• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan .1 Latar Belakang Sejarah

KS-BMT Masjid Al-Azhar berdiri pada tanggal 26 Agustus 1995 M / 29 Rabiul Awal 1416 H, yang diresmikan oleh H. Aries Mufti, SE, SH. (Direktur Operasional Bank Muammalat Indonesia) dan Kepala Camat Pasar Minggu yang dalam hal ini diwakili oleh Drs. H. Moch Syarief Hasan (Wakil. Camat Pasar Minggu).

Adapun para pendiri dan penggagas berdirinya KS-BMT Masjid Al-Azhar adalah dari pengurus dan pembina Masjid Al-Al-Azhar Pasar Minggu yaitu H. Moh. Ali Moe’is, DR. KH. Mas’ud Saiful Alam, dan Arifin yang disupervisi oleh praktisi BMI yaitu H. Aries Mufti, SE, SH dan Wiroso, serta mendapat dukungan dari seluruh jama’ah pengajian Majelis Ta’lim Al-Azhar Pasar Minggu.

Pada awal operasinya (September 1995) KS-BMT Masjid Al-Azhar hanya memiliki Asset sebesar Rp. 34.284.950,- dengan modal dasar pendirian sebesar Rp. 19.965.000,- yang merupakan setoran modal awal dari para pemegang saham perdana, yaitu:

1. H. Moh. Ali Moe’is Rp 12.965.000

2. Arifin Rp 3.500.000

79 Pada saat itu KS-BMT Masjid Al-Azhar belum memiliki Badan Hukum yang resmi, hanya berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dibawah pimpinan PINBUK yaitu sebuah LPSM yang dibentuk oleh BMI, MUI, dan ICMI yang mana lembaga ini ditunjuk untuk membina dan mengawasi BMT – BMT di Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil kerjasama antara Bank Indonesia (BI) dengan PINBUK yang tertuang dalam MOU No.003/MOU/PHBK-PINBUK/VII/95 tertanggal 27 September 1955 dan didukung dalam Program Gerakan BMT Nasional yang dicanangkan oleh Presiden RI saat itu, Soeharto.

Dengan demikian KS-BMT Masjid Al-Azhar beroperasi atas izin operasi yang diberikan oleh lembaga tersebut pada awal tahun 1996, dengan sertifikat operasi No. 0903004/PINBUK/IV/96 yang diperpanjang setiap enam bulan sekali.

Seiring dengan perkembangan KS-BMT Masjid Al-Azhar dan situasi politik di Indonesia, yang mana berpengaruh pada sistem perundang-undangan di Indonesia khususnya perubahan Undang-Undang tentang perbankan syari’ah dan koperasi, yang mana perubahan kedua undang-undang tersebut lebih memberi peluang dan fasilitas untuk beroperasinya lembaga perbankan syari’ah dan koperasi dengan sistem syari’ah. Dengan melihat hal tersebut, maka sejak miladnya yang ke-4 tepatnya September 1999, Manajemen KS-BMT Masjid Al-azhar merubah status badan hukum dari KSM-PHBK menjadi ber-Badan Hukum Koperasi Syariah dengan nomor 357/BH/KDK.9.4/IX/1999 tertanggal 14 September 1999, dengan sedikit perubahan nama yang terdaftar

80 dalam Lembaran Negara Republik Indonesia melalui Depkop dan PKM menjadi BMT Masjid Al-Azhar.

Hal ini dilakukan atas dasar demi melindungi keberadaan BMT dari segi hukum positif yang berlaku di Indonesia, dan juga secara eksplisit sudah mendapat persetujuan pada Rapat Tahunan Anggota Tetap (pemegang saham) KS-BMT Masjid Al-Azhar pada tanggal 18 Juli 1999 yang tertuang dalam notulen rapat no 03/NR-RTAT/VII/99 tertanggal 20 Juli 1999.

4.1.2 Gambaran Umum KS-BMT Masjid Al-Azhar

Visi KS-BMT Masjid Al-Azhar adalat Turut berperan serta dalam menunjang ekonomi umat, terutama melalui peningkatan peranan pengusaha kecil dan menengah muslim dalam perekonomian, dan memaksimalkan nilai ekonomi BMT untuk para anggotanya (Anggota Khusus/Pemegang Saham), tanpa melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan syari’at islam (Profit and Social Oriented). Untuk mencapai itu KS-BMT Masjid Al-Azhar akan selalu berusaha untuk menciptakan dan menyediakan pelayanan dan layanan produk-produk yang sebaik-baiknya sesuai dengan praturan pemerintah dan tuntunan syari’ah. Hal ini dilaksanakan dengan menawarkan produk serta pelayanan yang beragam, dengan penekanan pada pembinaan usaha kecil dan menengah. Hal ini dapat berjalan dengan didukung oleh pengurus, pengelola dan karyawan yang profesional dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pada ajaran Islam.

81

1. Penghimpunan dana dan pembiayaan

2. Dukungan dana sponsor untuk kegiatan seminar denga tema “Cinta

Dalam Pandangan Islam” diselenggarakan SMK Negeri 25 Jakarta (2008).

