be seen that the ability of the company in completing production of gray cloth according to the scheduled time has been good, but for the time efficiency of the production process can be achieved then the company should use network analysis.
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini pertumbuhan industri berkembang dengan pesat.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya industri yang berkembang baik
yang berskala besar maupun kecil di berbagai wilayah di Indonesia,
sehingga terjadi persaingan di antara perusahaan-perusahaan
tersebut. Hal ini menuntut para pengusaha agar lebih tanggap dan
cepat dalam menanggapi setiap kesempatan ataupun peluang bisnis di
pasar agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Sehingga diperlukan
strategi atau metode yang tepat untuk mengembangkan usahanya dan
tetap dapat bersaing dengan pesaingnya di dunia bisnis.
Kemampuan seorang manajer untuk memimpin perusahaan,
membaca peluang dan kemudian memanfaatkan peluang yang ada
dengan sebaik mungkin sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu
perusahaan dengan cara mengkombinasikan semua faktor produksi
secara efektif dan efisien maka akan didapatkan hasil yang baik.
Namun pemanfaatan segala sumber daya yang ada tidaklah mudah,
dibutuhkan ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola
semua faktor yang ada agar hasil yang didapat maksimal. Karena
dalam setiap kegiatannya pasti akan muncul kendala baik secara
commit to user
2 Setiap perusahaan akan selalu melakukan langkah-langkah
yang baru untuk berinovasi dalam setiap produk yang dihasilkan.
Terlebih lagi bagi perusahaan manufaktur yang kegiatan produksinya
adalah memproses bahan baku menjadi barang jadi yang siap
dipasarkan kepada konsumennya.
Proses produksi adalah proses perubahan masukan menjadi
keluaran (Subagyo, 2000: 8). Proses produksi dalam suatu
perusahaan merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan
dengan aliran proses mengubah input menjadi output perusahaan,
sehingga perlu adanya perencanaan, pengkoordinasian serta
pengawasan secara terus menerus. Karena pengawasan yang bersifat
sementara saja akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Proses produksi dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat
penting karena berkaitan dengan aliran proses mengubah input
menjadi output perusahaan, sehingga perlu adanya perencanaan,
pengkoordinasian, serta pengawasan yang terus-menerus.
Pengawasan tidak dilakukan secara sesaat saja, karena hal ini
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Untuk dapat
mengadakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan
produksi dalam perusahaan tersebut dengan baik, maka sudah
seharusnya perusahaan melakukan manajemen yang sebaik-baiknya
commit to user
3 Manajemen yang baik sangat penting bagi kelangsungan hidup
sebuah perusahaan karena itu pemimpin perusahaan dituntut untuk
mengambil kebijakan dan keputusan yang tepat terhadap
sasaran-sasaran perusahaan agar mampu membawa keberhasilan bagi
perusahaan. Di samping itu peran aktif seluruh jajaran staf dan
karyawan sangat dibutuhkan untuk mendukung tercapainya tujuan
perusahaan.
Salah fungsi manajemen adalah dalam produksi, dimana
berperan penting dalam merencanakan, mengatur,
mengkoordinasikan, dan mengevaluasi proses produksi. Dengan
demikian akan dihasilkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai
jual tinggi. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan
menambah daya guna suatu barang atau jasa (Assauri, 2004: 67).
Sedangkan proses produksi merupakan suatu cara, metode, maupun
teknik pembagian kegiatan penciptaan atau penambahan faedah baru
terhadap suatu barang tersebut.
Proses produksi menyangkut hal-hal yang meliputi: cara
produksi, urutan produksi, mesin dan peralatan, bahan baku serta
tenaga kerja yang digunakan. Dalam proses produksi perlu adanya
perencanaan dan pengawasan. Perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiata dan pemutusan selanjutnya apa yang harus
commit to user
4 Ketidaktepatan dan keterlambatan dalam proses produksi akan
mengakibatkan terjadinya penambahan waktu dan biaya. Salah satu
metode untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan penyelesaian
kegiatan proses produksi adalah dengan metode analisis network.
PT. Primissima merupakan sebuah perusahaan manufaktur
yang memproduksi kain grey yang berbahan baku kapas. Seperti
halnya perusahaan-perusahaan lain, dalam melaksanakan proses
produksinya PT. Primissima memerlukan perencanaan dan
pengawasan produksi. Salah satu perencanaan produksi adalah
dengan menjadwal jaringan kerja agar waktu penyelesaian produksi
dapat berjalan dengan lancar dan hasil yang diperoleh sesuai dengan
yang diharapkan perusahaan. Jaringan kerja dalam proses produksi di
PT. Primissima sudah terjadwal dengan baik tetapi belum optimal.
Untuk mengetahui jaringan kerja yang tepat bagi perusahaan
maka perusahaan perlu menerapkan metode analisis network. Metode
analisis network dapat menggambarkan suatu urutan penyelesaian
kegiatan serta waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan maupun
secara keseluruhan, sehingga dapat diketahui jaringan kerja yang
commit to user
5 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di
atas, maka penulis mengambil judul penelitian “ANALISIS NETWORK
KAIN GREY PADA DEPARTEMEN WEAVING PT. PRIMISSIMA,
YOGYAKARTA”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana urutan kegiatan dalam proses pembuatan kain grey
pada departemen weaving di PT. Primissima ?
2. Bagaimana menentukan jaringan kerja (network) dalam
perencanaan proses produksi kain grey pada departemen weaving
di PT. Primissima?
3. Bagaimana menentukan jalur kritis dalam proses pembuatan kain
grey agar diketahui waktu penyelesaian produksi yang paling
efisien ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai penulis melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui urutan kegiatan dalam proses pembuatan kain
commit to user
6
2. Untuk mengetahui jaringan kerja (network) dalam perencanaan
proses produksi kain grey pada departemen weaving di PT.
Primissima.
3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam proses pembuatan kain grey
pada departemen weaving agar diketahui waktu penyelesaian yang
paling efisien.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi perusahaan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan
mengenai penggunaan analisis network dalam proses produksinya
agar dapat memperkirakan waktu penyelesaian produksi secara
efisien.
2. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat pada
kegiatan perkuliahan kedalam kenyataan kerja di perusahaan.
3. Bagi pihak lain
Dapat dijadikan pembanding atau referensi untuk melakukan
penelitian pada bidang kajian yang sama.
E. METODE PENELITIAN
1. Obyek Penelitian
Penulis mengadakan penelitian di PT. Primissima yang berlokasi di
commit to user
7 2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah:
a. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung
memberikan informasi kepada pengumpul data, misalkan
melalui dokumen atau arsip.
Adapun data yang diperoleh adalah :
1) Urutan kegiatan kerja proses produksi kain grey di PT.
Primissima.
