• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP FESYEN HARAJUKU

2.3 Gaya Berpakaian Ala Harajuku Dewasa Ini

2.3.2 Gaya Lolita

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Lolita diinspirasi oleh pakaian anak-anak ‘Victorian’ dan kostum rumit yang berasal dari jaman Rococo. Gaya Rococo merupakan bagian dari seni yang muncul di Perancis pada awal abad ke-18, setelah berakhirnya jaman Baroque. Gaya-gaya lain yang mempengaruhi Lolita diantaranya gaya barat Goth & Punk, serta pakaian pelayan wanita di Perancis.

Lolita dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa gaya antara lain: a. gothic lolita

Dipengaruhi oleh unsur-unsur khusus dari mode gothic, Gothic Lolita (dapat juga disebut Gothloli) mungkin telah menjadi gaya paling populer dalam Lolita dan tentunya juga diakui di negara-negara barat. Gaya ini diawali oleh para anak muda pada sekitar tahun 1997/1998 dan menjadi gaya/aliran yang dapat diterima oleh publik sehingga beberapa butik dan toko pakaian besar akhirnya menyediakan baju jenis Gothic Lolita ini

sekitar tahun 2001. Beberapa pengamat mode menganggap hal tersebut merupakan reaksi dari estetika mode Kogal. Kogal merupakan bagian dari Japanese Fashion, biasanya dicirikan sebagai wanita muda yang menghabiskan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan mode, musik, dan berbagai macam aktivitas sosial yang menyolok mata (sifatnyahura-hura). Berdasarkan cara berpakaiannya, Gothic Lolita dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Gothic Lolita:

Merupakan gaya paling umum dan paling populer dari sub-kategori gothic dalam Lolita Fashion. Pakaian yang dikenakan biasanya berwarna khusus hitam dan putih tetapi dapat juga meliputi warna biru-gelap kehitaman (Moitié) ataupun hitam,merah.(gambar2.b)

b) Kurololi (Lolita hitam):

Merupakan Gothic Lolita tetapi terbatas pada warna dengan tema serba hitam (lihatgambar3).

c) Gurololi

Gurololi berarti Lolita yang mengerikan atau menakutkan. Gaya ini tidak sekedar dilihat dari kostum saja tetapi harus memakai pakaian yang dilengkapi dengan darah kental, contohnya dengan perban, darah palsu, tutup mata, dan lain nya. Makeup yang digunakan oleh Gothic Lolita biasanya berwarna gelap, hal ini sangat berlawanan dengan aliran Lolita yang menonjolkan makeup warna terang. Raut wajah yang pucat juga digunakan dalam gaya ini, tetapi bukan seperti warna putih pada ’goth’.

Selain itu Gothic Lolita menggunakan lipstik berwarna merah untuk pewarnaan bibir Berbagai macam perlengkapan lain dapat menjadi aksesoris yang menunjang penampilan Gothic Lolita, diantaranya dompet dengan berbagai warna yang menyolok mata, tempat/kotak topi, ataupun tas tangan yang kadang-kadang tampil dalam berbagai bentuk seperti kelelawar, peti mati, dan salib. Beruang Teddy dan boneka hewan lain juga seringkali digunakan, bahkan beberapa merk membuat beruang Teddy ”goken” khusus berbahan kulit berwarna hitam ataupun PVC. Selain itu, ”Super Dollfies” (boneka) juga merupakan salah satu alternatif aksesoris yang dapat dibawa (lihat gambar 4).

b. Sweet Lolita

Gaya berpakaian Sweet Lolita (Amaloli) biasanya identik dengan hampir keseluruhan bagian baju/gaun berhiaskan renda atau jumbai-jumbai, panjang rok selutut, dan terpusat pada penekanan tampilan yang sweet dan se-cute mungkin. Warna yang digunakan biasanya warna pink pastel dan biru, ataupun warna krem dan merah. Warna hitam pun juga cocok digunakan bila dipadukan dengan tepat. Berbagai macam model cetakan gambar seperti bunga, buah, dan makanan berasa manis (permen) dapat juga digunakan sebagai motif pakaian Sweet Lolita. Aksesoris lain sebagai pelengkap fashion Sweet Lolita dapat berupa boneka atau baju beruang Teddy. Salah satu contoh adalah gaya berpakaian Momoko dalam film Shimotsuma Monogatari (Kamikaze Girls) yang berarti Shimotsuma story atau A Tale of Shimotsuma. ”Kamikaze Girls” dipublikasikan dalam bentuk novel ringan, manga, dan film. Novel aslinya ditulis oleh Novala Takemoto. Sub- kategori dari Sweet Lolita adalah Shirololi (White Lolita) yang hanya mengenakan pakaian berwarna putih murni (lihat gambar 5).

