• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

2 Pemakaian alternative fuel selama tahun 008

5.2 Gambaran Umum Usaha .1 Sejarah Berdirinya Usaha .1 Sejarah Berdirinya Usaha

Pembuatan semen cap Tiga Roda ini dimulai pada tahun 1975 melalui PT

Distinct Indonesia Cement Enterprise (PT DICE). Saham Indocement tercatat di

Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp 16.934 miliar pada akhir tahun 2008. Pemegang saham Indocement per 30 Juni 2009 yaitu Birchwood Omnia Limited (51,00%), PT Mekar Perkasa (13,03%), dan publik (35,97%) (Tabel 4). Pada tanggal 30 Desember 2010, saham Indocement tercatat di Bursa Efek Indonesia memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 59.726 miliar.

Tabel 4. Data Pemegang Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa

Sumber : PT Indocement Tunggal Prakarsa, (2012)

Terkait dengan mulai beroperasinya pabrik 11 maka PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki kapasitas terpasang 18,6 juta ton semen per tahun, ini menjadikan perusahaan tersebut produsen semen terbesar kedua di Indonesia. Produksi semen ini menguasai pangsa pasar dalam negeri sebesar 35%. Hal

       9

RDF adalah bahan bakar yang dihasilkan dari proses shredding limbah padat dengan teknologi

waste converter. Sebagian besar RDF berasal dari limbah rumah tangga dan limbah tersebut

mudah terbakar, seperti plastik.

Pemegang Saham Jumlah Saham Beredar dan Dimiliki Penuh

Persentase Kepemilikan (%)

Birchwood Omnia Limited 1.877.480.863 51

PT Mekar Perkasa 479.735.234 13,03

Publik 1.324.015.602 35,97

tersebut disebabkan lokasinya yang strategis yaitu di Pulau Jawa yang merupakan konsumen terbesar di Indonesia.

Sejak tahun 2003, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk khususnya pabrik di Citeureup telah melakukan uji coba pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan bakar alternatif dimulai dengan ban bekas dan oil sludge. Uji coba tersebut dikenal dengan Trial Burn Test (TBT). Dari hasil TBT tersebut mulai akhir 2006, pabrik yang berlokasi di Citeureup telah diberi izin berupa surat tidak berkeberatan pemanfaatan limbah bahan berbahaya dan beracun (Limbah B310) sebagai bahan bakar alternatif dan pada tahun yang sama dibentuk Alternative

Fuel and Raw Material Division (AFRD) sebagai penanggung jawab pengelolaan

limbah.

Alternatif Fuel and Raw Material (AFR) merupakan bahan bakar dan

material alternatif yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar maupun bahan baku utama. Saat ini PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan penghematan penggunaan energi bahan bakar maupun bahan baku dengan energi pengganti yang bisa didapat dari bahan-bahan AFR untuk mengurangi emisi dalam mewujudkan CDM.

5.2.2 Pengadaan Input

Bahan baku utama dalam pembuatan semen adalah batu kapur (80%). Sedangkan bahan lainnya adalah tanah liat (10-15%), dan gypsum (5%). Bahan-bahan pembuatan semen yang diproses di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

       10

  Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1999, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup atau membahayakn lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Citeureup ini berasal dari daerah sekitar perusahaan. Setiap harinya dibutuhkan tanah liat sebanyak 6.000 ton dan batu kapur sebanyak 40.000 ton.

Pemakaian bahan bakar utama dalam pabrik semen ini adalah batubara. Selain batubara, dibutuhkan IDO sebagai pemantik awal pada mesin. Sejak September 2007, di plant 8 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memakai bahan bakar alternatif pada proses pembakaran di kiln.

Pengusahaan input bahan bakar alternatif berasal dari limbah internal perusahaan itu sendiri dan limbah perusahaan lain. Limbah yang digunakan seperti ban bekas, oil sludge, fly ash, iron material, WWT sludge, contamined

goods, paint sludge, spent catalyst, dan lain-lain. Sebagian limbah-limbah tersebut

dapat dikategorikan sebagai limbah B3.

Proses penggunaan bahan bakar alternatif membutuhkan material lain untuk dicampurkan. Material lain ini contohnya serbuk gergaji dan sekam padi, yang dibeli dari industri meubel dan home industry. Waste material seperti oil

sludge dan paint sludge dihasilkan dari industri alumunium, industri minyak dan

gas, dan industri automotif. 5.2.3 Proses Produksi

Semua bahan baku semen dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan dicampur sebelum memasuki proses pembakaran. Pengeringan awal bahan baku diperlukan untuk proses penggilingan dengan sistem kering. Tahap yang paling rumit dalam memproduksi semen Portland11 adalah proses pembakaran, dimana

terjadi proses konversi kimiawi sesuai rancangan dan proses fisika untuk mempersiapkan campuran bahan baku membentuk klinker. Proses dilakukan di       

11

 Semen Portland atau Ordinary Portland Cement (OPC) adalah jenis semen yang paling sering digunakan dan merupakan tipe semen utama dalam pembuatan bangunan. 

dalam rotary kiln dengan menggunakan bahan bakar fosil berupa padat (batubara), cair (solar), atau bahan bakar alternatif. Batubara adalah bahan bakar yang paling umum dipergunakan karena pertimbangan biaya.

Proses terakhir dalam memproduksi semen Portland adalah penghalusan klinker dengan tambahan sedikit gypsum, kurang dari 5%, untuk menghasilkan

Ordinary Portland Cement I. Jenis semen lain dihasilkan dengan penambahan

bahan aditif posolan atau batu kapur di dalam penghalusan semen. Proses produksi pada setiap pabrik dimonitor oleh masing-masing pabrik dan dipusatkan di pusat ruang kontrol dimana peralatan komputer digunakan untuk memonitor keseluruhan proses dari pengambilan bahan baku di gudang penyimpanan hingga penghalusan semen. Pemeriksaan mutu semen dilaksanakan secara intensif. Untuk memastikan produksi semen tetap bermutu tinggi secara konsisten, dirancang suatu sistem modern pengambilan sample otomatis, analisis x-ray otomatis dan proses komputerisasi dilaksanakan secara online.

Setiap kegiatan atau usaha pasti menghasilkan limbah, kemudian limbah tersebut harus dikelola supaya tidak membahayakan lingkungan. Untuk mewujudkan sustainable development, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melakukan pengolahan limbah. Limbah ini dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar dan Material Alternatif (BBMA), yang dikategorikan menjadi Alternatif Fuel dan

Raw Material. Dalam memproses Alternatif Fuel dan Raw Material, perusahaan

ini menerapkan prinsip co-processing. Definisi co-processing itu sendiri adalah pemanfaatan limbah dalam proses industri semen dengan memanfaatkan kembali (recovery) energi dan material yang terdapat di dalam limbah tersebut.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait