• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Pembiayaan Syariah

GAMBARAN UMUM

Perkembangan X dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perkembangan BMT X Tahunan (dalam satuan Rp.000.000) Tahun Jumlah Anggota Modal Investasi berjangka Simpanan Aset 2006 171 817 7 538 14 416 16 336 2007 164 2 410 15 629 27 134 32 087 2008 164 4 400 29 639 45 980 55 200 2009 164 7 106 51 613 73 598 91 223 2010 25 162 11 403 80 162 109 499 135 694 2011 25 284 15 401 116 397 155 053 179 881 2012 73 515 23 183 162 520 212 054 248 159 2013 84 243 31 178 - 222 993 277 946

Saat ini BMT X telah memiliki asset lebih dari Rp 100 miliar rupiah. Dana tersebut sebagian besar disalurkan kepada sektor mikro dan kecil sebagai modal kerja terutama yang ada di pasar-pasar tradisional. Mereka sebagian besar adalah pedagang kecil yang jumlahnya mencapai 84 243 Anggota (Tabel 5). Jumlah pembiayaan yang disalurkan BMT X sebagian besar adalah kepada pelaku UMKM.

Dana yang disalurkan oleh BMT X menggunakan akad Mudharabah maupun akad Murabahah (jual-beli) dan beberapa akad yang lain seperti akad Ijarah, akad Kafalah maupun akad Hawalah. Namun pembiayaan yang lebih mendominasi adalah pembiayaan Mudharabah kurang lebih sebesar Rp178 milyar (Tabel 3).Sedangkan dana yang disimpan anggota di BMT X dikelola dengan menggunakan akad Mudharabah dan Wadiahyad adh-dhamanah. Simpanan Mudharabah di BMT X disebut investasi berjangka dan simpanan menggunakan akad Wadiah.

Total tabungan (Simpanan Wadiah) pada BMT X meningkat dari tahun 2012-2013 masing-masing sebesar Rp212 milyar dan Rp222 milyar. Selain itu, jumlah deposito (investasi berjangka Mudharabah), Aset dan total pembiayaan pada BMT X mengalami tren yang meningkat setiap tahunnya (Tabel 5).

Persyaratan dalam pengajuan pembiayaan dari BMT X sangat memudahkan para pelaku UMKM. Proses pengajuan pembiayaan diawali dengan pengisian formulir dan pengumpulan kelengkapan data calon nasabah. Berdasarkan penelitian di lapangan, waktu untuk pencairan dana pembiayaan biasanya hanya 2-5 hari. Hal ini sangat membantu nasabah terutama pelaku usaha mikro dan kecil untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang bersifat mendesak. Sedangkan pengembalian dana pembiayaan dilakukan dengan cara membayar cicilan.

21 HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Umum Responden

Responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini sebanyak 117 pelaku UMKM yang mengambil pembiayaan Mudharabahpada BMT X Jakarta. UMKM yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki karakter yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Sebanyak 52 orang atau 44.4% responden berusia 20-39 tahun. Hal ini tidak berbeda jauh dengan jumlah responden yang berusia 40-59 tahun yaitu sebanyak 57 orang atau 48.8% (Tabel 6). Responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 77 orang atau 65.8% dari total responden (Tabel 7). Selain itu,pada Tabel 8 didapat informasi bahwa sebanyak 66 orang atau 56.4% responden menyelesaikan pendidikan kurang dari tingkat SMA. Hal ini tidak berbeda jauh dengan responden yang minimal pendidikannya tingkat SMA.

Lama usaha

Sebanyak 55 orang atau 47% responden memiliki usaha yang berjalan selama 8-15 tahun dan 32 orang atau 27.3% responden memiliki usaha yang berjalan kurang dari 8 tahun. Karakteristik responden berdasarkan umur usaha dapat dilihat pada Tabel 9.