c. Classical Lolita

Classical Lolita (Classic Lolita) merupakan bagian dari Lolita Fashion yang diinspirasi oleh fashion para wanita Victorian, Baroque, dan Rocaille. Gaya ini cenderung bersifat dewasa dengan tampilan berbagai motif bunga, warna-warna mati, serta setelan yang pas- tubuh. Warna-warna yang digunakan biasanya putih, putih kuno, pink, burgundy, biru, coklat, dan hitam. Classical Lolita juga menggunakan berbagai macam aksesoris pelengkap berupa ikat kepala, hiasan bunga atau topi mini di kepala, dan tas tangan. Kadang kala tampilan Gothic Lolita dengan warna hitam-putih seperti pada penggunaan jenis pakaian pelayan wanita Perancis serta celemek gaya ‘Alice in Wonderland’ sering disalah-artikan sebagai gaya Classic Lolita (lihat gambar 6)

d. Punk Lolita

Punk Lolita memadukan unsur-unsur fesyen punk ke dalam Lolita Fashion. Berbagai perlengkapan fesyen yang biasanya dapat ditemui dalam gaya punk, seperti kain ‘sobek- sobek’, kain motif kotak-kotak, berbagai pin dan rantai, kain hasil cetakan sablon, potongan rambut pendek, dan lainnya telah dipadukan ke dalam Lolita (lihat gambar 7)

e. Wa Lolita

Wa Lolita (Waloli) merupakan perpaduan antara pakaian Jepang tradisional dengan Lolita Fashion. Biasanya Wa Lolita menggunakan yukata (kadang-kadang kimono) dan rok atau kain bawahan yang menjadi ciri gaya Lolita. Nama Wa Lolita diambil dari referensi orisinal Jepang, sebagai “The Land of Wa”. Kosa kata “Wa” dapat diartikan “Jepang” itu sendiri atau sesuatu yang bersifat Jepang (seperti washoku yang berarti

makanan bergaya Jepang; atau wafuku yang berarti pakaian bergaya Jepang).(lihat gambar8)

f. QiLolita

Qi Lolita, dibaca “chee-loli” merupakan bagian dari Lolita yang menggabungkan gaya Lolita dengan pakaian tradisional Cina, seperti qipao. Qipao; qipaor; ataupun ch’i-p’ao dikenal sebagai cheongsam atau busana mandarin, merupakan sebuah pakaian untuk wanita yang pas-tubuh (diciptakan di Shanghai) (lihat gambar 9).

g. PirateLolita

Jenis Lolita Fashion ini memasukkan unsur historis dan fantasi dari pakaian bajak-laut. Topi model Tricorne mini, tas berbentuk peti harta karun, dan aksesoris lain yang berbentuk/berhubungan dengan laut dan bajak-laut merupakan karakteristik Pirate Lolita. Tricorne (juga tricorn, tri-corned hat, atau three-corned hat) merupakan gaya topi yang populer selama akhir abad ke-17 sampai dengan abad ke-18, sebelum revolusi Perancis yang digunakan oleh penduduk sipil dan sebagai bagian dari seragam militer (lihat gambar 10)

h. EroticLolita

Erotic Lolita (Erololi) cenderung memuja esensi erotis daripada hanya sekedar ingin menunjukkan salah satu bagian tubuh saja. Erololi juga dapat mengenakan rok yang sedikit lebih pendek dibandingkan dengan gaya-gaya Lolita lain, tetapi cenderung lebih sopan/sederhana daripada fesyen lain yang sejenis. Erololi menampilkan sifat erotis dalam gaya Victorian yang cenderung kolot, dan sebagai tampilan utamanya Erololi

menggunakan pakaian-dalam seperti korset, bloomers (celana pof; celana pendek yang diikat dekat lutut), petticoat (rok-dalam wanita), dan garter (ikat kaos kaki). Pemakaian berbagai pakaian-dalam tersebut tidak boleh berlebihan, karena bagaimanapun juga seperti telah dibahas sebelumnya bahwa bagian tubuh yang boleh terlihat terbuka hanya pada bagian pundak dan lutut (lihat gambar 11)

i. Ouji dan Dandy

Ouji merupakan fashion pria yang berpasangan dengan Lolita Fashion. Ouji diinspirasi oleh pakaian yang digunakan oleh anak-anak sekolah (pria) Victorian berupa knickerbockers (celana tanggung), baju dan kaus bergaya maskulin, celana panjang, dan kaus-kaki sepanjang lutut. Kadang-kadang, tampilan Ouji mirip dengan Dandy (lihat gambar 12). Dandy merupakan istilah barat untuk Aristocrat maskulin (pria) dan berbagai fashion Ouji yang dewasa. Dandy secara umum diinspirasi oleh pakaian yang dikenakan pria kelas atas di Eropa ketika abad ke-19. Ciri-ciri yang paling terkenal dari Dandy adalah dalam hal penggunaan Frock coat (mantel pria yang panjangnya mencapai lutut kaki) dan jabot (kain berkerut pada leher) (http://harajukja.com/?p=102)

Dokumen terkait