• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA PEMIKIRAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Keadaan Geografis

DKI Jakarta terletak di 60 12’ lintang selatan dan 1060 48’ bujur timur dengan luas wilayah 661,26 km2, berupa daratan 661.52 km2 dan lautan 6,977,5 km2. Di sebelah utara membentang pantai dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 km yang menjadi tempat bermuaranya 9 buah sungai dan 2 buah kanal. Sementara di sebelah selatan, barat dan timur berbatasan dengan Laut Jawa. Ketinggian daratan DKI Jakarta 7 m di atas permukaan laut. Suhu udara maksimum sekitar 30.50C pada siang hari dan suhu minimum sekitar 23.9 0C di malam hari. Curah hujan mencapai 1,949.1 mm dengan tingkat kelembaban udara mencapai 78 persen dan kecepatan angin rata-rata 2.9 m/detik. Di wilayah DKI Jakarta terdapat 110 pulau yang tersebar di Kepulauan Seribu.

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Nomor 1986/200 tanggal 27 Juli 2000, pembagian wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari Kotamadya Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Setiap kotamadya atau kabupaten terdiri atas beberapa kecamatan dan setiap kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan seperti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Luas wilayah dan administratif DKI Jakarta tahun 2006

Kotamadya/Kabupaten Luas (km2) Kecamatan Kelurahan RW RT

Jakarta Pusat 47.0 8 44 371 4,382 Jakarta Utara 142.20 6 31 385 4,462 Jakarta Barat 126.15 8 56 556 6,117 Jakarta Selatan 145.73 10 65 573 6,363 Jakarta Timur 187.73 10 65 686 7,668 Kep. Seribu 11.81 2 6 24 119

Total DKI Jakarta 661.52 44 267 2,595 29,111

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Keadaan Demografi dan Sosial Ekonomi

Jumlah penduduk Jakarta terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 penduduk Jakarta sebesar 8,3 juta jiwa, dalam kurun waktu lima tahun jumlah ini

meningkat mencapai 9,04 juta jiwa pada tahun 2005. Namun demikian berdasarkan data yang dikeluarkan BPS DKI Jakarta, jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 8,9 juta jiwa. Dengan penduduk sebanyak 8,9 juta jiwa dan luas sekitar 661,52 km2, maka kepadatan penduduk Jakarta pada tahun 2006 mencapai sekitar 13 ribu jiwa per km2. Gambar 2 menyajikan komposisi penduduk DKI Jakarta berdasarkan jenis kelamin dan umur.

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Gambar 2. Piramida Penduduk Provinsi DKI Jakarta Tahun 2006

Pendapatan per kapita penduduk DKI Jakarta terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2001-2005. Pada tahun 2001, pendapatan per kapita penduduk Jakarta sebesar 31.12 juta meningkat menjadi 35.17 juta pada tahun 2002 dan 38.90 juta pada tahun 2003, yang kemudian naik kembali menjadi 43.33 juta pada tahun 2004 dan 49.92 juta pada tahun 2005. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengeluaran untuk konsumsi makanan masih

relatif besar (mendekati 50%) dari total pengeluaran rumah tangga. Pada tahun 2006 pola pengeluaran per kapita masyarakat DKI Jakarta adalah 36.42% untuk makanan dan 63.58% untuk non makanan. Persentase pengeluaran non makanan pada tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini mencerminkan semakin tinggi pendapatan masyarakat di DKI Jakarta atau dengan kata lain masyarakat di DKI Jakarta mengalami peningkatan kesejahteraan.

Gambaran Umum Profil Kesehatan

Sebelumnya infeksi merupakan penyebab kematian utama, termasuk di wilayah DKI Jakarta. Namun dalam perkembangannya, penyakit degeneratif mulai menggeser penyebab kematian utama di wilayah ibu kota ini.

Berdasar Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2008, prevalensi hipertensi di DKI Jakarta berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 28,8%, dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 10,1%, sementara berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah 10,5%. Menurut kabupaten/kota, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah berkisar antara 23,8% - 35,6%, dan prevalensi tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat, sedangkan terendah di Jakarta Barat. Sedangkan prevalensi stroke di DKI Jakarta adalah 12,5 per 1000 penduduk. Menurut kabupaten/kota prevalensi stroke berkisar antara 8,1‰ -29,3 ‰, dan Jakarta Pusat mempunyai prevalensi lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.

