• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.2 Gambaran Umum PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk

PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk didirikan pada 29 September 1980 dan berdasarkan akta pendirian nomor 279. PT. Dharma Satya Nusantara memperoleh statusnya di badan hukum setelah menerima persetujuan sebagai perseroan terbatas Indonesia yang berdomisili di Jakarta oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (MENKUMHAM) sesuai dengan izin nomor Y.A.5/496/21 tanggal 21

September 1981 yang telah diumumkan dalam berita penetapan Republik Indonesia nomor 12 tanggal 9 Februari 1982, tambahan nomor 180. PT.

Dharma Satya Nusantara, Tbk saat ini memiliki dan mengelola anak perusahaannya pada bidang kelapa sawit dan industri penghasilan kayu.

Adapun visi PT. DSNG, Tbk adalah

Menjadi perusahaan kelas dunia yang tumbuh bersama masyarakat dan dibanggakan negara.

Visi PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk adalah :

Menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dalam industri berbasis sumber daya alam yang member nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan melalui tata kelola yang baik.

Nilai-nilai perusahaan yang ditanamkan PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk adalah :

a. PT. DSNG, Tbk menempatkan integritas sebagai nilai utama dalam bekerja

b. PT. DSNG, Tbk bertindak dengan sepenuh hati c. PT. DSNG, Tbk mengupayakan yang terbaik

d. PT. DSNG, Tbk menghargai karyawan, masyarakat, dan lingkungan e. PT. DSNG, Tbk mewujudkan sinergi dan keterpaduan dalam

keberagaman

Pada awalnya PT. DSNG mulai beroperasi sebagai perusahaan penebangan kayu dan penghasil manufaktur. Pada tahun 1990-an, PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk diversifikasi operasi untuk memulai akusisi lahan pada

operasi minyak sawit dan memulai budidaya kelapa sawit pada tahun 2001 dan menkomersilkan produksi dari CPO dan PK pada tahun 2002.

Adapun Bisnis yang digeluti PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk adalah a. Bisnis Kelapa Sawit

Berikut ini merupakan hal penting yang dicapai sebagai bagian dari bisnis kelapa sawit dan strategi ekspansi:

1. PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk mendirikan anak-anak perusahaan kelapa sawit pertama, DIN dan DAN, pada bulan Maret 1997. Pada tahun yang sama DIN dan DAN memperoleh 9,811 hektar dan 9,955 hektar lahan tanah berturut-turut, yang diselenggarakan Ijin Lokasi di Kalimantan Timur. PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk memulai penanaman di area ini pada tahun 2005.

2. Pada Juli 1997 PT. DSNG mendirikan DIL, dimana memperoleh 11,557 hektar lahan tanah di Kalimantan Timur pada tahun 2009. Pada 31 Desember 2012 PT. DSNG tidak memulai penanaman pada lahan di DIL.

3. Berdasarkan perolehan dari SWA pada Januari 2001, PT. DSNG memperoleh lahan tambahan seluas 16,850 hektar di Kalimantan, dimana seluas 6,589 hektar telah ditanami sejak tahun 1996. Pada tahun 2001 PT.

DSNG melanjutkan penanaman pada area tersebut.

4. Pada tahun 2002, PT. DSNG mulai mengkomersilkan produksi dari CPO dan PK di pabrik operasi kelapa sawit pertama oleh SWA dan berlokasi di Kalimantan Timur melalui proses FFB yang berkapasitas 45 ton/jam. Pada tahun 2006, PT. DSNG mengembangkan pabrik operasi dan meningkatkan kapasitas pada pabrik kelapa sawit sebanyak 90 ton/jam.

5. Pada tahun 2004, PT. DSNG memperoleh lahan seluas 15,153 hektar di Kalimantan Tengah melalui akuisisi dari PWP. PT. DSNG memulai penanaman pada area ini di tahun 2007.

6. Pada 2007, PT. DSNG memperoleh lahan tambahan seluas 13,629 hektar di Kalimantan Timur melalui akuisisi dari DWT. PT. DSNG memulai penanaman di perkebunan kelapa sawit yang di operasikan oleh DWT pada tahun 2007.