3. Peringatan hari besar Islam di Pasar Minggu (2008).

4. Pembuatan spanduk Sponsor penyambuatan Ramadhan oleh Remaja

Islam Masjid Al-Azhar (RISMA).

5. Bantuan terhadap Masjid dan Mushola yang tersebar disekitar BMT

6. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas SDM

7. Memberikan diskon margin pembiayaan bagi para anggota yang

mengajukan fasilitas pembiayaan.

8. Memberikan honor rapat pada setiap Rapat Pleno dan rapat

Musyawarah Anggota.

9. Memberikan honor Pengawas pada setiap Pemeriksaan.

10. Perbaikan Manajemen dan kualitas pelayanan

11. Rapat Pleno dengan mengundang manager.

12. Pemeriksaan Pengawas (Audit Internal).

13. Rapat mingguan mengevaluasi operasional dan keuangan.

14. Kegiatan Umum

15. Hadir dalam program BMT/LKMS Co-Branding virtual oleh BSM.

16. Hadir dalam Koordinasi dan Pembinaan KJKS/UJKS peserta program

82 4.1.3 Struktur Organisasi

!

" # " #

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BMT Masjid Al-Azhar

4.1.4 Logo BMT

83

4.2 Requirement Planning

4.2.1 Analisis Proses Bisnis.

Pada tahapan ini, penulis menggunakan pendekatan Model-Driven dengan metodologi Object Oriented Analysis (OOA) dan Unified Modelling

Language (UML) sebagai tools untuk menvisualisasikan sistem yang sedang

berjalan.

Analisis proses bisnis ini dilakukan dengan menggunakan use case diagram dan activity diagram. Use case diagram dan activity diagram digunakan untuk melihat gambaran perusahaan pada sistem bisnis yang sedang berjalan. Berikut use case diagram dan activity diagram yang digunakan penulis untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan dari perusahaan ini adalah:

84

Gambar 4.4 Activity Diagram Sistem Berjalan

Gambaran prosedur sistem berjalan dari activity diagram di atas adalah:

1. Pengelolaan Data Pembayaran Zakat (Menggunakan Microsoft Excel)

1. Muzaki membayar Zakat yang diterima oleh Bagian Penghimpun.

2. Bagian Penghimpun melakukan input data Zakat.

3. Kemudian Bagian Penghimpun mencatat transaksi pada selembar bukti

Bayar Zakat yang kemudian diserahkan kepada Muzaki.

4. Di setiap bulannya Bagian Penghimpun melakukan rekapitulasi keuangan

Zakat dengan menghitung jumlah Zakat yang masuk.

5. Kemudian hasil rekapitulasi dicetak menjadi laporan Zakat.

2. Pengelolaan Data Penyaluran Zakat (Menggunakan Microsoft Excel)

1. Administrator melakukan input data penyaluran.

85 ! ! " # $ #

Gambar 4.5 Alur Bisnis Sistem Berjalan

4.2.2 Identifikasi masalah

Setelah peneliti mengumpulkan semua data maupun informasi yang dibutuhkan dengan metodologi pengumpulan data yang pada bab sebelumnya telah dibahas, penulis pun mendapati permasalahan yang sering terjadi pada Sistem Informasi yang sedang berjalan antara lain:

1. Aplikasi yang belum terintegrasi dengan bagian lain membuat kinerja

pengelolaan data Muzaki menjadi tidak efesien dan efektif karena masing-masing bagian mengulang pekerjaan yang sama.

86

2. Tidak ada data muzaki secara detail sehingga sulit untuk kedepannya

menindaklanjuti kelanjutanan muzaki untuk membayar donasi lagi.

3. Belum adanya penghitungan rekapitulasi Zakat Muzaki tiap periode

sehingga terlihat perkembangan Zakat tiap periodenya.

4. Adanya antrian karyawan dan pihak manajemen dikarenakan beberapa

karyawan memiliki kepentingan yang sama dalam menggunakan aplikasi ini untuk mencari informasi data Muzaki namun aplikasi hanya bisa diakses dalam satu komputer saja.

5. Aplikasi yang tidak mudah (user-friendly) ketika penggunaannya dalam

hal manipulasi data seperti menambah, menyimpan, mengubah, menghapus, mencari dan menghasilkan laporan.

6. Aplikasi yang tidak cepat dan tepat dalam memperoleh informasi data

Muzaki, dan Zakat.

7. Pihak manajemen mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi

yang lengkap sesuai dengan kebutuhan karena fitur laporan yang kurang lengkap, sehingga sulit dalam mengambil keputusan yang tepat dan akurat.

87

4.3 Workshop Design

Pada tahap workshop design, dibuat desain yang merupakan solusi dari hasil analisis pada tahap requirement planning.

4.3.1. Use case Diagram

Interaksi antara sistem, eksternal sistem dan user dapat dilihat dalam Use case model diagram. Adapun langkah-langkah membuat Use case model diagram:

Dokumen terkait