UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI EXTENSION
MEDAN
SKRIPSI
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU
MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA
STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN
OLEH :
NAMA : M. TAUFAN ATHAR NIM : 070522075
JURUSAN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
2010
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
“Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam
Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat,
dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program
Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa
adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh pihak Universitas.
Medan, 10 Maret 2010
Yang Membuat Pernyataan
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Akuntansi Pertanggungjawaban
Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia
Branch Office Medan”.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan skripsi ini
di masa yang akan datang.
Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dorongan
dan saran-saran dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga selesainya penulisan skripsi ini, antara lain kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi yang
telah memberikan saran dan waktu yang berharga kepada penulis sehingga penulisan
laporan ini dapat selesai.
3. Ibu Dra.Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi yang telah
memberikan waktu dan bantuan yang berharga bagi penulis.
4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak. selaku dosen pembimbing yang mana
di tengah kesibukannya berkenan memberikan bimbingan, bantuan, saran dan waktu
5. Bapak Drs. Syahelmi, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji I yang bersedia
memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang bersedia
memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ucapan terimakasih untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Zulkarnain Kasidi dan
Ibunda Yusnidar serta saudaraku Kak Dedek dan Kak Dina serta teman-teman yang
telah memberikan doa,dorongan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya,maupun bagi pembaca umumnya.
Medan, 10 Maret 2010
Penulis
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan dan untuk mengetahui apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis dan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan adalah di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.
Setelah melakukan penganalisaan, hasil penelitian adalah bahwa biaya yang telah dianggarkan ternyata pada realisasinya tidak digunakan oleh pusat biaya atau berbeda. Pada PT. Garuda Indonesia membagi biaya operasionalnya menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut sehingga dapat menjadi alat Bantu manajemen dalam pengendalian biaya.
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine how the implementation of the accounting liability is applied in PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan and to determine whether the accounting responsibilities as a management tool in controlling costs at PT. Garuda Indonesia Medan Branch Office has been running very well.
Analysis method used is descriptive method. Types of data collected consists of primary data and secondary data. Data collection technique is to observation techniques and documentation techniques. The method of analysis used is the method of analysis and descriptive methods. The study was conducted at PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.
After conducting analysis, the results of the study is that the costs have been budgeted in reality it is not used by different centers or cost. At PT. Garuda Indonesia divided into two operational costs are direct costs and indirect costs. Direct costs are costs of control if the cost center managers have the authority to affect significantly the cost of which can be
management aids in controlling costs.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Judul ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... ... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 3
E. Kerangka Konseptual ... ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7
1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7
2. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7
4. Jenis - Jenis Pusat Pertanggungjawaban ... 9
5. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer ... 11
a) Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional ... 12
b) Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer ... 13
c) Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer ... 14
6. Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban ... 14
B. Pengendalian Biaya ... 18
C. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya ... 19
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Jenis dan Sumber Data ... 21
C. Teknik Pengumpulan Data ... 22
D. Metode Analisa Data ... 22
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 23
BAB IV.ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 24
1. PT. Garuda Indonesia ... 24
a) Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia ... 24
2. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 27
a) Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia ... 27
b) Sistem Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia30
3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen
Dalam Pengendalian Biaya PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia ... 38
b) Prosedur Laporan Kinerja PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
... 41
B. Analisis Hasil Penelitian ... 45
1. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 45
2. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen
Dalam Pengendalian Biaya ... 48
a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia ... 48
b) Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT. Garuda Indonesia
Branch Office Medan ... 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 51
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ... 54
DAFTAR TABEL
Nama Halaman
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1.1 Kerangka Konseptual...6
2.1 Gambaran Sifat Pusat Tanggungjawab...8
2.2 Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional Dengan Kontemporer...14
LAMPIRAN
Nama Halaman
Lampiran 1 Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia...55
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan dan untuk mengetahui apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik.
Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis dan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan adalah di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.
Setelah melakukan penganalisaan, hasil penelitian adalah bahwa biaya yang telah dianggarkan ternyata pada realisasinya tidak digunakan oleh pusat biaya atau berbeda. Pada PT. Garuda Indonesia membagi biaya operasionalnya menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut sehingga dapat menjadi alat Bantu manajemen dalam pengendalian biaya.
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine how the implementation of the accounting liability is applied in PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan and to determine whether the accounting responsibilities as a management tool in controlling costs at PT. Garuda Indonesia Medan Branch Office has been running very well.
Analysis method used is descriptive method. Types of data collected consists of primary data and secondary data. Data collection technique is to observation techniques and documentation techniques. The method of analysis used is the method of analysis and descriptive methods. The study was conducted at PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.
After conducting analysis, the results of the study is that the costs have been budgeted in reality it is not used by different centers or cost. At PT. Garuda Indonesia divided into two operational costs are direct costs and indirect costs. Direct costs are costs of control if the cost center managers have the authority to affect significantly the cost of which can be
management aids in controlling costs.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Pada umumnya tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan adalah bagaimana untuk
meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut
dapat berkesinambungan (Going Concern) atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah
bagaimana perusahaan tersebut dapat bertahan hidup. Dengan tingkat persaingan yang
semakin kompetitif setiap perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan kinerja yang
memuaskan dengan efektif dan efisien. Efektif dikaitkan dengan waktu yang digunakan oleh
sebuah perusahaan untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa secara tepat guna,
sedangkan efisein dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk dapat menghasilkan suatu
produk atau jasa.
PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan nasional yang
pertama kali ada di Indonesia menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan munculnya
maskapai – maskapai penerbangan swasta baik nasional maupun internasional. Persaingan itu
bisa dalam bentuk harga tiket, ketepatan waktu, kenyamanan dan lain-lainnya yang tujuannya
untuk dapat meraup jumlah konsumen atau penumpang sebanyak mungkin.
Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut atau sebagai market leader
diperlukan suatu kinerja perusahaan yang efektif dan efisien. Dan mengukur kinerja
perusahaan dalam suatu periode diperlukan alat manajemen yang mengaplikasikan atau
menggambarkan posisi perusahaan tersebut dalam persaingan yang ada. Salah satu metode
atau alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengukur kinerjanya yaitu dengan
Gagasan dasar dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap
manajer harus dinilai menurut seberapa baik ia mengelola hal-hal yang langsung berada dalam
kekuasaan atau kendalinya. Guna menilai kinerja seorang manajer dengan cara ini, biaya dan
penghasilan perusahaan harus diteliti dengan cermat dan dikelompokkan sesuai dengan tingkat
manajemen yang memiliki kekuasaan atas biaya itu. Masing-masing tingkat manajemen
kemudian dibebani dengan biaya yang berada dalam kekuasaannya, dan para manajer pada
tingkatnya masing-masing bertanggung jawab atas perbedaan antara tujuan yang dianggarkan
dengan hasil sesungguhnya.
Dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem informasi
yang berusaha menyajikan informasi keuangan berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban
yang ada pada suatu perusahaan. Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya
(cost centre), pusat penghasilan (revenue centre), pusat laba (profit centre) dan pusat investasi
(investment centre). Dalam penyusunan anggaran, setiap manajer dalam organisasi
merencanakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dibawah
koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi
akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh setiap manajer tersebut melaksanakan
rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar
untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam
melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
penggunaan akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilaian kinerja manajemen suatu
perusahaan, dengan judul, “Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu
Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia Branch
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, agar pembahasan tidak terlalu luas, karena Ada empat jenis
pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya (cost centre), pusat penghasilan (revenue centre),
pusat laba (profit centre) dan pusat investasi (investment centre). Maka penulis hanya
membatasi penelitian ini pada masalah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu
manajemen pada pusat biaya (cost center).
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT.
Garuda Indonesia Branch Office Medan.
2. Apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam
pengendalian biaya studi kasus PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah
berjalan dengan baik.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban
yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.
2. Untuk Mengetahui Apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu
manajemen dalam pengendalian biaya studi kasus PT. Garuda Indonesia
Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Sebagai bahan masukan kepada PT. Garuda Indonesia tempat penulis
melakukan penelitian.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan dalam
mengembangkan lebih dalam mengenai akuntansi pertanggungjawaban.
E. Kerangka Konseptual
Dalam penyusunan anggaran, setiap manajer dalam organisasi merencanakan
aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dibawah koordinasi
manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna
memantau sampai seberapa jauh setiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja
manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka
yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
adalah struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari jenjang tanggungjawab dan
wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya.
Adapun lingkup dan tanggungjawab masing-masing unit struktur organisasi PT.
Garuda Indonesia Branch Office Medan adalah sebagai berikut :
1. General Manager
Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh seorang sekretaris dan
seorang General Affairs.
2. Finance Manager
Dalam melaksanakan tugasnya, Finance Manager dibantu oleh 3 orang supervisor dan 7
3. Sales Manager
Dalam melaksanakan tugasnya, Sales Manager dibantu oleh 5 orang supervisor dan 17
orang staf.
4. Station Manager
Dalam melaksankan tugasnya, Station Manager dibantu oleh 2 orang asisten, 3 orang
station operasional assisten manager, 2 orang quality control dan 2 orang staf.
5. Cargo Manager
Dalam melaksanakan tugasnya, Cargo Manager dibantu oleh 2 orang supervisor, dan 10
orang staf.
Kerangka konseptual pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
PT. Garuda Indonesia
Branch Office Medan
Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Pertanggungjawaban
1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban
Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :
- Menurut Ikhsan (2009:57): Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan-pengetahuan umum, dimana kegagalan-kegagalan bisnis dapat diefektifkan dengan cara mengendalikan tanggung jawab orang-orang untuk membawanya ke luar operasionalisasi.
- Prawironegoro dan Purwati (2008:83): Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem dalam menyusun strategi, kebijakan, program kerja, anggaran dan melaksanakannya, serta evaluasi kinerja manajemen harus menentukan sistem pemberian tangungjawab, sistem anggaran, sistem pengukuran kinerja dan sistem memberi imbalan kepada setiap manajer.
- Carter (2009:7): Suatu bagan Organisasi menunjukkan posisi manajemen utama dari suatu entitas; membantu untuk mendefenisikan wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas; serta penting dalam mengembangkan suatu sistem akuntansi biaya yang dapat melaporkan tanggungjawab dari para individu. Pengembangan organisasi suatu perusahaan yang terkoordinasi dengan sistem biaya dan anggaran mengarah pada pendekatan terhadap akuntansi dan pelaporan yang disebut akuntansi pertangungjawaban (Responsibility Accounting).
2. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (2001:174) Manfaat Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
a) Infomasi akuntansi sebagai dasar penyusunan anggaran.
b) Infomasi akuntansi sebagai penilaian kinerja manager pusat pertanggungjawaban.
c) Infomasi akuntansi sebagai pemotivasi manager
d) Infomasi akuntansi memungkinkan pengelolaan aktivitas.
e) Infomasi akuntansi memungkinkan pemantauan efektivitas program pengelolaan
Mulyadi (2001:175) dalam activity-based responsibility accounting system, informasi
akuntansi manajemen terutama biaya, informasi akuntansi pertanggungjawaban ini bermanfaat
bagi manajemen untuk:
a) Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam
mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai (non value
added costs).
b) Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas.
3. Sifat Pusat Tanggung Jawab
Menurut Anthony, Govindarajan (2002:172): Pusat tanggungjawab muncul guna
mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara
keseluruhan memiliki cita-cita dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk
mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan
adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan
sekumpulan pusat tangungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah memenuhi
tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut juga telah tercapai.berikut gambaran sifat pusat
tanggungjawab;
Input Output
Sumber daya yang Barang atau
Jasa
digunakan, diukur Modal
dari biayanya
Gambar 2.1
Gambaran sifat pusat tanggungjawab mengambarkan cara kerja setiap pusat
tanggungjawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa.
Dengan menggunakan modal kerja capital (seperti persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva
lainnya. Pusat tanggungjawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan akhir untuk
mengubah input menjadi output, baik yang berwujud seperti barang atau tidak berwujud
seperti jasa. Dalam sebuah pabrik outputnya berbentuk barang. Dalam unit-unit staf seperti
sumber daya manusia, transportasi, teknik, pencatatan dan administrasi, maka outputnya
berbentuk jasa.
Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggungjawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggungjawab yang lain, dimana
output tersebut kemudian menjadi input atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai ouput
organisasi secara keseluruhan.
4. Jenis – Jenis Pusat Pertanggungjawaban.
Menurut Anthony, Govindarajan (2002:175): Pusat pertanggungjawaban
(Responsibility center) adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Kegiatannya adalah mengolah masukan
(bahan, tenaga kerja atau jasa) menjadi keluaran (barang atau jasa) yang diserahkan kepada
pusat pertanggungjawaban yang lain dalam suatu organisasi atau dijual kepada pihak luar yang
merupakan penghasilan bagi pusat pertanggungjawaban tersebut.