7. Pada tahun 2008 dan 2009, PT. DSNG mendirikan KAP dan DPS yang bertujuan untuk pembebasan lahan di Kalimantan Barat, dimana PT.

DSNGmemperoleh lahan seluas 13,713 hektar pada Maret 2010 dan 4,500 hektar pada April 2010.

8. Untuk mengakomodasi perkembangan PT. DSNG pada perkebunan kelapa sawit dan meningkatkan produksi dari FFB, PT. DSNG memulai konstruksi pabrik kelapa sawit kedua dengan kapasitas pengolahan FFB 60 ton/jam di Kalimantan Timur pada Februari 2009. PT. DSNG mulai mengkomersilkan produksi dari CPO dan PK di pabrik kelapa sawit pada Agustus 2010.

9. Pada Maret 2010, PT. DSNG memulai konstruksi pada pabrik kelapa sawit ketiga, dengan kapasitas pengelolahan FFB 60 ton/jam, di Kalimantan Timur dan memulai operasi pada November 2011.

10. Pada April 2010, PT. DSNG memperoleh lahan tambahan seluas 11,600 hektar di Kalimantan Barat melalui akuisisi saham mayoritas di PSA.

11. Untuk meningkatkan area penanaman di Kalimantan Timur, PT. DSNG memperoleh lahan tambahan seluas 10,000 hektar. Lahan seluas 2,639 hektar telah ditanami melalui akuisisi dari KPAS pada November 2011.

12. Pada Maret 2011 dan November 2011, PT. DSNG memulai konstruksi pabrik kelapa sawit yang keempat dan kelima, dengan proses kapasitas FFB 60 ton/jam di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. PT. DSNG mulai menkomersialkan produk dari CPO di pabrik kelapa sawit pada Desember 2012.

13. Pada Januari 2012, PT. DSNG memperoleh lahan tambahan seluas 13,915 hektar di Kalimantan Barat melalui akuisisi dari RUT.

14. Pada Februari 2012, PT. DSNG memperluas lahan di Kalimantan Barat seluas 15,000 hektar melalui akuisisi dari MAL.

15. Pada Februari 2012, PT. DSNG mendirikan GUN, dimana terdapat pembelian alat berat untuk operasi dan sewa seperti peralatan perkebunan untuk anak perusahaan untuk digunakan pada penanaman kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit.

b. Bisnis Kayu Olahan

Berikut ini merupakan hal penting yang dicapai sebagai bagian dari bisnis produksi kayu dan strategi ekspansinya :

1. PT. DSNG memulai operasi penebangan kayu hutan alam pada tahun 1980an berdasarkan Hak Pengusahaan Hutan yang diberikan oleh Menteri Kehutanan di Kalimantan Timur dari tahun 1985 sampai 2005, dan setelah itu mendapat perpanjangan hingga tahun 2050. Sejalan dengan langkah PT. DSNG untuk hanya menggunakan kayu dari hutan tanaman sebagai

pengganti kayu dari hutan alam, PT. DSNG berhenti melakukan penebangan pada tahun 2009 dan mengembalikan kepada pemerintah Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Alam yang PT. DSNG miliki dan PT.

DSNG fokus pada produksi produk panel berintikan kayu, block board dan kayu lapis dan produk-produk bernilai tambah seperti pintu dan lantai.

2. PT. DSNG memulai operasi industri pengolahan kayu melalui produksi kayu gergajian kualitas terbaik untuk di ekspor ke Jepang, setelah PT.

DSNG mengakuisisi pabrik pertama di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 1983.

3. Pada tahun 1991, PT. DSNG telah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan kayu yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, dan merelokasi operasi kami di Samarinda, Kalimantan Timur ke Surabaya, Jawa Timur.

4. PT. DSNG menggabungkan dengan PT Falcata Nusantara ke dalam group PT. DSNG, salah satu penghasil produk kayu pada tahun 1992. Sebagai hasil dari penggabungan ini, PT. DSNG memiliki pabrik PT Falcata Nusantara yang terletak di Gresik, Jawa Timur dan memulai operasi produksi produk kayu olahan.

