• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Sana Dharma

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Sana Dharma

1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Luar Biasa Sana Dharma Bagian B

Jakarta

Sekolah Luar Biasa Sana Dharma Bagian B Jakarta adalah sebuah lembaga pendidikan luar biasa yang berada di bawah naungan Yayasan sana Dharma sekolah ini pada mulanya didirikan untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang cacat tuna rungu dari golongan ekonomi lemah di sekitar jl. Taman WijayaKusuma III Cilandak Jakarta Selatan yang tidak dapat

ditampung di sekolah luar biasa yang ada karena alasan biaya.37

Pada tahun 1979 Sana Dharma mulai mengadakan kelompok belajar bagi peserta didik yang belum mengenal tulis baca sebanyak 12 orang yang berumur antara 10 sampai 14 tahun. Kelompok belajar ini meminjam ruangan SD Inpres 12 Cilandak. Pembiayaan sekolah didapat dari sumbangan para donator dan pungutan dari para orang tua murid.

Walaupun demikian, pengajar dan pendidikan diberikan oleh tenaga professional yang pada tahap permulaan bekerja secara sukarela tanpa gaji. Tetapi kemudian pada tahun 1984 Gubernur mengeluarkan peraturan melarang sekolah swasta menempati Sekolah Negeri sehingga Sana Dharma pindah dan mengontrak di daerah pemukiman warga Jakarta asli di Jl. Taman WijayaKusuma III No.12 A Cilandak, Jakarta Selatan.

Pada tanggal 22 Maret 1984 Sekolah Luar Biasa dikukuhkan sebagai yayasan Sana Dharma Jakarta oleh akte notaris R. Soerojo Wongsowidjaja No.30 dan akte Yayasan Koesbiono Sarmanhadi, SH.MH.N 8.

37Yayasan SLB, Sejarah Berdirinya SLB Sana Dharma Bagian B (Jakarta:1992),h.1

Pada tanggal 5 Februari 1985 diperoleh izin operasional dari kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DKI No. 986 / 101 / A1 89, dan pada tanggal 27 Agustus 1989 sekolah ini mendapat

pinjaman bangunan rumah tinggal berukuran 300 m2 secara cuma-Cuma

dari seorang dermawan yang terletak di jalan Wijaya Kusuma III No. 12 A, Cilandak Jakarta Selatan dan kemudian dimodifikasi menjadi bangunan sekolah hingga sekarang.

Yayasan Sana Dharma Bagian B didirikan bertujuan untuk menampung dan melayani peserta didik cacat tunarungu guna dilatih dan didik sesuai batas kemampuan pribadi setiap peserta didik. Hal ini di rasa sangat lah penting, mengingat kemampuan peserta didik yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan mengikuti pendidikan seperti layaknya

pesertadidik normal.38

Guru bertugas membantu orang tua untuk mempersiapkan masa depannya peserta didik, agar peserta didik menikmati anugerah-Nya terutama dalam hal belajar. Biarkan mereka dapat menikmati ramahnya senyuman dunia yang indah. Yayasan sana dharma bertujuan untuk

mencapai tahap – tahap sebagai berikut :

a. Tahap Persiapan

Mempersiapkan peserta didik untuk masuk program pendidikan dasar atau keterampilan bagi peserta didik yang lamban atau dewasa.

b. Tahap Dasar

Mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti program Akademis sampai tingkat lanjutan (Bidang studi Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, Kesenian, Latihan cakap, Latihan berbicara, Latihan mendengar, pendidikan Agama, Bina persepsi Bunyi dan irama individual dan kePramukaan.

38Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, Landasan,Program Dan Pengembangan, (Jakarta: Departemen Pendidikandan Kebudayaan,1994)

c. Tahap Keterampilan

Mempersiapkan peserta didik untuk tampil berbahasa, bermasyarakat dan tampil membantu pekerjaan sehari-hari, dan mempunyai pengetahuan dasar untuk melanjutkan kejuruan.

d. Tahap Lanjut

peserta didik agar dapat mencapai cita-cita yang dimungkinkan sama dengan kemauan peserta didik pada umumnya.

