• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2. Gaya Kepemimpinan

Menurut Suwatno dan Priansa (2011:139), pimpinan yang

melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, dapat menggerakkan

orang kearah tujuan yang dicita-citakan, akan menjadi anutan dan

teladan. Sebaliknya pemimpin yang keberadaannya hanya sebagai figur

dan tidak memiliki pengaruh serta kemampuan kepemimpinan, akan

mengakibatkan kinerja organisasi menjadi lambat, karena ia tidak

memiliki kapabilitas dan kecakapan untuk menghasilkan kinerja terbaik.

Tipe gaya kepemimpinan (Supardi dan Anwar, 2002:76) :

a) Otokratis

1) Semua penentuan kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin.

2) Teknik–teknik dan langkah–langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu sehingga langkah–langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkat yang luas.

3) Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerjasama

setiap anggota.

4) Pemimpin cenderung menjadi “pribadi” dalam pujian dan

kecamannya terhadap kerja setiap anggota; mengambil jarak

dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan

b) Demokratis

1) Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan

keputusan, dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.

2) Kegiatan–kegiatan didiskusikan, langkah–langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan petunjuk–petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur

yang dapat dipilih.

3) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih

dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.

4) Pemimpin adalah obyek dalam pujian dan kecamannya dan

mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa

dan semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

c) Laissez-Faire

1) Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu,

dengan partisipasi minimal dari pemimpin.

2) Bahan–bahan yang bermacam–macam disediakan oleh pemimpin yang membuat selalu siap bila dia akan memberikan

informasi pada saat ditanya. Dia tidak mengambil bagian dalam

diskusi kerja.

3) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan

4) Kadang–kadang memberikan komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai

atau mengatur suatu kejadian–kejadian. 3. Usia

Hubungan antara usia (umur) dengan kinerja menjadi isu penting

yang semakin meningkat dimasa yang akan datang (Robbins dalam

Supriyono, 2012:57). Mereka yang mempunyai usia lanjut, biasanya

tenaga fisiknya relatif terbatas, meskipun demikian mereka yang berusia

lanjut umumnya memiliki banyak pengalaman, karena pengalaman

diduga berkaitan erat dengan usia. Sebaliknya mereka yang berusia

muda, mungkin memiliki vitalitas fisik yang lebih kuat, namun labour

turnover pada karyawan berusia muda relatif lebih besar, dan pada

umumnya rasa tanggung jawabnya agak kurang, dibandingkan yang usia

agak lanjut.

Persoalan berapa sebaiknya usia karyawan agar dapat memberikan

prestasi yang maksimal pada perusahaan, merupakan suatu persoalan

yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Pada umumnya suatu

perusahaan menolak memperkerjakan mereka yang sudah berusia lanjut.

Namun demikian, ada juga hasil survei di Amerika Serikat terhadap

mereka yang usia lanjut, ternyata 93% sama baiknya dengan usia muda

(Hasil survei di amerika serikat dalam Supriyono, 2012:57). Oleh karena

itu, memang boleh dikatakan belum tentu mereka yang berusia lanjut

Supriyono, 2012:57) mengatakan bahwa mereka yang berusia lanjut

umumnya : lebih bertanggungjawab, lebih disiplin, lebih tertib, lebih

teliti, lebih berhati–hati, lebih bermoral, dan lebih loyal daripada yang berusia muda. Semakin tua umur karyawan, biasanya mereka terpuaskan

dengan pekerjaan mereka sedangkan untuk karyawan yang lebih muda

cenderung kurang terpuaskan, karena harapan–harapannya terlalu tinggi tidak cepat terwujud, kurang penyesuaian dan sebagainya.

4. Kinerja Karyawan

Dalam suatu pernyataan Mairer sebagaimana dikutip oleh Wijono,

(dalam Suprapto, 2012:54) secara umum kinerja diartikan sebagai suatu

keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya.

Selanjutnya Porter dan Lawyer dalam Wijono (dalam Suprapto, 2012:54)

juga menyampaikan pengertian yang hampir sama dengan menggunakan

istilah prestasi kerja. Mereka mengatakan prestasi kerja sebagai berikut :

Successful role achievement” yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang

dikerjakan oleh individu. Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa

prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh seorang individu untuk

ukuran yang telah ditetapkan dalam suatu pekerjaan.

