• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV.ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. PT. Garuda Indonesia

a) Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia

PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam jasa angkutan udara. Sejarah berdirinya PT. Garuda Indonesia bermula pada tanggal 16 Juni 1948. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno memberikan idenya didepan sejumlah pemuka dan pedagang Aceh untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan Belanda. Pidato Soekarno yang berkharisma tersebut dapat memukau dan meyakinkan mereka sehingga dalam tempo dua hari, mereka dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhabsyi, berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait Dollar dan 20 kg emas.

Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiseko Supomo selaku ketua misi pembelian yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang Aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota).

Pada akhir Oktober 1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudian diberi nama RI-001 “SEULAWAH” (Gunung Emas) yang diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat Aceh.

Pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 19 Desember 1948, pesawat pertama kepresidenan RI tersebut sedang berada di Calcuta, India, untuk membantu perjuangan bangsa. Pada tanggal 26 Januari 1949 merk RI-001 “SEULAWAH” diubah

menjadi “Indonesia Airways” yang melakukan penerbangan carteran pertama dari pihak militer Birma yang kemudian dijadikan Badan Hukum dan berkantor di 30 Thamive Road (Rangoon). Dipimpin oleh Wiweko Supono, Indonesia Airways kerap kali menghadapi bahaya-bahaya dalam membawa misi-misi Birma. Crew-crew yang masih muda juga mengambil bagian pekerjaan untuk menguji kemampuan mereka.

Perusahaan penerbangan dengan nama Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Tetapi sejarah mencatat bahwa pada tanggal 26 Januari 1949 merupakan hari lahirnya penerbangan niaga Indonesia.

Garuda Indonesia baru dapat beroperasi penuh pada tanggal 1 Maret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima dari perusahaan penerbangan Belanda (KLM) yang terdiri dari 20 pesawat DC-3, C-47, dan 8 pesawat jenis PBY Catalina Amphibi. Pada bulan Agustus 1966, Garuda Indonesia menetapkan pelayanannya dengan menggunakan pesawat jenis DC-8 “SILIWANGI” dengan membawa kekuatan armadanya ke 35 daerah tujuan yaitu dengan dipesannya jet dan turboprop seperti 3 pesawat Lockhead Electra, 1 pesawat DC-8, dan 3 jenis Convair 990 A Jet.

Dalam kegiatan operasionalnya saat ini, PT. Garuda Indonesia telah memiliki armada pesawat yang terdiri dari jenis :

1. Boeing 737-800NG 2. Boeing 737-300 3. Boeing 737-400 4. Boeing 737-500 5. Boeing 737-800 6. Boeing 747-400

7. Boeing 747-200 8. Boeing 777-300 ER 9. Airbus A330

b) Operasional PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

Dalam kegiatan operasionalnya, PT. Garuda Indonesia branch Office Medan memberikan pelayanan dalam bidang jasa angkutan udara yang terbagi dalam dua bagian yaitu pasasi dan cargo.

Jasa angkutan udara pasasi adalah jasa yang ditujukan untuk penumpang (manusia), sedangkan jasa angkutan udara cargo adalah jasa yang ditujkan untuk sesuatu diluar manusia (hewan, tumbuhan, dan benda mati).

Untuk memasarkan jasanya, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan memiliki 4 kantor penjualan sendiri, yaitu :

1. MESTOGA : kantor penjualan yang terdapat di Jl. Mongonsidi No. 34 A Medan. 2. MESHDGA : kantor penjualan yang terdapat di Kompleks Hotel Dharma Deli Medan.

3. MESCBGA: kantor penjualan yang terdapat di Hotel Cambridge Medan.

4. MESKAGA : kantor penjualan yang terdapat di Bandara Polonia Medan, yang juga digunakan sebagai counter check in.

Selain memiliki 3 kantor penjualan sendiri, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan juga memiliki mitra usaha, yaitu para agen biro perjalanan. Untuk jasa angkutan pasasi, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan memiliki 30 agen yang meliputi agen pasasi domestik dan agen pasasi internasional.

