• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Sampel yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 18 (delapan belas) perusahaan. Profil perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. PT. Adaro Energy Tbk.

Adaro Energy merupakan salah satu perusahaan yang bergerak sebagai produsen batu bara terbesar kedua yang ada di Indonesia dan terbesar keempat di dunia. Perusahaan ini mengoperasikan tambang batu bara tunggal terbesar di Indonesia dan merupakan pemasok batu bara termal dalam pasar global. Pada awal berdirinya pada tahun 2004, perusahaan yang masih berbentuk perseroan terbatas yang bernama PT Padang Karunia. Pada tanggal 18 April 2008 perusahaan ini mengganti nama menjadi PT Adaro Energy Tbk dalam persiapan untuk "go public". Visi yang ditetapkan bagi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan yang terbesar dan paling efisien dalam hal penambangan batu bara serta ter-integritas sebagai perusahaan energi di Asia Tenggara.

2. PT. Astra Agro Lestari Tbk.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang management bahan-bahan perkebunan, seperti kelapa sawit, karet,

teh, cokelat dan minyak masak, Perusahaan yang telah berdiri sejak tanggal 3 Oktober 1988 ini merupakan produsen kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah memenuhi berbagai segmen pasar, baik di dalam dan luar negeri. Perusahaan ini memperluas cakupan bisnisnya dengan merangkul induk perusahaannya yakni PT Astra International Tbk yang memutuskan untuk menciptakan bisnis baru di sektor perkebunan singkong dan karet. Di samping itu, karena bisnis kelapa sawit terlihat sangat menjanjikan di pasaran membuat AALI mencoba peruntungan untuk lebih fokus dalam pengembangan bisnis kelapa sawit.

3. PT. Astra International Tbk.

Astra International merupakan otomotif yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi PT Astra International Tbk. Perusahaan ini telah tercatat di sahamnya dimiliki oleh Jardine Cycle & Carriage's sebesar 50,1%. Ruang lingkup kegiatan perseroan seperti yang tertuang dalam anggaran dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.

4. PT. Bank Central Asia Tbk.

Bank Central Asia Tbk didirikan di Indonesia tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama Bank Central Asia NV. Perseroan dagang dan industrie Semarang Knitting Factory dan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Bank BCA adalah bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradis regulasi, pengelolaan risiko secara baik dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai lembaga intermediasi finansial.

5. PT. Bank Danamon Tbk.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor cabang konvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta kantor-kantor cabang anak perusahaannya. Danamon juga didukung oleh serangkaian fasilitas perbankan elektronik yang komprehensif.

6. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

7. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955. BNI dituntut untuk meningkatkan kinerja unggul sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada pemegang saham. Secara historis BNI focus pada corporate banking yang didukung dengan infrastruktur retail bankingyang kuat. Kini BNI terus berupaya meningkatkan kapitalisasi keduanya menjadi keunggulan BNI.

8. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

9. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk.

Sejarah perkembangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman colonial Belanda pada tahun 1919dengan metode penambangan terbuka. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan penambangan bawah tanah sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada tahun 1938. Pada 1950 pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan perusahaan negara Tambang Arang Bukit Asam. Pada tahun 1981 kemudian berubah menjadi perseroan terbatas dengan nama PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. [ada 23 Desember 2002 perseoran memcatatkan diri sebagai perusahaan publik di bursa efek Indonesia dengan kode PTBA.

10.PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Charoen Pokphand Indonesia Tbk didirikan 07 Januari 1972 dalam rangka Penanaman Modal Asing dan beroperasi secara komersial mulai tahun 1972. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CPIN terutama meliputi industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan sapi termasuk unit-unit cold storage, menjual makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia, maupun ke luar negeri. Pada tahun 1991, CPIN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Maret 1991.

11.PT. Gudang Garam Tbk.

Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Komitmen perusahaan adalah memberikan pengalaman tak tergantikan dalam menikmati kretek yang terbuat dari bahan pilihan berkualitas tinggi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada

masyarakat, Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

12.PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.