Dan agama yang dianut pada peserta didik SLB Sana Dharma Bagian B Jakarta adalah:

Peserta didik yang beragama islam jumlahnya lebih banyak dari pada agama lain, dan tidak hanya agama islam saja yang diajarkan, pelajaran agama yang diluar penganut Islam diberikan pelajaran budi pekerti sedangkan selain penganut Islam yaitu Kristen dan Budha-pun

dimulai dari tempat peribadatan selain penganut agama Islam.39

2. Visi Dan Misi SLB Sana Dharma Bagian B Jakarta

a.Visi

Membentuk peserta didik berkebutuhan khusus tunarungu untuk berpengetahuan, terampil dan taqwa, agar dapat hidup mandiri.

Dari uraian diatas peserta didik berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut :

1) Peserta didik di harapkan mampu menerapkan dan memanfaatkan

ilmu pengetahuan agar mempunyai wawasan yang luas dan mampu untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya.

2) Peserta didik agar mempunyai bekal keterampilan dan kecakapan

hidup sesuai dengan kemampuannya sehingga tidak menggantungkan hidup kepada orang lain.

39

Hasil Wawancara dengan Guru Agama diYayasan Sana Dharma Bagian B Jakarta, Pada Tanggal 21 Februari2014

3) Peserta didik diharapkan mempunyai kepercayaan penuh terhadap keyakinan dan agama yang dianutnya dengan melaksanakan ibadah sesuai ajarannya.

b. Misi

1) Dapat mengaplikasikan kegiatan sesuai norma agama yang dianut.

2) Menghasilkan lulusan yang terampil dan berkualitas.

3) Memberikan berbagai keterampilan sebagai bekal hidup dan mampu

bersaing dalam dunia kerja secara luas

4) Lulusan Sana Dharma dapat hidup mandiri tidak tergantung kepada

orang lain, sehingga dapat hidup bermasyarakat.

3. Sumber Daya Sekolah

a. Keadaan peserta didik

Berkebutuhan khusus (tuna rungu) dengan berbagai tingkatan (total, sedang, ringan) :

a) Tingkat kecerdasan diatas rata-rata = 20 %

b) Tingkat kecerdasan rata-rata = 40 %

c) Tingkat kecerdasan dibawah rata-rata = 40 %

Berasal dari berbagai tingkatan ekonomi

a) Menengah ke atas = 10 %

b) Menengah = 40 %

c) Menengah ke bawah = 50 %

d) Kelompok TKLB usia antara = 4-8 tahun

e) Kelompok SDLB usia antara = 8-15 tahun

f) Kelompok SMPLB usia antara = 15 – 20 Thn.

Berasal dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

b. Keadaan Guru

1). Berdasarkan kualifikasi akademik:

a) Pendidikan S-1 PLB = 80 %

b)Pendidikan D-2 PLB = 10 %

2). Berdasarkan Jenis kelamin:

a) Jenis kelamin laki – laki = 40 %

b) Jenis kelamin perempuan = 60 %

3).Berdasarkan Usia :

a) Usia< 40 tahun = 4 orang

b) Usia 40 – 50 tahun = 8 orang

c) Usia > 50 tahun = 4 orang

4).Berdasarkan domisili:

Bertempat tinggal di wilayah DKI Jakarta = 6 orang

Di luar wilayah DKI Jakarta = 9 orang

4. Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Sarana Sekolah:

1) Sarana bermain

2) Ruangan belajar terdiri atas :

a. Ruang artikulasi

b. Ruang computer

c. Ruang ketrampilan menjahit

d. Ruang ketrampilan otomotif

e. Ruang guru – guru

3) Ruang TU

4) Ruang kepala sekolah

5) Ruang tata boga/ dapur

6) Aula

7) Mushola

8) Lapangan untuk upacara bendera

9) Ruang tunggu(untuk orang tua)