Menurut Anthony, Govindarajan (2002:175): Dalam suatu perusahaan pada umumnya
terdapat empat kelompok pusat pertanggungjawaban, yaitu :
Pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap biaya,
dan keberhasilan manajernya diukur atas dasar masukan atau biaya yang terjadi. Suatu
unit organisasi dapat ditunjuk atau ditetapkan sebagai pusat biaya kalau manajer
organisasi tersebut mempunyai kewenangan untuk mempengaruhi besar kecilnya biaya
yang terjadi pada unit organisasi tersebut. Sebagai tolak ukur bagi pusat biaya adalah
biaya standar atau anggaran biaya yang telah ditetapkan oleh manajer atasannya.
b) Pusat Penghasilan (revenue center)
Pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap
penjualan atau penghasilan, dan prestasinya diukur atas dasar penghasilan yang
diperoleh tanpa harus memperhatikan biaya atau masukan yang terjadi. Dengan kata
lain diartikan bahwa manajer pusat penghasilan tidak bertanggung jawab atas biaya
yang terjadi untuk membuat barang atau melaksanakan jasa yang dijualnya. Namun
demikian, manajer pusat penghasilan tersebut masih tetap bertanggung jawab atas
biaya yang terjadi di unitnya, misalnya biaya pemasaran, biaya angkutan, yang pada
umumnya merupakan biaya discretionary. Oleh karena itu, pusat penghasilan pada
umumnya sekligus juga merupakan discretionary expense center atau pusat biaya
kebijakan.
c) Pusat Laba (profit center)
Pusat pertanggungjawaban yang manajernya harus bertanggung jawab terhadap
penghasilan dan biaya yang terjadi pada pusat laba tersebut, dan manajernya diukur
prestasinya atas dasar laba yang diperoleh. Karena merupakan selisih antara
penghasilan dan biaya, maka manajer pusat laba tersebut pada dasarnya dinilai
prestasinya dari dua segi yaitu biaya atau masukan dan dari segi penghasilan atau
pusat laba kalau manajer unit tersebut mempunyai wewenang untuk mempengaruhi
atau menentukan besar kecilnya biaya dan penghasilan di unit tersebut.
d) Pusat Investasi (investment center)
Pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan,
biaya dan investasi yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi
manajer pusat investasi diukur atas dasar laba yang dihasilkan dibandingkan dengan
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Unit dalam suatu organisasi
dapat ditetapkan sebagai pusat investasi kalau manajer unit tersebut mempunyai
wewenang untuk mengendalikan biaya, mengendalikan penghasilan dan menentukan
besar kecilnya maupun jenis aktiva yang digunakan oleh unit organisasi tersebut.
5. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dan Akuntansi
Pertanggungjawaban Kontemporer
Menurut Prawironegoro dan Purwati (2008:83): kondisi bisnis dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu stabil dan dinamis. Kondisi bisnis stabil ialah situasi
bisnis dimana relatif tidak ada perubahan tingkat suku bunga, harga, dan tingkat pajak,
dan persaingan relatif tidak tajam. Sedangkan kondisi bisnis dinamis ialah situasi
bisnis di mana terjadi perubahan yang terus-menerus tingkat suku bunga, harga, dan
tingkat pajak, dan persaingan sangat tajam. Dalam situasi bisnis stabil, manajemen
perusahaan relatif lebih mudah menyusun strategi, kebijakan, program kerja, anggaran,
dan melaksanakannya, serta mudah mengadalcan evaluasi kinerja; tetapi dalam situasi
Dalam hondisi bisnis yang stabil pada umumnya perusahaan menggunakan sistem
Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan dalam kondisi bisnis yang dinamis
menggunakan sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer.
a) .Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional
Akuntansi pertanggungjawaban tradisional hanya dapat diterapkan dalam kondisi
bisnis yang stabil: tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada
inflasi, tingkat suku bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil, persaingan tidak
tajam. Dalam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan
kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan.
Organisasi perusahaan dapat diklasifikasikan berdasar unit-unit kerja fungsional yang
dipimpin oleh manajer, sehingga peranan individu sebagai manajer atau pekerja sangat
dominan.
Namun dalam praktek bisnis dewasa ini persaingan sangat tajam dan inovasi
teknologi cepat berkembang sehingga perkembangan bisnis sangat dinamis, sehingga
akuntansi pertanggungjawaban tradisional sulit diterapkan karena berbagai
keterbatasan yang dimilikinya, antara lain:
- Berfokus internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya
dan pendapatan.
- Penekanannya pada penghematan biaya clan pengukuran kinerja keuangan return
on investment (ROI) dan return on equity (ROE).
- Model ini mengabaikan kalsifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang
tidak bernilai tambah.
- Model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk memberi insentif
Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer ialah sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yan dinamis yang
melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan
peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai. Seluruh tim manajemen harus
bertanggungjawab kesuksesan operasional, mulai dari riset sampai dengan layanan
purna jual produk yang dihasilkan.
- Berfokus kerja sama tim dan mata rantai nilai.
- Penekanannya reduksi biaya dan perbaikan terus-menerus di segala bidang
- Model ini menekankan pentingnya kalsifikasi biaya yang bernilai tamball dan
biaya yang tidak bernilai tambah.
- Model ini menggunakan keberhasilan kerja tim yaitu peningkatan kualitas dan
pengurangan biaya sebagai alat untuk memberi insentif.
c) Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan
Kontemporer
Keterangan
Akuntansi Akuntansi Pertanggunjawaban Pertanggungjawaban
Traditional Kontermporer
Lingkungan Stabil Dinamis
Orientasi Kemampuan individu Kemampuan tim Model berpikir Parsial, analitik Holistik, dialektik
Keuangan Unit organisasi Mata rantai nilai Standar
pengukuran
• Standar yang bisa dicapai
• Kepuasan pelanggan • Proses yang optimal
Pengukuran kinerja
Perbandingan biaya aktual dengan biaya standar
Efektivitas, Just in Time, Produktivitas
Dasar imbalan
Kepada individu Kinerja anggaran
Kinerja tim, mata rantai nilai kelompok
Karakteristik
Gambar 2.2
Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer.
6
Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban.