2. Akuntansi Pertanggungjawaban

a) Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN merupakan partner negara di dalam keikutsertaan pencapaian rencana pembangunan nasional, khususnya dari sektor perhubungan baik wilayah domestik maupun internasioanl pada lingkup IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS Negara Republik Indonesia.

Dalam dua dasawarsa terakhir ini pemerintah telah mencanangkan program peningkatan devisa negara dari sektor non migas yang mana telah disadari bahwa bisnis kepariwisataan dan ekspor non migas sebagai sektor primadona yang harus dikelola secara maksimal.

Dalam pelaksanaan program pemerintah tersebut, maka jelaslah bahwa PT. Garuda Indonesia mempunyai dua pokok aktivitas, yang kedua-duanya terus berjalan secara seimbang, yaitu :

1. Aktivitas yang menuju bisnis murni, yaitu berorientasi pada laba yang dapat menjaga kontinuitas dan perkembangan perusahaan sehingga program perluasan ketenagakerjaan pun dapat tercapai.

2. Aktivitas yang mengarah pada faktor-faktor yang bersifat sosial/politik atas dasar misi atau mendukung program pemerintah.

Menyadari akan peran pentingnya pembangunan di sektor transportasi udara dan program pemerintah khususnya, maka lingkup tugas dan tanggungjawab PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan juga harus selalu searah dan berkesinambungan dengan misi dan tujuan yang digariskan oleh PT. Garuda Indonesia secara keseluruhan, seperti yang telah tersebut diatas.

Secara umum struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan mempunyai lingkup tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :

1. Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan mengendalikan kegiatan pemasaran dan pelayanan jasa angkutan udara sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

2. Merumuskan strategi dan kegiatan pemasaran jasa angkutan udara sesuai dengan rencana pokok produksi.

3. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan sebelum, selama, dan sesudah penerbangan sesuai dengan strategi pemasaran.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan adalah struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari jenjang tanggungjawab dan wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya.

Adapun lingkup dan tanggungjawab masing-masing unit struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Offce Medan adalah sebagai berikut :

1. General Manager

a. Menyarankan dan membantu manajemen (kantor pusat) dalam membuat/menyusun perencanaan, tujuan, kebijaksanaan, standar, dan prosedur-prosedur kantor cabang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Mengkoordinir antara kegiatan operasional, pemeliharaan, dan administrasi.

c. Mempertanggungjawabkan keuangan berupa pendapatan kantor cabang dan pengeluaran yang telah dianggarkan sebelumnya kepada manajemen (kantor pusat).

d. Berhubungan dengan pihak ketiga dengan atas nama perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh seorang sekretaris dan seorang General Affairs.

2. Finance Manager

a. Bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan administrasi keuangan dan pembukuannya. b. Mencatat inventarisasi asset kantor cabang.

c. Mengawasi transaksi keuangan yang dilakukan oleh para agen sebagai mitra usahanya. d. Menerima hasil penjualan yang dilakukan oleh kantor penjualan Garuda Indonesia dan mengeluarkan dana unutk biaya operasional kantor cabang.

e. Mengawasi pemakaian dokumen angkutan berharga.

f. Memantau kegiatan-kegiatan akuntansi melalui sistem SAP.

Dalam melaksanakan tugasnya, Finance Manager dibantu oleh 3 orang supervisor dan 7 orang staf.

3. Sales Manager

a. Membantu General Manager dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas penjualan untuk memenuhi anggaran yang telah disusun sebelumnya.

b. Mengawasi kegiatan penjualan para agen. c. Mengawasi kegiatan reservasi.

d. Mengadakan kegiatan promosi sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan. Dalam melaksanakan tugasnya, Sales Manager dibantu oleh 5 orang supervisor dan 17 orang staf.

4. Station Manager

a. Mengkoordinir kegiatan operasional penerbangan dan kegiatan administrasi di bandar udara.

b. Membina hubungan dengan pihak ketiga di area bandar udara.

c. Mempertanggungjawabkan penjualan dari kantor penjualan yang ada di bandar udara (MESKAGA).

d. Melakukan verifikasi biaya operasional, seperti biaya pendaratan pesawat, biaya catering pesawat, biaya awak pesawat, biaya yang timbul akibat tertunda atau batalnya suatu jadwal keberangkatan.

