• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1. Gambaran Umum PT Cakra Compact Industries

Sejarah Singkat Perusahaan

PT.Cakra Compact Aluminium Industries mulai dibangun (masa konsutruksi) sekitar bulan Oktober 1991, dimana pada waktu itu nama perusahaanadalah PT.Cakra Mantaputama dengan status perizinan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) No. 1134/1/PDMN/1990 tanggal 2 November 1990 dengan status badan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang dikuatkan dengan Akte Notaris No.117 tanggal 24 Agustus. Setahun kemudian proses konstruksi tersebut selesai dan mulai berproduksi secara komersial.

Tahun 1993 merupakan era baru bagi perusahaan, dimana pada tahun tersebut salah satu produk dari PT. Cakra Mantaputama yang berasal dari Singapura yaitu Compact Metal Industries Ltd tertarik untuk mengadakan kerjasama dengan ikut menanamkan modalnya di PT. Cakra Mantaputama. Atas dasar tersebut maka semakin bertambahlahmodal usaha dari perusahaan dan berubah juga status perizinan perusahaan dari PMDN menjadi PMA (Penanaman Modal Asing) yang tertuang dalam

surat dari BKM No. 18/V/PMA/1993 tanggal 6 Agustus 1993 yang selanjutnya diikuti dengan perubahan nama perusahaan menjadi PT. Cakra Compact Aluminium Industries berdasarkan Akte Notaris No.43 tanggal 4 Februari 1994 yang merupakan kombinasi dari nama kedua perusahaan yang mengadakan kerjasama tersebut.

Adapun kegiatan industri yang terdapt di PT. Cakra Compact Aluminium Industries meliputi proses-proses sebagai berikut : proses melting (proses peleburan), proses diemaking (pembuatan cetakan), proses eksruksi (pembuatan profil aluminium), dan proses powder coating (pelapisan profil aluminium).

Pabrik dan kantor PT. Cakra Compact Aluminium Industries berlokasi di jalan Raya Medan-Tanjung Morawa Km 11,5 Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Pabrik dan kantor dengan konstuksi permanent berdiri di atas tanah seluas 2,4 Ha. Areal ini digunakan untuk banguan kantor, pabrik, laboratorium, gudang, tempat parker, tempat perawatan mesin, dan bengkel serta kesejahteraan karyawan seperti kantin, mushallah, kamar mandi, dan sebagainya.

Aktivitas Perusahaan

Proses produksi adalah interaksi antara bahan baku, tenaga kerja dan bahan-bahan penolong yang digunakan. Dengan adanya inetraksi antara unsur-unsur produksi tersebut, maka dihasilkan output.

Proses produksi yang dilakukan dalam PT. Cakra Compact Aluminium Industries menghasilkan produk keluaran berupa Aluminium Billets, Aluminium Extrsions, Anodized Extrusions, Powder Coated Extrusions, dan Fabricated Windows/Doors.

Adapunproses pembuatan Aluminium Billet ini dibagi atas babarapa cara, yaitu :

· Meting, yaitu proses unuk mencairkan bahan baku Aluminum Igot serta Master Alloy sesuai dengan persentase standar produksi.

· Holding, yaitu proses untuk menahan temperature dari cairan sehingga sesuai dengan temperatur yang diinginkan untuk proses Casting serta meratakan kembali cairan dan membersihkan kembali kotoran sisa Melting.

· Degassing, yaitu proses pengadukan cairan alumiinium sehingga campuran aluminium timbale dan grain refeiner dapat tercampur dengan rat. Pada proses inijuga dilakukan penghembusan gas Nitrogen.

· Filtering, yaitu cairan aluminium disaring dari kotoran ataupun butiran aluminum yang tidak lebur brsama cairan.

· Casting, yaitu proses dimana cairan aluminum dialirkan ke masing-masing lubang pada Cast Table.

· Homogenizer, yaitu proses pemanasan yang dilanjutkan dengan proses pendinginan.

· Cutting, yaitu proses pemotongan billet pada kedua ujungnya, serta diukur panjangnya sesuai denans standar yang ada.

· Packing, yaitu proses pengemasan dengan mengikat kedua ujungnya dengan menggunakan pita dari seng.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarji dan pertangggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu struktur organisasi akan tergambar arus wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi tiap-tiap jabatan dalam organisasi mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai kepada tingkat yang paling rendah.

