Akuntansi berbasis akrual merupakan metode pencatatan laporan keuangan di mana transaksi yang mengakui sebagai peristiwa ekonomi yang mendasari terjadi, regardlees dari waktu penerimaan kas terkait dan pembayaran.
Metode ini ditetapkan dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP yang berbasis akrual. Metode basis akrual pada dasarnya adalah untuk menetukan atau mengetahui besar biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik, serta menetukan harga pelayanan yang dibebankan kepada public.
Akuntansi berbasis akrual dianggap memiliki sejumlah manfaat untuk organisasi sektor publik. Para pendukung penerapan basis akrual dalam organsisasi sektor publik, meyakini bahwa akuntansi akrual mengakui beban ketika transaksi tersebut terjadi, dianggap menyediakan gambaran operasional pemerintah secara lebih transparan (Boothe, 2007).
Ahyani (2007: 35) mengungkapkan bahwa penerapan basis akrual akan memberikan hasil yang baik dan memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Memberikan ketelitian dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah dan memungkinkan untuk melakukan penilaian secara lengkap terhadap kinerja pemerintah.
2. Lebioh akurat dalam melaporkan nilai asset, kewajiban, maupun pembiayaan pemerintah.
3. Memungkinkan dilakukan cut off (pemisahan suatu periode yang lain)secara lebih sempurna dan menginformasikan nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu periode tertentu.
4. Meningkatkan transparansi dalam pengelolahan keuangan pemerintah dalam rangka akuntabilitas publik.
Standar Akuntansi sektor public yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 (2010:1) adalah: “Standar Akuntansi Pemerintahan, selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”. Perubahan basis akuntansi yang digunakan berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi pada komponen laporan keuangan pemerintah menurut Peraturan Pemarintahan Nomor 71 Tahun 2010.
Sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri atas laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan financial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai berikut:
1. Laporan realisasi anggaran (LRA)
Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang menyajikan ikhitisa sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/ daerah dalam suatu periode pelaporan. LRA mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat/ daerah yang menujukan ketaatan terhadap APBN/APBD. Sekurang-kurangnya memuat:
a. Pendapatan-LRA, b. Belanja,
c. Transfer,
d. Surplus/deficit-LRA, e. Pembiyaan,
f. Sisa lebih/kurang pembiyaan anggaran.
Adanya unsur penganggaran dalam laporan keuangan pemerintah merupakan faktor yang membedakan antara akuntansi sektor publik dan akuntansi sektor swasta.
2. Laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
Laporan perubahan SAL merupakan salah satu laporan yang sebelumnya tidak ada dalam laporan keuangan pokok pemerintah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Itu artinya, laporan perubahan SAL baru ada dan wajib disajikan oleh entitas pemerintah pusat dan entitas pelaporan lainya yang menyelenggarakan laporan keuangan konsolidasian.
Laporan perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikutnya:
a. SAL awal.
b. Penggunaan SAL,
c. SiLPA/SiKPA tahun berjalan,
d. Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya, e. Lain-lain,
f. SAL: akhir
Bersama LRA, Laporan SAL, termasuk dalam pelaporan pelaksanaan anggaran yang berasis kas. Keterkaitan antara LRA dengan laporan perubahan
SAL adalah pada SiLPA/SiKPA. SiLPA/SiKPA yang dihasilkan dari LRA akan menjadi komponen penambah atau pengurang dalam laporan perubahan SAL.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatau entitas pelaporan mengenai asset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tetentu. Neraca yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah tidak jauh berbeda dengan neraca yang ada pada organisasi bisnsi. Unsur-unsur dalam neraca meliputi berikut ini.
a. Asset
Slamet dalam Halim (2007)mendefinisikan asset sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dmana manfaat ekonomi dan sosial di masa depan dharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat serta dapat diukur dalam satuan uang.
b. Kewajiban
Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatakan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
c. Ekuitas
Kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara asset dan kewajiban pemerintah pada tanggal pelaporan. Ekuitas tidak lagi dklasifikasikan menjadi ekuitas dana lancar, ekuitas dana investasi, dan ekuitas dana cadangan, sebagaimana pada Peraturan Pemarintahan Nomor 24 Tahun 2005. Saldo ekuitas di neraca berasal dari salado akhir pada laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umun. Laporan kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan.
Laporan arus kas terdiri atas arus kas dengan klasifikasikan berdasarkan:
a. Aktivitas operasi b. Akyivitas investasi, c. Aktivitas pendanaan d. Aktivitas transitoris 5. Laporan operasional
Sebagai konsekunsi penerapan basis akrual, maka Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 mensyaratkan bagi entitas pelaporan untuk menyajikan laporan operasional sebagai bgian dari plaporan finansial pada laporan keuangan pokok pemerintah. Laporan operasioanal setidaknya menyajikan pos-pos sebagi berikut:
a. Peandapatan-LO dari kegiatan operasioanl b. Beban dari kegiatan operasional
c. Surplus/defist dari kegiatan non-operasioanl, bila ada d. Pos luar biasa, bila ada
e. Surplus/deficit-LO
Beban dapat diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (seperti beban penyusutan, beban alat tulis kantor, beban transportasi, dan beban gaji dan tunjagan pegawai dan lain-lain) dan klasifikasi fungsi/program.