10) Tempat parkir (lapangan parkir)

b.Prasarana Sekolah

a.) Alat - alat pembelajaran di kelas (white board, jam dinding, lemari

buku dan lain-lain). Layak untuk digunakan sehari hari.

c.) Kelengkapan untuk kegiatan ekstrakurikuler pramuka siaga.40

5. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan

SDLB Sana Dharma termasuk salah satu SLB yang menangani pesertadidik dengan kebutuhan khusus TUNA RUNGU diantaranya sebagai berikut :

a. Memiliki sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar yang

memadai.

b. Memiliki tempat yang tidak terjangkau kendaraan umum.

c. Belum dapat mensosialisasikan diri melalui akses modern.

d. Belum memiliki Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan

Intern).

e. Dapat berkompetensi dengan SLB lain terutama dalam kegiatan

ekskul.

f. Bisa berkolaburasi dengan instansi terkait (Dinas, Dikdas, Disnaker,

Trans, Disorda, Depag, dan lain –lain).

g. Belum memiliki sarana dan prasarana yang khusus

6. Kurikulum Bidang Studi Pendidikan Agama

Kurikulum yang dipakai oleh SLB Sana Dharma tidak sama dengan kurikulum sekolah umum karena kurikulum SLB disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan pesertadidik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan (pasal 37 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka ditetapkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 126/U/1994 Tanggal 16 Mei 1994 tentang kurikulum luar biasa.

Mata pelajaran yang diajukan oleh SLB Sana Dharma Jakarta, pada dasarnya sama dengan mata pelajaran sekolah umum, seperti : PPKN,

Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu pengetahuan Alam, Kerajinan Tangan dan kesenian. Hanya bedanya SLB ini ada pelajaran tentang Bina Persepsi Bunyi dan Irama. Pengajaran Bina Persepsi Bunyi dan Irama merupakan salah satu penunjang tercapainya system komunikasi oral aural pesertadidik tunarungu.

Sekolah ini mempergunakan kurikulum yang sudah ditetapkan untuk sekolah Luar biasa Sana Dharma oleh Prof.Dr.Ing.Wardiman Djojonegoro Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan berdasarkan surat keputusan RI No. 0/26/U/1994 tgl 16 Mei 1994.

7. Kegiatan Pendidikan di SLB Sana Dharma Bagian B jakarta

Kegiatan belajar mengajar di SLB Sana Dharma menyelenggarakan pendidikan formal bagi peserta didik tunarungu dari tingkat : TK (persiapan), Tingkat Dasar, Tingkat Lanjut Kejuruan, memberikan pelayanan perbaikan Bicara (Speech Therapy).

Pendidikan luar biasa bagi peserta didik tunarungu yang bertujuan membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukanpeserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya sesuai dengan tingkat kelainannya, serta memperoleh kesiapan fisik, mental, prilaku, dan sosial untuk mengikuti pendidikan pada SDLB atau SD melalui pendidikan terpadu.

Pendidikan luar biasa yang diselenggarakan di Sekolah Dasar Luar Biasa bagi peserta didik tunarungu, bertujuan memberikan kemampuan

dasar “baca-tulis-hitung”, pengetahuan, keterampilan dasar, dan sikap

yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan kelainan yang disandangnya dan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan pada sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa atau Sekolah Lanjut Tingkat Pertama atau Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama melalui pendidikan terpadu.

Pendidikan Luar Biasa yang diselenggarakan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa Bagi peserta didik tunarungu, bertujuan memberikan kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan dasar, dan sikap keterampilan yang diperoleh di Sekolah Dasar Luar Biasa yang bermanfaat bagi peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan kelainan yang disandangnya dan tingkat perkembangannya.

Pendidikan luar biasa yang diselenggarakan di Sekolah bertujuan memberikan bekal kemampuan yang merupakan perluasan serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa yang bermanfaat bagi peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara sesuai dengan kelainan yang

disandangnya dan tingkat perkembangannya.41

B.Pembahasan

1. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SLB Sana

Dharma .

