• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Wilayah penelitian ditentukan berdasarkan karakteristik lokasi yaitu wilayah hulu DAS Citarum dan wilayah hilir aliran sungai. Lokasi penelitian ditekankan pada wilayah sentra pertanian tanaman padi. Wilayah hulu diwakili oleh Kabupaten Cianjur sedangkan wilayah hilir diwakili Kabupaten Karawang. Luas DAS Citarum yaitu 6.614 km² dengan panjang 269 km, berasal dari Mata Air Gunung Wayang.

4.1.1. Kabupaten Cianjur

Kabupaten Cianjur yang memiliki luas daerah 350.148 hektar dengan luas tanah sawah 62.894 hektar dan tanah darat 287.254 hektar. Pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian sebanyak 62,99 persen. Lokasi penelitian di Kabupaten Cianjur mengambil Daerah Irigasi (DI) Cihea dan Daerah irigasi Ciraden Leuwi Leungsir sebagai sampel penelitian. Daerah irigasi Cihea memiliki luas 5.484 hektar dan pembinaannya masih dilakukan oleh pemerintah pusat. Sistem pembagian airnya dibagi menjadi tiga golongan, golongan I seluas 1.863 hektar, golongan II seluas 1.852 hektar dan golongan III seluas 1.769 hektar. Pembagian tersebut dimaksudkan untuk membuat klasifikasi dalam pergiliran pelaksanaan pola tanam sesuai dengan SK Bupati Cianjur tentang Pola Tanam di Kabupaten Cianjur.

Daerah Irigasi Ciraden Leuwi Leungsir merupakan daerah irigasi teknis, yang lokasi bendungannya berada di kampung Jogja Desa Majalaya Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur. DI Ciraden/Leuwi Leungsir memiliki 2 saluran induk dan 2 saluran sekunder serta berada di bagian hilir sumber air

sungai Cikundul. Sedangkan Kecamatan Cikalong kulon sendiri luas daerahnya 126,02 km2 dengan luas tanah sawah mencapai 4.683 hektar. DI Ciraden Leuwi Leungsir mengairi sawah seluas 809 hektar yang meliputi 8 wilayah desa yaitu :

Tabel 4.1. Nama Desa dan Luas Areal Daerah Irigasi Ciraden Leuwi Leungsir

No Desa Luas Areal (Ha)

1 Desa Padajaya 26 2 Desa Cinangsi 35 3 Desa Cinangsi 100 4 Desa Mekargalih 158 5 Desa Sukagalih 188 6 Desa Lembahsari 73 7 Desa Warudoyong 134 8 Desa Gudang 95

Total Luas Areal 809

Sumber : Bappeda Kabupaten Cianjur, 2009 B.

Sumber air Daerah Irigasi Ciraden Leuwi Lengsir adalah sungai Cikundul dengan posisi bendung hilir dengan ketersediaan air sampai saat ini masih cukup untuk MT I dan MT II sedangkan MT III ada jadwal gilir giring dengan debit air 1744 liter/detik yang sebelumnya sekitar kurang lebih 2500 liter/detik. Sumber utama sungai Cikundul adalah Gunung Gede dengan posisi daerah irigasi dari hulu sampai hilir yaitu DI Cinangka - DI Cisalak Batusahulu, DI Leuwi Bokor, DI Ciraden Leuwi Lengsir. Adapun alokasi air DI Ciraden Leuwi Leungsir 80 persen digunakan untuk pertanian dan 20 persen untuk kolam dan lain-lain

4.1.2. Kabupaten Karawang

Luas lahan di Kabupaten Karawang adalah 175.327 hektar terdiri dari lahan sawah 97.529 hektar dan kahan kering/darat 77.798 hektar. Luas tersebut merupakan 3,73 persen dari luas Provinsi Jawa Barat. Dari luas Kabupaten

Karawang, sebesar 55 persen di antaranya berbentuk pesawahan yang memasok 23 persen pengadaan beras di Jawa Barat.