Kinerja setiap individu dapat diukur, namun untuk mengukur

kinerja diperlukan alat ukur yang tepat. Alat ukur yang tepat belum tentu

menjadi prediksi yang tepat pula jika kriteria alat ukur kinerja tersebut

tidak memenuhi persyaratan. Menurut Wiyono (dalam Suprapto,

kriteria pengukuran suatu alat ukur kinerja yang baik diantaranya adalah

dapat dipercaya (reliable), realistis (realistic), mewakili (representative)

dan dapat meramalkan (predictable).

B. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan oleh R.A. Supriyono tahun 2006 dari jurnal

terakreditasi dengan judul “Pengaruh Usia, Keinginan Sosial, Kecukupan

Anggaran, dan Partisipasi terhadap Kinerja Manajer di Indonesia”.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

statistic deskriptif, analisis korelasi dan analisi regresi. Hasil penelitian

yaitu : a) usia mempunyai pengaruh positif dan secara statistika

signifikan terhadap kinerja manajer; b) usia mempunyai pengaruh positif

dan secara statistika signifikan terhadap keinginan sosial; c) keinginan

sosial mempunyai pengaruh positif dan secara statistika signifikan

terhadap kecukupan anggaran.

2. Penelitian yang dilakukan olehSugeng Mulyono dan Jamal Abdul Nasir

dari jurnal manajemen & bisnis dengan judul “Memetakan Budaya Organisasi atas Dasar Gaya Kepemimpinan dan Pengaruhnya terhadap

Kinerja Dosen”. Hasil penelitian yaitu : a) gaya kepemimpinan otoriter berpengaruh negatif terhadap budaya organisasi; b) gaya kepemimpinan

demokratis berpengaruh positif terhadap budaya organisasi; c) gaya

kepemimpinan laissez-faire berpengaruh negatif terhadap budaya

organisasi; d) gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis berpengaruh

berpengaruh negatif terhadap kinerja dosen; f) budaya organisasi

berpengaruh positif terhadap kinerja dosen; g) gaya kepemimpinan

otoriter dan demokratis berpengaruh tidak langsung secara positif

terhadap kinerja dosen

3. Penelitian yang dilakukan Suprapto dari jurnal optimum dengan judul

Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi dan Kinerja Dosen di

Universitas Ahmad Dahlan”. Hasil penelitian yaitu : a) variabel

kompensasi finansial (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja dan b) variabel kompensasi non finansial (X2)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.

C. Desain Penelitian

Untuk mempermudah memahami proposal penelitian ini, maka penulis

mengemukakan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II.1 Kerangka Konseptual Keterangan :

: Pengaruh secara parsial

: Pengaruh secara bersama – bersama gaya

kepemimpinan

kinerja karyawan kompensasi

D. Rumusan Hipotesis

Keterkaitan antara kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia

terhadap kinerja karyawan akan mempengaruhi tercapai tidaknya tujuan

perusahaan. Secara umum kinerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari

suatu individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya oleh Wijono (dalam

Suprapto, 2012:54). Hubungan antara kinerja dengan usia menjadi isu penting

yang semakin meningkat, dimana dalam hal ini terdapat isu pro dan kontra.

Namun, hasil penelitian Labich (dalam Supriyono, 2006:59) menunjukkan

bahwa usia dan kinerja mempunyai hubungan yang positif. Hal ini

disebabkan karena karyawan yang berusia tua hingga batas tertentu semakin

memiliki spesifikasi, pengalaman, pertimbangan, etika kerja, dan komitmen

yang semakin kuat. Namun untuk tugas tertentu dan sampai dengan batas usia

tertentu kepercayaan bahwa semakin tua semakin menurun kinerjanya

mungkin terbukti. Sebagai contoh kinerja manajer, sampai dengan batas usia

pensiun mungkin kinerja seorang manajer semakin meningkat sejalan dengan

peningkatan pengetahuan dan pengalamannya. Namun, jika melebihi usia

pensiun mungkin dari segi fisik tidak lagi mendukung kinerjanya.

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan atau organisasi (dalam

Suprapto, 2012:52). Dalam hal ini kompensasi menjadi alasan utama

mengapa kebanyakan orang mencari pekerjaan, oleh sebab itu terjadi

hubungan antara besar kompensasi terhadap hasil kinerja karyawan dalam

juga dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja

sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang dilaksanankan oleh karyawan

dengan besarnya upah atau kompensasi yang dibagikan secara seadil-adilnya.