2) Waktu penyelesaian tiap aktifitas proses produksi kain grey
di PT. Primissima.
3) Rincian kegiatan proses produksi kain grey di PT.
Primissima.
4) Gambaran umum tentang PT. Primissima, Yogyakarta.
5) Struktur organisasi PT.Primissima, Yogyakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
beberapa cara, yaitu :
a. Observasi
Observasi dilakukan penulis dengan melakukan pengamatan
commit to user
8 b. Wawancara ( Interview )
Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan
dua arah yang dilakukan oleh pewawancara dan responden
untuk menggali informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian. Penulis melakukan wawancara dengan pihak
perusahaan guna memperoleh data-data yang dibutuhkan
untuk penulisan tugas akhir ini.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis adalah
dengan menggunakan metode jaringan kerja (analisis network).
Untuk melakukan analisis dengan metode analisis network
diperlukan data-data dan informasi yang berkaitan dengan metode
tersebut.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis network yaitu
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi aktivitas
Aktivitas-aktivitas apa saja yang diperlukan dalam proses
produksi kain grey.
b. Routing proses produksi
Semua kegiatan atau aktifitas apa saja yang harus diselesaikan
commit to user
9
c. Menentukan perkiraan waktu penyelesaian setiap
pekerjaan,untuk mendapatkan waktu yang diharapkan
digunakan metode PERT, dengan rumus :
ET = 6
) ( 4 m b
a+ +
Dimana :
ET : waktu yang kegiatan yang diharapkan
a : waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua kegiatan
berjalan dengan baik tanpa hambatan.
m : waktu realistik, waktu kegiatan apabila dilaksanakan
dalam kondisi normal.
b : waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
atau penundaan dalam proses produksi
5. Menyusun Diagram Network
a. Setiap kegiatan untuk menyelesaikan suatu proses produksi
secara keseluruhan yang ditulis dalam bentuk simbol.
b. Menggambarkan diagram Network
c. Menentukan jalur penyelesaian pekerjaan pada diagram
Network. Kemudian jumlah waktu yang digunakan dalam setiap
jalur dihitung. Dengan langkah tersebut akan ditemukan jalur
commit to user
10 6. Mengidentifikasi jalur kritis penyelesaian pekerjaan.
Dengan diagram Network jalur kritis dari suatu penyelesaian
pekerjaan akan dapat diidentifikasi,begitu juga dengan ES, LS, EF,
LF, dan slack dari suatu kegiatan.
a. ES : Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal.
b. LS : Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir.
c. EF : Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal.
d. LF : Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.
e. S : Slack, waktu mundur suatu aktivitas.
Untuk menghitung ES, LS dan S digunakan rumus sebagai berikut:
EF = ES + t
LF = LS + t
S = LS – ES atau S = LF – EF
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk mempermudah dalam memahami permasalahan yang
akan dibahas, maka disusunlah kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar I.1 Kerangka Pemikiran
Rescheduling Scheduling
Rencana Produksi
commit to user
11 Pada skema di atas dapat dijelaskan bahwa sebelum
perusahaan membuat atau menetapkan penjadwalan, perusahaan
tersebut harus menetapkan suatu rencana produksi terlebih dahulu.
Rencana produksi merupakan rencana dalam organisasi mengenai
orang-orang, bahan-bahan, mesin-mesin dan peralatan lain serta
modal yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa pada
suatu periode tertentu di masa depan yang diperkirakan atau
diramalkan. Dalam melaksanakan rencana produksi, terlebih dahulu
dilakukan scheduling . Scheduling adalah pembuatan jadwal untuk
melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan untuk membantu kegiatan
scheduling maka digunakan metode analisis network, CPM dan PERT
sebagai alat analisisnya. Dari analisis network ini akan diperoleh
scheduling baru yang berorientasi pada tercapainya efisiensi waktu
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN PROSES PRODUKSI
Proses produksi merupakan cara,metode dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan bahan
baku,dana yang ada (Nasution, 2003: 3).
Menurut Subagyo (2008: 8-9), proses produksi atau proses
operasi adalah proses perubahan masukan menjadi keluaran. Pada
umumnya, proses produksi dibagi menjadi dua macam yang sifatnya
ekstrim, yaitu:
1. Proses Produksi Terus-Menerus
Yang dimaksud proses produksi terus-menerus atau
continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti
macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous
biasanya juga disebut sebagai proses produksi yang berfokuskan
pada product focus. Proses produksi yang termasuk product focus
biasanya digunakan untuk membuat barang yang jumlahnya relatif
sama dan jumlah yang dihasilkan banyak.
Hasil produksi dapat distandarisasikan dan dalam jangka
panjang tidak pernah berubah macamnya. Arus barang dalam
proses produksi menyerupai garis sehingga sering dikatakan
commit to user
13 2. Proses Produksi Terputus-Putus
Proses produksi terputus-putus atau intermitted digunakan
untuk pabrik yang mengerjakan barang bermacam-macam. Macam
barang selalu berganti-ganti sehingga selalu dilakukan persiapan
produksi dan penyetelan mesin kembali setiap macam barang yang
dibuat berganti. Proses produksi terputus-putus biasanya juga
disebut sebagai proses atau process focus.
Dalam process focus perhatian banyak dicurahkan pada
proses pembuatan barang yang bermacam-macam karena macam
produksinya berganti-ganti. Arus barang pada proses ini bersifat
beraneka ragam atau jumbled flow karena setiap macam barang
memiliki urutan proses produksi yang berbeda-beda.
B. MANAJEMEN PROYEK
Menurut Santosa (2003: 3) yang dimaksudkan manajemen
proyek adalah kegiatan merencanakan dan mengendalikan sumber
daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.
Proyek merupakan proses penciptaan suatu jenis produk yang
agak rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur
akan keutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian
(Nasution, 2003: 11). Dengan demikian suatu proyek dapat diartikan
commit to user
14 terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu sebagai masukan untuk
melaksanakan tugas dan sasarannya yang telah digariskan dengan
jelas.
Menurut Heizer & Render (2005: 75) manajemen proyek
meliputi tiga fase, yaitu:
1. Perencanaan, fase ini mencakup penetapan sasaran,mendifinisikan
proyek dan organisasi timnya.
2. Penjadwalan, fase ini menghubungkan orang,uang dan bahan
untuk kegiatan khusus dan menghubungkan masing-masing
kegiatan satu dengan lainnya.
3. Pengendalian, disini perusahaan mengawasi sumber daya, biaya,
kualitas dan anggaran. Perusahaan juga merevisi atau mengubah
rencana dan menggeser atau mengelola kembali sumber daya agar
dapat memenuhi kebutuhan dan biaya.
C. PERENCANAAN, PENJADWALAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
1. Perencanaan Proyek
Proyek biasanya di definisikan sebagai ringkasan
tugas-tugas yang berkaitan yang diarahkan menuju output yang besar.
