BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara III
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan- perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan asing hasil nasionalisasi selanjutnya berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN), embrio yang turut membentuk perusahaan berasal dari NV. Rubber Cultuur Maattschappij Amsterdam (RcMA) dan NV. Cultuur Mij’de Oekust (CMO) merupakan perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda.
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami perubahan bentuk/status hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 status hukum diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan diberi nama PT Perkebunan (Persero).
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor perkebunan melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi. Selain itu, dilakukan perampingan struktur organisasi dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN perkebunan, yaitu PT Perkebunan I sampai PT Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT Bina Mulia Ternak menjadi 14 BUMN perkebunan baru yang bernama PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV.
Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen. Tiga BUMN perkebunan terdiri dari PT Perkebunan terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero), dan PT Perkebunan V (Persero). Selanjutnya melalui peraturan-peraturan RI No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Ketiga perusahaan tersebut yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi nama “PT. Perkebunan III (Persero)” yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara. PT. Perkebunan III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Hanum Kamil. SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Menteri No. C2-8333.HT.01.01Th. 96tanggal 08 Agustus 1996 yang dimuat di dalam berita Negara Republik Indonesia No. 82 tahun 1996 dan tambahan Berita Negara No. 8674 tahun 1996.
Seiring dengan perubahan pola bisnis, paradigma baru PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah merancang program Transformasi Bisnis sejak bulan Agustus 2003 sebagai kata kunci dari ”Kinerja” PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) sedang melakukan perubahan terhadap pola target of bussines as ussual menjadi target of strategic bussines. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut PT Perkebunan Nusantara III (Persero) secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program strategic initiative melalui pemahaman dan penyebarluasan buku panduan Transformasi Bisnis Unit-Unit Usaha, melalui instruksi langsung dari distrik manajer/general setempat kepada jajarannya dan menginformasikan melalui majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Disamping itu, melalui Malcom Bakdrige PT Perkebunan Nusantara III (Persero) telah dan sedang melakukan pelatihan terhadap sejumlah karyawan dan pimpinan yang telah ditunjuk untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif sebelum melakukan assessment terhadap jalannya proses program strategic initiative (CBHRM, OPEX, TQM, CRM, dan QFI) sebagai upaya dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Kesatuan perintah sangat penting dalam oganisasi untuk menjaga tidak tejadinya kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas atau kesalahan atasan dan bawahan. Struktur perusahaan diatur dalam Surat Keputusan Direksi SKPTS No.3.12/SKPTS/13/2008 tanggal 29 Agustus 2008 tentang struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-183.MBU/2008 tentang Pembehentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan (Persero) Perkebunan Nusantara IIItanggal 24 September 2008, susunan anggota Komisaris Perseroan adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Achmad Mangga Barani Komisaris : Deddy Suardy
: S. Marbun
: S. Herry Sucipto
: Herman Hidayat
: Heri Sebayang
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No. KEP. 132/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006 dan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No.KEP-145/MBU/2007 tanggal 13 Juli 2007, susunan anggota Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Ir. H. Amri Siregar Direktur Produksi : Ir Amal Bakti Pulungan Direktur Keuangan : Drs Johanes Sitepu, Ak Direktur Perencanaan dan : DR. Ir.H. Chairul Muluk Pengkajian
Direktur Sumber Daya : H.M. RachmatPrawirakesumah, SE, MM Manusia
Bentuk struktur organisasi yang diterapkan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah struktur organisasi yang berbentuk garis dimana kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkatan mulai dari pimpinan tertinggi sampai pimpinan yang terendah. Penulis melampirkan struktur organisasi pada lampiran 1.
a. Direktur Utama
Berfungsi dalam mengambil keputusan dan penanggung jawab atas jalannya operasional perusahaan secara teratur,terarah, dan terpadu. Tugas dan wewenang Direktur Utama:
1) Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, sesuai yang diatur dalam anggaran perusahaan serta ketentuan yang digariskan oleh RUPS, Menteri Pertanian selaku kuasa pemegang saham dan dewan komisaris.
2) Menetapkan langkah-langkah pokok dalam melaksanakan kebikjasanaan perusahaan dibidang produksi teknik, tenaga manusia, keuangan, dan pemasaran.
3) Bersama-sama direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di luar perusahaan.
4) Bertanggung jawab kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
b. Direktur Produksi
1) Melaksanakan peraturan-peraturan dan pengendalian dari unit-unit usaha dan saran pendukungnya yang mencakup tanaman (kultur teknis), produksi, teknologi, dan sebagainya.
2) Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijakan direksi.
3) Melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi dibidang tanaman maupun sarana pendukung produksi lainnya dari unit-unit yang telah ada.
c. Direktur Keuangan
Fungsi utama Direktur Keuangan yaitu mengelola dan memberdayakan sumber daya keuangan secara tepat guna, sehingga tercapainya cash flow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efisien.
Tugas Direktur Keuangan:
1) Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.
2) Melaksanakan Assets Assessment secara berkesinambungan untuk memberdayakan aset petensial.
3) Memonitor dan mengevaluasi biaya produksi (harga pokok FOB) melalui pemanfaatan Activity Based Costing (ABC).
4) Memelihara cash reserve requirement minimum 2 (dua) bulan kebutuhan dana operasional.
5) Mengkoordinasi dan memberikan pengarahan dalam penyusunan RKAP/RKO.
6) Mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan
7) Membuat lapran manajemen interim dan laporan keuangan kosolidasi.
8) Menjamin hubungan yang harmoni denga stakeholders.
9) Mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO 14000, dan SMK3.
10) Menetapkan sistem sarana dan prasana informasi melalui teknologi informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis database serta mendayagunakan secara maksimal.
d. Direktur Pemasaran
Fungsi utama Direktur Pemasaran adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya pemasaran dan pengadaan secara optimal sehingga tercapainya kepuasan pelanggan dan pemasok.
Tugas Direktur Pemasaran:
1) Menetapkan dan mengevaluasi upaya strategik dan kebijakan pemasaran serta pengadaan barang dan jasa.
2) Mencari dan membina hubungan dengan mitra bisnis (pemasok dan pelanggan) serta mitra aliansi.
3) Menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta bahan baku dan pelengkap.
4) Menetapkan pedoman harga barang atau jasa
5) Menetapkan kebijakan dalam mensiasati perkembangan pasar dan perilaku pesaing (market intelligence).
6) Menginformasikan kebutuhan pasar secara berkesinambungan kepada Direktur Produksi.
e. Direktur SDM dan Umum
Fungsi utamanya adalah mengelola dan memberdayakan sumber daya manusia dan sarana pendukung lainnya sehingga tercapai kinerja bidang SDM/Umum yang optimal.
1) Menetapkan kebutuhan SDM (kompetensi, kualitas, dan waktu) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2) Menetapkan sistem kerja atau work system bidang SDM untuk mewujudkan operational excellence.
3) Melaksanakan mapping personil secara periodik.
4) Menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan. 5) Menetapkan dan melaksanakan sistem penilaian karya.
6) Menetapkan sistem rekrutmen karyawan. 7) Menetapkan sistem jenjang karir karyawan.
9) Menetapkan sistem survey karyawan.
c. Kegiatan Usaha
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet dengan areal konsesi seluas 166.904,94 hektar. Kebun-kebun yang dikelola PT Perkebunan Nusantara III berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokkan kedalam 3 wilayah kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 186.910,72 ha yang terdiri dari166.606,94 ha luas kebun sendiri dan 20.303,78 ha luas kebun plasma.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi. Lahan perkebunan perseroan tersebut terdapat pada lima daerah di daerah tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan.
Untuk menunjang kesejahteraan dan meningkatkan pendidikan karyawan dan keluarganya, PT Perkebunan Nusantara III juga menyediakan sarana / fasilitas sosial, antara lain:
a. 6 (enam) unit rumah sakit yang didukung dengan poliklinik kebun dan pos kesehatan di setiap afdeling;
b. tempat penitipan bayi di setiap kebun/afdeling;
c. rumah jompo yang keberadaannya disesuaikan dengan kebutuhan; d. taman pendidikan Islam dari tingkat ibtidaiyah sampai dengan aaliyah; e. STK dan Taman Pendidikan Al-Qur’an;
f. 3 (tiga) unit SLTP yang dikelola oleh yayasan perkebunan.
Selain kebun dan unitnya, PT Perkebunan Nusantara III juga memiliki 5 (lima) anak perusahaan untuk mendukung bisnis utama perusahaan, terdiri dari:
a. PT Sarana Agro Nusantara :Jasa Tangki Timbun b. PT Mitra Ogan di Sumatera Selatan :Kebun Kelapa Sawit c. Indohan GMBH di Jerman :Jasa Pemasaran
d. PT Agro Industri Nusantara :Industri Hilir CPO dan Karet e. PT Wana Tani Lestari :Hutan Tanaman Industri