Kinerja individu dalam organisasi tidak muncul demikian saja

melainkan disebabkan salah satunya oleh gaya kepemimpinan. Menurut

Robinson dan hasil penelitian Lin, Wen-Bao (dalam Mulyono dan Nasir,

2012:199) menegaskan bahwa kepemimpinan yang dikembangkan dalam

organisasi tersebut berpengaruh terhadap kinerja. Kinerja individu

(karyawan) akan maksimal jika pemimpin mampu memainkan perannya

secara efektif, dimana efektivitas tersebut ditentukan oleh kemampuan

pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas

permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran

dugaan tersebut (Kountour, 2003:93). Dari uraian usia, kompensasi, gaya

kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan diatas, hipotesis

dalam penelitian ini adalah :

H1: Kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2: Kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secara parsial berpengaruh

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis studi kasus. Dalam penelitian ini studi kasus

dilakukan di PT Iskandar Indah Printing Textile bagian produksi dengan

menyebarkan angket.

B. Subjek dan Objek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile

bagian produksi dan yang menjadi objek penelitian ini yaitu : usia,

kompensasi, gaya kepemimpinan dan kinerja karyawan PT Iskandar Indah

Printing Textile bagian produksi.

C.Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2014. Dan lokasi penelitian di PT Iskandar Indah Printing Textile, Jalan Pakel No 11 Kerten,

Laweyan, Surakarta.

D.Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri atas dua macam, yaitu : variabel terikat (dependent

variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, dan variabel

bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung pada

variabel lainnya.

2. Variabel bebas (independent variable) yaitu kompensasi, gaya

kepemimpinan, danusia.

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau tidak

setujunya terhadap subjek, objek atau kejadian (Indriantoro dan Supomo,

dalam Novitasari, 2009:49). Skala Likert digunakan untuk menjawab

pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam angket. Setiap responden diberi

pilihan jawaban untuk menunjukkan tingkat kesetujuannya dalam

memberikan penilaian setiap pertanyaan atau pernyataan angket. Setiap

pilihan jawaban memiliki skor masing-masing seperti tabel di bawah ini :

Tabel III.1 Skala Likert

Kode Penyataan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah meletakkan arti pada suatu variabel dengan cara

menetapkan keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.

Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Kinerja Karyawan (Y)

Menurut Wijono (dalam Suprapto, 2012:54) kinerja diartikan sebagai

suatu keberhasilan dari suatu individu dalam suatu tugas dalam

pekerjaannya. Dalam hal ini kinerja yang dinilai berasal dari kinerja

karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile bagian produksi yang

meliputi ketepatan waktu, standart kerja, efisiensi bahan, kesediaan kerja

lembur dan tanggung jawab karyawan.

2. Variabel tidak terikat (Independent Variable)

a) Kompensasi (X1)

Menurut Rivai, kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan

sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan (dalam

Suprapto, 2012:52). Sedangkan kompensasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kompensasi yang diterima oleh karyawan PT

Iskandar Indah Printing Textile bagian produksi yang meliputi imbalan

yang diterima, gaji, bonus, dan kenaikan gaji.

b) Gaya Kepemimpinan (X2)

Menurut Northouse (dalam Mulyono dan Nasir, 2012:197),

kepemimpinan adalah suatu proses dimana individu mempengaruhi

kelompok untuk mencapai tujuan. Tipe gaya kepemimpinan (Supardi

dan Anwar, 2002:76): gaya otokratis, gaya demokratis, dan gaya

laissez-faire. Akan tetapi masing–masing pemimpin cenderung memilih salah satu diantaranya secara wajar atau telah mementingkan lebih dari

yang lain (Mulyono dan Nasir, 2012:198). Dalam penelitian ini peneliti

ingin mencari tahu gaya kepemimpinan seperti apa yang diterapkan

pada karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile bagian produksi

yang meliputi komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan,

keputusan yang diambil dalam menjalankan tugas, kepercayaan atasan

kepada bawahan, dan kepedulian atasan terhadap keluhan bawahan.

c) Usia (X3)

Yang dimaksud dengan usia disini adalah usia karyawan PT Iskandar

Indah Printing Textile bagian produksi serta dikelompokkan dalam 5

kategori yaitu usia 15-20 tahun, 21-26 tahun, 27-32 tahun, 33-38 tahun,

dan 39-44 tahun.