Dalam melaksankan tugasnya, Station Manager dibantu oleh 2 orang asisten, 3 orang station operasional assisten manager, 2 orang quality control dan 2 orang staf.

5. Cargo Manager

a. Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan operasional Cargo pesawat. b. Menetapkan dan menyusun Tarif Cargo pesawat.

c. Mengawasi kegiatan Operasional cargo incoming dan outgoing bandara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Cargo Manager dibantu oleh 2 orang supervisor, dan 10 orang staf.

2. Sistem Informasi Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Garuda Indonesia

1. ARGA (Automated Reservation Garuda)

ARGA adalah sistem reservasi Garuda. Reservasi merupakan sistem pembukuan untuk penumpang di dalam pesawat. Dalam hal ini karena reservasi berada dibawah tanggungjawab unit Sales maka bagian yang bertanggungjawab dalam unit reservasi adalah unit MESSS (unit

sales), dalam ARGA untuk Status pembukuan penumpang terdiri dari :

- OK

Status pembukuan OK merupakan status dimana penumpang telah dapat dipastikan untuk terbang pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya. Pada status ini, apabila penumpang hendak menunda atau membatalkan keberangkatannya, ia harus memberitahukan kepada petugas reservasi minimal 24 jam sebelum waktu keberangkatan yang telah dijadwalkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan penumpang dikenakan denda sebesar 25% dari tarif yang tertera pada tiket yang telah dibukukan sebelumnya.

Cadangan merupakan status dimana penumpang masih berada dalam daftar tunggu untuk penerbangan pada jadwal yang telah ditentukan. Hal ini terjadi disebabkan telah penuhnya kapasitas pesawat pada jadwal tersebut, namun penumpang tetap menghendaki untuk terbang pada jam tersebut. Apabila ada penumpang lain yang status pembukuannya telah OK namun ia membatalkan keberangkatannya maka penumpang yang berada pada status pembukuan cadangan tersebut dapat memperoleh status pembukuan OK untuk berangkat pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya.

Reservasi dapat dilakukan oleh penumpang sebelum ia membeli tiket. Namun untuk menghindari terjadinya pemblockingan pembukuan, setiap reservasi yang dilakukan tanpa pembelian tiket akan diberi batasan waktu. Apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penumpang belum juga membeli tiketnya maka reservasi penumpang tersebut akan dibatalkan oleh petugas reservasi PT. Garuda Indonesia.

2. System Application Product (SAP)

SAP ( System Aplication Product) merupakan suatu sistem aplikasi akuntansi berbasis komputer yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia yang bertujuan untuk memproses transaskis-transaksi keuangan hasil kegiata operasional perusahaan.

Untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan hasil penjualannya, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan menggunakan SAP sehingga setiap data yang telah dimasukkan ke dalam sistem dapat dilihat langsung oleh kantor pusat karena SAP bekerja secara on-line pada seluruh kantor Garuda Indonesia baik domestik maupun internasional. Unit Finance Sangat bertanggungjawab dalam menggunakan sistem ini karena didalam sistem inilah dimasukkan cost center tiap bagian atau departemen dipisahkan.

Penerapan SAP di kantor PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan mulai diterapkan pada tahun 1999 dimana program ini sangat membantu dalam memproses kegiatan-kegiatan

akuntansi karena PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan merupakan salah satu kantor cabang yang kegiatan operasionalnya cukup besar. Data-data seperti penjualan dimasukkan ke dalam sistem sesuai dengan menu yang tersedia secara langsung (on-line input) dalam bentuk pengklasifikasian dan penggolongan berdasarkan perkiraan-perkiraan yang tersedia.