Menurut Ikhsan (2009:58): Tujuan dari mengembangkan laporan pusat
pertanggungjawaban adalah untuk :
a) Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawaban dan otoritas
terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen.
b) Menyediakan manajemen puncak dengan informasi (umumnya terhadap dasar akuntansi)
untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Dengan
praktek akuntansi pertanggungjawaban organisasi tunggal, departemen dapat di
identifikasi sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, atau pusat investasi.
Laporan pertanggungjawaban yang disajikan harus memuat ciri-ciri pokok sebagai berikut
:
a) laporan harus sesuai dengan bagan organisasi; artinya harus ditujukan terutama pada
pribadi-pribadi yang bertanggungjawab untuk mengontrol bidang yang dilaporkan.
Para manajer dididik untuk menggunakan hasil-hasil dari sistem pelaporan.
b) Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Perubaha-perubahan
hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai keterangan yang jelas untuk
para pemakai.
c) Laporan harus cepat dan tepat waktu. Penyajian laporan yang cepat memerlukan
pencatatan biaya yang terorganisir sehingga informasi dapat tersedia pada saat
d) Laporan harus diterbitkan secara teratur. Kecepatan dan keteraturan sangat erat
berkaitan dengan peralatan pembantu yang digunakan untuk menyusun dan
menyajikan laporan.
e) Laporan harus mudah dimengerti. Seringkali laporan-laporan memuat istilah akuntansi
yang sulit dimengerti para manajer yang hanya sedikit atau tanpa berpendidikan
akuntansi, sehingga informasi yang vital bisa disalahtafsirkan.
f) Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan. Jumlah dan
sifat perincian sangat tergantung pada tingkat manajemen yang menerima laporan itu.
Laporan pada manajemen tidak boleh dibanjiri fakta-fakta yang tidak perlu dan juga
tidak boleh diringkas sedemikian rupa sehingga manajemen kehilangan informasi vital
yang esensial untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
g) Laporan harus memberi angka-angka yang dapat diperbandingkan (perbandingan
antara angka aktual dengan anggaran, atau antara standar yang ditentukan dengan hasil
aktual) harus menunjukkan varians-varians yang terjadi.
h) Laporan harus bersifat analisis.
i) Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun
dalam nilai uang, sebab informasi dalam nilai uang mungkin tidak relevan bagi
pengawas yang tidak mengerti bahasa akuntansi. Juga nilai uang mungkin lebih sulit
dibandingkan dari waktu ke waktu karena adanya dampak inflasi.
j) Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisiensian dan ketidak efisiensian dalam
departemen-departemen. Harus diperhatikan agar laporan semacam itu tidak
mengakibatkan kegiatan departemen diarahkan untuk “membuat penampilan yang
Contoh laporan pertanggungjawaban pada pusat biaya pada perusahaan manufacture:
Gambar 2.3
B. Pengendalian Biaya
Menurut Carter, Usry (2006:14): Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya
diberikan kepada individu-individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan
biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi
pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara
umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran.
Sistem yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut disebut sistem akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility accounting system).
Untuk membantu dalam mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan
jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standard (standard cost).
Biaya standar juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya.
Aspek penting lain dari pengendalian biaya adalah identifikasi dari biaya aktivitas yang
berbeda dibandingkan biaya dari departemen dan produk yang berbeda. Dalam setting produksi
yang kompleks, sering. kali sejumlah kecil dari total aktivitas yang sesungguhnya memberikan
nilai terhadap output final: Aktivitas-aktivitas lainnya, disebut aktivitas tidak bernilai tambah
(non-value-added activities), umumnya adalah hasil dari kompleksitas setting produksi dan
tidak spesifik terhadap produksi satu produk atau jasa tertentu. Contoh-contoh dari aktivitas
tidak bernilai tambah dalam suatu pabrik adalah aktivitas untuk mengambil, menangani dan
memindahkan material, memperlancar, menyimpan persediaan, dan mengerjakan kembali
unit-unit defektif. Pelaporan biaya aktivitas tidak bernilai tambah adalah langkah awal untuk
C. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen Dalam
Pengendalian Biaya.
Menurut Prawironegoro dan Purwati (2008:85): Aktivitas utama manajemen adalah
mencari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas itu harus dikelola secara
rasional berdasar perhitungan pengorbanan dan manfaat atau cost benefit ratio. Setiap
aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbannya, karena setiap
aktivitas adalah biaya.
Manajemen berdasar aktivitas ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses
perbaikan terus-menerus. Perbaikan itu meliputi bidang:
a) Alat kerja, yaitu mengikuti perkembangan teknologi
b) Metode kerja, yaitu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
c) Tenaga kerja, yaitu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan
d) Sasaran kerja, yaitu mengikuti kebutuhan dan keinginan konsumen
Tingkat harga, yaitu mengikuti daya beli konsumen
e) Kualitas produk, yaitu mengikuti kebutuhan pelanggan
f) Kualitas pelayanan pelanggan, yaitu melayani keinginan dan keluhan pelanggan
Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk
mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya dilaporkan
menurut pusat pertanggungjawaban tertentu.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam
proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi ini menekankan
hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang
bertanggung jawab.
Setiap manajer harus melaporkan hasil dari perencanaan tersebut supaya dapat
dilakukan pengendalian. Laporan berisi tentang perbandingan anggaran dan realisasi yang
merupakan alat bantu pengendalian.
Oleh karena itu biaya ini harus dapat dikendalikan pengeluarannya, karena tanpa
adanya pengendalian maka jika terjadi penyimpangan terhadap biaya dalam perusahaan akan
mengakibatkan perusahaan menderita kerugian.
Salah satu alat untuk mengendalikan penggunaan biaya dalam perusahaan adalah
akuntansi pertanggungjawaban, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban terdapat struktur
organisasi perusahaan secara terperinci sehingga memudahkan pimpinan perusahaan untuk
mendelegasikan wewenang kepada manajer yang ada dibawahnya, dan apabila terjadi
penyimpangan dalam penggunaan biaya tersebut maka dapat dengan mudah pimpinan
perusahaan untuk mencari siapa yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi
dalam biaya tersebut. Selain untuk memudahkan pendelegasian wewenang dalam akuntansi
pertanggungjawaban ini juga terdapat penyusunan anggaran biaya yang dilakukan oleh
tiap-tiap departemen sehingga pihak departemen dapat mengendalikan biaya tersebut sesuai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2004 : 6) menyatakan bahwa penelitian ini bermacam-macam
jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan
analisis dan jenis data.
Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah betupa penelitian yang berbentuk
deskriptif. Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data
penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dari literatur-literatur lainnya kemudian
menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari
penyelesaiannya.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan terdiri dari :
1. Data Primer.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik yang individu
maupun lembaga / institusi yang masih membutuhkan pengelolaan yang lebih lanjut. Data
primer yang penulis kumpulkan adalah hasil wawancara berupa tanya jawab dengan bagian
penjualan dan keuangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkapan bagi data primer yang diperoleh dalam
bentuk hasil pengolahan yang sudah jadi, baik berupa publikasi, maupun data perusahaan.
Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal perusahaan antara lain berupa
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dalam hal ini
sistem informasi manajemen yaitu akuntansi pertangungjawaban pada PT. Garuda Indonesia.
2. Teknik Dokumentasi
Mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non
keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literatur yang ada. Teknik
dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder, sedangkan wawancara
merupakan tehnik pengumpulan data primer.
D. Metode Analisa Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode :
1. Metode Analisis
Yakni dengan terlebih dahulu mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis dan
mentafsirkan data sehingga data dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan yang
diteliti.
2. Metode Deskriptif.
Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian
yang diperoleh dari objek penelitian dari literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan
E. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Penelitian akan terus dilakukan dari bulan Desember 2009 sampai dengan Maret 2010.
Penelitian dilakukan di Kantor PT.Garuda Indonesia Branch Office Medan yang beralamat di
Jl. Mongonsidi No. 34 A Medan.
Adapun Jadwal penelitian adalah sebagai berikut :
Table : 3.1 Jadwal Penelitian
Tahapan penelitian Desember Januari Februari Maret
Pengajuan Judul x x
Penyelesaian Proposal x
Pengumpulan Data x x x
Seminar Proposal x
Penulisan Laporan x x
Penyelesaian Laporan x
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. PT. Garuda Indonesia
a) Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia
PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam jasa angkutan udara. Sejarah berdirinya PT. Garuda Indonesia bermula pada
tanggal 16 Juni 1948. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno memberikan idenya didepan sejumlah
pemuka dan pedagang Aceh untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota) dalam rangka
melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan Belanda. Pidato Soekarno
yang berkharisma tersebut dapat memukau dan meyakinkan mereka sehingga dalam tempo
dua hari, mereka dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhabsyi,
berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait Dollar dan 20 kg emas.
Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiseko Supomo selaku ketua misi pembelian
yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang Aceh pergi ke Singapura untuk membeli
pesawat DC-3 (Dakota).
Pada akhir Oktober 1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di
Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudian diberi nama RI-001 “SEULAWAH”
(Gunung Emas) yang diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, sebagai ucapan terima kasih
kepada rakyat Aceh.
Pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 19 Desember 1948, pesawat
pertama kepresidenan RI tersebut sedang berada di Calcuta, India, untuk membantu
menjadi “Indonesia Airways” yang melakukan penerbangan carteran pertama dari pihak
militer Birma yang kemudian dijadikan Badan Hukum dan berkantor di 30 Thamive Road
(Rangoon). Dipimpin oleh Wiweko Supono, Indonesia Airways kerap kali menghadapi
bahaya-bahaya dalam membawa misi-misi Birma. Crew-crew yang masih muda juga
mengambil bagian pekerjaan untuk menguji kemampuan mereka.
Perusahaan penerbangan dengan nama Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri
bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Tetapi sejarah mencatat bahwa pada tanggal 26 Januari 1949 merupakan hari lahirnya
penerbangan niaga Indonesia.
Garuda Indonesia baru dapat beroperasi penuh pada tanggal 1 Maret 1950 dengan
sejumlah pesawat yang diterima dari perusahaan penerbangan Belanda (KLM) yang terdiri
dari 20 pesawat DC-3, C-47, dan 8 pesawat jenis PBY Catalina Amphibi. Pada bulan Agustus
1966, Garuda Indonesia menetapkan pelayanannya dengan menggunakan pesawat jenis DC-8
“SILIWANGI” dengan membawa kekuatan armadanya ke 35 daerah tujuan yaitu dengan
dipesannya jet dan turboprop seperti 3 pesawat Lockhead Electra, 1 pesawat DC-8, dan 3 jenis
Convair 990 A Jet.
Dalam kegiatan operasionalnya saat ini, PT. Garuda Indonesia telah memiliki armada
pesawat yang terdiri dari jenis :
1. Boeing 737-800NG
2. Boeing 737-300
3. Boeing 737-400
4. Boeing 737-500
5. Boeing 737-800
7. Boeing 747-200
8. Boeing 777-300 ER
9. Airbus A330
b) Operasional PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
Dalam kegiatan operasionalnya, PT. Garuda Indonesia branch Office Medan
memberikan pelayanan dalam bidang jasa angkutan udara yang terbagi dalam dua bagian yaitu
pasasi dan cargo.
Jasa angkutan udara pasasi adalah jasa yang ditujukan untuk penumpang (manusia),
sedangkan jasa angkutan udara cargo adalah jasa yang ditujkan untuk sesuatu diluar manusia
(hewan, tumbuhan, dan benda mati).
Untuk memasarkan jasanya, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan memiliki 4 kantor
penjualan sendiri, yaitu :
1. MESTOGA : kantor penjualan yang terdapat di Jl. Mongonsidi No. 34 A Medan.
2. MESHDGA : kantor penjualan yang terdapat di Kompleks Hotel Dharma Deli
Medan.
3. MESCBGA: kantor penjualan yang terdapat di Hotel Cambridge Medan.
4. MESKAGA : kantor penjualan yang terdapat di Bandara Polonia Medan, yang juga
digunakan sebagai counter check in.
Selain memiliki 3 kantor penjualan sendiri, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan juga
memiliki mitra usaha, yaitu para agen biro perjalanan. Untuk jasa angkutan pasasi, PT. Garuda
Indonesia Branch Office Medan memiliki 30 agen yang meliputi agen pasasi domestik dan
2. Akuntansi Pertanggungjawaban
a) Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia Branch Office
Medan
PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN merupakan partner negara di dalam
keikutsertaan pencapaian rencana pembangunan nasional, khususnya dari sektor perhubungan
baik wilayah domestik maupun internasioanl pada lingkup IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS
Negara Republik Indonesia.