Pembahasan akan dijelaskan terlebih dahulu tentang peserta didik. Istilah berkelainan, dalam percakapan sehari-hari dikonotasikan sebagai sesuatu yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut mempunyai nilai lebih atau kurang, baik dalam hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya.

a. Pengertian Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi

Peserta didik tuna rungu.

Metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang

41

Kurikulum Pendidikan luar Biasa, Landasan Program Dana Pengembangan, (Jakarta:DepartemenPendidikandan Kebudayaan,1994)

untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat pesertadidik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar, Jadi metode pembelajaran adalah suatu cara yang dirancang untuk membantu peserta didik mempelajari suatu kemampuan atau nilai untuk mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik dalam mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan

ajaran agama dari sumber utamanya al-Qur’an dan al-Hadits, melalui

kegiatan bimbingan, pembelajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Peserta didik tunarungu adalah peserta didik yang mempunyai kecerdasan intelektual dibawah rata-rata. Metode pembelajaran PAI bagi peserta didik slb adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran PAI kepada peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata.

b. Model Pembelajaran PAI bagi peserta didik Tuna rungu

Program pembelajaran yang dibuat oleh guru kelas dengan memperhatikan. Keberadaan dan kebutuhan setiap peserta didik. Faktor keberhasilan dalam menanamkan pemahaman peserta didik salah satunya adalah ketrampilan yang dimiliki oleh guru dalam menyajikan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu memanfaatkan kemampuan, minat, dan kesiapan menerima pelajaran dari setiap peserta didik. Pembelajaran semacam ini lebih memfokuskan pada kemampuan dan kelemahan peserta didik.

a. Macam-macam Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran adalah alat untuk pencapaian tujuan, penguasaan materi saja tidaklah. Perumusan guru memilih metode mengajar yang tepat.

Sebelum membahas tentang metode yang diterapkan dalam pembelajaran PAI diSLB Sana Dharma Jakarta, terlebih dahulu dikemukakan berbagai metode komunikasi metode khusus bagi peserta didik tuna rungu, yaitu metode mengajar melalui Oral dan metode Aural.

Metode Oral dalam prakteknya sebelum mengajar peserta didik tuna tungu berbicara, terlebih dahulu memberikan pembelajaran menulis dan membaca(Speech Reading).

Metode oral dikenal dijerman, teori tentang peranan indera

perabaan bagi peserta didik tuna rungu “mendengar” dengan matanya.

Metode manual dapat dikemukakan bahwa dalam praktek tidak hanya agar mahir, tetapi ia juga memberikan latihan artikulasi. Sedangkan bahasa isyarat merupakan bahasa alamiah bagi penyandang tuna rungu.

2. Metode yang digunakan di SLB Sana Dharma Bagian B Jakarta

a) Bidang Ibadah, metode yang digunakan ialah metode demonstrasi,

resitasi. Untuk bidang ini lebih banyak digunakan metode demonstrasi.

Misalnya: Metode demonstrasi cara pembelajaran dengan alat peraga untuk memperjelas atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta didik, seperti pelaksanaan sholat, zakat dll.

b) Bidang Akhlak, metode yang diterapkan ialah metode ceramah,

bercerita, Tanya jawab.

Misalnya: Metode ceramah guru menyampaikan fakta, pendapat dan pembicaraan yang terampil untuk meransang peserta didik yang berkaitan dengan pelajaran, sedangkan metode Tanya jawab metode

guru member pertanyaan dan harus dijawab dan dapat pula pertanyaan dating dari pihak peserta didik.

c) Bidang Al-Quran, metode yang diterapkan adalah metode demonstrasi

drill dan dibantu dengan metode suara.

Misalnya: Dimana peserta didik melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan, latihan dan pemahaman dalam membaca Al-Quran.