Suatu bentuk organisasi yang baru dibuat untuk meyakinkan
program yang telah ada terus berjalan mulus atau lancar atas dasar
hari ke hari sementara proyek yang baru diselesaikan secara
lengkap. Menurut Heizer & Render (2001: 505) ini disebut dengan
commit to user
15 Organisasi proyek adalah cara yang efektif untuk
mengumpulkan orang dan sumber daya fisik yang diperlukan untuk
waktu yang terbatas untuk menyelesaikan proyek tertentu atau
tujuan. Biasanya adalah struktur organisasi temporer yang
dirancang untuk mencapai hasil dengan menggunakan ahli dari luar
perusahaan.
Organisasi proyek berfungsi dengan baik pada saat:
a. Pekerjaan bisa didefinisikan dengan tujuan tertentu dan tanggal
batas waktunya.
b. Pekerjaan yang unik,atau sesuatu yang tidak lazim atas
organisasi yang sudah ada.
c. Pekerjaan itu memuat tugas saling berkaitan yang kompleks
yang membutuhkan keahlian tertentu.
d. Proyek bersifat temporer tapi sangat penting atau kritis terhadap
perusahaan.
2. Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek menetapkan jangka waktu kegiatan
proyek yang harus diselesaikan. Bahan baku dan tenaga kerja
yang diperlukan dalam setiap tahapan produksi dihitung dalam fase
ini. Juga ditentukan waktu yang diperlukan oleh setiap aktifitas.
Penjadwalan yang terpisah untuk kebutuhan personalia
berdasarkan jenis kemampuannya (manajemen, teknik atau
pengaliran yang tepat, misalnya dibuat dalam diagram). Diagram
commit to user
16 Menurut Heizer & Render (2001: 506), beberapa kegunaan
penjadwalan dan pendekatan yang dipergunakan dalam
manajemen proyek:
a. Menunjukkan hubungan tiap aktifitas kepada yang lainnya dan
kepada seluruh proyek.
b. Menunjukkan hubungan utama diantara kegiatan kegiatan.
c. Mendorong penentuan waktu yang diperlukan dan perkiraan
biaya untuk setiap kegiatan.
d. Membantu meningkatkan kegunaan sumber daya manusia,
uang dan material dengan identifikasi kritis dalam proyek.
3. Pengendalian proyek
Pengendalian terhadap proyek besar, seperti pengendalian
segala jenis sistem manajemen, melibatkan pengawasan seksama
terhadap sumber daya, biaya, kualitas dan anggaran.
Pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk
menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan
atau tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan apabila ada
penyimpangan dalam proses-produksi.
Laporan dan diagram PERT atau CPM sekarang ini banyak
tersedia untuk komputer Harvard, primavera, proyek, macproject,
pertmaster, visischedule dan time line.
Menurut Heizer & Render (2001: 507), program ini
commit to user
17 d. Perincian biaya secara detail untuk masing masing pekerjaan.
e. Kurva karyawan pekerjaan total.
f. Tabel distribusi biaya dan fungsional dan ringkasan jam kerja.
g. Bahan baku dan peramalan biaya.
h. Laporan selisih.
i. Laporan analisis waktu dan laporan status pekerjaan.
D. ANALISIS NETWORK
1. Pengertian analisis network
Analisis network merupakan suatu metode analisis yang
mampu memberikan informasi pada perusahaan dapat melakukan
perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau
proyek yang dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk
mengendalikan kegiatan kegiatan yang tidak bersifat rutin atau
terutama pada tiap proses produksi yang intermitted atau produksi
pesanan (Gitosudarmo, 2002: 297).
Pada prinsipnya analisis network digunakan untuk
merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan atau
proyek terutama pekerjaan atau proyek yang terdiri atas berbagai
macam pekerjaan. Dengan menggunakan analisis network sebagai
alat perencanaan, maka dapat disusun perencanaan dengan baik
commit to user
18
Menurut Gitosudarmo (2002: 301-302) diagaram network
merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan kegiatan
serta kejadian kejadian di dalam melaksanakan proses produksi
dan dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam
hal ini terdapat beberapa simbol yang diperlukan yaitu:
a. Simbol anak panah ( )
Menunjukkan kegiatan atau aktivitas.
Yang dimaksud kegiatan di sini adalah segala tindakan yang
memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah
materia, tenaga kerja serta peralatan.
b. Simbol lingkaran ( )
Suatu kejadian (event), baik kejadian atas berakhir atau
selesainya kejadian suatu kegiatan tertentu atau kejadian
dimulainya kejadian yang lain. Jadi dalam hal ini berarti bahwa
satu simbol lingkaran itu sekaligus menunjukan dua buah
kejadian.
c. Simbol anak panah putus-putus ( )
Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam diagram
network, kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan
semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa
commit to user
19 Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dengan
menggunakan analisis network menurut Heizer & Render (2004:
79) yaitu:
1. Mengorganisir dan memberikan informasi secara sistematik.
2. Penentuan urutan atau prioritas pekerjaan.
3. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda
tanpa menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek secara
keseluruhan sehingga dari pekerjaan tersebut dapat dihemat
tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang
harus di sub kontrakkan agar penyelesaian proyek secara
keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen.
2. Metode Analisis Network
Ada dua metode analisis network yang paling terkenal dan
digunakan dalam penjadwalan dan pengawasan, yaitu :
a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan suatu metode analitik yang
dirancang untuk membantu dalam schedulling dan
pengawasan yang kompleks, yang memerlukan
kegiatan tertentu itu mungkin tergantung pada
kegiatan-kegiatan tertentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu
dan kegiatan itu mungkin tergantung pada
commit to user
20 PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu waktu
optimistik, waktu realistik, dan waktu pesimistik untuk
mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected
time) dengan rumus:
Et = α + 4(m) + b 6
Keterangan :
Et = waktu kegiatan yang diharapkan
a = waktu optimistik, waktu kegiatan bila semuanya berjalan
baik tanpa ada hambatan-hambatan atau
penundaan-penundaan.
m = waktu realistik, waktu kegiatan yang akan terjadi bila
suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal
dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat
diterima.
b = waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
atau penundaan lebih dari semestinya.
b. Analisis CPM (Critical Path Method)
Jalur kritis merupakan jalur-jalur didalam diagram
network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian
pada jalur-jalur yang lain.
Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti
merupakan minimum waktu yang dibutuhkan oleh keseluruhan
commit to user
21 Adapun sifat-sifat jalur kritis:
1) Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu
terpanjang dalam proses produksi itu.
2) Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu
selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses
produksi itu.