G.Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya

berupa orang, obyek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Dalam

penelitian ini yang menjadi populasinya adalah karyawan PT Iskandar Indah

Printing Textile bagian produksi yang berjumlah 725 orang.

Sampel adalah suatu himpunan atau bagian dari unit populasi, dimana

cara pengambilan sampel dilakukan melalui teknik tertentu (Kuncoro,

2003:103). Penelitian dilakukan dengan rumus slovin dan ditetapkan jumlah

sampel 87 orang karyawan PT Iskandar Indah Printing Textile bagian

outlayer dan peneliti mengeliminasi angket tersebut berjumlah 7 data yang

outlayer, sehingga sampel ditetapkan menjadi 80 orang.

H.Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2007:61). Karyawan bagian produksi yang dapat dijadikan sampel

adalah karyawan yang sudah bekerja di PT Iskandar Indah Printing Textile

selama > 2 tahun. Banyak sampel dihitung menggunakan rumus slovin

Dimana :

N = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat tolerir (10%).

Dari rumus slovin diatas bisa didapatkan 87 sampel dari 725 populasi,

yaitu karyawan bagian produksi di PT Iskandar Indah Printing Textile.

Namun karena beberapa hasil merupakan data outlayer, sehingga peneliti

harus mengeliminasi 7 data outlayer tersebut dan menjadikan sampel

berjumlah 80 sampel yang digunakan.

I. Sumber data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Data yang diperoleh dengan menyebarkan angket dan

langsung dari sumber atau subjek yang diteliti. Data sekunder adalah data

yang diperoleh langsung dari catatan atau dokumen perusahaan.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket.

Angket merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan bahwa

responden akan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut.

K.Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan dalam penelitian layak atau tidak

1. Uji Validitas

Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat

ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar,

2005:58). Tujuan uji ini untuk memastikan bahwa alat yang digunakan

untuk mengukur sudah benar sesuai dengan data yang akan diolah.

Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut

mengenai sasaran. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi

product moment. Rumusan korelasi adalah sebagai berikut:

rxy =

Keterangan :

X : Skor dari setiap item pernyataan

Y : Skor sub total dari semua item

XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

N : Jumlah responden

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrument pengukuran (Umar, 2005:57). Tujuan uji ini

untuk mengetahui bahwa alat yang digunakan untuk mengolah data

memiliki ukuran yang konsisten sesuai dengan standart. Serta untuk

mengetahui tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini pengujian reliabilitas

menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half)

(Sugiyono, 2008:359). Adapun rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

: Reliabilitas internal seluruh instrument

: Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :

a. Jika maka pernyataan dinyatakan reliabel.

L.Teknik Analisis Data

Regresi Linear Berganda

Menurut Setiaji (dalam Purnomo, 2008:34), regresi berasal dari kata “regress”

artinya bergerak menuju sifat-sifat populasinya atau induknya. Dalam proses

pengolahan data peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16.

Rumusan umum dari regresi linear berganda adalah:

Y = a + +

Keterangan : Y : Kinerja Karyawan : Kompensasi : Gaya Kepemimpinan : Usia : koefisien regresi a : konstanta regresi

e : komponen kesalahan random

M.Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau

tidak, dimana akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel

terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Peneliti menggunakan

Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test untuk melihat data

berdistribusi normal atau tidak, dan membandingkan dengan Normality

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi yang tinggi

maka hal ini dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.

Menurut Santoso, adapun pedoman suatu model regresi yang bebas

multikolinieritas adalah : VIF di bawah 10 dan tolerance lebih besar dari

0,1 (dalam Purnomo, 2008:36).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Menurut Santoso, model regresi

yang baik jika dalam Grafik Scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta

titik–titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (dalam Purnomo, 2008:37).

Menurut White (dalam Purnomo, 2008:37), bila jumlah observasi (n)

dikalikan yang diperoleh dengan derajat kebebasan sama dengan

jumlah variabel bebas ternyata tidak signifikan, maka model yang

digunakan lolos dari heteroskedastisitas.

Menurut Setiaji, Uji heteroskedastisitas ada berbagai macam cara yaitu Uji

Park, Glesjer, Spearman’s Correlation ranking, dan LM test (dalam

N. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi

1. Uji F

Menurut Kuncoro, uji statistik F ini menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimaksukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat (dalam Purnomo, 2008:34).

