• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya-gaya Kepemimpinan

Dalam dokumen dasar dasar management (Halaman 39-44)

MACAM-MACAM MANAJEMEN

B. Gaya-gaya Kepemimpinan

Menurut Stoner ada dua gaya kepemimpinan yang biasa digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, yaitu :

B.1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas

Dalam gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin akan mengarahkan dan mengawasi bawahannya agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan pemimpinnya. Kepemimpinan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan yang hendak dicapai dari pada perkembangan kemampuan bawahannya.

B.2. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja.

Gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong an memotivasi pekerjanya untuk bekerja dengan baik. Para pekerja diikutsertakan dalam mengambil keputusan yang menyangkut tugas.

Dengan demikian hubungan pekerja dan atasannya dapat terjaga dengan baik, saling percaya dan saling mempercayai.

Menurut Koontz, O’Donnell dan Weihrich, gaya kepemimpinan dapat digolongkan berdasarkan cara pemimpin dengan menggunakan kekuasaannya, antara lain :

B.3. Otokratik, pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi perintah dan yang dapat menuntut, keputusan ada ditangan pemimpin.

B.4. Demokratik atau Partispatif, pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak akan melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan bawahannya. Jadi pemimpin mengikutsertakan pendapat bawahannya sebelum mengusulkan suatu kegiatan atau keputusan.

B.5. Free Rein, mengemukakan bahwa pemimpin sebaiknya hanya menggunakan sedikit kekuasan saja dan memberi banyak kebebasan pada bawahannya untuk menentukan tujuan perusahaan dan cara untuk mencapainya. Pemimpin hanya berfungsi sebagai fasilitator melalui pemberian informasi dan sebagai orang yang berhubungan dengan kelompok lain.

Seorang pemimpin yang efektif tidak ditentukan oleh gaya atau tipe kepemimpinan yang digunakan dalam memimpin kelompok, tetapi tergantung pada cara menerapkan tipe/gaya kepemimpinan tersebut pada situasi yang sesuai. Ada kemungkinan pemimpin akan menjadi sangat otokratik pada situasi darurat. Dilain pihak seorang pemimpin lembaga penelitian akan memberi kebebasan kepada peneliti-peneliti untuk melakukan eksperimen, tetapi mungkin agak otokratik bila para peniltinya menggunakan bahan kimia secara sembarangan.

B.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Robert Tannenbaun dan Warren H.Schmidt berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan , antara lain :

B.6.1. Ciri Pemimipin, dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman masa lalunya, nilai-nilai yang dipegangnya. Misalnya sorang pemimpin yakin bahwa kebutuhan-kebutuhan organisasi adalah yang utama daripada kebutuhan-kebutuhan individu, akan sangat mengarahkan kegiatan bawahannya.

B.6.2. Ciri Bawahan, Seorang pemimpin akan memberikan kebebasan atau mengikut sertakan bawahannya dalam mengambil keputusan apabila bawahannya menpunyai pengetahuan dan pengalaman cukup untuk mengatasi masalah secara efektif. Apabila bawahan memahami seluruh tujuan organisasi, mempunyai pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah , maka pemimpin akan cenderung bersikap demokratik dan akan

mengikutsertakan bawahannya dalam memimpin. Tetapi apabila bawahan tidak mempunyai kemampuan tersebut, maka pemimpin akan bergaya otoriter.

B.6.3. Ciri Organisasi, seorang pemimpin akan menentukan gaya kepemimpinannya berdasarkan iklim organisasi, sikap pekerja organisasi.

Dari hasil studi Robert Tannenbaun dan Warren H.Schmidt, banyak peneliti yang berusaha mencari fak tor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan, antara lain :

B.6.3.1.Diri Pemimpin, yaitu : Kepribadian, pengalaman masa lalu, latar belakang dan harapan pemimpin sangat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan di sampingmempengaruhi gaya kepemimpinan yang dipilihnya.

