Unit Pengelola (UP)
Masing – masing Unit Pengelola berkedudukan mandiri dalam melaksanakan kegiatan dan pengelolaan dana
Bertanggung jawab kepada BKM/LKM
Berkewajiban memberikan informasi dan laporan perkembangan masing – masing kegiatan
Memberikan pertanggung jawaban berkala dan pertanggung jawaban akhir
Memberi masukkan bagi pertimbangan keputusan BKM/LKM Sekretariat
Pelaksana operasional dan administrasi kegiatan sehari – hari
Maksimum 3 orang, bekerja purna waktu
Tidak diperkenankan dirangkap oleh BKM/LKM atau UP
Hubungan kerja antara BKM/LKM dan UP – UP diatur di dalam AD/ART BKM/LKM kelurahan bersangkutan dan secara rinci dalam keputusan – keputusan yang dikeluarkan BKM/LKM
Mekanisme PengambilanKeputusan
1. Rembug Warga Kelurahan/Desa (RWK/RWD)
Dilakukan di tingkat kelurahan/Desa
Sebagai mekanisme pertanggungjawaban dan tanggung gugat BKM/LKM kepada seluruh warga
Mekanisme pergantian anggota BKM/LKM apabila masa jabatannya berakhir
Mekanisme apabila ada indikasi penyimpangan
Keputusan RWK/RWD sifatnya mengikat
Mengundang segenap lapisan masyarakat dan perangkat kelurahan
Mekanisme diatur dalam AD BKM/LKM 2. Rapat Anggota BKM/LKM
Rapat Anggota Tahunan (RAT)
Dilakukan setiap tahun
Sebagai evaluasi dan penilaian kinerja UP
Terbuka untuk semua masyarakat
Mekanisme diatur dalam AD/ART BKM/LKM Rapat Koordinasi Anggota Rutin (RKA)
Dilakukan sekurangnya satu kali dalam sebulan
Mebahas perkembangan program dan kegiatan
Menetapkan rencana kegiatan lanjutan dari BKM/LKM dan UP Rapat Prioritas Usulan Kegiatan (RPUK)
Untuk menetapkan prioritas (perangkingan) usulan – usulan kegiatan hasil penilaian UP Rapat Keputusan Khusus (RKK)
Dilakukan sesuai kebutuhan
Pengambilan keputusan yang berkenaan dengan kegiatan BKM/LKM dan penanggulangan kemiskinan
Pengelolaan Keuangan BKM/LKM 1. Penyaluran Dana Bantuan
BKM/LKM akan mengelola dana bantuan dari PNPM Mandiri Perkotaan
Dana ini adalah dana publik
Hanya dapat digunakan untuk kepentingan penanggulangan kemiskinan
Disalurkan melalui KSM atau Panitia
Dana disalurkan melalui rekening BKM/LKM (berbentuk Giro) atas nama BKM/LKM, bukan perorangan
Spesimen rekening Bank ditandatangani oleh minimal 3 orang anggota BKM/LKM
Nama – nama penandatangan spesimen diputuskan melalui rapat anggota 2. Sumber Dana Lain
Selain dari dana bantuan PNPM Mandiri Perkotaan, keuangan BKM/LKM dapat pula bersumber dari uang iuran, uang sumbangan, hibah dan atau penerimaan lain yang sah,dan tidak
bertentangan dengan maksud dan tujuan BKM/LKM.
3. Biaya Operasional
sumber keuangan diperoleh dari biaya administrasi dan opersional alokasi dana PNPM Mandiri Perkotaan
Besarnya : 1) RP 5 juta untuk pagu BLM 150 juta 2) RP 7,5 juta untuk pagu BLM 200 jt 3) Rp 10 juta untuk pagu BLM 350 jt
Pencairan dilakukan bertahap (dihitung dari seluruh kegiatan yang telah disetujui BKM/LKM)
Sumber lain : dibiayai dari keuntungan hasil usaha unit – unit pengelola yang besarnya harus disepakati dalam rapat anggota BKM/LKM dan kemampuan keuangan yang ada
1) Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam BKM/LKM dilakukan ?
Jawab
Sebagai pimpinan kolektif maka BKM/LKM berperan sebagai dewan dimana ketua lebih berperan sebagai koordinator, jadi semua keputusan dilakukan secara kolektif melalui musyawarah. Hanya dalam kondisi yang sangat memaksa dapat dilakukan dengan cara suara terbanyak (voting). Oleh sebab itu untuk tiap pertemuan utamanya yang membahas perkara yg menyangkut kepentingan orang banyak harus ditetapkan quorum yaitu 50% + 1 (satu) dari jumlah anggota BKM/LKM sehingga bila terjadi pengambilan suara masih cukup representatif dan jumlah anggota yang hadir juga ganjil
2) Bagaimana BKM/LKM menjalankan tugas, pokok dan fungsinya ? Jawab :
BKM/LKM harus mempunyai program kerja (di luar PJM Pronangkis)yang jelas, untuk menjalankan kegiatan – kegiatannya. Progam ini memuat antara lain :
• Bagaimana monitoring dan evaluasi kegiatan UP – UP
• Rancangan rapat – rapat secara berkala.