Lokasi sebagai sampel penelitian di Kabupaten Karawang berada di Saluran Sekunder (SS) Telagasari. SS Telagasari termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Telagasari. Kecamatan Telagasari sendiri memiliki luas wilayah yaitu 4.368 hektar yang terdiri dari 443 hektar tanah darat dan 3.925 hektar tanah sawah. Komposisi jumlah penduduk Kecamatan Telagasari sebanyak 64.289 jiwa terdiri dari laki - laki sebanyak 32.368 jiwa dan perempuan sebanyak 31.921 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 19.203 KK.

Saluran Sekunder Telagasari mengairi sawah di Kecamatan Telagasari seluas 1.782,5 hektar yang meliputi 7 desa yaitu :

Tabel 4.2. Nama Desa Yang Diairi Oleh Saluran Sekunder Telagasari

No Desa Luas Areal (Ha)

1 Talagasari 138 2 Pasirtalaga 168 3 Pasirmukti 300 4 Pasirkamuning 286 5 Kalibuaya 430 6 Talagamulya 196 7 Cariumulya 264

Total Luas Areal 1782

Sumber : Pemerintah Kabupaten Karawang, 2011

4.2. Kondisi Sosial Ekonomi Wilayah Penelitian 4.2.1. Kabupaten Cianjur

Mata pencaharian masyarakat baik di DI Ciraden Leuwi Leungsir maupun DI Cihea mayoritas sebagai petani. Ada pula yang menjadi pegawai pemerintah, pedagang, buruh dan guru. Untuk status kepemilikan lahan, sebagian besar petani

di DI Cihea sebagai penggarap yaitu sebesar 65 persen dari total lahan garapan. Sedangkan petani di DI Ciraden mayoritas sebagai pemilik penggarap yaitu sebesar 70 persen.

Tingkat pendidikan masyarakat di kedua daerah irigasi pada umumnya masih rendah. Mayoritas berpendidikan Sekolah Dasar. Ada pula yang sama sekali tidak bersekolah. Persentase masyarakat DI Cihea yang menamatkan hingga perguruan tinggi hanya 5 persen. Minimnya pendidkan yang diperoleh masyarakat di kedua daerah irigasi disebabkan mahalnya biaya pendidikan serta kurangnya sarana yang mendukung.

4.2.2. Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang menjadi gudang beras nasional. Oleh karena itu sangat wajar beberapa desa di kabupaten ini merupakan penghasil beras. Pada tahun 2009 produksi padi mengalami peningkatan sebesar 5,20 kw/hektar. Dengan demikian peningkatan produksi padi sawah yang tercapai adalah 108.326 ton GKP atau 8,71 persen dari 1.244.070 ton GKP pada tahun 2008 menjadi 1.352.396 ton GKP pada tahun 2009.

Catatan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2005 mencapai 2.534 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 127 mm. Pada tahun 2004 rata-rata curah hujan sebesar 1.677 mm dengan rata-rata curah hujan per bulannya mencapai 104 mm. Pada tahun 2005 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Tegalwaru yaitu mencapai 318 mm per bulan, dan yang terendah terjadi di Kecamatan Telagasari yaitu hanya 51 mm.

Prasarana sumberdaya air yang ada di Kabupaten Karawang berupa saluran-saluran irigasi teknis yang berfungsi menunjang kegiatan pertanian lahan sawah sebagai kegiatan penduduk yang dominan. Saluran induk yang ada terdiri dari :

• Saluran Induk Tarum Utara • Saluran Induk Tarum Tengah • Saluran Induk Tarum Barat

Pengairan untuk sawah di Kabupaten Karawang terbagi dua yaitu : 1. Daerah pengairan Jatiluhur, meliputi areal sawah seluas 101.951 hektar 2. Di luar daerah pengairan Jatiluhur meliputi areal sawah seluas 1.950

hektar

Sistem pengairan yang ada dibagi lagi menurut golongan dan pemberian debit airnya. Selain itu diatur pula menurut musim tanam dan umur tanaman padi sehingga secara keseluruhan terdapat 5 (lima) daerah irigasi yang meliputi beberapa saluran sekunder (SS). Sekitar 82 persen saluran irigasi teknis di Kabupaten Karawang dinyatakan rusak. Penyebabnya antara lain sedimentasi pada saluran air, munculnya tanaman-tanaman pengganggu, penyadapan air, dan pencurian pipa dam dengan merusak saluran irigasi.

Dokumen terkait