Menyusun organisasi adalah merupakan langkah yang sangat penting sebelum kegiatan lain dilaksanakan. Dengan adanya struktur organisasi akan kelihatan pembagian tugas dan tanggungjawab untuk memudahkan dalam menuntun, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dicanangkan sebelumnya.

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur memadukan ketrampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan.Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab (struktur organisasi) pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries adalah sebagi berikut :

(1). Board of Commisioners

Adalah pemegang saham perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengawasi perkembangan perusahaan.

(2). Board of Director

Board of Director mempunyai tugas untuk menetapkan sasaran usaha yang ingin dicapai oleh perusahaan sesuai dengan anggaran, mengarahkan aktivitas untuk mencapai sasaran, dan menetapkan kebijakan perusahaan.

(3). Executive Director

Executive Director mempunyai tugas sebagai pelaksana yang bertanggung jawab kepada Board of Director.

(4). General Manager

Memiliki wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan rencana operasional, rencana pemasaran, masalah keuangan, dan pengembangan perusahaan.

(5). Business Manager

Business manager mempunyai tugas untuk menyusun rencana bisnis perusahaan, membina hubungan dengan para pemasok material dan komponen dari dan luar negeri, mengawasi stok material dan komponen yang ada di perusahaan serta barang jadi, dan menyusun dan memberi laporan ekspor produk dan impor material maupun komponen dari dalam maupun luar negeri.

(6). Marketing Manager

Marketing Managermemiliki tugas untuk membuat perencanaan pemasaran, melakukan penyaluran produk kepada konsumen lokal, mengatur pendistribusian barang jadi kepada konsumen lokal.

(7). Financial dan Accounting Manager

Financial dan Accounting Manager memiliki tugas untuk membuat anggaran perusahaan dan hal yang berkaitan dengan hutang, piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik, Financial dan Accounting Manager juga bertanggung jawab kepada General Manager dalam hal keuangan perusahaan, dan mengeluarkan uang perusahaan dengan seizing General Manager.

(8). Personal and General Affair Manager

Bertanggung jawab mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitn dengan ketenagakerjaan,baik itu perekrutan, pelatihan, peraturan/kebijaksanaan perusahaan, kesejahteraan pegawai administrasi, gaji, dan lembur.

(9). Quality Qontrol and Ansurance Manager

Bertanggung jawab terhadap masalah mutu dari hasil produksi yang akan dijual/diekspor.

B. Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif

N Min Max Sum Mean Std.Devia tion Variance PARTISIPASI 32 6 42 707 22.09 10.513 110.539 KINERJA 32 9 59 1176 36.75 11.327 128.323 Valid N (listwise) 32

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian (partisipasi anggaran dan kinerja manajerial), peneliti menggunakan tablel deskriptif yang tersaji pada tabel 4.1 di atas. Dari tabel tersebut, berdasarkan jawaban dari 32 responden maka hasil pengukuran variabel partisipasi anggaran mempunyai total jawaban seluruhnya berjumlah 707 dengan jawaban terendah 6 dan jawaban tertinggi 42, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 22,09 dengan standar deviasi 10,513. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada manajer dalam penlitian ini mempunyai partisipasi pada tingkat ekstrim (terlalu rendah atau terlalu tinggi).

Hasil pengukuran variabel kinerja manajerial pada tabel terlihat, dari 32 responden diperoleh total jawaban seluruhnya 1176 dengan jawaban terendah 9 dan jawaban tertinggi 59, sehingga diperoleh skor jawaban responden mempunyai rata-rata 36,75 dengan standar deviasi 11,327. Hal ini berarti tidak ada manajer yang menjadi responden yang mempunyai kinerja pada tingkat ekstrim (sangat rendah atau sangat tinggi).

2. Hasil Uji Kualitas Data

Ada dua prosedur yang dilakukan untuk mengukur reliabilitas dan validitas, yaitu:

1. Uji reliabilitas dengan melihat koefisien (Cronbach) Alpa. “Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpa masing-masing instrumen penelitian yaitu harus lebih besar dari pada 0,6” (Sekaran, 2000:39).