Usia (tahun) Jumlah Anggota (orang) Presentase (%)

20-39 52 44.4

40-59 57 48.8

>60 8 6.8

Total 117 100

Jenis Kelamin Jumlah Anggota (orang) Presentase (%)

Laki-laki 77 65.8

Perempuan 40 34.2

Total 117 100

Pendidikan terakhir Jumlah Anggota (orang) Presentase (%)

< SMA 66 56.4

≥ SMA 51 43.6

22

Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan lama usaha

Pendapatan

Sebagian besar responden memiliki omset antara Rp 11 juta - Rp 50 juta per bulan yaitu sebanyak 76 orang atau 64.9% dari total reponden. Karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Karakteristik responden berdasarkan jumlah pendapatan

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Pembiayaan Mudharabah

Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan 117 responden yang merupakan UMKM anggota pembiayaan Mudharabah pada BMT X. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan pembiayaan Mudharabah bagi UMKM dan efektivitas pembiayaan Mudharabah pada BMT X. Metode analisis yang digunakan adalah Path Analysis (analisis jalur). Model path analisis digunakan untuk melihat pengaruh variabel penyebab (eksogen) terhadap variabel akibat (endogen). Hasil dari model persamaan path analysis selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Model awal penelitian yang diajukan dapat diterjemahkan melalui diagram jalur lengkap seperti pada Gambar 4.

Lama usaha (tahun) Jumlah Anggota (orang) Presentase (%)

1-7 32 27.3

8-15 55 47

16-24 21 18

25-33 9 7.7

Total 117 100

Omset (rupiah/ bulan) Jumlah Anggota (orang) Presentase (%)

<5 juta 1 0.9 5-10 juta 18 15.5 11-50 juta 76 64.9 51-100 juta 13 11.1 >100juta 9 7.6 Total 117 100

23

Gambar 4 Diagram jalur lengkap berdasarkan koefisien pengaruh

Sesuai dengan rumusan hipotesis penelitian, pada diagram jalur dapat didefinisikan pada dua model yaitu permintaan pembiayaan yang diajukan (PP) dan pendapatan UMKM setelah pembiayaan (PS). Kedua model tersebut dapat dirumuskan secara sistematis kedalam persamaan struktural:

Model PP = ρy1 PU + ρy2 LA + ρy3 JA + ρy4 MP + ρy5 TP + ρy6 AA (Hipotesis 1)

Model PS = ρy1 PP + ρy2 MP (Hipotesis 2)

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui sampel 117 responden UMKM anggota BMT X Jakarta dengan akad Mudharabah, didapat matriks korelasi antar variabel penyebab pada Model persamaan struktural:

Correlation Matrix of Independent Variabels PU LA JA MP TP AA --- --- --- --- --- --- PU 1.00 LA 0.52 1.00 JA 0.31 0.29 1.00 MP -0.46 -0.50 -0.28 1.00 TP 0.52 0.62 0.26 -0.55 1.00 AA -0.34 -0.34 -0.29 0.42 -0.27 1.00

Dari data diatas, tidak terdapat koefisien korelasi yang lebih besar dari

│0.8│. Maka, antar variabel penyebab seperti besarnya pendapatan UMKM

sebelum pembiayaan (PU), lama menjadi anggota (LA), jangka waktu angsuran (JA), margin pembiayaan (MP), Tingkat pendidikan (TP) dan besarnya agunan (AA) dalam data sampel tidak terdapat korelasi yang kuat antar peubah bebas sehingga tidak terdapat masalah multikolinieritas. Maka matriks korelasi yang diperoleh dari data sampel layak digunakan untuk analisis data selanjutnya.