Menurut Heizer & Render (2001: 513), sasaran analisis
jalur kritis adalah untuk menentukan kuantitas masing-masing
aktivitas berikut ini:
1) ES = Earliest Start
Waktu mulai aktivitas paling awal. Semua aktivitas yang
mendahuluinya harus diselesaikan sebelum suatu aktivitas
bisa dimulai.
2) LS = Latest Start
Waktu mulai aktivitas paling akhir. Semua aktivitas berikut
harus diselesaikan tanpa menunda keseluruhan proyek.
3) EF = Earliest Finish
Waktu penyelesaian aktivitas paling awal.
4) LF = Latest Finish
Waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.
5) S = Slack
Waktu mundur aktivitas yang sama dengan (LS-ES) dan
commit to user
22 Jadi, analisis PERT dan CPM sangat penting bagi
suatu proyek yang digunakan untuk menentukan aktivitas
yang akan diselesaikan tepat waktu sehingga akan menjamin
commit to user
23
BAB III
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Berdirinya PT. Primissima
PT. Pabrik Cambrics Primissima (disingkat PT. Primssima)
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil,
yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara
pengusaha swasta nasional yang tergabung dalam GKBI
(Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dengan pemerintah
Indonesia PT. Primissima didirikan tanggal 22 Juni 1971 dengan
tujuan semula untuk memenuhi kebutuhan bahan baku batik halus
berupa kain mori yang sebelumnya diimpor dari RRC, India dan
Jepang.
Modal PT. Primissima terdiri atas bantuan kerajaan Belanda
kepada Pemerintah Indonesia dalam bentuk mesin, yang nilai
mesin tersebut merupakan saham Pemerintah Indonesia
(Departemen Keuangan RI), sedangkan harga tanah dan bangunan
merupakan saham GKBI. Pembangunannya berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 54/1970 ditetapkan bahwa modal
dasar sebesar Rp 1.230.000.000,00 yang terdiri atas nama saham
negara Republik Indonesia dari GKBI sebesar Rp. 500.000.000,00
commit to user
24
• Pemerintah Republik Indonesia : 59,35 %
• Gabungan Koperasi Batik Indonesi : 40,65 %
Komposisi saham Pemerintah Republik Indonesia dan
Gabungan Koperasi Batik Indonesia pada awal tahun 1990 adalah:
• Pemerintah RI : 52,79 %
• GKBI : 47,21 %
Karena saham Pemerintah Republik Indonesia lebih dari
50% maka PT. Primissima berstatus Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
PT. Primissima memiliki tiga pabrik produksi. Pabrik I, mulai
berjalan dan diresmikan pada 2 Februari 1972 oleh Menko Ekuin
Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sampai saat ini Primissima sudah
dua kali melakukan perluasan pabrik dan satu kali renovasi pabrik,
yaitu perluasan pertama (pabrik II) pada awal Maret 1974 dan
selesai tanggal 7 Agustus 1976. Kemudian perluasan kedua pabrik
(pabrik III) dibangun pada bulan Juni 1981 dan selesai pada
29 Maret 1984. Renovasi pabrik I dimulai April 1994 yaitu
penggantian 180 mesin Loom dengan 60 mesin jet 100 m (AJL)
dan memulai berproduksi pada bulan Oktober 1994.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah sekumpulan entitas (mesin, orang) yang
bekerjasama dalam suatu acara yang terstruktur untuk mencapai
commit to user
25 mempunyai peranan penting untuk memudahkan pembagian
wewenang serta tanggung jawab dan tugas setiap anggota
organisasi guna mencapai tujuan bersama tersebut. Setiap
perusahaan mempunyai bentuk dan modal struktur organisasi yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Struktur organisasi
tersebut tersusun atas departemen memiliki tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing dan antara departemen tersebut
mempunyai hubungan yang erat dengan departemen yang lainnya.
Organisasi PT. Primissima oleh Dewan Direksi. Dewan Direksi
dipimpin oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang
dikukuhkan melalui surat keterangan Menteri Keuangan Republik
Indonesia. Dewan Direksi PT. Primissima terdiri atas:
a. Direktur Utama
b. Direktur Produksi
c. Direktur Administrasi dan Keuangan
d. Direktur komersial
Unit-unit yang ada didalam organisasi menjalankan tugas
dan wewenang yang telah telah ditetapkan dalam garis besar
fungsional. Adanya struktur organisasi yang jelas, satuan-satuan
organisasi lebih terkoordinasi dan terjalin kerja sama yang
bertanggung jawab, sehingga kegiatan perusahaan dalam
commit to user
26 Struktur organisasi PT. Primissima berdasar pada struktur
organisasi garis bercabang. Tanggung jawab, wewenang dan
perintah dilakukan pimpinan perusahaan paling atas turun menurun
sampai bagian paling bawah. Tiap bagian wajib
mempertanggung-jawabkan pekerjaan pada atasan yang memberi perintah.
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi di PT.
Primissima. Direktur utama menetapkan kebijakan umum
perusahaan, mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat serta
mengendalikan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Direktur
Utama meliputi:
a. Menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam menyusun dan
melaksanakan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Perusahaan yang disahkan oleh
RUPS. Mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat dalam
melaksanakan tugas dan wewenang pokoknya masing-masing
dalam pencapaian tujuan produktif.
b. Bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya mengendalikan
kegiatan perusahaan.
c. Menetapkan kebijakan umum dalam rangka melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah di bidang tekstil.
d. Bertindak sebagai penanggung jawab utama untuk mencapai
commit to user
27 Untuk membantu tugas Direktur Utama telah disusun
pengelompokan tugas setiap bidang kerja organisasi sebagai
berikut:
a. Direksi Produksi
1) Memimpin dan mengawasi bidang produksi dengan segala
sangkut pautnya.
2) Melaksanakan pembelian bahan baku kapas.
3) Mengawasi teknik riset pasar dan penjualan hasil produksi.
b. Direktur Komersial
1) Mengawasi atau memimpin bidang logistik, pemasaran atau
penyimpanan.
2) Membantu tugas direktur utama di bidang pemasaran.
3) Meneliti/mengawasi seluruh biaya dengan berpegang teguh
pada anggaran perusahaan.
c. Direktur Administrasi dan Keuangan
1) Membantu tugas Direktur Komersial.
2) Melakukan pengawasan di segala bidang khususnya di
bidang akuntansi dan keuangan serta tata tertib
akuntansinya.
3) Memimpin bidang kepegawaian dan bidang umum lainnya.
d. Departeman Personalia
commit to user
28 2) Menjalankan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
direksi.
3) Membantu direksi dalam menyusun dan melaksanakan
Anggaran Tenaga Kerja Perusahaan.
4) Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase
penerimaan pegawai, pemberhentian, peraturan personalia,
pembinaan personalia.
e. Departemen Keuangan
1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen keuangan
sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh direksi.