2. Uji validitas dilakukan dengan dengan melihat “korelasi antara skor butir dengan skor faktor harus berkorelasi positif, kemudian membandingkan r tabel dengan r hitung dari tiap butir pertanyaan pada = 0,05 dengan derajat kebebasan (n-k)” (Santoso, 2000:41). Secara rinci hasil uji reliabilitas dan validitas disajikan pada lampiran 4 dan 5.

Dari hasil output reliability variabel partisipasi anggaran pada lampiran tersebut, menunjukkan bahwa variabel partisipasi anggaran adalah reliabel dengan cronbach alpa 0,932, yang berarti bahwa 0,932 > 0,60. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi.

Hasil tersebut juga menunjukkan data singkat dari keenam butir pertanyaan yang mencakup mean dan standar deviasi dari masing-masing butir, yang dilanjutkan degngan mean dan standar deviasi untuk keenam butir tersebut, yaitu 22,093 dan 10,513.

Tabel 4.2

Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel X Item Corrected item total

correation (r hitung) r tabel Keterangan Pertanyaan 1 0,821 0,361 Valid Pertanyaan 2 0,794 0,361 Valid Pertanyaan 3 0,733 0,361 Valid Pertanyaan 4 0,859 0,361 Valid Pertanyaan 5 0,797 0,361 Valid Pertanyaan 6 0,807 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pernyataan terebut harus dibandingkan dengan rtabel pada = 0,05 dengan derajat kebebasan. Pada signfikansi 5% dengan derajat bebas df = 30, jumlah (kasus – k), r tabel sebesar 0.361. Berdasarkan gambar pada tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil output reliability variabel kinerja manajerial dapat diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan cronbach alpha adalah 0,911 yang berarti 0,911 > 0,60. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil tersebut juga menunjukkan data singkat dari kesembilan butir pertanyaan yang mencakup mean dan standar deviasi untuk kesembilan butir tersebut, yaitu 36,75 dan 11,327.

Tabel 4.3

Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Y Item Corrected item total

correation (r hitung) r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0,857 0,361 Valid Pertantaan 2 0,702 0,361 Valid Pertanyaan 3 0,596 0,361 Valid Pertanyaan 4 0,857 0,361 Valid Pertanyaan 5 0,702 0,361 Valid Pertanyaan 6 0,656 0,361 Valid Pertanyaan 7 0,552 0,361 Valid Pertanyaan 8 0,612 0,361 Valid Pertanyaan 9 0,802 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Selanjutnya, output realibility menunjukkan hasil dari proses validitas untuk variabel kinerja manajerial. Berdasarkan gambar pada tabel 4.3 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung > r tabel pada taraf signifikansi 5%.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, demikian juga dengan grafik histogram memberikan pola distribusi normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksikan kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independennya yaitu partisipasi anggaran..

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 E x p e c te d C u m P r o b

Dependent Variable: KINERJA

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

-3 -2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8 10 F re q u e n c y Mean = -6.94E-18 Std. Dev. = 0.984 N = 32 Dependent Variable: KINERJA

Histogram

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Gambar 4.2 : Histogram

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SREISD dan ZPRED dimana dasar analisisnya adalah :

(1) Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas.

(2) Jika tidak ada pola yang jelas titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-4 -2 0 2 4 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d D e le te d ( P re s s ) R e s id u a l

Dependent Variable: KINERJA Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah) Gambar 4.3 : Scatterplot

Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (lampiran 6), sehingga model regresi layak dipakai untukmemprediksi kinerja manajerial berdasarkan masukan variabel independennya (partisipasi anggaran).

4. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4.4 Variables Entered/Removedb PARTISIPA SIa . Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.14 variables Entered Removedb menunjukkan analisis statistik deskriptif yaitu sebagai berikut :

a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu partisipasi anggaran.

b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed). c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode

enter. Tabel 4.5 Model Summary b .733a .538 .522 7.82809 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), PARTISIPASI

a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Dari tabel model summary di atas dapat kita lihat hasil analisa regresi secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,733 yang berarti bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat yaitu sebesar 73,3%. Dikatakan kuat, karena angka tersebut di atas 0,5 atau di atas 50%. Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinasi sebesar 0,538 (berasal dari 0,733 × 0,733). Yang berarti bahwa variabel independen (kinerja manajerial) mampu dijelaskan oleh variabel independent (partisipasi anggaran) sebesar 53,8%, dan selebihnya 46,2% (100% - 53,8%) dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.6 ANOVAb 2139.630 1 2139.630 34.916 .000a 1838.370 30 61.279 3978.000 31 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), PARTISIPASI a.