3. Cargo Invoicing

Cargo invoicing ini pihak yang bertanggung jawab pada unit ini antara lain adalah unit

MESKK, Cargo Manager dan unit Finance, Cargo invoicing ini merupakan sistem yang masih terdapat didalam system SAP, yang digunakan untuk memproses transaksi penjualan jasa angkutan udara cargo yang dijual oleh agen. Setiap muatan yang telah dijual akan disertai oleh dokumen angkutan seperti Surat Muatan Udara (SMU) ataupun Airway Bill (AWB). Setiap SMU yang telah diterbitkan oleh agen akan dibawa ke kantor PT. Garuda Indonesia yang berada di Jl. Mongonsidi No. 34 A untuk dimasukkan ke dalam sistem cargo invoicing. Setelah data dimasukkan, maka sistem akan mengolah sendiri dan akan menghasilkan laporan invoicing (Invoicing Report) yang akan difax ke tiap-tiap agen untuk dilakukan penagihan. Dokumen Keuangan

1. Invoice/Debet Note

Invoice maupun Debit Note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP. a. Fungsi

Invoice merupakan bukti penagihan suatu transaksi kepada customer, bila ternyata

jumlah yang ditagihkan tadi kurang akan dikeluarkan Debit Note untuk menagih kekurangannya. Pengecualian yang tidak menggunakan invoice ini adalah transaksi IATA, BSP, CASS dan Credit Card. Sedangkan untuk agen pax/cargo non BSP/CASS menggunakan invoice/debit note ini dengan dilampiri nota debit agen non BSP/CASSatau CCA (Corection

b. Wewenang Penandatanganan c. Penomoran

Nomor invoice/Debit Note adalah 1-YY-MM-DDNN Diawali dengan 1 (preprinted)

YY diisi dengan tahun (2 digit)  oleh SAP, contoh : 1-99-08-1201 MM diisi dengan bulan (2 digit)  oleh SAP, CONTOH : 1-99-08-1201

DD diisi tanggal diterbitkannya invoice, NN diisi nomor urut invoice/debit note per customer per hari, contoh : 1-99-08-1201

d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 e. Nomor registrasi : ADM.2.200.1

f. Distribusi dokumen

Original to customer/asli ke pelanggan (1/4)

Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4) Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4) Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)

2. Credit Note

Credit note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP. a. Fungsi

Sebagai bukti pengurangan jumlah yang telah ditagihkan ke customer (piutang) bila ternyata jumlah yang ditagihkan melebihi sebenarnya (selisih lebih).

b. Wewenang penandatanganan c. Penomoran

Diawali dengan 2 (preprinted)

YY diisi dengan tahun (2 digit)  oleh SAP, contoh : 2-99-08-1201 MM diisi dengan bulan (2 digit)  oleh SAP, CONTOH : 2-99-08-1201

DD diisi tanggal diterbitkannya credit note, NN diisi nomor urut credit note note per customer per hari, contoh : 2-99-08-1201

d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4 e. Nomor registrasi : ADM.2.201.1

f. Distribusi dokumen

Original to customer/asli ke pelanggan (1/4) Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4) Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4) Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)

3. Payment Voucher

a. Fungsi

Merupakan bukti pengeluaran kas (tunai maupun check) yang dikeluarkan oleh unit dimana pengeluaran kas atau biaya terjadi.

b. Wewenang Penandatangan

Approval pertama payment voucher adalah pejabat unit dimana biaya tersebut

dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat otorisasinya sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu tingkat dibawah pejabat penandatangan). Approval kedua adalah pejabat atau karyawan dari unit lain yang ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Nomor payment voucher adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen) d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 5 dan 6. e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.202.1

f. Distribusi dokumen : Original to Accounting (1/4) Copy 1 to Payee (2/4) Copy 2 to cashier (3/4) Copy 3 to file (4/4) 4. Receipt a. Fungsi

Merupakan bukti penerimaan uang baik uang tunai maupun transfer. b. Wewenang

Sesuai ketentuan yang berlaku c. Penomoran

Nomor receipt adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen) 4 - NNNNNNN

Diawali dengan 4

Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit) d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 7 dan 8. e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.203.1

f. Distribusi dokumen :

Copy 1 to Accounting (2/4) Copy 2 to Cashier (3/4) Copy 3 to File (4/4)

5. Advance Payment Claim a. Fungsi

Sebagai bukti pertanggungjawaban uang muka (advance payment). b. Wewenang penandatangan