Dalam dua dasawarsa terakhir ini pemerintah telah mencanangkan program peningkatan
devisa negara dari sektor non migas yang mana telah disadari bahwa bisnis kepariwisataan dan
ekspor non migas sebagai sektor primadona yang harus dikelola secara maksimal.
Dalam pelaksanaan program pemerintah tersebut, maka jelaslah bahwa PT. Garuda
Indonesia mempunyai dua pokok aktivitas, yang kedua-duanya terus berjalan secara seimbang,
yaitu :
1. Aktivitas yang menuju bisnis murni, yaitu berorientasi pada laba yang dapat menjaga
kontinuitas dan perkembangan perusahaan sehingga program perluasan ketenagakerjaan pun
dapat tercapai.
2. Aktivitas yang mengarah pada faktor-faktor yang bersifat sosial/politik atas dasar misi atau
mendukung program pemerintah.
Menyadari akan peran pentingnya pembangunan di sektor transportasi udara dan program
pemerintah khususnya, maka lingkup tugas dan tanggungjawab PT. Garuda Indonesia Branch
Office Medan juga harus selalu searah dan berkesinambungan dengan misi dan tujuan yang
digariskan oleh PT. Garuda Indonesia secara keseluruhan, seperti yang telah tersebut diatas.
Secara umum struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
1. Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan mengendalikan kegiatan pemasaran
dan pelayanan jasa angkutan udara sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.
2. Merumuskan strategi dan kegiatan pemasaran jasa angkutan udara sesuai dengan rencana
pokok produksi.
3. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan sebelum, selama, dan sesudah penerbangan
sesuai dengan strategi pemasaran.
Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
adalah struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari jenjang tanggungjawab dan
wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya.
Adapun lingkup dan tanggungjawab masing-masing unit struktur organisasi PT.
Garuda Indonesia Branch Offce Medan adalah sebagai berikut :
1. General Manager
a. Menyarankan dan membantu manajemen (kantor pusat) dalam membuat/menyusun
perencanaan, tujuan, kebijaksanaan, standar, dan prosedur-prosedur kantor cabang, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Mengkoordinir antara kegiatan operasional, pemeliharaan, dan administrasi.
c. Mempertanggungjawabkan keuangan berupa pendapatan kantor cabang dan pengeluaran
yang telah dianggarkan sebelumnya kepada manajemen (kantor pusat).
d. Berhubungan dengan pihak ketiga dengan atas nama perusahaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh seorang sekretaris dan
seorang General Affairs.
2. Finance Manager
a. Bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan administrasi keuangan dan pembukuannya.
c. Mengawasi transaksi keuangan yang dilakukan oleh para agen sebagai mitra usahanya.
d. Menerima hasil penjualan yang dilakukan oleh kantor penjualan Garuda Indonesia dan
mengeluarkan dana unutk biaya operasional kantor cabang.
e. Mengawasi pemakaian dokumen angkutan berharga.
f. Memantau kegiatan-kegiatan akuntansi melalui sistem SAP.
Dalam melaksanakan tugasnya, Finance Manager dibantu oleh 3 orang supervisor dan
7 orang staf.
3. Sales Manager
a. Membantu General Manager dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas penjualan
untuk memenuhi anggaran yang telah disusun sebelumnya.
b. Mengawasi kegiatan penjualan para agen.
c. Mengawasi kegiatan reservasi.
d. Mengadakan kegiatan promosi sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sales Manager dibantu oleh 5 orang supervisor dan 17
orang staf.
4. Station Manager
a. Mengkoordinir kegiatan operasional penerbangan dan kegiatan administrasi di bandar
udara.
b. Membina hubungan dengan pihak ketiga di area bandar udara.
c. Mempertanggungjawabkan penjualan dari kantor penjualan yang ada di bandar udara
(MESKAGA).
d. Melakukan verifikasi biaya operasional, seperti biaya pendaratan pesawat, biaya catering
pesawat, biaya awak pesawat, biaya yang timbul akibat tertunda atau batalnya suatu jadwal
Dalam melaksankan tugasnya, Station Manager dibantu oleh 2 orang asisten, 3 orang
station operasional assisten manager, 2 orang quality control dan 2 orang staf.
5. Cargo Manager
a. Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan operasional Cargo pesawat.
b. Menetapkan dan menyusun Tarif Cargo pesawat.
c. Mengawasi kegiatan Operasional cargo incoming dan outgoing bandara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Cargo Manager dibantu oleh 2 orang supervisor, dan 10 orang
staf.
2. Sistem Informasi Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Garuda
Indonesia
1. ARGA (Automated Reservation Garuda)
ARGA adalah sistem reservasi Garuda. Reservasi merupakan sistem pembukuan untuk
penumpang di dalam pesawat. Dalam hal ini karena reservasi berada dibawah tanggungjawab
unit Sales maka bagian yang bertanggungjawab dalam unit reservasi adalah unit MESSS (unit
sales), dalam ARGA untuk Status pembukuan penumpang terdiri dari :
- OK
Status pembukuan OK merupakan status dimana penumpang telah dapat dipastikan
untuk terbang pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya. Pada
status ini, apabila penumpang hendak menunda atau membatalkan keberangkatannya, ia harus
memberitahukan kepada petugas reservasi minimal 24 jam sebelum waktu keberangkatan
yang telah dijadwalkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan penumpang dikenakan
denda sebesar 25% dari tarif yang tertera pada tiket yang telah dibukukan sebelumnya.
Cadangan merupakan status dimana penumpang masih berada dalam daftar tunggu
untuk penerbangan pada jadwal yang telah ditentukan. Hal ini terjadi disebabkan telah
penuhnya kapasitas pesawat pada jadwal tersebut, namun penumpang tetap menghendaki
untuk terbang pada jam tersebut. Apabila ada penumpang lain yang status pembukuannya
telah OK namun ia membatalkan keberangkatannya maka penumpang yang berada pada
status pembukuan cadangan tersebut dapat memperoleh status pembukuan OK untuk
berangkat pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya.
Reservasi dapat dilakukan oleh penumpang sebelum ia membeli tiket. Namun untuk
menghindari terjadinya pemblockingan pembukuan, setiap reservasi yang dilakukan tanpa
pembelian tiket akan diberi batasan waktu. Apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan
penumpang belum juga membeli tiketnya maka reservasi penumpang tersebut akan dibatalkan
oleh petugas reservasi PT. Garuda Indonesia.