5. Pada 1993, PT. DSNG menjual pabrik pengolahan kayu di Samarinda dan menghentikan produksi kayu gergajian.

6. PT. DSNGmenggabungkan ke dalam group PT Winusa Sawmilindo, penghasil kayu gergajian pada tahun 1994. Sebagai hasil penggabungan ini, PT. DSNG menguasai pabrik kayu gergajian PT Winusa Sawmilindo

di Gresik, Jawa Timur di mana PT. DSNG integrasikan ke dalam operasi di Gresik, Jawa Timur.

7. Pada tahun 1991, PT. DSNG menyelesaikan konstruksi dari lokasi proses penanaman kayu di Bekasi, Jawa Barat dan memulai produksi dari kayu inti di pabrik tersebut.

8. Pada tahun 2005, PT. DSNG menyelesaikan konstruksi dari pabrik pengolahan kayu di Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah dan memulai produksi di pabrik tersebut. Di tahun yang sama, PT. DSNG juga menyelesaikan konstruksi pabrik satelit pengolahan kayu di Lumajang, Jawa Timur dan Banyumas, Jawa Tengah dan memulai produksi kayu gergajian dan veneer.

9. Menghadapi meningkatnya permintaan internasional untuk kayu lapis dari kayu sengon atau falcata, PT. DSNG memulai produksi kayu lapis di Kranggan, Temanggung dan Gresik di tahun 2007. Di tahun yang sama, PT. DSNG memulai block board di Kranggan, pabrik pengolahan kayu di Temanggung.

10. Pada tahun 2007, PT. DSNG menjual pabrik pengolahan kayu di Bekasi dan memulai kerjasama operasi dengan PT Pinafal Nusantara untuk menjalankan pabrik milik PT Pinafal Nusantara yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.

11. Tahun 2011, PT. DSNG memperluas bisnis lantai-kayu (flooring) dan memiliki satu pabrik di Pingit, Temanggung, Jawa Tengah melalui akuisisi dari saham mayoritas di TKPI pada 9 Juni 2011. Pada 19 Desember 2011, PT. DSNG menguasai 65.0% saham TKPI.

12. Pada 4 Januari 2013, PT. DSNG berhenti bekerjasama dengan PT Pinafal Nusantara untuk menjalankan proses penanaman di Bekasi.

PT. DSNG memulai pembangunan hutan tanaman pada tahun 2007 setelah menjadi pemegang saham mayoritas di PT Nityasa Idola yang memegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri seluas kurang lebih dari 113.196 hektar di Kalimantan Barat. PT. DSNG memulai penanaman percobaan seluas 2.500 hektar di areal izin ini dengan pohon jenis sengon (falcata) pada tahun 2008 sampai 2012, namun demikian PT. DSNG belum memulai produksi kayu dari hutan tanaman kami.

Saham PT. DSNG, Tbk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 4 juni 2013 dengan kode DSNG. Jumlah saham yang dilepas sebanyak 275.000.000 lembar sahamatau 12,79 % dengan harga nominal Rp 100 dan harga penawaran Rp 1.850 per lembar. Berikut daftar kepemilikian saham DSNG :

Tabel 5.2. Daftar Kepemilikan Saham DSNG

Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Presentase (%) PT. Triputra Investindo Arya 2,654,926,000 25.05 PT. Krishna Kapital Investama 1,550,365,000 14.63 PT. Mitra Aneka Guna 864,000,000 8.15 PT. Tri Nur Cakrawala 761,125,000 7.18 Andrianto Oetomo 575,367,500 5.43 Arianto Oetomo 575,367,500 5.43 Masyarakat / Public (Kepemilikan

dibawah 5%)

3,617,349,000 34.13

Jumlah 10.598.500.000 100

Jumlah 2.119.700.000 100

Sumber : Laporan Tahunan DSNG, 2015

Dokumen terkait