24

Estimasi persamaan struktural menggunakan LISREL estimates (Maximum Likelihood):

PP = 0.47*PU + 0.040*LA + 0.090*JA - 0.12*MP + 0.11*TP - 0.36*AA,

(0.054) (0.059) (0.046) (0.056) (0.060) (0.049) 8.30 0.67 1.94 -2.07 1.78 -7.09 Errorvar. = 0.20, R² = 0.78 PS = 0.79*PP - 0.07*MP, (0.067) (0.065) 11.91 -1.01 Errorvar. = 0.30, R² = 0.69

Koefisien determinasi (R2) untuk model permintaan pembiayaan anggota

yang diajukan (PP) sebesar 0.78 dengan ρe1 sebesar 0.2. Sedangkan R2 pada

model pendapatan UMKM setelah pembiayaan (PS) sebesar 0.69 dan ρe2 sebesar 0.3. Dari perolehan data tersebut, maka pengaruh variabel pada model PP dan PS dapat dijelaskan oleh variabel yang ada didalam model sebesar 78% dan 69%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dengan demikian, kedua model cukup efekif karena memiliki nilai R2 yang cukup baik.

Hasil Pengujian Individual Melalui Uji-T

Hasil pengujian individual melalui uji-t dapat dijelaskan pada Gambar 5:

Gambar 5 Uji-t diagram jalur lengkap

Jika │t-hitung│> 1.96 artinya koefisien jalur berpengaruh signifikan pada

taraf 5%. Koefisien jalur yang signifikan terhadap PP pada taraf 5% adalah ρPU =

8.30, ρMP = -2.07, ρAA = -7.09. Pengaruh PU terhadap PP adalah positif,

sedangkan pengaruh MP dan AA terhadap PP adalah negatif. Selain itu, koefisien jalur yang signifikan dan memiliki pengaruh positif terhadap PS adalah ρPP = 11.9.

25 Uji Kelayakan Model

Hasil uji kriteria kesesuaian model dalam model Path Analysis yang menjelaskan rata-rata asumsi dalam model ini menunjukan ukuran yang sudah sangat memenuhi (good fit) kriteria goodness of fit (kelayakan suatu model). Hasil kriteria model Path Analysis dalam estimasi persamaan struktural dapat dijelaskan pada Tabel 11:

Tabel 11 Hasil kriteria kesesuaian model Path Analysis

Goodness-of-Fit Cutt-off-Value Hasil Keterangan GFI (Goodness of Fit Index) 0.90 0.91 Good Fit RMR (Root Mean Square Residual) 0.05 0.04 Good Fit RMSEA (Root Mean Square

Error of Approximation)

0.08 0.2 Marginal Fit NFI (Normed Fit Index) 0.90 0.91 Good Fit CFI (Comparative Fit Index) 0.90 0.92 Good Fit IFI (Incremental Fix Index) 0.90 0.92 Good Fit

Menurut Setyo (2008), Uji kecocokan pada model ini digunakan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) antara data dengan model. Pada uji kecocokan, ukuran kecocokan yang mengaitkan GOF diperlukan untuk mencapai kecocokan suatu model. Prosedur ini serupa

dengan “adjustment” R2

pada regresi berganda. Beberapa ukuran tingkat kecocokan yang bisa diterima dalam pengujian goodness of fit (GOF) kelayakan model terdiri dari beberapa asumsi, diantaranya adalah:

1. CFI (Comparative Fit Index)

Nilai CFI berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik.Nilai CFI yang direkomendasikan untuk kriteriagood fit adalah CFI≥0.90, nilai

0.8≤CFI≤0.90 adalah marginal fit. CFI merupakan ukuran fit yang baik untuk

kesesuaian model. Pada Tabel 12 didapat informasi nilai CFI sebesar 0.92, maka termasuk kedalam kriteria good fit.

2. IFI (Incremental Fit Index)

Nilai IFI berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik.

IFI≥0.90 adalah good fit, nilai 0.8≤IFI≤0.90 adalah marginal fit. Pada Tabel

12 didapat informasi nilai IFI sebesar 0.92, maka termasuk kedalam kriteria good fit.

3. GFI (Goodness of Fit Index)

Nilai GFI berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik.

GFI≥0.90 adalah good fit, nilai 0.8≤GFI≤0.90 adalah marginal fit. Pada Tabel

12 didapat informasi nilai GFI sebesar 0.92, maka termasuk kedalam kriteria good fit.