• Bagaimana membangun transparansi, harus dijamin bahwa informasi kegiatan dan pengelolaan keuangan bisa diakses oleh semua warga.
• Bagaimana membangun mekanisme pertanggungjawaban : audit, laporan berkala, laporan tahunan.
• Bagaimana memperkenalkan program kepada pihak lain dan menjalin kemitraan (chanelling)
• Bagaimana evaluasi PJM Pronangkis.
• Bagaimana menjamin pelaksanaan daur program (pengulangan siklus).
• Bagaimana menjamin kepedulian dan kebersamaan di antara warga masyarakat.
• Bagaimana membangun mekanisme keterlibatan warga dalam proses pengambilan keputusan,
• Dan sebagainya.
3) Dalam kerja sebagai BKM/LKM tersebut bolehkah anggota BKM/LKM menerima gaji/honor tetap
? Mengapa demikian ? Jawab :
Tidak boleh karena :
• BKM/LKM adalah wahana yang memberi peluang orang-orang baik dan tulus (ikhlas) mengaktualisasikan dirinya.
• BKM/LKM juga merupakan wahana konsolidasi sifat-sifat baik yang dituangkan dalam kebijakan BKM/LKM.
• Anggota BKM/LKM bukan orang bayaran (yang tunduk pada yang membayar) melainkan orang-orang merdeka yang secara sadar memberikan sebagian waktunya untuk orang lain.
• BKM/LKM bukanlah tempat untuk bekerja sebagai pengganti pekerjaan sehari-hari, melainkan wahana pengadian bagi para anggotanya. Pengabdian adalah motivasi dan insentif terbesar. Dibayar dalam hal ini justeru dapat menurunkan otoritas dan pengaruh dari anggota BKM/LKM sebagai manusia sejati
• Dibayar hanya akan menimbulkan konflik kepentingan bagi anggota BKM/LKM
• Sengaja dibuat tidak dibayar supaya mereka yang punya niat lain (kepentingan pribadi) selamanya tak tertarik jadi anggota BKM/LKM . Dengan kata lain ini adalah anti virusnya (Disinsentif) bagi orang-orang yang bermaksud kurang baik
4) BKM/LKM ingin sekali menambah modalnya dengan membuka usaha yang menguntungkan dan untuk menjamin agar usaha tersebut berjalan dengan baik maka usaha tersebut akan langsung dikelola oleh BKM/LKM sebagai lembaga. Bagaimana pendapat Anda ?
Jawab :
Tidak dapat dibenarkan karena BKM/LKM akan terperangkap dalam kegiatan praktis sehingga membahayakan semangatnya untuk membela di miskin melalui pemikiran dan advokasi, juga pada gilirannya akan menjadi pesaing KSM
5) Bolehkah BKM/LKM menanam modal di suatu perusahaan swasta dengan menggunakan dana BLM.
Jawab :
Tidak boleh karena BKM/LKM akhirnya akan menjadi pengusaha, tidak sesuai dengan tupoksinya dan makna dana BLM sebagai sumber dana untuk menglaksanakan rencana bersama PJM/Renta Pronangkis tidak mungkin dilaksanakan disamping itu manfaat BLM harus langsung dapat dinikmati oleh kaum miskin
6) Bolehkah BKM/LKM mendepositkan dana BLM ke bank.
Jawab :
Di larang keras mendeposikan BLM ke Bank karena :
• kaum miskin masih sangat membutuhkan
• dana BLM sebagai sarana untuk masyarakat berlatih mengembangkan program penanggulangan kemiskinan dari, oleh dan untuk masyarakat menjadi tak berfungsi
• melanggar aturan proyek
7) Bolehkah salah satu anggota BKM/LKM sebagai anggota BKM/LKM mengelola langsung kegiatan usaha yang dibiayai BKM/LKM dengan dana BLM ?
Jawab :
Tidak boleh karena ini konflik kepentingan
8) Apakah yang nomor satu harus dihindarkan dalam kerja BKM/LKM dan mengapa demikian ? Jawab
Semua hal yang memungkinkan terjadinya konflik kepentingan karena hal ini akan menyebabkan BKM/LKM tidak lagi dapat mengambil keputusan secara adil dan demokratis serta kehilangan otoritasnya
9) Bolehkah seseorang atau suatu lembaga menanam modal dengan imbalan di BKM/LKM atau UPK ?
Jawab
Tidak boleh karena BKM/UPK pada dasarnya bekerja hanya untuk anggota yaitu penduduk kelurahan yang bersangkutan dan juga tidak berfungsi sebagai bank. Bila BKM/LKM melakukan hal tersebut maka BKM/LKM dapat dituduh melakukan praktek bank gelap