2) Membantu Direksi dalam menyusun Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Perusahaan, sehingga diperoleh
bahan-bahan untuk menyusun kebijaksanaan guna
mencapai tujuan perusahaan.
f. Departemen Komersial
1) Mengkoordinir pelaksanaan tugas di departemen komersial
sesuai dengan aturan yang telah digariskan oleh Direksi.
2) Bertanggung jawab terhadap Direktur Komersial.
3) Menjalankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
g. Departemen Spinning (Pemintalan)
1) Melaksanakan dan mengamankan kebijaksanaan umum
commit to user
29 2) Mengusahakan untuk memajukan produksi khususnya
dibagian pemintalan.
3) Mengawasi perawatan peralatan.
4) Mengadakan hubungan dengan kepala departeman lainnya
dalam lingkungan perusahaan.
h. Departemen Weaving (Pertenunan)
1) Menyelenggarakan pengawasan terhadap perawatan dan
pemakaian bahan baku.
2) Membantu pengadaan kebutuhan bahan baku, mesin-mesin
dan alat produksi.
3) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya
dalam lingkungan perusahaan.
i. Departemen Teknik Umum
1) Mengawasi kegiatan mesin-mesin dan listrik untuk mencapai
hasil semaksimal mungkin.
2) Mengadakan hubungan dengan kepala departemen lainnya
dalam lingkungan perusahaan.
commit to user
30
STRUKTUR ORGANISASI PT. PRIMISSIMA
[image:44.612.98.567.115.488.2]Sumber Data : PT. Primissima
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT. Primissima
3. Aspek Sumber Daya Manusia
a. Jumlah karyawan
Dalam perekrutan tenaga kerja, PT. Primissima merekrut
karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor,
minimal SMK untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk
bagian selain yang di atas. Saat ini PT. Primissima mempunyai
jumlah tenaga kerja sebanyak 1.236 orang karyawan. Berikut ini
adalah rincian karyawan menurut bagian masing-masing:
1) Bagian Spinning = 416 orang
commit to user
31
3) Bagian Teknik Umum = 86 orang
4) Bagian PPK = 16 orang
5) Bagian Personalia = 37 orang
6) Bagian Sekretariat = 54 orang
7) Bagian Keuangan = 11 orang
8) Bagian Komersial = 42 orang
9) Bagian SPI = 8 orang
Sumber : Departemen HRD PT. Primissima
Ditambah dengan direksi yang berjumlah 4 orang dan komisaris
berjumlah 5 orang sehingga seluruhnya ada 1.247 orang.
b. Hari dan Jam Kerja
Perusahaan membagi waktu kerja dalam kegiatan proses
produksinya menjadi:
1) Karyawan kantor/staff
Masuk kerja seperti biasa yaitu hari biasa
(senin-jumat) jam 07.30-15.30 WIB, istirahat dari jam 11.00-13.00
WIB. Dimana karyawan meliputi :
a) Kepala Departemen
b) Kepala Bagian Pabrik I, II dan III
c) Kepala Bagian Maintenance Pabrik I, II dan III
d) Kepala Bagian Grey Finishing
e) Trainer
commit to user
32 2) Karyawan bagian produksi
Kegiatan produksi dilakukan selama 24 jam setiap
harinya kecuali hari Jumat 22,5 jam. Sedangkan untuk hari
besar/libur tidak ada kegiatan produksi. Sistem kerja terdiri
dari 3 shift dan 4 group khusus untuk dibagian produksi dan
satpam. Dibagi dalam 3 kelompok jam kerja (shift) secara
bergantian dalam seminggunya, yaitu:
a) Shift I : Pukul 06.00-14.00 WIB dengan waktu istirahat
60 menit.
b) Shift II :Pukul 14.00-22.00 WIB dengan waktu istirahat
30 menit.
c) Shift III:Pukul 22.00-06.00 WIB dengan waktu istirahat
60 menit.
PT. Primissima memiliki tenaga kerja sebanyak 1269
orang. Karyawan PT. Primissima dibedakan menjadi tuju
golongan yaitu golongan I-VII. Penggolongan ini didasarkan
pada tingkat pendidikan karyawan atau menurut ijazah.
commit to user
33
Tabel III.1
Data Tenaga Kerja Menurut Golongan, Tingkat
Pendidikan serta Jabatannya
Golongan Pendidikan Keterangan
I SD Pelayan/Kebersihan
II SLTP Operator/Pembantu II
III STM Montir/Pembantu I
IV SLTA Kepala Regu/Pembantu
V Sarjana Muda Utama
VI Sarjana/SM Kepala Urusan/Pengawas
VII Ahli Biro/Vivisi
[image:47.612.178.510.179.576.2]Sumber : PT. Primissima
Tabel III.2
Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Primissima
dengan Klasifikasinya
Departemen Jumlah
Spinning 376
Weaving 484
Grey Finishing 89
Teknik Umum 79
PPK 24 Personalia 31 Sekretariat 46 Keuangan 12 Komersial 40 SPI 3 PUKK 2 Total 11186
Pihak perusahaan juga telah menetapkan kebijakan
yang baik tentang perlu atau tidaknya pergantian tenaga
kerja, hal ini dilakukan agar tercipta efisiensi tenaga kerja
commit to user
34 sebab-sebab yang lain. Perusahaan juga dalam melakukan
penerimaan tenaga kerja yang harus dilakukan secara
selektif dengan tujuan tenaga yang masuk ke perusahaan
adalah yang berkualitas sehingga dapat mengganti
tenaga-tenaga yang telah keluar dan dapat memajukan perusahaan
dangan meningkatkan produktifitas.
3) Sistem Pengupahan Tenaga Kerja
Sistem penggajian pada PT. Primissima berdasarkan
golongan atau jabatan karyawan yang bersangkutan untuk
meningkatkan kualitas kerja mereka.
Karyawan PT. Primissima dapat dibedakan menjadi
dua kelompok yaitu sebagai berikut:
a) Karyawan bulanan tetap
Merupakan karyawan yang termasuk dalam golongan III
dan IV. Pemberian gaji bersifat bulanan, jika karyawan
tidak masuk kerja maka gaji akan di potong berdasarkan
ketentuan:
(1) Opname : 2% dari gaji pokok
(2) Sakit : 3% dari gaji pokok
(3) Mangkir : 4% dari gaji pokok
b) Karyawan Harian Tetap
Merupakan karyawan dari golongan I dan II walaupun
commit to user
35 pemberiannya dilakukan sebulan sekali. Untuk karyawan
ini jika tidak masuk kerja akan dipotong gajinya dengan
perhitungan hari dimana karyawan yang bersangkutan
tidak masuk kerja. Pemotongan gaji juga berlaku jika
karyawan terlambat atau pulang mendahului waktu
sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan
perusahaan.
