• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI: KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

C. Ketrampilan Yang Harus Dimiliki Seorang Manajer

4. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Macam-macam gaya kepemimpinan menurut Stephen. P. Robbins (2005) terdiri dari:

a). Gaya Otokratis

Gaya otokratis menggambarkan pemimpin yang biasanya cenderung memusatkan wewenang, mendiktekan metode kerja, membuat keputusan unilateral dan membatasi partisipasi karyawan.

b). Gaya Demokratis

Gaya Demokratis menggambarkan pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang, mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja, dan menggunakan umpan balik sebagai peluang untuk melatih karyawan.

c). Gaya Laissez Faire

Dalam gaya laisezz faire, pemimpin umumnya memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai.

Menurut White & Lippit Harbani (2008) gaya kepemimpinan terdiri dari 3 macam yaitu:

1) Gaya kepemimpinan Otokratis

Dalam tipe ini, pemimpin menentukan sendiri “policy” dan dalam rencana untuk kelompoknya, membuat keputusan-keputusan sendiri namun mendapatkan tanggung jawab penuh. Bawahan harus patuh dan mengikuti perintahnya, jadi pemimpin tersebut menetukan atau mendiktekan aktivitas dari anggotanya. Pemimpin otokratis biasanya merasa bahwa mereka mengetahui apa yang mereka inginkan dan cenderung mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam bentuk perintah-perintah langsung kepada bawahan.Dalam kepemimpinan otokrasi terjadi adanya keketatan dalam pengawasan, sehingga sukar bagi bawahan dalam memuaskan kebutuhan egoistisnya. Ciri-ciri gaya otoriter antara lain:

a) Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan. b) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan. c) Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan.

d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan. e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan

para bawahannya dilakukan secara ketat. f) Prakarsa harus selalu dating dari pimpinan.

g) Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat.

h) Tugas-tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif. i) Lebih banyak kritik daripada pujian.

j) Kasar dalam bertindak. k) Kaku dalam brsikap.

l) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.

Kebaikan dari gaya kepemimpinan adalah: a) Keputusan dapat diambil secara tepat.

b) Tipe ini baik digunakan pada bawahan yang kurang disiplin, kurang inisiatif, bergantung pada atasan dan kurang kecakapan. c) Pemusatan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan

terletak pada satu orang yaitu pemimpin. Kelemahannya adalah:

Dengan tidak diikutsertakannya bawahan dalam mengambil keputusan atau tindakan maka bawahan tersebut tidak dapat belajar mengenai hal tersebut.

a) Kurang mendorong inisiatif bawahan dan dapat mematikan inisiatif bawahannya tersebut.

c) Bawahan kurang mampu menerima tanggung jawab dan tergantung pada atasan saja.

2) Gaya kepemimpinan Demokrasi (Demokratis)

Dalam gaya ini pemimpin sering mengadakan konsultasi dengan mengikuti bawahannya dan aktif dalam menentukan rencana kerja yang berhubungan dengan kelompok. Disini pemimpin seperti moderator atau koordinator dan tidak memegang peranan seperti pada kepemimpinan otoriter. Partisipan digunakan dalam kondisi yang tepat akan menjadikan hal yang efektif. Maksudnya supaya dapat memberikan kesempatan pada bawahannya untuk mengisi atau memperoleh kebutuhan egoistisnya dan memotivasi bawahan dalam menyelesaikan tugasnya untuk meningkatkan produktivitasnya pada pemimpin demokratis, sering mendorong bawahan untuk ikut ambil bagian dalam hal tujuan-tujuan dan metode-metode serta menyokong ide-ide dan saran-saran. Disini pemimpin mencoba mengutamakan “human relation” (hubungan antar manusia) yang baik dan mengerjakan secara lancar.

Kepeminpinan gaya demokrasi antara lain berciri: a). Wewenang pimpinan tidak mutlak.

b). Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan. c). Kebijakan dibuat bersama antar pimpinan dan bawahan

d). Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahannya maupun antara bawahannya.

e). Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan dengan wajar.

f). Prakarsa dapat dari pimpinan maupun bawahan.

g).Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan, atau pendapat.

h). Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan instruktif.

i). Pujian dan kritik seimbang.

j). Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas kemampuan masing-masing.

k). Pimpinan meminta kesetiaan para bawahan secara wajar. l). Pimpinan memperhatikan perasaan dalam setiap bertindak.

m).Terdapat susasana saling percaya, saling hmenghormati, dan saling menghargai.

n). Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama oleh pimpinan dan bawahan.

Kebaikan dari gaya kepemimpinan ini adalah:

a. Memberikan kebebasan lebih besar kepada kelompok untuk megadakan kontrol terhadap superviser.

b. Merasa lebih bertanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan.

c. Produktivitas lebih tinggi dari apa yang diinginkan manajemen dengan catatan bila situasi memungkinkan.

d. Lebih matang dan bertanggung jawab terhadap status dan pangkat yang lebih tinggi.

Kelemahannya adalah:

a. Harus banyak membutuhkan koordinasi dan komunikasi.

b. Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam mengambil keputusan. c. Memberikan persyaratan tingkat “skilled” (kepandaian) yang relatif

tinggi bagi pimpinan.

d. Diperlukan adanya toleransi yang besar pada kedua belah pihak karena dapat menimbulkan perselisihan.