4. NFI (Normed Fit Index)

Nilai NFI berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih tinggi adalah lebih baik.

NFI≥0.90 adalah good fit, nilai 0.8≤NFI≤0.90 adalah marginal fit. Pada Tabel

12 didapat informasi nilai NFI sebesar 0.92, maka termasuk kedalam kriteria good fit.

5. RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation)

Nilai RMSEA yang ≤0.08 mengindikasikan kriteriagood fit, yaitu model

26

diperbaiki. Pada Tabel 12, nilai RMSEA adalah 0.2, maka termasuk kedalam kriteriamarginal fit.

6. RMR (Root Mean Square Residual)

Nilai residual rata-rata antara matrik (korelasi) teramati dan hasil estimasi. Standardized RMR yang ≤0.05 adalah good fit. Pada Tabel 12 didapatkan nilai 0.044 yang berarti good fit (Setyo, 2008).

Tabel 12 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model

Model Koefisien Jalur T-hit R2

Model 1 PU PP 0.47 8.30* 78% LA PP 0.04 0.67 JA PP 0.09 1.94 MPPP -0.12 -2.07* TP PP 0.11 1.78 AAPP -0.36 7.09* Model 2 PPPS 0.79 11.91* 69% MPPS -0.07 -1.01

Keterangan: * adalah signifikan pada taraf nyata (α) 5%

Berdsarkan Tabel 13, didapat informasi bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap PP adalah PU, MP dan AA. Sedangkan hasil analisis data diperoleh estimasi koefisien determinasi model PP dan PS yaitu 0.78 dan 0.69. Penjelasan mengenai besarnya pengaruh langsung maupun tidak langsung (melalui PP) variabel eksogen serta pengaruh total terhadap besarnya permintaan pembiayaan (PP) dan pendapatan UMKM anggota setelah pembiayaan Mudharabah (PS) ada pada Tabel 14.

Hasil pada Tabel 13 menjelaskan pengaruh pada model PP dan PS. Tabel 13 Pengaruh Antar Variabel Model PP dan PS

Pengaruh antar variabel

Pengaruh TOTAL

Langsung Tidak Langsung (melalui PP) PU PP 0.47 - 0.47 MPPP -0.12 - -0.12 AAPP -0.36 - -0.36 PU PS - 0.36 0.36 MPPS - -0.09 -0.09 AAPS - -0.28 -0.28 PPPS 0.79 - 0.79

Berdasarkan hasil apada Tabel 14, yang berpengaruh langsung kepada PP adalah PU, MP dan AA. Sedangkan yang berpengaruh tidak langsung (melalui PP) terhadap PS adalah PU, MP dan AA.

27 Besarnya Permintaan Pembiayaan Mudharabah (PP)

Besarnya permintaan pembiayaan Mudharabah yang diajukan anggota (PP) dipengaruhi secara signifikan oleh Pendapatan UMKM sebelum pembiayaan Mudharabah (PU), Margin pembiayaan Mudharabah (MP) dan Besaran Agunan (AA). Berdasarkan pengaruh totalnya, variabel PU adalah pengaruh relatif paling kuat terhadap PP, yaitu sebesar 0.47%. PU memiliki pengaruh positif terhadap PP dengan nilai sebesar 0.47. Dapat diinterpretasikan bahwa jika besarnya pendapatan usaha sebelum pembiayaan naik sebesar 1%, maka akan meningkatkan permintaan pembiayaan yang diajukan sebesar 0.47%. Karena ketika seorang anggota memiliki pendapatan yang cukup tinggi, maka mereka akan berusaha untuk memperluas dan mengembangkan usahanya agar lebih maju usahanya serta ingin mendapatkan pendapatan usaha yang lebih tinggi lagi.