B.6.3.2.Ciri Atasan Pemimipin, Gaya kepemimpinan dari atasan pemimpin sangat mempengaruhi orientasi pemimpin

B.6.3.3 Ciri Bawahan, respon yang diberikan bawahan akan menenetukan efektivitas kepemimpinan.ar belkang pendidikan bawahan sangat menetukan pula cara pemimpin menentukan gaya kepeimipinannya.

B.6.3.4.Persyaratan tugas,Tuntutan tanggung jawab pekerjaan bawahan akan mempengaruhi gaya kepemimpinan.

B.6.3.5.Iklim Organisasi dan Kebijakan, akan mempengaruhi harapan dan perilaku anggota kelompok dan gaya kepemimpinan yang dipilih.

B.6.3.6.Perilaku dan Harapan Rekan Sekerja Pemimpin, Rekan sekerja yang setingkat pemimpin merupakan acuan yang penting, segala pendapat yang diberikan oleh rekan-rekan sangat menpengaruhi efektivitas hasil kerja pemimpin.

B.7. Kesimpulan dari urian di atas bahwa ada 3 unsur dalam situasi kerja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu :

B.7.1. Hubungan antara pemimpin dan bawahan;

B.7.2. Struktur tugas;

C. M o t i v a s i

C.1. Arti Motivasi

Istilah motivasi mencakup dua pengertian :

C.1.1. Suatu aktivitas yang dilaksanakan para pimpinan

Memotivasi (to motivate) berarti tindakan dari seseorang yang ingin mempengaruhi orang lain untuk berprilaku secara tertentu. Motivasi adalah aktivitas manajemen untuk mempengaruhi bawahannya untuk bertindak secara organisatoris dengan cara tertentu untuk menghasilkan hasil-hasil yang efektif

C.1.2. Dorongan psikis seseorang

Suatu dorongan psikis dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berprilaku secara tertentu, terutama di dalam suatu lingkungan pekerjaan. Namun motivasi bukan satu-satunya yang berhubungan dengan prestasi, ada dua faktor yang menyebabkan yaitu kemampuan dan persepsi tentang perannya.

C.2. Model-model Motivasi

C.2.1. Model Trasdisional

Model motivasi tradisonal, dipelopori okeh F. Taylor, mengemukakan bahwa aspek yang penting dari tugas pimpinan adalah memastikan bahwa para pekerja menjalankan tugas mereka dengan berulang-ulang dan membosankan dengan cara yang paling efisien. Dengan menggunakansistem insetif , pimpinan dapat memotivasi bawahannya. Makin banyak yang diproduksi makin besar penghasilannya. Dalam banyak situasi pendekatan ini efektif. Dengan tercapainya efisiensi lebih seikit pekerja yang dibutuhkan untuk tugas tertentu, sesudah beberapa lama berlangsung pimpinan mengurangi besarnya insentif, pemecatan menjadi biasa dan para pekerja lebih mencari kemanan kerja dari pada sekedar peningkatan gaji yang sedikit bersifat sementara.

C.2.1. Model Hubungan Manusia

Elton Mayo dan peniliti hubungan manusia lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial antara karyawan selama waktu kerja penting. Tugas yang membosankan dan berulang-ulang dengan sendirinya mengurangi motivasi. Elton Mayo percaya bahwa pimpinan dapat memotivasi bawahannya dengan memberikan kesempatan akan kebutuhan sosialnya itu, karyawan mendapat kebebasan untuk mengambil keputusan dalam pekerjaan.

C.2.2. Model Sumber Daya Manusia

Perintis model sumber daya manusia adalah Mc Gregor dn Maslow, menurut kedua ilmuwan tersebut banyak faktor untuk memotivasi karyawan, bukan hanya dengan uang, keinginan atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti, dengan prestasi kerja yang baik karyawan telah memperolah kepuasan.

Karyawan lama diberikan tanggung jawab yang lebih besar untuk membuat keputusan dalam menjalankan tugas mereka, pimpinan harus membagi tanggung jawab untuk mencapai sasaran organisasi, masing-masing individu diberikan kontribusi atas dasar minat dan kemampuannya.

Dalam dokumen dasar dasar management (Halaman 39-44)

Dokumen terkait