4) Kesejahteraan Sosial Karyawan
Pihak perusahaan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
baik dalam bekerja maupun fasilitas-fasilitas yang berupa
jaminan sosial kesejahteraan. Hal ini dimaksudkan agar para
karyawan dapat bekerja dengan baik sehingga dapat
meningkatkan produktifitas.
Fasilitas berupa jaminan sosial kesejahteraan
karyawan yang diberikan perusahaan dalam bentuk:
a) Fasilitas pada saat kerja
1. Pemberian pakaian kerja.
2. Disediakan sarana keselamatan kerja dan kesehatan
misalnya dengan pemberian masker, kacamata,
sepatu, pelindung telinga dan obat-obatan P3K, alat
pemadam kebakaran.
3. Penyediaan tempat parkir karyawan.
commit to user
36 5. Koperasi karyawan.
b) Pemberian cuti
1. Adanya cuti tahunan selama 12 hari.
Cuti hamil diberikan selama 3 bulan (1,5 bulan
sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah
melahirkan).
2. Cuti masa menstruasi bagi karyawan wanita.
c) Pemberian tunjangan
1. Tunjangan Hari Raya sebesar 1 bulan gaji ditambah
dengan kebijakan perusuhan.
2. Tunjangan beras.
3. Tunjangan kematian bagi keluarga karyawan
(keluarga garis vertikal).
4. Tunjangan prestasi kerja, bonus produksi.
5. Tunjangan kelahiran anak (3 anak)
d) Pemberian pesangon
1. PHK tanpa kesalahan = 2 kali masa kerja + 1 kali jasa
+ 15% (masa kerja + jasa).
2. Dikeluarkan karena melanggar peringatan sampai 3
kali = (1 kali masa kerja + 1 kali ketentuan jasa) x
15%
3. Dikeluarkan karena kesalahan berat = 15% x masa
commit to user
37 e) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.
1. Pemberian asuransi kesehatan untuk karyawan dan
keluarganya.
2. Penanggungan biaya rumah sakit akibat kecelakaan
kerja.
3. Adanya pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk
karyawan.
4. Aspek Produk
a. Jenis Produk
Produksi PT. Primissima dapat dikelompokan menjadi lima
produk utama, yaitu:
1) Gamelan Serimpi
2) Kereta Kencana
3) Violissima
4) Adiprima
5) Berkolissima
Konstruksi masing-masing jenis produk berbeda
tergantung kebutuhan pasar. Hasil produksi yang di ekspor
kebanyakan berupa grey dengan kode PS 115, PS 214, PS
217, PS 219, dan PS 310 yang di packing berdasarkan
“Eksport Standart Packing”, barang dikirim memakai container
commit to user
38 b. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
1) Bahan baku
Bahan baku utamanya adalah berupa kapas yang di
gunakan oleh unit spinning (pemintalan). Kebutuhan bahan
baku kapas ± 14.000 per tahun yang sebagian besar diimpor
dari Amerika dan Australia.
2) Bahan Pembantu
Dengan bahan pembantu berupa tapioca, emcee, elvanol,
sunsize, digowak, fungisida dan kentek.
c. Mesin-mesin Produksi
1) Departemen Unit Pemintalan (Spinning).
a) Mesin Bale Opener
Fungsinya untuk membuka dan membersihkan kapas
pada tingkat pertama terhadap kotoran dan debu. Disini
kotoran yang besar akan jatuh dan yang halus akan
terhisap oleh fan. Sedangkan kotoran yang berwujud
metal akan dihisap oleh magnet.
b) Mesin Waste Opener
Fungsinya sama dengan bale opener, hanya yang
dimasukan ke mesin ini berupa sisa kapas yang terbuang
dari mesin Carding, Drowing, dan Silver Lap yang masih
dapt dipakai atau diproses lagi (panjang serat kapas
commit to user
39
c) Mesin Monocylinder Cleaner
Pada mesin ini untuk kedua kalinya kapas mengalami
pembersihan dari kotoran-kotoran yang tertinggal. Bagian
utama mesin ini adalah silinder berpaku yang diputar
oleh motor.
d) Mesin Automixer
Mesin ini mencampur kapas agar kualitasnya benang
dapat lebih merata. Kapas dari Monocylinder dihisap oleh
fan, kemudian masuk ke mesin ini.
e) Mesin ERM Cleaner
Berfungsi membersihkan kotoran dan memisahkan
sebelum diproses dimesin carding. Kapas dikirim dengan
jalan penghisapan.
f) Mesin Flock Feeder
Mesin ini adalah bagian terakhir dari proses blowing
membersihkan kapas dengan silinder yang berpaku.
g) Mesin Carding
Adalah mesin pengurai kapas, fungsinya antara lain:
1. Membersihkan kapas yang terakhir dam memisahkan
serat-serat pendek
2. Mengurai bekas kapas kedalam bentuk individu
commit to user
40
3. Distribusi serat-serat menjadi sumbu panjang
(Draftable Silver)
h) Mesin Pre Drawing
Adalah mesin untuk mensejajarkan dan meratakan
dengan tarikan-tarikan rol.
i) Mesin Sliver Lap
Berfungsi membuat lap atau jajaran sliver untuk
memberikan umpan pada mesin comber.
j) Mesin Ribbon Lap
Hasil dari sliver dirangkap agar kualitas bahan baku
pemintalan benang lebih merata
k) Mesin Comber
Berfungsi menyisir dan memisahkan serat yang panjang
dan pendek, juga berfungsi menghilangkan kotoran.
Di sini dikeluarkan serat-serat kapas yang pensek dan
tidak terpakai.
l) Mesin Kelos (Cone Winder)
Berfungsi menggulung benang dari beberapa bobbin
(gulungan benang dari ring spinning) menjadi sebuah
kelos yang panjangnya 106.000 yard dengan berat netto
1 kg.
m) Mesin Doubling (Fadis)
commit to user
41
n) Mesin pembakar dan pengintiran (Volkmann)
Berfungsi untuk membakar bulu benang dan pengintiran
benang.
2) Departemen Pertenunan (Weaving)
a) Mesin Prin Winder (palet)
Berfungsi mengubah benang kelos menjadi benang yang
disebut benang palet, sebuah gulungan benang kelos
menjadi 70 buah gulungan palet.
b) Mesin Warper (Hani)
Berfungsi untuk mengubah benang kelos menjadi
benang lusi yang digulung dalam sebuah boom.
c) Mesin Sizing (Kanji)
Benang perlu kanji untuk menambah kekuatan, tahan
gesekan sewaktu ditenun dan bulu-bulu pada benang
tidak mudah keluar. Disini dilakukan perangkapan
beberapa boom menjadi sebuah boom yang sekaligus
dikanji (menjadi boom kanji).
d) Mesin Reaching (Cucuk)
Berfungsi memasukkan benang lusi kedalam yang
commit to user
42 e) Mesin Cukur (Shearing)
Berfungsi mencukur bulu-bulu pada grey dan
menghasilkan grey agar mudah diadakan pemeriksaan.
f) Mesin Periksa dan Lipat (Inspecting Folding)
Berfungsi untuk memeriksa grey bila ada cacat,
memperbaikinya dan sekaligus melipatnya.
g) Mesin Infecting dan mesin Folding
Berfungsi memeriksa kain yang cacat seperti beang
rangkap, benang tidak rata, sobek, kotor dan sebagainya.