Pengaruh margin pembiayaan (MP) terhadap permintaan pembiayaan Mudharabah yang diajukan anggota (PP) memiliki nilai koefisien yang negatif sebesar -0,12. Artinya jika besarnya MP naik sebesar 1%, maka akanmenurunkan PP sebesar 0.12%. Hal itu dikarenakan anggota lebih besar mengeluarkan pengembalian pembiayaan sehingga anggota akan merasa berat dengan tambahan yang harus dibayarkan pada BMT.

Begitu juga dengan besarnya Agunan (AA). Variabel AA memiliki pengaruh negatif terhadap PP sebesar -0,36. Dapat diinterpretasikan bahwa jika nilai AA meningkat 1%, maka akan menurunkan besarnya permintaan pembiayaan yang diajukan anggota sebesar 0.36%. Artinya, anggota akan menambah permintaan pembiayaan Mudharabah yang diajukan pada BMT ketika semakin kecil nilai agunan/ jaminan yang diberikan atau bahkan tidak ada agunan yang diberikan kepada BMT. Hasil penelitian mengenai penggunaan besaran agunan pada sistem pembiayaan MudharabahBMT X Jakarta berbeda dengan lembaga keuangan perbankan/ lembaga keuangan formal pada umumnya. Hal tersebut karena pada BMT memiliki loyalitas anggota yang sangat diperhatikan dan diperhitungkan. Hasil di lapang menemukan bahwa dalam hal ini agunan tidak menjadi prioritas utama dalam persyaratan pembiayaan Mudharabah pada BMT X.

Pendapatan Usaha Anggota Setelah Pembiayaan Mudharabah(PS)

Tinggi rendahnya pendapatananggota (UMKM) setelah mendapat pembiayaan Mudharabah (PS) dipengaruhi signifikan secara positif oleh permintaan pembiayaan Mudharabah (PP). PP memiliki pengaruh positif terhadap PS sebesar 0.79. Artinya jika jumlah permintaan pembiayaan Mudharabah yang diajukan naik sebesar 1%, maka akan meningkatkan pendapatan UMKM setelah pembiayaan Mudharabahsebesar 0.79%. Jadi, semakin besarnya permintaan pembiayaan yang diajukan, maka akan semakin meningkatkan motivasi anggota untuk mengembangkan usahanya dan akhirnya meningkatkan pendapatan setelah pembiayaan. Secara keseluruhan, sebesar 0.69 atau 69% tinggi rendahnya PS dipengaruhi PP. Sisanya sebesar 0.31 atau 31% merupakan pengaruh variabel lain selain PP (yang tidak dijelaskan dalam model).

28

Analisis Efektivitas Pembiayaan Mudharabah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2006), efektivitas pembiayaan dapat dinilai dari prosedur pembiayaan dan dampak pembiayaan terhadap kondisi usaha. Prosedur pembiayaan terdiri dari mekanisme pengajuan, penyaluran dan pengembalian. Sedangkan dampak pembiayaan terdiri dari peningkatan pendapatan, keuntungan dan kondisi usaha. Selain itu, menurut Syafar (2006), efektif atau tidaknya suatu penyaluran pembiayaan pada BMT dapat dinilai berdasarkan beberapa parameter antara lain: persyaratan peminjaman, prosedur peminjaman, realisasi pembiayaan, besar kecilnya biaya administrasi, pelayanan petugas BMT, jaminan/ agunan, pengetahuan dan partisipasi nasabah/ calon nasabah, serta memberikan dampak positif. Menurut Ita dan Rahman (2011), terdapat tiga tahap penting dalam prosedur pembiayaan Mudharabah yaitu analisa dan evaluasi pembiayaan, pengusulan dan persetujuan pembiayaan. Pembiayaan Mudharabah yang diberikan kepada anggota BMT X untuk permodalan/ perkembangan usaha dapat dikatakan efektif apabila penggunaan akad pembiayaan Mudharabah tepat, prosedur pembiayaan Mudharabah mudah dan pembiayaan Mudharabah dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan UMKM.