Pertanggungjawaban advance payment claim dilakukan oleh pejabat unit dimana biaya tersebut dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat otorisasinya sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu tingkat dibawah pejabat penandatangan). Approval dilakukan oleh pejabat atau karyawan dari unit lain yang ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai ketentuan yang berlaku).

c. Contoh :

Uang muka perjalanan dinas dimana tidak ada perwakilan setempat Garuda sebesar Rp 1.000.000,-

Urutan prosedur

Dikeluarkan payment voucher sebesar Rp 1.000.000 untuk uang muka, pada waktu pertanggung jawabannya bila realisasi biaya dibandingkan uang muka adalah lebih kecil (ada penerimaan uang), sama dengan (tidak ada penerimaan atau pengeluaran uang ) atau lebih besar (ada pengeluaran uang) harus dibuat advance payment claim oleh user dengan dilampiri bukti pengeluaran (eksternal invoice), original payment voucher dan copy SPPD.

d. Ketentuan lain

Dengan digunakannya advance payment claim maka tidak perlu dikeluarkan payment

vouher dan payment receipt pada saat pertanggungjawaban biaya dan payment receipt

dinyatakan tidak berlaku lagi. e. Penomoran

Nomor advance payment claim adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen ) 5 - NNNNNNNN

Diawali dengan 5

Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit) f. Cara pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. g. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.204.1

h. Distribusi dokumen : Original to Accounting (1/4) Copy 1 to Claimant (2/4) Copy 2 to Cashier (3/4) Copy 3 to File (4/4)

3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia Penggolongan biaya pada PT. Garuda Indonesia terdiri dari :

1. Biaya Langsung (Direct Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang berkaitan langsung dengan operasional perusahaan.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan.

Contoh: 1. Direct Cost

Personel & General Expense Account Number Description 502000 Basic Salary 505105 Transport Allowance 505165 Facility Allowance 505170 Vacation Allowance

505205 Life Insurance Benefit

505230 Pension Benefit

Operational Expense Account

Number

Description

508500 Entertainment

509500 Duty Trip Expense

510114 Supplies Stationary

513119 Maintenance & Repair

514200 Graund Handling

514400 Cabin Cleaning & Technical Handling

550005 Pax Service Expense

550015 Catering Uplift Expense

551015 Irreguralities Expense

551025 Denied Boarding Expense

550021 Executive Lounge

518090 Rental Boarding Lounge

518075 Rental Office Equipment

518080 Rental Building

518019 Rental Vehicle

518085 Rental Land

Office Utilities Expense

Account Number

Description

561020 Local Telephone

561025 Long Distance Direct

561030 International Direct

561000 Electric Consumtion

561005 Water Consumtion

561010 Gas Consumtion

561040 Drink Water Expense

561045 Stamp & Postage Expense

561056 Expedition Expense

561060 Parking & Toll Expense

561065 Airpost Pass Expense

563012 Subscription Expense Promotional Expense Account Number Description 542005 Sales Promotion 542010 Direct Marketing 542015 Material Promotion 542030 Media Advertising 542020 Sponsorship

2. Indirect Cost Account Number Description 573011 Depreciation - Furniture 573014 Depreciation - Hardware

573015 Depreciation - Office Equipment

573016 Depreciation - Building

573021 Depreciation - Low Value Assets

620055 Incidental Expense

620020 Bank Charge

541000 Incentive Expense - Pax Agent

541005 Incentive Expense - Freight Agent

540020 Agent Commision

b) Prosedur laporan Kinerja PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

Untuk menilai kinerja kantor cabang setiap periode dan untuk memenuhi kebutuhan atas management report maka seluruh kantor cabang PT. Garuda Indonesia diwajibkan menyusun laporan kinerja setiap bulan, dan mendistribusikannya ke Unit Quality Assurance dan IT Development dan Unit Responsibility Accounting. Laporan kinerja yang dimaksudkan adalah gambaran umum kantor cabang tentang pangsa pasar dalam periode laporan kinerja, program kerja yang telah dilakukan, biaya operasi yang telah terealisasi, keadaan kompetitor dan hal lainnya yang dianggap perlu.