Dependent Variable: KINERJA b.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 34,916 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena profitabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi knerja manajerial. Atau bisa dikatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Tabel 4.7 Coefficientsa 19.292 3.263 5.913 .000 .790 .134 .733 5.909 .000 (Constant) PARTISIPASI Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: KINERJA a.

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada 4.15 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Kinerja manajerial = 19,292 + 0,790 partisipasi anggaran

Konstanta sebesar 19,292 menyatakan bahwa jika tidak ada partisipai, maka kinerja manajerial adalah sebesar 19,292.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada 4.15, diperoleh hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikan, konstanta dan variabel independen (partisipasi anggaran) mempunyai angka signifikan jauh di bawah 0,05 (0,000 untuk konstanta dan 0,000 untuk partisipasi). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi sudah layak untuk memprediksi pengaruh partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial

Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis, yang berarti partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dari hasil penelitian juga didapat bahwa pada PT. Cakra Compact Aluminium Industries, partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran maka akan semakin tinggi pula kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan langsung terhadap kinerja manajerial seprti pada penelitian Brownell dan McInnes (1986), Indriantoro (1993), Sinambela (2003), Prasetyaningtiyas (2006),dan walaupun menggunakan objek penelitian yang berbeda dan teknik analisis yang berbeda pula.

Sedangkan dengan hasil penelitian Chenhall dan Brownell (1988), hasil penelitian ini berbeda walaupun menggunakan obyek penelitian dan sampel yang relatif yang sama yaitu pada satu perusahaan manufaktur saja dan memiliki 33 sampel. Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena pada penelitian Chenhall dan Brownell (1988) menggunakan variabel tambahan yaitu role ambiguity sebagai variabel intervening. Sehingga pada penelitian Chenhall dan Brownell menunjukkan bahwa partisipasi penganggaran memiliki pengaruh yang negative terhadap kinerja manajerial.

Dari penelitian ini dihasilkan juga bahwa para manajer di PT. Cakra Compact Aluminium Industries tergolong pada manusia Y, yaitu manusia baik menurut Teori X dan Y dari McGregor. Dimana para manajer menikmati pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung jawab, dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya. Sehingga para pemimpinnya dapat memberi mereka kesempatan untuk membuat keputusan, memberi tanggung jawab, dan memberi mereka kesempatan dalam berpartisipasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis, yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial menunjukkan pengaruh positif. Artinya, semakin tinggi partisipasi anggaran, maka akan semakin tinggi pula kinerja manajerial. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan model analisis regresi linear sederhana.

2. Dari hasil analisis diperoleh nilai R² = 0,538. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel partisipasi anggaran dalam menjelaskan atau memberikan sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk memeprediksi variabel kinerja manajerial yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi sebesar 53,8%, sedangkan sisanya yaitu 46,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model.

3. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya walaupun menggunakan obyek penelitian yang berbeda, seperti penelitian Sinambela, 2003. Juga mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran

mempunyai pengaruh positif dengan kinerja manajerial walaupun menggunakan teknik analisis yang berbeda, seperti penelitian Prasetyaningtyas, 2006.

4. Dikaitkan dengan teori X dan Y McGregor, para manajer pada penelitian ini tergolong pada manusia Y sehingga atasannya dapat melakukan tindakan menurut teori Y.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan – keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel sangat sedikit. Hal ini menyebabkan tingkat generalisasi dari hasil penelitian sangat rendah. 2. Peneliti menerapkan metode survei melalui kuesioner, sehingga

peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat secara langsung dalam aktivitas perusahaan sehingga tidak dapat mengetahui kondisi perusahaan sebenarnya. Hal ini menyebabkan peneliti tidak mengetahui apakah partisipasi yang sebenarnya, bukan partisipasi semu (pseudoparticipation) dan kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang terkumpul melalui penggunaan instrumen tertulis.

3. Seperti dalam penelitian Supomo dan Indriantoro (1998), penggunaan instrumen pengukuran kinerja manajerial dengan self rating (Mahoney

et al., 1963), cenderung menimbulkan liciency bias atau murah dalam memberijawaban dan ini diluar kendali peneliti.

