• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan pengambilan sampah dari TPS, pengangkutan sampah dari TPS menuju ke TPA dan pengelolaan sampah di TPA, diduga akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan manusia khususnya bagi petugas pengelola sampah. Petugas dan pemulung sampah adalah yang sangat rentan dengan penyakit yang ditimbulkan sampah, seperti; penyakit kulit, pernapasan dan diarhea. Upaya mitigasi dampak yang dapat dilakukan khususnya petugas O & P adalah memperhatikan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja (K-3), imunisasi dan penyuluhan kesehatan kepada petugas O & P serta pemulung.

Pembangunan Bidang Cipta Karya bertujuan untuk peningkatan sarana dan prasarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas. Dengan kondisi tersebut diharapkan tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat akan semakin baik.Manfaat tersebut juga dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Agam melalui kegiatan pembangunan Bidang Cipta Karya baik yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi maupun dengan anggaran Pemerintah Kabupaten Agam sendiri. Pembangunan Bidang Cipta Karya diharapkan tetap berkelanjutan dalam rangka pemenuhan terhadap kebutuhan dan peningkatan sarana dan prasarana permukiman.

Beberapa dampak kegiatan berbagai Sektor Bidang Cipta Karya yang diperoleh oleh masyarakat sebagai berikut :

c) Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun dapat dimanfaatkan secara optimal.

2. Penataan Bangunan dan Lingkungan

a) Terfasilitasinya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan

b) Mulai timbulnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam penataan lingkungan;

c) Terfasilitasinya revitalisasi kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan bencana alam.

3. Penyediaan Air Minum

a) Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum masyarakat;

b) Meningkatnya peran masyarkat dan Badan Usaha dalam penyediaan dan

pengelolaan air minum;

c) Terlaksananya pengembangan SPAM yang sesuai dengan kaidah teknis dan

Penerapan Inovasi Teknologi.

4. Penyehatan Lingkungan dan Permukiman

a) Terfasilitasinya pengembangan prasarana sanitasi, air limbah, drainase dan persampahan;

b) Meningkatknya cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan; c) Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat;

d) Mulai timbulnya kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang air limbah, drainase dan persampahan.

kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

4.2.1 Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.

Gambaran Persentase penduduk miskin yang berada di bawah garis kemiskinan. Headcount Index secara sederhana mengukur proporsi yang dikategorikan miskin. Untuk mengukur beberapa indikator kemiskinan, seperti jumlah dan persentase penduduk miskin (headcount index-Po), indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index-P1),yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, dan indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2) Indeks yang memberikan informasi mengenai gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. P1 merupakan Nilai agregat dari poverty gap index menunjukkan biaya mengentaskan kemiskinan dengan membuat target transfer yang sempurna terhadap penduduk miskin dalam hal tidak adanya biaya transaksi dan faktor penghambat.

informasi yang saling melengkapi pada insiden kemiskinan. Sebagai contoh, mungkin terdapat kasus bahwa beberapa kelompok penduduk miskin memiliki insiden kemiskinan yang tinggi tetapi jurang kemiskinannya (poverty gap) rendah, sementara kelompok penduduk lain mempunyai insiden kemiskinan yang rendah tetapi memiliki jurang kemiskinan yang tinggi bagi penduduk yang miskin. Dengan garis kemiskinan sebesar 257.736 rupiah, Persentase penduduk miskin yang ada di Kabupaten Agam masih ada, sekitar 9 persen dari jumlah penduduk pada tahun 2011 dan menurun menjadi sebesar 8.44 persen pada tahun 2012. Gap kemiskinan juga menurun dari kondisi tahun 2011. Menurun dari kategori tinggi menjadi menengah. Namun demikian, meskipun kategorinya menjadi turun, namun progress pengentasan yang dilakukan Kabupaten Agam masih tergolong lambat (lebih kecil dari 0.5). Lebih lengkap tersaji dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1

Kondisi Penduduk Miskin di Kabupaten Agam Tahun 2011 dan Tahun 2012

Cipta Karya meliputi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Perkotaan, Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP),

Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang Cipta Karya.

4.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan, serta permukiman kembali.

1. Konsultasi masyarakat

Konsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement)

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan, perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

4.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.

Dokumen terkait