6. Laporan perubahan ekuitas
Sama halnya dengan laporan operasional, laporan perubahan ekuitas (LPE) merupakan laporan yang baru wajib disajikan oleh entitas pemerintahan berdasarkan Peraturan pemarintah Nomor 71 Tahun 2010. Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menghubungkan antara laporan operasional dengan neraca, sehingga penyusunan laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan neraca mempunyai keterkaitan yang dapat di pertanggungjawabkan.
Laporan perubahan ekuitas sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos berikut ini:
a. Ekuitas awal
b. Surplus/deficit- LO pada periode bersangkutan
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/ mengurangi ekuitas d. Ekuitas akhir
7. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan atau daftar terperinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, laporan perubahan SAL,neraca, laporan operasional, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
Namun sebenarnya, catatan atas laporan keuangan tidak bisa dikatakan sebagai laporan keunangan. Kehadirannya, sekalipun penting, hanya sebagai penjelasan atas keenam laporan keuangan tersebut. Catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya disajikan dengan susunan sebagai berikut.
a. Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi b. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, dan ekonomi makro
c. Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target
d. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian pentng lainnya
e. Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikanpada lembar muka laporan keuangan
f. Informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan,
g. Informasi yang diperukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam muka laporan keuangan.
Bagian kebijakan akuntansi pada catatan atas laporan keuangan setidak-tidaknya menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusnan laporan keeuangan, b. Sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan masa transisi SAP diterapkan oleh suatu entitas pelaporan,
c. Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan.
Dari penjelasan diatas tentang komponen- komponen yang terdapat dalam laporan keuangan pemerintah menurut PP NO 71 Tahun 2010, yaitu laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dan adapun laporan keuangan yang disajikan dalam skripsi ini yaitu laporan keuangan neraca konversi berdasarkan SAP, dan Laporan relisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Tabel II
PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS PENDAPATAN DAERAH NERACA KONVERSI BERDASARKA SAP
PER 31 DEEMBER 2013
ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS
ASET KEWAJIBAN
Aset Lancar Kewajiban Jangka Pendek
a.Kas d kas daerah _ a. Utang perhitungan pihak
ketiga 0
b.Kas di bendahara
pengeluaran _ b. Utang belanja 0
c. kas dibendahara
penerimaan _ c. Utang bunga 0
d. kas bendahara
pengeluaran _ d. Bagian lancar utang jk
panjang 0
(Utang pajak) _ e. Utang pajak 0
e. piutang pajak daerah 34.538.120.357 f. Utang kpd pemerintah pusat 0 f. piutang retribusi 5.708.362.206 g. Utang jangka pendek lainnya
g. Bagian lancar tuntutan
provinsi _ a. Utang dalam negeri sector 0
i. piutang deviden _ Perbankan
j. peny piutang pajak (526.134.904) b. Utang dalam negeri obligasi 0 k. peny piutang retribusi (419.775.640) c. Utang jangka panjang lainnya 0
l. persediaan 90.548.050
Jumlah Aset Lancar 39.391.120.069 Jumlah kewajiban jangka 0
Panjang Investasi jangka panjang
a. investasi non permanen Jumlah kewajiban 0
1) penyertoran modal
dalam _ Ekuitas Dana Lancar
bentuk saham a. Sisa lebih pembayaran
anngaran 0
(SILPA)
2) Dana bergulir _
b. investasi permanen b. Pendapatan yang
ditangguhkan 0
1) penyertaan modal
pemerintah _ c. cadaangan piutang 39.300.572.019
Daerah d. cadangan persediaan 90.548.050
Aset Tetap 39.391.120.069
a. Tanah _ Ekuitas Dana Investasi
a. Diinvestasikan dlm investasi -b. Peralatan dan Mesin 24.158.106.265 jangka panjang
c. Gedung Dan Bangunan 1.871.215.245 b. Diinvestasikan dalam Aset
tetap 28.108.649.510
d. Jalan, Irigasai, Jaringan 2.062.078.000 c. Diinvestasikan dalam Aset
lainnya 6.586.717.200
d. DYH disediakan untuk
pembiayaan
-e. Aset tetap lainnya 17.250.000 utang jangka panjang f. konstruksi dalam
pengerjaan _
g. Akumulasi penyusutan _
Jumlah Aset Tetap 28.108.649.510 Jumlah Ekuitas Dana Investsi 34.695.366.710 Dana Cadangan
a. Dana Cadangan _ Ekuitas Dana Cadangan
Jumlah dana Cadangan
_ a. Di investasikan dalm dana -Cadangan
c. kemitraan dengan pihak _ Jumlah Ekuitas Dana
74.086.486.779