Dalam pemeriksaan perusahaan telah menetapkan
standar kelas grey yaitu berdasarkan jumlah atau point
commit to user
43 d. Proses Produksi
[image:57.612.174.482.101.672.2]Sumber: PT. Primissima
Gambar III.2
Proses Produksi Departemen Spinning
KAPAS
BLOWING
FLOCK
SLIVER LAP
CARDING
COMBER
RIBON LAP
DRAW
DRAW
FLYER
WINDING
RING
TWISTING
DOUBLING
CARDED
commit to user
44 1) Proses Produksi Unit Spinning (Pemintalan)
Spinning merupakan satu departemen yang
membawahi bagian persiapan (pre spinning) dan pemintalan
kapas menjadi benang cone (kelos). Sebelum dilakukan
prosesan bahan baku kapas menjadi benang, kapas dari
gumpalan pres antara 24 - 25 jam, agar kapas dapat
mengembang dan menyesuaikan kelembaban udara di
sekitarnya, kemudian dilakukan pencampuran (mixing)
kapas.
a. Bagian persiapan (pre-spinning)
Proses ini mempersiapkan kapas untuk dipintal,
bagian ini mempunyai 5 proses, yaitu:
1) Proses Blowing
Proses blowing adalah membuka gumpalan kapas
pres untuk dikembalikan ke bentuk semula,
mencampur kertas, serta membersihkan
kotoran-kotoran terutama dari benda-benda asing.
Pada proses ini terdapat tiga kegiatan pokok, yaitu:
a) Opening : Membuka kapas yang masih
berbentuk padat agar mudah diurai.
b) Mixing : Proses pencampuran berbagai jenis
commit to user
45 c) Cleaning : Membersihkan kotoran-kotoran yang
menempel pada kapas.
2) Proses carding
Proses carding adalah pemisahan dan pembersihan
serat serta membentuk serat menjadi sliver. Silver
adalah gulungan kapas yang seratnya sudah diatur
satu per satu. Proses carding merupakan bagian
penting dari proses pemintalan karena bagian ini
menentukan mutu benang yang di hasilkan.
Proses:
Serat dibentuk menjadi sumbu yang panjang
kemudian digulung di dalam can (drum besar)
sampai penuh dengan ditandai lampu pada mesin
menyala. Serat-serat tersebut berasal dari kapas
pada mesin ERM 2 yang termasuk ke kitcher melalui
2 rol sisir dan feed roller yang di kontrol oleh regular
flap yang mengatur pemasukan kapas ke heater.
jumlah aliran kapas dalam saluran di kontrol oleh flock
meter.
3) Proses combing
Proses ini berfungsi untuk membuat kapas menjadi
bentuk sliver dan membersihkan kotoran serta seleksi
commit to user
46 Proses:
Hasil dari mesin ribbon lap masuk ke mesin comber
disisir oleh sisir atas dan bawah yang berfungsi untuk
memisahkan serat pendek dan serat panjang. Melalui
contact roller dilakukan peregangan, pembukaan lap
(jalur), perataan yang kemudian terjadi web (jaringan)
dan masuk ke kondensor berupa sliver.
4) Proses drawing
Proses drawing digunakan untuk mensejajarkan dan
meratakan serat, karena hasil dari mesin comber
sudah tidak rata lagi. Proses ini juga berfungsi untuk
menyesuaikan berat sliver persatuan panjang dengan
cara penarikan untuk keperluan pada proses
berikutnya.
Proses :
Sliver hasil mesin comber masuk melalui feed table
menuju drafting arrangement dam mengalami
peregangan dan keluar dalam bentuk sliver.
5) Prosesroving frame
Adalah proses pengecilan sliver hasil mesin drawing
sehingga menjadi bentuk roving, selain itu pada
proses ini terjadi pemberian twist agar roving tidak
commit to user
47 Proses :
Sliver dari mesin drawing masuk melalui rak universal
dan masuk draft arrangement (alat peregang),
kemudian terjadi peregangan dan penambahan twist
serta keluar dalam bentuk roving gulung pada bobbin.
b. Bagian pemintalan (ring spinning)
1) Ring spinning
Ring spinning adalah proses terakhir pembuatan
benang yaitu benang-benang tersebut merupakan
bahan-bahan yang berasal dari serat sintetis / alami
yang satu sama lainnya memiliki kekuatan dan
panjang dalam satuan tertentu.
Pada bagian ring spinning hanya terdapat sebuah
proses pemintalan benang yaitu mengubah roving
menjadi benang dengan kelipatan 33,333 kali 1 meter
roving akan menjadi 33,333 meter benang.
Proses :
Roving masuk melalui drafting arrangement kemudian
di beri twisting dan menjadi benang yang akan di
gulung pada bobbin.
2) Winding
Proses winding dilakukan setelah proses mesin ring
commit to user
48 karena perbedaan kecepatan dan arah putaran yang
saling tegak lurus antara front dan spindle, maka
terjadi lilitan atau twist yang dikehendaki yang
kemudian benang di gulung dalam bentuk cone
(kelos).
Proses :
Benang yang berbentuk cone dilewatkan melalui
sensor di dalam alat splitzer dan di gulung dalam
bentuk cone.
3) Doubling
Proses doubling adalah menyatukan 2 helai benang
single menjadi satu atau lebih.
Proses :
Dari 2 benang single (satu) dirangkap dan dijadikan
satu sehingga menjadi benang yang kuat dengan
diameter menjadi lebih besar karena adanya
perangkapan benang single tersebut.
4) Twisting
Proses twisting adalah membakar bulu-bulu pada
benang dan melilitkan (twisting) benang satu dengan
commit to user
49
Proses :
Dari benang hasil rangkapan mesin doubling
kemudian dilakukan twisting sesuai yang dilakukan.
Pembakaran bulu-bulu pada benang dilakukan
melalui heating element.
