• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Gangguan Kesehatan akibat duduk

9

Menurut harian Samara (2004) yang dikutip oleh Aisah Rizki (2007) bekerja di kantor, pabrik, di pasar dan di rumah tidak terlepas dari posisi duduk. Tukang jahit, tukang sepatu, tukang sandal, tukang kasir, murid sekolah dan penjaga tol juga tidak terlepas dari bekerja dengan posisi duduk yang ternyata bisa menimbulkan masalah kesehatan.

Duduk memang bisa mengurangi rasa penat. Tetapi apabila dilakukan dalan jangka watu yang lama dan posisi statis justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung dan lengan. Ini terjadi karena pada sikap kerja statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa kecukupan kesempatan pemulihan, dan aliran darah ke otot terhambat. Akibatnya timbul rasa lelah dan nyeri pada otot. Yang paling sering dialami adalah rasa sakit, pegal pada bagian belakang tubuh hingga

leher, yang disebut juga Varicose Veins. Oleh karena itu, perlu menerapkan duduk dinamis, yaitu sesering mungkin mengubah posisi pada saat duduk.

Duduk lama dengan posisi yang salah juga akan menyebabkan nyeri pinggang bawah karena otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak sekitarnya. Dan bila hal ini berlanjut terus akan menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nucleus pulpolus. Duduk dengan mencondongkan kepala ke depan dapat menyebabkan gangguan pada leher, duduk dengan lengan terangkat dan menyebabkan nyeri bahu dan leher dan duduk tanpa sokongan lengan bawah dapat menyebabkan rasa nyeri pada bahu dan pinggang.

2.3.1. Keluhan Muskuloskeletal

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan inilah yang disebut dengan keluhan muskuloskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem muskuloskeletal. Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan resebut akan segera hilang apabila pembebanan dihentikan.

2. Keluhan Menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap. Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut.

Keluhan otot skeletal terjadi pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

Menurut Peter Vi (2000) yang dikutip Aisah (2007), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu :

1. Peregangan otot yang berlebihan.

Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mendorong, mengangkat, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal ini sering terjadi maka dapat mempertinggi terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal.

2. Aktivitas berulang

Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus- menerus tanpa memeperolah kesempatan untuk relaksasi.

3. Sikap kerja tidak alamiah

Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, dan sebagainya. Semakin jauh posisi tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja yang tidak alamiah pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja.

Kelompok usia lanjut juga cenderung menderita nyeri leher dan punggung yang disebabkan oleh metastasis karsinoma, nyeri leher akibat rheumatoid arthritis, dan nyeri posttraumatik. Pada kelompok usia muda, ligamentum flavum di bagian posterior dari canalis spinalis bersifat fleksibel dan elastis, tetapi di saat usia bertambah lanjut elastisitasnya akan berkurang. Akibatnya, suatu gerakan hiperekstensi seperti pada gerakan whiplash (fleksi-ekstensi) pada kecelakaan kenderaan bermotor akan menyebabkan trauma pada spinal cord sehingga menyebabkan nyeri leher. Nyeri bahu pada usia lanjut juga dapat disebabkan oleh adanya pengalihan nyeri dari tempat yang lain (referred pain).

6

Keluhan nyeri pada kaki dapat disebabkan kelainan PSD (penyakit sendi degeneratif) pada sendi sendi di kaki, neuropati perifer, dan penyakit jaringan ikat yang melibatkan kaki. Suatu kondisi yang disebabkan oleh penggunaan kaki yang

berlebih (overuse) adalah Achilles tendonitis. Lebih sering dijumpai pada kaum wanita yang disebabkan oleh sering memakai sepatu tumit tinggi dengan ruang sepatu bagian depan yang sempit. Hallux valgus sering menyebabkan nyeri dan kadang bisa menjadi ulkus serta mengalami infeksi sekunder.

Nyeri pada leher dan punggung dapat timbul pada semua kelompok usia, tetapi penyebabnya berbeda beda. Pada kelompok usia muda, penyebabnya lebih cenderung akibat penyakit pada jaringan ikat seperti Reiter’s syndrome atau ankylosing spondylitis yang bermanifestasi sebagai nyeri punggung dan nyeri sendi sakroiliaka. Pada kelompok usia pertengahan, penyebab nyeri leher umumnya bersumber dari myofascial pain syndrome dan nyeri posttraumatic. Sedangkan penyebab nyeri punggung pada kelompok ini sering berupa hernia dari diskus intervertebralis. Pada kelompok usia lanjut, penyebab tersering dari nyeri leher dan punggung dapat berupa PSD, fraktur osteoporotik, ataupun spinal stenosis.

Dokumen terkait