Indo Tambangraya Megah berdiri pada tahun 1987 sebagai Perseroan Terbatas, kemudian pada tahun 2007 diakuisisi oleh Grup Banpu Thailand dan selanjutnya pada bulan Desember 2007 menjadi perusahaan terbuka. Banpu melalui PT Centralink Wisesa International memiliki 77,60% saham, PT Sigma Buana Cemerlang 2,40% dan selebihnya merupakan saham masyarakat.Pada tahun 2008, saham PT Centralink Wisesa International dialihkan ke Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd. Sebesar 73,72% dan porsi saham publik menjadi 26,28%. Pada tahun 2010, Banpu Minerals (Singapore) PTe. Ltd. Menjual sahamnya sebesar 8,72% kepada publik dan mempertahankan kepemilikan mayoritas sebesar 65% dan selebihnya dimiliki masyarakat dengan jumlah rendah lebih dari 5% masing-masing.

13.PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

ndofood Sukses Makmur Tbk didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Induk usaha dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah CAB Holding Limited (miliki 50,07% saham INDF), Seychelles, sedangkan induk usaha terakhir dari Indofood Sukses Makmur Tbk adalah First Pacific Company Limited (FP), Hong Kong. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu

penyedap, minuman ringan, kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu. Pada tahun 1994, INDF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDF (IPO) kepada masyarakat, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 1994.

14.PT. Kalbe Farma Tbk.

Kalbe Farma Tbk didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe Farma Tbk, antara lain: PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.63%). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada masyarakat, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.

15.PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk.

Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) didirikan tanggal 18 Desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LSIP bergerak di bidang usaha perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utama Lonsum adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh dan benih dalam kuantitas yang lebih kecil. Pada tanggal 07 Juni 1996, LSIP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LSIP (IPO) kepada masyarakat, saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Juli 1996.

16.PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Perusahaan diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus1957 oleh Presiden RI pertama. Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan komposisi pemegang saham negara RI 73% dan masyarakat 27%. Pada tanggal 17 September 1998, negara RI melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepadaBlue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,0% Blue Valley

Holdings PTE Ltd. 24,9%, dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret 2010, Blue Valley Holdings PTELtd, menjual seluruh sahamnya melalui private placement, sehingga komposisi pemegang saham Perseroan berubah menjadi Pemerintah 51,0% dan publik 48,9%.

17.PT. Unilever Indonesia Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.

18.PT. United Tractors Tbk.

United Tractors (UT/Perusahaan) adalah distributor peralatan berat terbesar dan terkemuka di Indonesia yang menyediakan produk-produk dari merek ternama dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest. Didirikan

pada 13 Oktober 1972, UT melaksanakan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 19 September 1989 menggunakan nama PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Penawaran umum saham perdana ini menandai komitmen United Tractors untuk menjadi perusahaan kelas dunia berbasis solusi di bidang alat berat, pertambangan dan energi guna memberi manfaat bagi para pemangku kepentingan.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan antara lain frekuensi tendensi sentral (mean, median, modus), disperse (deviasi standar, variance), dan pengukur-pengukur bentuk seperti measures of sharpe. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif ini adalah DPR, ROE, LnTotal Aset, DER, IOS, dan Quick Ratio.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif DPR, ROE, Total Aset, DER, IOS, dan Quick Ratio

DPR ROE TA DER IOS QR

Mean 0.465 0.256 17.892 2.317 5.555 1.013 Maximum 2.109 1.258 20.566 7.52 53.590 4.491 Minimum 0.169 0.056 15.828 0.2 0.820 0.021 Std. Dev. 0.289 0.250 1.524 2.679 10.317 0.938

Observations 54 54 54 54 54 54

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 54 sampel data yang diambil dari laporan

keuangan publikasi tahunan perusahaan yang terdaftar di indeks LQ-45 periode 2012-2014. Berikut interpretasi dari statiska deskriptif pada Tabel 4.1 tersebut :

1. Variabel DPR (dividend payout ratio) memiliki nilai minimum 0,169 yang diperoleh PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, sedangkan nilai DPR maksimum adalah 2,10 yang diperoleh oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Diketahui rata-rata (mean) nilai DPR adalah 0,465, dan standar deviasinya 0,289 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54.

2. Variabel ROE (return on equity) memiliki nilai minimum 0,056 yang diperoleh PT Adaro Energy Tbk, sedangkan nilai ROE maksimum adalah 1,258 diperoleh oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Rata-rata (mean) nilai ROE adalah 0,256 dan standar deviasinya 0,250 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54.

3. Variabel T.A (total aset) memiliki nilai minimum 15,828 yang diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk, sedangkan total aset maksimum adalah 20,566 yang diperoleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rata-rata (mean) total aset adalah 17,892, dan standar deviasinya 1,524 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54. 4. Variabel DER (debt to eqiuty ratio) memiliki nilai minimum 0,2 yang diperoleh

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk, sedangkan nilai DER maksimum adalah 7,52 yang diperoleh PT Bank Central Asia Tbk. Rata-rata (mean) nilai DER adalah 2,317, dan standar deviasinya 2,679 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54.

5. Variabel IOS (investment opportunity set) memiliki nilai minimum 0,820 diperoleh PT Adaro Energy Tbk, sedangkan nilai IOS maksimum adalah 53,590 diperoleh PT Unilever Indonesia Tbk. Rata-rata (mean) nilai IOS adalah 5,555, dan standar deviasinya 10,317 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54.

6. Variabel QR (quick ratio) memiliki nilai minimum 0,021diperoleh PT Bank Danamon Tbk, sedangkan nilai quick ratio maksimum adalah 4,491 diperoleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Rata-rata (mean) nilai quick ratio adalah 1,013, dan standar deviasinya 0,938 dengan jumlah pengamatan sebanyak 54.

Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa standar deviasi setiap variabel mengalami fluktuasi yang mencerminkan adanya keberagaman data didalam penelitian ini. Apabila standar deviasi lebih besar daripada rata-rata maka tingkat penyebaran data terhadap rata-rata tinggi karena data menyebar jauh dari rata-rata, begitu pun sebaliknya apabila standar deviasi lebih kecil dari rata-rata, maka tingkat penyebaran data terhadap rata-rata rendah.

4.3 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan �= 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan yaitu jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi namun jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,667506. Karena nilai probabilitas �, yakni 0,667506, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

2. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi

DER IOS QR ROE TA

DER 1.000000 -0.084782 -0.635298 -0.071016 0.848403 IOS -0.084782 1.000000 -0.101419 0.859632 -0.343879 QR -0.635298 -0.101419 1.000000 -0.015926 -0.652491 ROE -0.071016 0.859632 -0.015926 1.000000 -0.352189 TA 0.848403 -0.343879 -0.652491 -0.352189 1.000000 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

0 2 4 6 8 10 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 Series: RESID Sample 1 54 Observations 54 Mean -0.021401 Median -0.011739 Maximum 0.263080 Minimum -0.444062 Std. Dev. 0.143689 Skewness -0.277573 Kurtosis 3.226070 Jarque-Bera 0.808412 Probability 0.667506

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat bahwa korelasi antara DER dan IOS sebesar -0,084782, korelasi antara DER dan QR sebesar -0,635298, dan seterusnya. Dari hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini karena nilai korelasi antar variabel independen tidak lebih dari 0,9.

3. Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 3. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi.

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson Log likelihood 4.561483 Hannan-Quinn criter. 0.138509 F-statistic 6.327489 Durbin-Watson stat 1.608460 Prob(F-statistic) 0.000138

Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,608460. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji White. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik uji White.

Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.633942 Prob. F(20,33) 0.8574 Obs*R-squared 14.98850 Prob. Chi-Square(20) 0.7771 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared = 0,7771 ≥ 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

Dokumen terkait