Bagan alur dari prosedur pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : Procedure/Flow Activity

Laporan Kinerja Kantor Cabang

Responsible Function

Fungsi Pertanggungjawaban

General Manager Kantor Cabang Finance Manager Kantor Cabang

General Manager Kantor Cabang Finance Manager Kantor Cabang

Unit unit yang memerlukan laporan kinerja kantor cabang

Unit Quality Assurance and IT Development

START

Menyusun Laporan Kinerja Kantor Cabang

Mendistribuikan ke Unit Quality Assurance and IT

Development dan Unit

Membuat surat permintaan pengiriman copy laporan setiap

bulan.

Copy laporan kinerja didistribukan ke Unit yang

memerlukan setiap bulan

PT. Garuda Indonesia dalam sistem Akuntansi pertanggungjawabannya mewajibkan setiap Branch Office untuk menyusun laporan kinerja yang dituangkan dalam Branch Office

reporting performance report (Laporan Kinerja Kantor Cabang) yang merupakan laporan

untuk menganalisa kualitas pelaporan dari kantor cabang yang terdiri dari criteria repost line

item/cost, transaction to function and performance report. criteria quality report Branch Office (Kualitas laporan kantor cabang) ini, masing-masing akan diberikan nilai sesuai dengan

bobot report yang dihasilkan sebagai berikut:

1. Repost Line Item

Untuk melihat apakah transaksi telah dibukukan ke cost center yang benar atau dengan kata lain apakah transaksi tersebut telah dibukukan sesuai dengan penanggungjawab anggarannya.

Repost Line Item/Cost ini, diberikan penilaian sebagai berikut :

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Diselesaikan, tepat waktu dan benar 10 50% 5.00 b. Diselesaikan, tapi masih ada kesalahan 8 50% 4.00 c. Masih ada yang belum diselesaikan

(terlambat) 5 50% 2.50

2. Transaction to Function

Untuk melihat apakah transaksi yang dibukukan telah menggunakan akun dan funsi yang benar, atau dengan kata lain transaksi yang dibukukan itu apakah sudah sesuai dengan klasifikasi biayanya.

Transaction to Function ini, diberikan nilai sebagai berikut:

3. Performance Report

Untuk melihat apakah branch office telah membuat dan mengirimkan Branch Office

Performance Report secara lengkap, benar dan tepat waktu. Performance report ini, diberikan penilaian sebagai berikut :

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Dikirim lengkap dan tepat waktu 10 20% 2.00 a. Dikirim lengkap tetapi terlambat 8 20% 1.60

c. Jarang mengirimkan 5 20% 1.00

d. Tidak pernah mengirimkan 0 20% 0

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Penggunaan akun dan fungsi benar (tidak salah

posting) 10 30% 3.00

b. Ada kesalahan Penggunaan akun atau fungsi 8 30% 2.40 c. Sering salah dalam penggunaan akun atau fungsi 5 30% 1.50 d. Belum memahami penggunaan akun atau fungsi 0 30% 0

Dengan demikian total nilai yang diperoleh adalah : 9.00 - 10.00 = Sangat Baik 8.00 - 08.99 = Baik 6.00 - 07.99 = Cukup Baik 0.00 - 05.99 = Kurang Baik Simulasi:

Branch Office A, dalam memberikan laporan yang berkaitan dengan responsibility accounting dengan bobot report yang dihasilkan :

A. Repost Line Item = 5

B. Transaction to Function = 2.4

C. Performance Report = 1.0

Total Nilai yang diperoleh adalah 8.4 maka Branch Office A akan mendapat peringkat baik.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Salah satu syarat mendasar akan penilaian kinerja manajemen dengan menggunakan akuntansi pertanggungjawaban adalah pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Apakah sistem informasi, akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dapat menghasilkan informasi keuangan yang relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan merupahan rangkuman/ringkasan.

1) Relevan

Isi sebuah laparan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian laporan ini dapat mendukung keputusan manajer. System informasi harus menyajikan hanya data yang relevan dalam laporannya. Laporan yang berisi data yang tidak relevan hanya

Dokumen terkait