2. System Application Product (SAP)
SAP ( System Aplication Product) merupakan suatu sistem aplikasi akuntansi berbasis
komputer yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia yang bertujuan untuk memproses
transaskis-transaksi keuangan hasil kegiata operasional perusahaan.
Untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan hasil penjualannya, PT. Garuda
Indonesia Branch Office Medan menggunakan SAP sehingga setiap data yang telah
dimasukkan ke dalam sistem dapat dilihat langsung oleh kantor pusat karena SAP bekerja
secara on-line pada seluruh kantor Garuda Indonesia baik domestik maupun internasional.
Unit Finance Sangat bertanggungjawab dalam menggunakan sistem ini karena didalam sistem
inilah dimasukkan cost center tiap bagian atau departemen dipisahkan.
Penerapan SAP di kantor PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan mulai diterapkan pada
akuntansi karena PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan merupakan salah satu kantor
cabang yang kegiatan operasionalnya cukup besar. Data-data seperti penjualan dimasukkan ke
dalam sistem sesuai dengan menu yang tersedia secara langsung (on-line input) dalam bentuk
pengklasifikasian dan penggolongan berdasarkan perkiraan-perkiraan yang tersedia.
3. Cargo Invoicing
Cargo invoicing ini pihak yang bertanggung jawab pada unit ini antara lain adalah unit
MESKK, Cargo Manager dan unit Finance, Cargo invoicing ini merupakan sistem yang
masih terdapat didalam system SAP, yang digunakan untuk memproses transaksi penjualan
jasa angkutan udara cargo yang dijual oleh agen. Setiap muatan yang telah dijual akan disertai
oleh dokumen angkutan seperti Surat Muatan Udara (SMU) ataupun Airway Bill (AWB).
Setiap SMU yang telah diterbitkan oleh agen akan dibawa ke kantor PT. Garuda Indonesia
yang berada di Jl. Mongonsidi No. 34 A untuk dimasukkan ke dalam sistem cargo invoicing.
Setelah data dimasukkan, maka sistem akan mengolah sendiri dan akan menghasilkan laporan
invoicing (Invoicing Report) yang akan difax ke tiap-tiap agen untuk dilakukan penagihan.
Dokumen Keuangan
1. Invoice/Debet Note
Invoice maupun Debit Note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP.
a. Fungsi
Invoice merupakan bukti penagihan suatu transaksi kepada customer, bila ternyata
jumlah yang ditagihkan tadi kurang akan dikeluarkan Debit Note untuk menagih
kekurangannya. Pengecualian yang tidak menggunakan invoice ini adalah transaksi IATA,
BSP, CASS dan Credit Card. Sedangkan untuk agen pax/cargo non BSP/CASS menggunakan
invoice/debit note ini dengan dilampiri nota debit agen non BSP/CASSatau CCA (Corection
b. Wewenang Penandatanganan
c. Penomoran
Nomor invoice/Debit Note adalah 1-YY-MM-DDNN
Diawali dengan 1 (preprinted)
YY diisi dengan tahun (2 digit) oleh SAP, contoh : 1-99-08-1201
MM diisi dengan bulan (2 digit) oleh SAP, CONTOH : 1-99-08-1201
DD diisi tanggal diterbitkannya invoice, NN diisi nomor urut invoice/debit note per customer
per hari, contoh : 1-99-08-1201
d. Cara Pengisian
Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2
e. Nomor registrasi : ADM.2.200.1
f. Distribusi dokumen
Original to customer/asli ke pelanggan (1/4)
Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4)
Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4)
Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)
2. Credit Note
Credit note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP.
a. Fungsi
Sebagai bukti pengurangan jumlah yang telah ditagihkan ke customer (piutang) bila
ternyata jumlah yang ditagihkan melebihi sebenarnya (selisih lebih).
b. Wewenang penandatanganan
c. Penomoran
Diawali dengan 2 (preprinted)
YY diisi dengan tahun (2 digit) oleh SAP, contoh : 2-99-08-1201
MM diisi dengan bulan (2 digit) oleh SAP, CONTOH : 2-99-08-1201
DD diisi tanggal diterbitkannya credit note, NN diisi nomor urut credit note note per customer
per hari, contoh : 2-99-08-1201
d. Cara Pengisian
Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4
e. Nomor registrasi : ADM.2.201.1
f. Distribusi dokumen
Original to customer/asli ke pelanggan (1/4)
Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4)
Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4)
Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)
3. Payment Voucher
a. Fungsi
Merupakan bukti pengeluaran kas (tunai maupun check) yang dikeluarkan oleh unit
dimana pengeluaran kas atau biaya terjadi.
b. Wewenang Penandatangan
Approval pertama payment voucher adalah pejabat unit dimana biaya tersebut
dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat otorisasinya
sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu tingkat dibawah
pejabat penandatangan). Approval kedua adalah pejabat atau karyawan dari unit lain yang
ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Nomor payment voucher adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen)
d. Cara Pengisian
Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 5 dan 6.
e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.202.1
f. Distribusi dokumen :
Original to Accounting (1/4)
Copy 1 to Payee (2/4)
Copy 2 to cashier (3/4)
Copy 3 to file (4/4)
4. Receipt
a. Fungsi
Merupakan bukti penerimaan uang baik uang tunai maupun transfer.
b. Wewenang
Sesuai ketentuan yang berlaku
c. Penomoran
Nomor receipt adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen)
4 - NNNNNNN
Diawali dengan 4
Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit)
d. Cara Pengisian
Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 7 dan 8.
e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.203.1
f. Distribusi dokumen :
Copy 1 to Accounting (2/4)
Copy 2 to Cashier (3/4)
Copy 3 to File (4/4)
5. Advance Payment Claim
a. Fungsi
Sebagai bukti pertanggungjawaban uang muka (advance payment).
b. Wewenang penandatangan
Pertanggungjawaban advance payment claim dilakukan oleh pejabat unit dimana biaya
tersebut dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat
otorisasinya sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu
tingkat dibawah pejabat penandatangan). Approval dilakukan oleh pejabat atau karyawan dari
unit lain yang ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai ketentuan yang berlaku).
c. Contoh :
Uang muka perjalanan dinas dimana tidak ada perwakilan setempat Garuda sebesar Rp
1.000.000,-
Urutan prosedur
Dikeluarkan payment voucher sebesar Rp 1.000.000 untuk uang muka, pada waktu
pertanggung jawabannya bila realisasi biaya dibandingkan uang muka adalah lebih kecil (ada
penerimaan uang), sama dengan (tidak ada penerimaan atau pengeluaran uang ) atau lebih
besar (ada pengeluaran uang) harus dibuat advance payment claim oleh user dengan dilampiri
d. Ketentuan lain
Dengan digunakannya advance payment claim maka tidak perlu dikeluarkan payment
vouher dan payment receipt pada saat pertanggungjawaban biaya dan payment receipt
dinyatakan tidak berlaku lagi.
e. Penomoran
Nomor advance payment claim adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen )
5 - NNNNNNNN
Diawali dengan 5
Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit)
f. Cara pengisian
Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10.
g. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.204.1
h. Distribusi dokumen :
Original to Accounting (1/4)
Copy 1 to Claimant (2/4)
Copy 2 to Cashier (3/4)
3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian
Biaya PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia
Penggolongan biaya pada PT. Garuda Indonesia terdiri dari :
1. Biaya Langsung (Direct Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang berkaitan langsung
dengan operasional perusahaan.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang tidak
berhubungan langsung dengan operasional perusahaan.
Contoh:
1. Direct Cost
Personel & General Expense
Account Number
Description
502000 Basic Salary
505105 Transport Allowance
505165 Facility Allowance
505170 Vacation Allowance
505205 Life Insurance Benefit
505230 Pension Benefit
Operational Expense
Account Number
Description
508500 Entertainment
509500 Duty Trip Expense
510114 Supplies Stationary
513119 Maintenance & Repair
514200 Graund Handling
514400 Cabin Cleaning & Technical Handling
550005 Pax Service Expense
550015 Catering Uplift Expense
551015 Irreguralities Expense
551025 Denied Boarding Expense
550021 Executive Lounge
518090 Rental Boarding Lounge
518075 Rental Office Equipment
518080 Rental Building
518019 Rental Vehicle
518085 Rental Land
Office Utilities Expense
Account
Number
Description
561020 Local Telephone
561025 Long Distance Direct
561030 International Direct
561000 Electric Consumtion
561005 Water Consumtion
561010 Gas Consumtion
561040 Drink Water Expense
561045 Stamp & Postage Expense
561056 Expedition Expense
561060 Parking & Toll Expense
561065 Airpost Pass Expense
563012 Subscription Expense
Promotional Expense
Account Number
Description
542005 Sales Promotion
542010 Direct Marketing
542015 Material Promotion
542030 Media Advertising
2. Indirect Cost
Account Number
Description
573011 Depreciation - Furniture
573014 Depreciation - Hardware
573015 Depreciation - Office Equipment
573016 Depreciation - Building
573021 Depreciation - Low Value Assets
620055 Incidental Expense
620020 Bank Charge
541000 Incentive Expense - Pax Agent
541005 Incentive Expense - Freight Agent
540020 Agent Commision
b) Prosedur laporan Kinerja PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan
Untuk menilai kinerja kantor cabang setiap periode dan untuk memenuhi kebutuhan
atas management report maka seluruh kantor cabang PT. Garuda Indonesia diwajibkan
menyusun laporan kinerja setiap bulan, dan mendistribusikannya ke Unit Quality Assurance
dan IT Development dan Unit Responsibility Accounting. Laporan kinerja yang dimaksudkan
adalah gambaran umum kantor cabang tentang pangsa pasar dalam periode laporan kinerja,
program kerja yang telah dilakukan, biaya operasi yang telah terealisasi, keadaan kompetitor
Bagan alur dari prosedur pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :
Procedure/Flow Activity
Laporan Kinerja Kantor Cabang
Responsible Function
Fungsi Pertanggungjawaban
General Manager Kantor Cabang
Finance Manager Kantor Cabang
General Manager Kantor Cabang
Finance Manager Kantor Cabang
Unit unit yang memerlukan laporan
kinerja kantor cabang
Unit Quality Assurance and IT
Development START
Menyusun Laporan Kinerja Kantor Cabang
Mendistribuikan ke Unit Quality Assurance and IT
Development dan Unit
Membuat surat permintaan pengiriman copy laporan setiap
bulan.
Copy laporan kinerja didistribukan ke Unit yang
memerlukan setiap bulan
PT. Garuda Indonesia dalam sistem Akuntansi pertanggungjawabannya mewajibkan
setiap Branch Office untuk menyusun laporan kinerja yang dituangkan dalam Branch Office
reporting performance report (Laporan Kinerja Kantor Cabang) yang merupakan laporan
untuk menganalisa kualitas pelaporan dari kantor cabang yang terdiri dari criteria repost line
item/cost, transaction to function and performance report. criteria quality report Branch
Office (Kualitas laporan kantor cabang) ini, masing-masing akan diberikan nilai sesuai dengan
bobot report yang dihasilkan sebagai berikut:
1. Repost Line Item
Untuk melihat apakah transaksi telah dibukukan ke cost center yang benar atau dengan
kata lain apakah transaksi tersebut telah dibukukan sesuai dengan penanggungjawab
anggarannya.
Repost Line Item/Cost ini, diberikan penilaian sebagai berikut :
KRITERIA Nilai Bobot
Total
Nilai
a. Diselesaikan, tepat waktu dan benar 10 50% 5.00
b. Diselesaikan, tapi masih ada kesalahan 8 50% 4.00
c. Masih ada yang belum diselesaikan
(terlambat) 5 50% 2.50
2. Transaction to Function
Untuk melihat apakah transaksi yang dibukukan telah menggunakan akun dan funsi
yang benar, atau dengan kata lain transaksi yang dibukukan itu apakah sudah sesuai dengan
klasifikasi biayanya.
Transaction to Function ini, diberikan nilai sebagai berikut:
3. Performance Report
Untuk melihat apakah branch office telah membuat dan mengirimkan Branch Office
Performance Report secara lengkap, benar dan tepat waktu.
Performance report ini, diberikan penilaian sebagai berikut :
KRITERIA Nilai Bobot
Total
Nilai
a. Dikirim lengkap dan tepat waktu 10 20% 2.00
a. Dikirim lengkap tetapi terlambat 8 20% 1.60
c. Jarang mengirimkan 5 20% 1.00
d. Tidak pernah mengirimkan 0 20% 0
KRITERIA Nilai Bobot
Total
Nilai
a. Penggunaan akun dan fungsi benar (tidak salah
posting) 10 30% 3.00
b. Ada kesalahan Penggunaan akun atau fungsi 8 30% 2.40
c. Sering salah dalam penggunaan akun atau fungsi 5 30% 1.50