Proses Pembuatan benang ini dibagi menjadi dua
jalur yaitu:
a) Jalur I : kapas di campur secara otomatis oleh
mesin unfrock (mesin pencampur kapas) dan
masuk ke dalam unit bowing, secara otomatis
masuk kedalam mesin carding yaitu sebelumnya
ditampung ke dalam mesin flock feeder, dalam
mesin carding bahan baku kapas berubah menjadi
sliver.
b) Jalur II : kapas dicampur secara manual di unit
blowing yang kemudian masuk secara otomatis ke
dalam mesin carding, yang sebelumnya ditampung
ke dalam mesin flock feeder, dalam mesin carding
commit to user
[image:64.612.175.468.82.481.2]50
Gambar III.3
Proses Produksi Pada Departemen Weaving
2) Proses Produksi Unit Weaving (Pertenunan)
a. Persiapan Benang
Persiapan benang dilakukan ada dua macam yaitu
persiapan benang lusi dan benang pakan. Jenis benang
yang digunakan untuk benang lusi dan benang pakan Benang
Palet Penghanian
Penganjian
Cucuk
Packing Folding Inspecting
commit to user
51
beraneka ragam, tergantung pada jenis kain grey yang
akan dibuat dan berdasarkan pada permintaan.
b. Warping atau proses penghanian
Tujuan penghanian adalah menggulung benang dari
beberapa cone (kelos) ke dalam beam (balok) hani
sesuai kontruksi, yang dipasang pada mesin kanji
dengan bentuk gulungan sejajar.
Cara kerja:
d) Benang ditarik dari bobbin penyuap yang ditempatkan
pada creel (pengantat silver) melalui pengantar
benang yang terbuat dari porselen. Mesin ini di
lengkapi dengan peralatan otomatis yang salah
satunya adalah alat stop motion yang berfungsi
member tanda bila ada benang putus sehingga
secara otomatis mesin akan berhenti.
e) Benang berjalan melalui rol pengantar, rol pemegang
dan rol pengungkit, fungsi rol pengungkit adalah
mencari ujung benang-benang yang terputus apabila
sudah tergulung pada beam hani. Benang-benang
setelah malalui bagian bawah rol penegang dan
bagian atas pengungkit , dicucuk pada mesin hani,
tiap lubang dicucuk satu helai, lalu benang di gulung
commit to user
52 tanda sesuai. Pemberi tanda ini berlaku pada benang
lusi maupun benang pakan . Benang dengan label tak
sesuai digunakan untuk mesin tenun jenis shuttle
loom untuk konsumsi lokal. Sedangkan benang
dengan label sesuai digunakan untuk jenis mesin Air
jet loom. Setelah di data, benang disiapkan di rak
hani sesuai standar produksi preparation I.
Setelah proses penghanian selesai, operator mengisi
kartu hani dan memberi status pada beam yang sudah
diproduksi yaitu berterima bila angka putusnya kecil dari
standar, dan tak berterima bila angka putusnya besar dari
standar. Setelah itu beam diparkir satu jenis satu baris
untuk menghindari kesalahan pengambilan dan
memudahkan stok harian. Salah satu untuk
meningkatkan kualitas harian agar proses di mesin kanji
dan dimesin loom lancer adalah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1) Setelah proses hani habis, set creel hani yang diatas
dan mesin blower harus dibersihkan menggunakan
kompresor.
2) Setelah benang terpasang di careel dan telah selesai
disambung dan benang ditarik kedepan, mesin blower
commit to user
53 3) Penyetelan sisir untuk benang pinggir harus
betul-betul rata, tidak boleh menumpuk untuk menjaga agar
proses pengganjian tidak terjadi pinggiran kendo atau
pinggiran lengket.
c. Sizing atau proses penganjian
Yang dimaksud penganjian adalah saat benang
dilewatkan pada bak larutan kanji (size box), yang di
dalamnnya terdapat rol rendam dan rol pemeras. Isi
larutan kanji pada bak tidak boleh terlalu sedikit atau
terlalu banyak, sebab ini dada hubungannya dengan
lamanya dalam larutan kanji.
Tujuan dari proses penganjian adalah meningkatkan
daya tenun dari benang. Peningkatan daya tenun yang
disebabkan setelah proses penganjian adalah:
f) Bulu-bulu menjadi tidur
g) Sifat licin permukaan bertambah
h) Kekuatan tarik benang bertambah
i) Gaya gesek bertambah
j) Benang-benang menjadi kompak
d. Reaching atau proses pencucukan
Sebelum masuk ke mesin tenun, kain yang sudah dikanji
diadakan pencucukan. Fungsi pencucukan ini adalah
commit to user
54 dimasukan ke dalam sisir. Setelah masuk ke mesin
tenun,lusi yang sudah dikanji mengalami pencucukan
yaitu setiap helai masuk ke dalam gun, sisir, droffer,
dapat dilakukan secara elektronik maupun manual. Di
PT. Primissima proses tersebut dilakukan oleh tenaga
operator.
Cara kerja :
Benang beam dimasukan ke droffer, lalu di gun, terakhir
kesisir / cara memasukan lusi menggunakan penjepit
secara bersilang sehingga ketika ditenun membentuk
anyaman yaitu antara benang pakan dan benang lusi
akan saling mengait membentuk anyaman.
Pengambilan benang dari droffer melalui selector agar
benang berurutan. Setelah proses pencucukan, benang
siap dip roses di mesin tenun.
e. Proses pemaletan
Dalam proses ini, gulungan palet yang baik harus
memiliki syarat yaitu gulungan harus penuh dan padat
sehingga lapisan-lapisan benang palet tidak akan
tergelincir atau lepas saat proses pertenunan dalam
kecepatan tinggi, namun benang harus terurai selapis
commit to user
55 Gerakan-gerakan pokok dalam pemaletan:
1. Perputaran bobbin untuk menggulung benang
2. Gerakan penyuapan benang
3. Perpindahan atau pergeseran penyuapan benang
Di PT. Primissima nomor benang yang digunakan adalah
system penomoran tidak langsung (nel) dengan kode PS
Primissima.
f. Tahap penenunan
Benang lusi setelah di cucuk pada droffer, gun, dan sisir
tenun atau disambung (trying), bersama benang pakan
dianyam, yaitu benang pakan diluncurkan memakai
teropong. Pada bagian ini mesin-mesin yang digunakan
adalah mesin tenun dan mesin sambung.
1) Mesin tenun (loom)
Benang-benang lusi dari mesin cucuk dan
benang-benang dari mesin palet akan ditenun/dianyam pada
mesin jenis air jet loom. Mesin jenis ini menggunakan
angin sebagai tenaga penggerak. Untuk menghemat
penggunaan angin,maka perabukan mulut lusi sekecil
mungkin.mesin tenun ini menghasilkan kain grey
commit to user
56 2) Penyambungan
Fungsi mesin ini adalah untuk menyambung benang
lusi yang tersisa dari proses pertenunan dengan lusi
baru yang kan ditenun.
Pada mesin ini terjadi penyambungan boom benang
lusi dari mesin tenun yang telah habis dengan boom
lusi baru. Penyambungan ini dilakukan tiga kali dan
sekali penggantian sisir, gun, dan droffer.
g. Inspecting
Proses ini merupakan proses pemeriksaan apabil