Analisis Efektivitas Tahap Pengajuan Pembiayaan

Pada tahap pengajuan pembiayaan Mudharabah terdapat prosedur yang ditetapkan oleh pihak BMT X untuk meminimalisir pembiayaan yang bermasalah. Seluruh anggota yang hendak mengajukan pembiayaan Mudharabah ke BMT X diharuskan untuk memenuhi segala prosedur yang diberlakukan BMT seperti diawali dengan pembukaan rekening menjadi anggota BMT X selanjutnya melakukan pengisian formulir dan kelengkapan administrasi. Sebagian besar anggota yang menjadi responden penelitian ini mengatakan bahwa prosedur pembiyaan Mudharabah yang dilakukan di BMT X sangat mudah dan prosesnya cepat. Aspek efektivitas prosedur pengajuan pembiayaan Mudharabah di BMT X akan dijelaskan pada Tabel 14.

Tabel 14 Efektivitas Prosedur Pengajuan Pembiayaan Mudharabah di BMT

No Aspek (ni) Total

responden A(r1=3) B (r2=2) C(r3=1) Total Skor 1 Persyaratan awal pembiayaan 117 107 10 0 341 2 Proses prosedur awal

pembiayaan

117 70 40 7 297 3 Nilai jaminan dengan

besarnya pembiayaan

117 82 20 15 301 4 Pelayanan petugas 117 117 0 0 351

Total Skor 1290

Keterangan:

ni= aspek kriteria penilaian

rj = bobot nilai masing masing kriteria

Jenjang bobot penilaian yang digunakan ada tiga kriteria yaitu A, B dan C. Hal ini dimaksudkan agar dapat mempertimbangkan karakteristik dari populasi

29 anggota sehingga dapat membedakan pendapatnya dengan lebih fokus terhadap aspek yang ditanyakan. Kriteria A untuk responden yang menjawab mudah (mudah dipenuhi oleh anggota), cepat (tidak rumit dan prosesnya cepat), kecil (agunan bernilai lebih kecil dari pinjaman atau bahkan tidak ada agunan) dan ramah. Kriteria B untuk responden yang menjawab sedang (ada beberapa persyaratan yang tidak bisa dipenuhi), sedang (tidak rumit tapi prosesnya lambat), sedang (agunan sebanding dengannilai pembiayaan), dan biasa saja. Sedangkan kriteria C untuk responden yang menjawab sulit (sulitnya dipenuhi oleh anggota), lama (rumit serta prosesnya panjang dan lama), besar (nilai agunan lebih besar dari nilai pembiayaan) dan tidak ramah.

Berdasarkan hasil yang disajikan dalam Tabel 14, dapat diketahui bahwa 107 dan 70 responden menyatakan persyaratan awal pembiayaan dan proses permohonan pembiayaan pada BMT X Jakarta tergolong mudah dan cepat. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan pembiayaan perorangan antara lain yaitu menjadi anggota BMT X Jakarta, mengisi formulir pengajuan pembiayaan, menyerahkan fotokopi KTP, fotokopi KK, fotokopi agunan dan persyaratan lain yang diperlukan, memiliki kemampuan mengangsur serta bersedia di survei. Pada persyaratan yang tertulis dalam ketentuan peminjaman, pihak BMT menggunakan fotokopi agunan untuk meminimalisir resiko bermasalah dalam pengembalian pembiayaan.

Namun hasil penelitian di lapang menemukan bahwa pengenaan jaminan atau agunan untuk pinjaman pembiayaan Mudharabah rata-rata menyesuaikan tingkat kemampuan anggota pembiayaan Mudharabah. Rata-rata, untuk pinjaman dibawah 5 juta biasanya BMT tidak meminta jaminan asalkan anggota melakukan prosedur persyaratan awal dengan baik dan benar serta bagi yang pernah melakukan pinjaman Mudharabah, BMT X Jakarta melihat laporan atau catatan anggota dalam pengembalian pinjaman. Selain itu rata-rata nilai agunan lebih kecil dari nilai pembiayaan Mudharabah yang diajukan. Biasanya jaminan berupa surat kendaraan, elektronik, surat nikah, surat keterangan tempat usaha, dan lain-lain. Dari 117 anggota yang menjadi responden, 82 orang menyatakan bahwa jaminan yang diberikan untuk pembiyaan Mudharabah nilainya lebih kecil dari permintaan pembiayaan Mudharabah yang diajukan kepada BMT X Jakartabahkan beberapa menyatakan hanya memberikan surat nikah sebagai jaminan.