Adapun uji F ini dilakukan dengan melakukan penghitungan nilai statistik

F dengan menggunakan formula sebagai berikut :

F =

Keterangan :

: koefisien determinasi

: jumlah observasi

: jumlah parameter

Jika maka hipotesis alternatif (Ha) diterima yang berarti

ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secara

bersama-sama terhadap kinerja karyawan.

Jika < maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak yang berarti

tidak ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secara

bersama-sama terhadap kinerja karyawan.

2. Uji ketepatan Parameter Penduga (Uji t)

Menurut Kuncoro, uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

variasi variabel terikat (dalam Purnomo, 2008:34). Uji t ini digunakan

statistik t yang dihitung dengan formula sebagai berikut :

th =

Keterangan :

Th : nilai t hitung

: koefisien regresi

: standar error dalam koefisien regresi

Jika nilai , maka hipotesis alternatif (Ha) diterima,

sehingga ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secara

parsial terhadap kinerja karyawan. Jika nilai < , maka

hipotesis alternatif (Ha) ditolak, sehingga tidak ada pengaruh kompensasi,

gaya kepemimpinan, dan usia secara parsial terhadap kinerja karyawan.

3. Koefisien Determinasi (

Koefisien determinasi ( mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam, menerangkan variabel terikat formula untuk menghitung koefisien

determinasi adalah sebagai berikut:

= = 1 - = 1 -

Keterangan :

ESS : jumlah kuadrat dari regresi

TSS : total jumlah kuadrat

Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS)

yang diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanya

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang mengenai gambaran umum perusahaan,

sejarah perusahaan, perkembangan perusahaan, visi-misi dan jenis-jenis pekerjaan yang ada. Data yang didapatkan berdasarkan pada hasil wawancara

dengan wakil pihak PT Iskandar Indah Printing Textile dan hasil penelitian

peneliti terdahulu.

A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Iskandar Indah Printing Textile merupakan perusahaan

perorangan.Berdiri pada tahun 1975 tepatnya di Jalan Pakel No. 11 Kerten,

Laweyan, Surakarta oleh Bapak Wahyu Iskandar. Namun karena usaha yang

terus berkembang, maka keluarga Wahyu Iskandar bersepakat untuk

mendirikan badan usaha berbentuk CV (Comanditer Vennonschap) dengan

nama CV Iskandartex. CV Iskandartex baru memulai produksinya satu tahun

kemudian dan berbadan hukum pada tahun 1983 berdasarkan akte perusahaan

No. 98 tanggal 23 Mei 1983.

Pada pendirian CV Iskandartex tanggal 23 Mei 1975, perusahaan

menanamkan investasinya pada mesin tenun yang pada waktu itu baru

berjumlah 25 unit dan karyawan sekitar 200 orang yang dibagi menjadi 16

jam kerja (2 shift). Pada tahun 1977 berkembang menjadi sekitar 77 unit,

tahun 1991 berjumlah 520 unit, dan pada tahun 1992 mesin yang digunakan

di bidang pemasaran dan produksi yang sangat pesat. Bersama itu pula pada

tanggal 2 Januari 1991 berubah menjadi PT dengan nama PT. Iskandar Indah

Printing Textile dengan surat ijin usaha No. 199/11.16/PB/VIII/1991/PI.

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT Iskandah Indah Printing Textile berdiri di atas lahan seluas 4

hektar yang berada di Jalan Pakel No 11 Kerten, Laweyan,Surakarta. Lokasi

ini juga memiliki beberapa keuntungan antara lain:

1. Ditinjau dari segi ekonomis

a) Mudah dalam pendistribusian barang, sehingga dapat menghemat

ongkos transportasi atau pengangkutan.

b) Cukup banyak tenaga kerja yang tersedia.

c) Mudah untuk memasarkan produknya (dekat dengan jalan besar atau

jalan raya).

2. Ditinjau dari segi sosial

a) Menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitar perusahaan.

b) Membantu pemerintah dalam menyukseskan kampanye pemakaian

produk dalam negeri.

3. Ditinjau dari segi teknis

a) Daerah sekitar masih cukup luas untuk mengembangkan perusahaan

tersebut.

b) Mudah untuk pengadaan alat-alat, sparepart, mesin tenun, dan

C. Personalia Perusahaan

1. Jumlah Tenaga Kerja

Dokumen terkait