• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Indorama Synthetics Tbk (IRS) adalah perusahaan tekstil dan petrochemical terbesar di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 30 tahun. Indorama berdiri pertama kali dengan dibangunnya sebuah Pabrik Pemintalan Benang (Spinning) pada tanggal 3 April 1974 di daerah Jatiluhur, Purwakarta, oleh Mr. Mohanlal Lohia. IRS berproduksi secara komersial mulai tanggal 4 agustus 1976, kapasitas produksi terpasang 3000 metrik ton per tahun pada tahun 1990. IRS dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang pesat dan pada tahun 1989 mulai merencanakan pengembangan usaha dalam rangka integrasi ke Industri Hulu. Perusahaan dalam mengembangkan usahanya mendirikan pabrik-pabrik.

Sejak tahun 1999, IRS adalah produsen dan eksportir terbesar

polyester di Indonesia dengan total produksi polyester 280.000 ton per tahun. Indorama telah go public dan mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2009, total penjualan perusahaan sebesar US$ 490 juta dan total asetnya US$ 545 juta.

Indorama grup menempatkan produknya langsung ke pasar dan telah menciptakan identitas yang unik untuk semua produknya. Indorama grup menjual produknya ke pasaran utama di Amerika Utara, dan Eropa, serta pasar berkembang yang ada di Amerika Selatan, Asia, Australia, dan Timur Tengah. Proses peningkatan reinvestasi dan produktivitas yang terus menerus telah membuat Indorama menjadi produsen terdepan untuk polyester dan produk-produk terapannya di seluruh dunia. Kelebihan ini dikombinasikan dengan keunggulan dari sistem berbiaya rendah, yang menghasilkan 2 (dua) manfaat, yaitu mutu premium dengan biaya rendah. Indorama selalu berusaha memberikan mutu terbaik, konsistensi dan kedayatahanan dengan pelayanan yang tepat setiap saat.

34

PT IRS Tbk terjun ke dalam 4 (empat) bisnis : a. Polyester

Pembangunan pabrik Polyester (Polyester division) mendapat ijin dari Menteri keuangan Arifin Siregar. Peletakan batu pertama tanggal 12 Juni 1990 oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartanto. Bahan baku dasarnya adalah PTA (Purified Terephthalic Acid) dan MEG (Monoethylene Glycol) dengan sistem CP (Continue Process). Hasil produksi divisi ini berupa chips, serat staple (PSF) dan benang filamen (POY, DT dan DTY). Pabrik ini berproduksi secara komersial sejak tanggal 17 November 1991 dengan kapasitas produksi 150 ton per hari.

Divisi polyester terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yang terdiri dari CP-1, CP-2 dan CP-3. Pembangunan pabrik PET Resin (CP-2) pada tanggal 3 Desember 1993. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Menteri Perindustrian Ir. Tungki Ari Wibowo. Ini merupakan pabrik pertama di Indonesia yang membuat bahan baku

pet botol untuk segala macam kemasan botol plastik dan film, seperti botol aqua, coca-cola dan shampoo. Berproduksi secara komersial sejak awal Juni 1995 dengan kapasitas produksi terpasang 180 ton per hari. Pembangunan pabrik polyester (CP-3) pada tanggal 24 November 1994. Divisi ini merupakan pengembangan pabrik dari sebelumnya, yaitu pabrik polyester CP-1 sebab bahan baku maupun produk yang dihasilkan adalah sama yaitu bahan baku PTA dan MEG, produk chips, PSF dan benang filament. Hanya saja dalam proses produksi pada CP-3 dilakukan secara otomatis dan jumlah pekerjanya lebih sedikit dibandingkan pada CP-1.

Divisi Polyester menyumbang 69% dari total seluruh penerimaan perusahaan. Sekitar 68% dari produk polyester adalah untuk di ekspor. Indorama Polyester memiliki kapasitas produksi 65 ribu ton PSF per tahun, 100 ribu ton benang fillament per tahun

35

dan 115 ribu ton chips per tahun. Divisi Polyester mulai beroperasi pada tahun 1991 dan kini telah menjelma menjadi produsen

polyester terbesar dengan kapasitas produksi tahunan 280 ribu ton benang filament polyester, serat polyester, chips polyester, dan

chips bahan baku pembuat botol (packaging). Divisi Polyester juga memiliki fasilitas texturiser yang paling modern di Indonesia. Divisi Polyester menggunakan teknologi mutakhir dari pabrikan teknologi ternama termasuk DuPont (USA), Zimmer dan Barmag (Jerman), Toyobo, Teijin Seiki dan Murata (Jepang).

PT IRS Tbk adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memiliki fasilitas pengolahan benang polyester dan sistem pengujian yang sepenuhnya otomatis dan terkomputerisasi sesuai dengan standar yang dibuat oleh DuPont di pabrik mutakhirnya di Amerika.

b. Spun Yarns

Divisi ini menyumbang hampir 25% dari seluruh penerimaan perusahaan. Dengan kapasitas produksi 194 ribu mata pintal dan hampir 57% dari produksinya di ekspor. Indorama Spinning adalah salah satu pengekspor benang pintal terbesar di Indonesia. Pembangunan pabrik pertenunan (fabric division) pada tanggal 29 September 1993 dengan bahan baku yang dipakai adalah benang DT dan DTY. Produk yang dihasilkan adalah kain Georgette dan kain grey tissue, serta mulai berproduksi secara komersial sejak bulan Januari 1994 dengan kapasitas produksi 1,2 juta meter per bulan.

c. Fabrics

Kapasitas produksi divisi fabrics adalah 24 juta meter per tahun untuk kain mentah dan 42 juta meter per tahun untuk kain celup dan kain FDY (siap untuk celup).

36

d. Pembangkit Tenaga Listrik (Captive Power Plant)

PT IRS Tbk telah membangun pembangkit tenaga listrik 60MW untuk memasok kebutuhan listrik seluruh kompleks industri

petrochemical dan benang di Indonesia (site Purwakarta).

PT IRS Tbk telah dianugerahi penghargaan bergengsi Primaniyarta (nominasi eksportir terbaik) dari Pemerintah Indonesia untuk kategori Perusahaan PMA pada tahun 2009. Selama krisis ekonomi di Asia, IRS telah terpilih sebagai salah satu Perusahaan Asia yang bisa bertahan dalam badai krisis pada jajak pendapat yang dilakukan oleh majalah Asiamoney. IRS berfokus pada peningkatan berkelanjutan, kepuasan pelanggan dan kepedulian terhadap lingkungan. Akreditasi yang dianugerahkan kepada PT Indorama Synthetics Tbk, yaitu ISO 9001:2008 untuk mutu (Sistem Manajemen Mutu), ISO 14001:2004 untuk Lingkungan (Sistem Manajemen Lingkungan), OHSAS 18001 untuk Keselamatan dan Kesehatan kerja dan ISO 17025 untuk Standar Laboratorium Polyester.

4.1.2 Tujuan Pendirian Perusahaan

Tujuan pendirian PT Indorama Synthetics Tbk adalah :

1. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kabupaten Purwakarta pada umumnya.

2. Pengembangan proses produksi pembuatan benang dengan alat dan teknologi modern.

3. Meningkatkan pendapatan negara melalui produk-produk yang di ekspor.

4.1.3 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka menunjukkan segenap tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan, diperlukan suatu struktur organisasi, karena hal tersebut dapat terkoordinasi sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Struktur organisasi dikatakan baik, apabila dalam organisasi tersebut telah melaksanakan pendelegasian wewenang dan kekuasaan

37

agar tercapainya tujuan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT IRS Tbk adalah sistem fungsional. Struktur organisasi sistem fungsional adalah organisasi yang hanya mengenal adanya unsur pimpinan dan unsur pelaksana. Keuntungan dari sistem organisasi fungsional, yaitu bersifat sederhana, cepat dalam mengambil keputusan, mudah memelihara disiplin dan dapat memanfaatkan tenaga yang kurang cakap. Kerugian dari sistem organisasi fungsional, yaitu masalah dalam menganalisis pekerjaan, kurang tenaga ahli, sulit diadakan koordinasi dan mudah mengalihkan wewenang yang bersifat sukarela. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.

IRS termasuk perusahaan padat karya karena cukup banyak menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja IRS divisi polyester saat ini berjumlah 6.795 karyawan. Untuk kelancaran kerja dan kedisiplinan karyawan dalam bekerja, maka pihak manajemen perusahaan membuat pengaturan waktu kerja.

Pengaturan jam kerja dan istirahat di PT IRS Tbk adalah : 1. Bagi pekerja General Shift (GS)

Hari kerja Jam kerja (pukul) Jam istirahat (pukul) Senin-kamis 08.00-16.30 12.00-13.00

Jumat 08.00-16.00 12.00-13.30

Sabtu 08.00-12.00 Tanpa istirahat

2. Bagi pekerja shift

Shift Jam kerja (pukul) Jam istirahat (jam)

Shift I 06.00-14.00 1

Shift II 14.00-22.00 1

Shift III 22.00-06.00 1

4.2 Proses produksi

Dokumen terkait