Prevalensi penyakit jantung di DKI Jakarta 8,1%. Jakarta Pusat dan Jakarta Utara mempunyai prevalensi lebih besar dari wilayah lainnya (11,6%). Angka tersebut lebih tinggi dari prevalensi nasional (7,2%). Penyakit diabetes diderita oleh 2,6% penduduk DKI Jakarta. Di Jakarta Pusat prevalensi diabetes ditemukan lebih besar dari wilayah lainnya (4,8%). Di Kepulauan Seribu, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat prevalensi diabetes ditemukan rendah yaitu 1,9%.

Gangguan jiwa berat di DKI Jakarta ditemukan sebesar 20,2 per 1000 penduduk. Angka ini jauh lebih tinggi dari angka nasional yaitu 4,6 per 1000 penduduk. Jakarta Pusat mempunyai prevalensi gangguan jiwa berat lebih tinggi

dari wilayah lainnya yaitu 45,9 per 1000 penduduk. Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berumur ≥ 15 tahun, di DKI Jakarta adalah 14%, angka ini lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (11,6%). Menurut wilayah, prevalensi tertinggi ditemukan di Jakarta Pusat (22,8%), dan terendah di Jakarta Selatan (10,9%). Prevalensi gangguan mental emosional di DKI Jakarta telah ditemukan tinggi pada usia dewasa muda (15-24 tahun) yaitu 13,6%, menurun pada usia 25-34 tahun, kemudian cenderung meningkat pada usia lebih tua di atasnya. Menurut jenis kelamin, perempuan nampak mempunyai prevalensi gangguan mental emosional lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sedangkan menurut pendidikan pola prevalensi ditemukan berbanding terbalik yaitu menurun sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan responden. Sementara menurut pekerjaan, prevalensi ditemukan tinggi pada mereka yang tidak bekerja. Menurut tingkat pengeluaran RT per kapita, pola prevalensi gangguan mental emosional di DKI Jakarta juga mempunyai pola berbanding terbalik, yaitu menurun sesuai dengan peningkatan tingkat pengeluaran per kapita.

Secara keseluruhan di Provinsi DKI Jakarta, penduduk umur 10 tahun ke atas kurang konsumsi buah dan sayur sebesar 94,5%. Konsumsi buah dan sayur paling rendah terdapat di Kepulauan Seribu, sebesar 100%. Sedangkan yang berada di bawah rerata provinsi DKI adalah Jakarta Selatan (93,4%) dan Jakarta Timur (93,3%). Hampir setengah penduduk DKI Jakarta (45,8%) kurang melakukan aktivitas fisik. Kurang aktivitas fisik paling tinggi terdapat di Kepulauan Seribu dan Jakarta Timur (masing-masing 56,7%) dan Jakarta Pusat (50,8%). Prevalensi kurang aktivitas fisik di bawah rerata pencapaian DKI terdapat di Jakarta Utara (44,0%), Jakarta Barat (39,9%), dan Jakarta Selatan (38,8%). Sering mengonsumsi makanan manis, dilakukan oleh 74,3% penduduk DKI. Sedangkan prevalensi sering mengonsumsi makanan asin ditemukan 27,8%, dan sering mengonsumsi makanan berlemak, ditemukan 21,4%.

Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir di provinsi DKI Jakarta sebanyak 4,0%, sedangkan yang masih minum dalam satu bulan terakhir 2,6%. Beberapa Kabupaten/Kota mempunyai prevalensi minum alkohol lebih tinggi dari rerata provinsi DKI (4,6%), seperti di Jakarta Pusat (5,6%) dan Jakarta Utara (5,2%). Pada umumnya Kabupaten/Kota dengan prevalensi perilaku minum

alkohol dalam 12 bulan terakhir di atas rerata DKI, juga diikuti dengan prevalensi perilaku minum alkohol dalam satu bulan terakhir.

Proporsi penduduk DKI Jakarta yang merokok tiap hari sebesar 21% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap adalah 9 batang per hari. Pada kelompok muda (10-14 tahun) perlu mendapat perhatian, walaupun prevalensi hanya 1,4%, tetapi rerata jumlah batang rokok yang dihisap adalah 5 batang per hari dan untuk kelompok ini ditemukan sebanyak 6,9% mulai merokok pada usia 5-9 tahun.

Dokumen terkait