Selain itu, 20 orang menyatakan nilai agunan sebanding dengan nilai pembiayaan Mudharabah dan 15 orang menyatakan nilai agunan lebih besar dari pada nilai pembiayaa Mudharabah. Pada penilaian pelayanan petugas, 117 responden menyatakan bahwa pihak BMT memberikan pelayanan yang ramah pada proses pengajuan pembiayaan. Berdasarkan total skor yang didapat secara keseluruhan, yaitu 1290, maka BMT X Jakarta dapat dikatakan efektif (total skor efektif antara 1250-1718) dalam hal prosedur pengajuan pembiayaan yang artinya prosedur pengajuan pembiayaan Mudharabah dapat diterima dengan baik oleh anggota. Hal ini sangat memudahkan anggota dalam mengajukan pembiayaan dan merupakan salah satu faktor ketertarikan anggota baru untuk melakukan pembiayaan Mudharabah di BMT X Jakarta.

30

Analisis Efektifitas Tahap Pencairan Pembiayaan Mudharabah

Karakteristik anggota pada umumnya mengajukan pembiayaan pada saat membutuhkan tambahan modal belanja sehari-hari bagi kelancaran usahanya. Sehingga mereka membutuhkan dana dalam waktu yang cepat untuk keberlangsungan usahanya. Sebelum dicairkan, pengajuan pembiayaan Mudharabah dari anggota akan dianalisis kelayakan untuk mendapat pembiayaan. Proses pencairan pembiayaan dapat diusahakan BMT dalam waktu yang sesingkat mungkin. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak BMT X Jakarta, waktu yang diperlukan untuk pencairan dana pembiayaan adalah satu sampai tujuh hari dari pengajuan pembiayaan. Namun hasil lapang menemukan rata-rata waktu pencairan dana pembiayaan adalah antara satu sampai lima hari setelah pengajuan pembiayaan. Pencairan pembiayaan Mudharabah akan dilakukan setelah disetujui dan disepakati oleh komite pembiayaan pada BMT X Jakarta.

Tabel 15 Efektivitas Prosedur Pencairan Pembiayaan Mudharabah di BMT

No Aspek (ni) Total

responden A (r1=3) B (r2=2) C (r3=1) Total Skor 1 Realisasi Pembiayaan 117 111 6 0 345 2 Biaya Administrasi 117 104 13 0 357

3 Besar pembiayaan yang diberikan 117 10 102 5 239 4 Kemampuan BMT dalam memenuhi

permintaan pembiayaan Total Skor

117 112 5 0 346

1268 Kriteria A untuk responden yang menjawab cepat (jangka waktu kurang dari tiga hari setelah pengajuan pembiayaan), ringan (biaya administrasi tidak memberatkan anggota), besar (lebih dari pengajuan pembiayaan) dan mampu (besar pengajuan pembiayaan sesuai dengan keinginan anggota). Kriteria B untuk responden yang menjawab sedang (jangka waktu realisasi pembiayaan antara tiga sampai lima hari setelah pengajuan pembiayaan), sedang (anggota sedikit mengalami kesulitan untuk mencari dana awal), sedang (cukup untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan), dan kurang mampu (besar realisasi pembiayaan kurang dari pembiayaan yang diajukan). Sedangkan kriteria C untuk responden yang menjawab lama (jangka waktu lebih dari enam hari setelah pengajuan pembiayaan), berat (biaya administrasi yang dikeluarkan memberatkan anggota), kecil (kurang dari pengajuan) dan tidak mampu (realisasi pembiayaan jauh dibawah pengajuan pembiayaan).

