• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Keranggan masuk di wilayah Kecamatan Setu, adapun Kecamatan Setu memiliki 3 Puskesmas, yaitu Puskesmas Setu, Puskesmas Bakti Jaya, dan Puskesmas Keranggan. Binaan Puskesmas Keranggan terdiri dari 2 Kelurahan, yaitu Kelurahan Keranggan dan Kelurahan Kademangan. Luas wilayah Kelurahan Keranggan adalah 217 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 6.229 jiwa dengan 17 RT dan 6 RW. Sedangkan luas wilayah Kelurahan Kademangan adalah 322 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 20.759 jiwa dengan 55 RT dan 7 RW.

Jadi, luas wilayah Puskesmas Keranggan secara keseluruhan adalah 539 Ha, sedangkan bangunan Puskesmas berada di atas tanah seluas 1.000 m2 dan jumlah penduduk keseluruhan di wilayah Puskesmas Keranggan sebanyak 26.988 jiwa. Puskesmas Keranggan terletak di Jalan Baru Lingkar Selatan, Desa Keranggan, Kecamatan Setu, bagian barat Kota Tangerang Selatan. Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Keranggan adalah:

a. Utara : Wilayah kerja Puskesmas Serpong

b. Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Gunung Sindur Bogor

c. Barat : Wilayah kerja Puskesmas Cisauk dan Suradita Kabupaten Tangerang d. Timur : Wilayah kerja Puskesmas Setu

54 5.2 Analisis Univariat

Analisis univariat mendiskripsikan karakteristik responden, kejadian diare pada balita umur 10-59 bulan, sarana air bersih, memasak air, penggunaan jamban, dan kebiasaan cuci tangan.

5.2.1 Gambaran Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan pekerjaan ibu yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Distribusi Umur Responden

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Variabel Mean SD Min-Max

Umur 29,39 6,11 18-42

Berdasarkan tabel 5.1, diperoleh hasil analisis bahwa dari 90 responden rata-rata umur responden adalah 29 tahun dengan standar deviasi 6,11. Umur responden termuda adalah 18 tahun sedangkan umur ibu tertua adalah 42 tahun.

b. Distribusi Pendidikan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tidak Sekolah 0 0,0 SD 18 20,0 SMP 21 23,3 SMA 40 44,4 Perguruan Tinggi 11 12,2 Jumlah 90 100

55

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh distribusi tingkat pendidikan responden, paling banyak responden memiliki pendidikan SMA yaitu 40 responden (44,4%) sedangkan untuk responden yang memiliki latar belakang pendidikan tidak sekolah, SD, SMP, dan perguruan tinggi masing-masing adalah 0 responden (0%), 18 responden (20%), 21 responden (23,3%), dan 11 responden (12,2%).

c. Distribusi Pekerjaan Responden

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun

2013

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 69 76,7

Karyawan 11 12,2

Bidan/Petugas Kesehatan 4 4,4

Wiraswasta 6 6,7

Lain-lain 0 0,0

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh distribusi jenis pekerjaan ibu, paling banyak ibu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 69 orang (76,7%) sedangkan ibu yang bekerja sebagai karyawan, bidan/petugas kesehatan, wiraswasta, dan lain-lain masing-masing sebanyak 11 orang (12,2%), 4 orang (4,4%), 6 orang (6,7%), dan lain-lain 0 orang (0%).

5.2.2 Gambaran Kejadian Diare Pada Balita

Hasil penelitian mengenai kejadian diare pada balita diperoleh dari wawancara kepada responden. Variabel kejadian diare pada balita dikategorikan menjadi dua,

56

yaitu diare dan tidak diare. Adapun hasil yang diperoleh mengenai kejadian diare pada balita dapat dilihat dari tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Balita Umur 10-59 Bulan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan

Tahun 2013

Kejadian Diare Frekuensi Persentase (%)

Diare 32 35,6

Tidak Diare 58 64,4

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.4, dari hasil analisis gambaran kejadian diare pada balita diperoleh bahwa dari 90 balita, 32 balita (35,6%) mengalami diare dan 58 balita (64,4%) tidak mengalami diare. Dari tabel tersebut terlihat bahwa lebih banyak responden yang balitanya tidak mengalami diare.

5.2.3 Gambaran Sarana Sanitasi Air Bersih

Variabel sarana sanitasi air bersih merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kejadian diare pada balita. Di bawah ini akan dijelaskan gambaran distribusi sarana sanitasi air bersih yang digunakan responden untuk keperluan masak, mencuci, dan lain-lain.

Tabel 5.5

Distribusi Balita Menurut Sarana Sanitasi Air Bersih yang Digunakan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan

Tahun 2013

Sarana Sanitasi Air Bersih Frekuensi Persentase (%)

Sumur Gali 6 6,7

Sumur Pompa 81 90,0

PDAM 3 3,3

Lain-lain 0 0,0

57

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menggunakan sarana sumur pompa. Berdasarkan tabel di atas, dari 90 responden, 6 responden menggunakan sarana air bersih sumur gali (6,7%) dan 3 responden menggunakan sarana PDAM (3,3%).

Sedangkan, kondisi sarana air bersih dalam penelitian ini merupakan kondisi fisik sarana air bersih di rumah tempat tinggal balita.

Tabel 5.6

Distribusi Balita Menurut Kondisi Sarana Sanitasi Air Bersih di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Kondisi Sarana Sanitasi Air Bersih Frekuensi Persentase (%)

Tidak Memenuhi Syarat 42 46,7

Memenuhi Syarat 48 53,3

Jumlah 90 100

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.6, diketahui bahwa kondisi sarana sanitasi air bersih di Wilayah Puskesmas Keranggan sebanyak 42 sarana (46,7%) yang tidak memenuhi syarat, sedangkan 48 (53,3%) sarana yang memenuhi syarat.

5.2.4 Gambaran Memasak Air

Variabel memasak air merupakan salah satu bentuk pengolahan air minum yang umum dilakukan oleh masyarakat. Di bawah ini akan dijelaskan sumber air minum yang digunakan responden untuk dikonsumsi.

Tabel 5.7

Distribusi Balita Menurut Sumber Air Minum di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Sumber Air Minum Frekuensi Persentase (%)

Sumur Gali 3 3,3

Sumur Pompa 46 51,1

58

Air Isi Ulang (Galon) 38 42,2

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.7, sumber air minum yang paling banyak digunakan responden adalah air dari sumur pompa sebanyak 46 (51,1%). Selain itu, dapat diketahui bahwa dari 90 responden, terdapat masing-masing 3 responden yang menggunakan air minum yang bersumber dari sumur gali (3,3%) dan PDAM (3,3%), dan 38 responden yang menggunakan air minum yang bersumber dari air isi ulang (galon) (42,2%).

Tabel 5.8

Distribusi Sumber Air Minum Sumur Pompa dan Air Isi Ulang (Galon) di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan

Tahun 2013

Sumber Air Minum

Kejadian Diare pada Balita Diare Tidak Diare

n % n %

Sumur Pompa 14 30,4 32 69,6 Air Isi Ulang (Galon) 15 39,5 23 60,5

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang balitanya mengalami diare adalah yang menggunakan air isi ulang (galon). Dari 29 responden, 15 responden (39,5%) yang menggunakan air isi ulang mengalami kejadian diare pada balitanya, sedangkan 14 responden (30,4%) lainnya yang menggunakan air sumur pompa mengalami kejadian diare pada balitanya.

59 Tabel 5.9

Distribusi Balita Menurut Pengolahan Memasak Air di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Memasak Air Frekuensi Persentase (%)

Tidak 34 37,8

Ya 56 62,2

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.9, dapat diketahui bahwa dari 90 responden, sebanyak 56 responden (62,2%) memasak air sampai mendidih sebelum dikonsumsi, sedangkan 34 responden (37,8%) tidak memasak airnya sampai mendidih sebelum dikonsumsi.

5.2.5 Gambaran Penggunaan Jamban

Hasil penelitian mengenai penggunaan jamban diperoleh dari wawancara dan observasi ke tempat responden. Adapun hasil yang diperoleh mengenai penggunaan jamban dapat dilihat dari tabel 5.10 berikut:

Tabel 5.10

Distribusi Jenis Jamban yang Digunakan Responden di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Jenis Jamban Frekuensi Persentase (%)

Jamban Empang 6 6,7

Jamban Leher Angsa 84 93,3

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.10, dapat diketahui bahwa dari 90 responden, sebanyak 6 responden (6,7%) masih menggunakan jenis jamban empang, sedangkan 84 responden (93,3%) sudah menggunakan jenis jamban leher angsa.

60

Tabel 5.11

Distribusi Balita Menurut Penggunaan Jamban di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Penggunaan Jamban Frekuensi Persentase (%) Tidak Memenuhi Syarat 56 62,2

Memenuhi Syarat 34 37,8

Jumlah 90 100

Berdasarkan tabel 5.11, pada variabel di atas, jamban yang tidak memenuhi syarat sebanyak 56 (62,2%) jamban sedangkan jamban yang memenuhi syarat sebanyak 34 jamban (37,8%).

5.2.6 Gambaran Kebiasaan Cuci Tangan

Variabel kebiasaan cuci tangan merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kejadian diare pada balita. Adapun hasil yang diperoleh mengenai perilaku kebiasaan cuci tangan dapat dilihat dari tabel 5.12 berikut ini:

Tabel 5.12

Distribusi Balita Menurut Kebiasaan Cuci Tangan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Kebiasaan Cuci Tangan Frekuensi Persentase (%)

Tidak 49 54,4

Ya 41 45,6

Jumlah 90 100

Berdasarkan hasil dari tabel di atas didapatkan sebanyak 49 responden (54,4%) yang tidak mencuci tangannya menggunakan sabun sebelum/sesudah melakukan kegiatan, sedangkan 41 responden (45,6%) mencuci tangannya menggunakan sabun sebelum/sesudah melakukan kegiatan.

61 5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui uji hipotesis antara variabel independen dengan variabel dependen dengan uji statistik berupa chi-square (X2). sehingga dapat diketahui nilai P-value dimana untuk penelitian cross sectional, nilai P-value menunjukkan hubungan variabel independen (sarana sanitasi air bersih, memasak air, penggunaan jamban, dan kebiasaan cuci tangan) terhadap variabel dependen (kejadian diare pada balita).

5.3.1 Hubungan Sarana Sanitasi Air Bersih dengan Kejadian Diare pada Balita Hasil pengujian statistik antara variabel sarana sanitasi air bersih dengan kejadian diare pada balita umur 10-59 bulan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013 sebagai berikut:

Tabel 5.13

Analisis Hubungan antara Sarana Sanitasi Air Bersih dengan Kejadian Diare Pada Balita Umur 10-59 Bulan di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan

Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Sarana Sanitasi Air Bersih

Kejadian Diare pada Balita

Jumlah

P-value

Dokumen terkait