4. Karena menggunakan kuesioner kemungkinan ada suatu respon bias dari responden yang dapat disebabkan beberapa hal, antara lain: (a) kemungkinan responden tidak menjawab secara serius atau tidak jujur, (b) peneliti tidak mengetahui apakah yang mengisi kuesioner benar-benar responden yang bersangkutan.

C. Saran

Terlepas dari keterbatasan yang dimiliki, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan justifikasi bagi kepentingan praktis, dalam rangka penggunaan dan pengembangan sistem penyusunan anggaran. Berikut ini beberapa saran dari peneliti berkaitan dengan keterbatasan antara lain:

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dan untuk menghindari bias responden atau rendahnya response rate, maka sebaiknya diusahakan menggunakan metode observasi (pengamatan) langsung kepada objek atau metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner.

2. Memperluas lingkup penelitian (wilayah penelitian), memperbanyak sampel dan pemilihan sampel yang acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan

3. Sebaiknya penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain sebagai variabel independen maupun variabel moderating, karena kinerja manajerial tidak hanya dapat diukur dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran saja.

Dengan tanpa mengabaikan berbagai keterbatasannya, penelitian ini telah menyajikan bukti empiris mengenai dampak persepsi manajer mengenai partisipasi dalam penyusunananggaran pada kinerja manajerial. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur sistem penyusunan anggaran di Indonesia, dan juga melengkapi penelitian - penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai peran partisipasi dalam penyusunan anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan mendorong pengembangan sistem penyusunan anggaran pada masa yang akan datang, dan juga keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki pada penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, R., Vijay Govindarajan, 2005. Management Control System, Jilid I dan II, Terjemahan Kurniawan Tjakrawala dan Krista, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Argyris, 1952. Organizational Leadership dan Participation Management, The Journal of Business, Vol. XXVII (January): 1-7.

Bachtiar, arief. dan D.S. Susilowati, 1998. “Analisis Hubungan antara Penganggaran Partisipatif, Motivasi, dan Kinerja Manajerial di PT. Badak NGL. Co. Bontang Kalimanatan Timur”, Jurnal Akuntansi dan auditing Indonesia (JAAI), Vol.2, No.1.

Bass. B. M, dan H. J. Leavitt. 1963. “Some Experiment in Planning and Operating”, Management Science, (July) Vol. 9, No. 4: 574-585.

Brownell, P. 1982a. “Participation in Budgeting Process: When it Works and When it Doesn’t”, Journal of Accounting Review Literature. Vol. 1, 124-153.

Brownell, P. dan M. McInnes, 1986. “Budgetary Participation, Motivation, and Managerial Performance”, The Accounting Review. Vol.LXI, No.4, October: 587-600.

Bryan. J, E. A. Locke, 1967, Goal Setting as a Means of Increasing Motivation, The of Applied Psycology, (June): 274-277.

Chenhall. R.H, Brownell, P, 1988, “The Effect of Participative Budgeting on Job Satisfaction and Performance Role Ambuguity as an Intervening Variable”, Accounting Organization and Society, Vol. 13: 225-233.

Dunk, Alan S, 1993. “The Effect of Budget Emphasis and Information Asymetry on The Relation Beetween Budgetary Participation and Slack”. The Accounting Review. Vol.68, No.2, April : 400-410.

Erlina., Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.

Garrison, Ray H., Norren, Eric W, 2000. Managerial Accounting, Terjemahan Budi Santoso, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Gibson, James L., John M. I., James f., D. 1997. Organisasi dan Manajemen. Jakarta : Erlangga.

Indriantoro, Nur, 1993. “An Empirical Study of Locus of Control and Cultural Dimensions as Moderating Variabels of the Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Januari, 15 (1), 97 – 114

Hansen, D.R., Mowen, M. 2004. Management Accounting, Terjemahan Dewi Fitriasari, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Budgeting Penganggaran : Perencanaan Lengkap Untuk Membantu Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT Indah Karya (Persero) Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hasibuan, Melayu, S.P, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.

Kennis, I. 1979.” Effects of Budgetary Goal Characteristics on Managerial

Dokumen terkait