3) Gaya kepemimpinan Laissez Faire

Yaitu gaya kepemimpinan kendali bebas. Pendekatan ini bukan berarti tidak adanya sama sekali pimpinan. Gaya ini berasumsi bahwa suatu tugas disajikan kepada kelompok yang biasanya menentukan teknik-teknik mereka sendiri guna mencapai tujuan tersebut dalam rangka mencapai sasaran-sasaran dan kebijakan organisasi. Kepemimpinan pada tipe ini melaksanakan perannya atas dasar aktivitas kelompok dan pimpinan kurang mengadakan pengontrolan terhadap bawahannya. Pada tipe ini pemimpin akan meletakkan tanggung jawab keputusan sepenuhnya kepada para

bawahannya dan pemimpin akan sedikit saja atau hampir tidak sama sekali memberikan pengarahan. Pemimpin pada gaya ini sifatnya positif dan seolah-olah tidak mampu memberikan pengaruh kepada bawahannya.

Kepemimpinan gaya liberal antara lain berciri:

a) Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan. b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan.

c) Kebijakan lebih banyak dibuat oleh bawahan.

d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahannya. e) Hampir tidak ada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan,

atau kegiatan yang dilakukan oleh para bawahannya. f) Prakarsa selalu datang dari bawahan.

g) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok. h) Kepentinga pribadi lebih utama daripada kepentingan kelompok. i) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh orang per

orang.

Kebaikan dari gaya kepemimpinan ini:

a. Ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya, dan daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memecahkan persoalan serta mengembangkan rasa tanggung jawab.

b. Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang ia anggap penting dan tidak bergantung pada atasan sehingga proses yang lebih cepat.

Kelemahannya adalah:

a. Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, ada kemungkinan terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku dari bawahan serta dapat mengakibatkan salah tindak dan memakan banyak waktu bila bawahan kurang pengalaman.

b. Pemimpin sering sibuk sendiri dengan tugas-tugas dan terpisah dari bawahan. Beberapa tidak membuat tujuan tanpa suatu peraturan tertentu. c. Kelompok dapat mengkambing hitamkan sesuatu, kurang stabil, frustasi,

dan merasa kurang aman.

Paul Herseydan Kenneth H Blancard membedakan gaya kepemimpinan ke dalam empat gaya Sutarto (1986: 122)

1. Telling

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Tinggi tugas dan rendah hubungan b. Pemimpin memberikan perintah khusus c. Pengawasan dilakukan secara ketat

d. Pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, kapan harus dilakukan.

2. Selling

Merupakan gaya kepemimpinanyang mempuyai karekteristik sebagai berikut: a. Tinggi tugas dan tinggi hubungan.

b. Pemimpin menerangkan keputusan.

c. Pemimpin memberikan kesempatan untuk penjelasan. d. Pemimpin masih banyak melakukan pengarahan. e. Pemimpin memulai melakukan komunikasi dua arah. 3. Partisipating

Merupakan gaya kemimpinan mempunyai krakteristik sebagai berikut a. Tinggi hubungan dan rendah tugas.

b. Pemimpin dan bawahan bersama-sama membuat keputusan. c. Pemimpin dan bawahan saling memeberi gagasan.

4. Delegating

Merupakan gaya kepemimpinan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Rendah hubungan dan rendah tugas.

b. Pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan kepada bawahan.

Pada dasarnya studi kepemimpinan yang dilakukan oleh universitas Ohio dibagi menjadi dua (Handoko, 2003:304), yaitu:

a). Kepemimpinan gaya Intiating structure adalah pemimpin bersikap mengutamakan orintasi pada hasil.

b). Kepemimpinan gaya Consideration adalah pemimpin lebih bersikap mengutamakan orintasi pada bawahan.

F. Kinerja

1. Difinisi Kinerja

Menurut Amstrong dan Baron, yang dikutip oleh Fahmi irham (2010:2) menyatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaaan atau suaatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan 2009:5).

2. Penilaian Kinerja

Penilaian prestasi adalah sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara yang diinginkan oleh para majikan mereka. Dengan demikian, para majikan di setiap tingkatan berusaha memperbaiki tingkat prestasi mereka dengan cara menilai pekerjaan para bawahaan mereka dengan demikian mengendalikan perilaku mereka (Mulyana, 1984:1). Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan

pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengomunasikan informasi tersebut (Fahmi Irham, 2010:65).

3. Masalah dalam Kinerja

Masalah dalam kinerja dalam organisasi dapat ditimbulkan atau disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini dapat dikelompokan ke dalam empat penyebab utama masalah-masalah kinerja tersebut (Marwansyah, 2010:234).

a) Pengetahuan atau keterampilan. b) Lingkungan.

c) Sumber daya. d) Motivasi.

4. Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat Penilaian Kinerja (Fahmi Irham, 2010:67)

a) Mengelolala operasi organisasi secara efektif dan efisien melalaui pemotivasian karyawan secara maksimum.

b) Membantu pengambilan keputasan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer dan pemberhentian.

c) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

d) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka mereka menilai kinerja meraka.

e) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Dokumen terkait