Metode pembelajaran yang digunakan di SLB Sana Dharma sama dengan metode yang digunakan pada anak normal yaitu: metode ceramah,

Tanya jawab, resitasi, bercerita, demonstrasi dan dramatis.42

Tabel IV.1

Metode yang diterapkan guru dalam pelajaran PAI di SLB Sana Dharma Jakarta

No. Metode metode Perbidang

Study Kebaikan Kelemahan

1 Ibadah

Ceramah

Materi yang banyak dapat disampaikan guru dapat menguasai kelas dengan mudah

Guru sulit mengikuti

pemahaman, peserta didik dan kurang menarik perhatian peserta didik menjadi jenuh, bosan dan tidak fokus

Demonstrasi Memudahkan peserta

didik dalam memahami pelajaran

Memerlukan waktu yang panjang

Drill Memicu peserta didik

untuk lebih giat belajar

Peserta didik kurang kreatif dan kaku didalam kelas

Tanya Jawab Situasi kelas menjadi

hidup dan guru dapat menilai pemahaman peserta didik secara langsung

Guru hanyaberfokus pada satu peserta didik

42

Hasil Wawancara dengan Guru Agama, di SLB Sana Dharma Jakarta,pada Tanggal 25 Februari 2014

Resitasi Membantu peserta didik untuk mengulang pelajaran di sekolah

Tugas yang diberikan bias menjadi ukuran

kemampuannya

2. BidangAkhlak

Bercerita

Peserta didik mudah memahami dan

mengamalkan pelajaran

Cerita yang kurang menarik, peserta didik kurang

memperhatikan 3.

4.

Bidang Al-Qur’an

-SuaraUjaran -Drill Bidang Tauhid -Ceramah -Bercerita Memudahkan peserta didik untuk langsung mencontohkan

Membantu peserta didik untuk

melancarkan ucapan –

ucapan

Peserta didik dapat memahami pelajaran tauhid dgn menonton kisah-kisah para nabi

Membutuhkan waktu yang lama dan pelajaran yang di dapat sedikit

Jika terlalu lama peserta didik menjadi jenuh

Sedikit Memahami

Dari uraian diatas dapat dilihat, bahwa tingkat kebaikan dalam penerapan metode tersebut masih bersifat abstrak dan masih dipertanyakan tingkat keberhasilannya. Hal ini bias terjadi apabila metode tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan. Disinilah guru dituntut dan bersedia untuk mengadakan eksperimen pemakaian bermacam-macam metode-metode yang lain.

Dari hasil wawancara, penulis bahwa semua metode yang diterapkan di SLB Sana Dharma Bagian B Jakarta tidak dapat berjalan

seperti di sekolah umum/normal. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode-metode yang diterapkan oleh guru dalam memberi pelajaran PAI pada peserta didik tuna rungu, dari 20 peserta didik jumlah peserta didik yang diwawancara dalam table berikut:

Tabel IV.2

Kesadaran Melaksanakan Ibadah

No. Jenis Ibadah Jumlah Respondens Keterangan

1. Berwudhu Sebelum Shalat 20 100%

2. Shalat SelaluShalat JarangShalat 14 6 70% 30% 3. Puasa 20 100%

4. Berdoa Sebelum dan

Sesudah

20 100%

5. Membaca Al-Qur’an

Setiap Hari Tidak Pernah 3 17 15% 85%

Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat kesadaran peserta didik

dalam menjalankan Ibadah khususnya shalat, puasa dan berdo’a. walaupun

tidak sempurna, namun sudah cukup terlihat bahwa metode yang diterapkan

berhasil dengan baik.43

Sedangkan dalam bidang baca al-Qur’an dapat dilihat sangat

kurang yaitu 15% dan menurut guru yang mengajar, peserta didik tuna

rungu sangat sulit menerima Al-Qur’an karena terhambat oleh adanya

kekurangan yang dimiliki peserta didik yaitusulit mengeluarkan bunyi / suara.

43

Pengumpulan Data Melalui Angket PadaPesertaDidik Tuna RunguDiSLB Sana Dharma Jakarta,12 Mei 2014

Dokumen terkait