Berdasarkan hasil yang disajikan dalam Tabel 15, diperoleh keterangan bahwa sebanyak 111 orang menyatakan cepat dalam realisasi pembiayaan Mudharabah yang dilaksanakan pihak BMT X Jakarta dan sisanya 6 orang memilih kriteria sedang untuk realisasi pembiayaan Mudharabah. Biaya administrasi yang dikeluarkan oleh anggota untuk BMT X Jakarta tergolong cukup ringan. Hal itu dapat dibuktikan dengan 104 orang yang memilih kriteria ringan untuk biaya administrasi yang dikeluarkan anggota dan 13 orang yang sedikit mengalami kesulitan mencari dana awal untuk biaya administrasi.

BMT X Jakarta telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan melakukan ekspansi ke berbagai daerah sekitar dan terus menjangkau daerah pedesaan dan terus menjangkau sektor usaha mikro dan kecil. Pembiayaan Mudharabah yang diberikan oleh BMT X sudah mencapai milyaran rupiah.

31 Sebagian besar anggota yaitu 10 dan 102 orang responden merasa sangat puas atas jumlah pembiayaan Mudharabah yang diberikan karena pembiayaan yang diberikan melebihi nilai dari pembiayaan yang diajukan serta sesuai dengan keinginan responden. Akan tetapi terdapat 5 orang yang menyatakan kurang puas terhadap besaran pembiayaan yang diberikan karena lebih kecil dari nilai pengajuan.

Responden yang merasa kurang puas merupakan responden yang pernah menggunakan pembiayaan Mudharabah dengan pengembalian yang bermasalah. Sehingga keputusan BMT untuk memberikan pembiayaan dibawah nilai pengajuan responden adalah tindakan untuk meminimalisir kembali terjadinya kredit macet. Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapat total skor dari aspek-aspek dalam hal pelaksanaan prosedur pencairan pembiayaan Mudharabah yaitu sebesar 1268. Maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pencairan pembiayaan Mudharabah pada BMT X Jakartatergolong efektif (1250-1718).

Analisis Efektivitas Tahap Pengembalian Pembiayaan Mudharabah

Pada BMT X Jakarta, jangka waktu angsuran untuk pengembalian pembiayaan Mudharabah ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak BMT dengan anggota. BMT X Jakartamelakukan penawaran jangka waktu kemudian anggota yang menilai apakah mampu mengangsur dengan waktu yang ditawarkan dan anggota dapat menentukan jangka waktu angsuran berdasarkan kesepakatan dengan BMT X Jakarta sehingga penetapan jangka waktu diserahkan sepenuhnya kepada anggota sesuai dengan kemampuan anggota.

Efektivitas pembiayaan Mudharabah dalam hal pengembalian pembiayaan menjadi tujuan utama bagi sebuah lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT untuk menghindari pengembalian pembiayaan yang bermasalah. Beberapa aspek yang memengaruhi efektivitas pengembalian pembiayaan Mudharabah pada BMT X Jakarta dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Efektivitas Prosedur Pengembalian Pembiayaan Mudharabah di BMT

No Aspek (ni) Total

responden A (r1=3) B (r2=2) C (r3=1) Total Skor 1 Besar angsuran 117 104 13 0 338 2 Jangka waktu angsuran 117 0 117 0 234 3 Keaktifan petugas di lapang 117 117 0 0 351 4 Margin pembiayaan dan

bagi hasil

117 10 42 65 179

Total 1102

Kriteria A adalah untuk responden yang menjawab kecil (angsuran tidak memberatkan anggota), lama (jangka waktu lama), aktif (pihak BMT selalu datang/ jemput bola dalam pengambilan angsuran anggota) dan ringan (anggota tidak merasa dirugikan dengan tambahan/ margin BMT). Kriteria B untuk responden yang menjawab sedang (angsuran masih terjangkau namun kadang telat membayar), sedang, kurang aktif (terkadang tidak datang untuk pengambilan

Dokumen terkait