• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gaya Musik Zaman Romantik

Kegiatan Pembelajaran 5: Gaya dalam Musik

3) Gaya Musik Zaman Romantik

Gaya musik zaman Romantik merupakan kebalikan yang mencolok dari gaya musik klasik. Karakteristik utama dari musik Romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari komposer. Musik-musik yang diciptakan di zaman ini lebih banyak menggunakan

emosi dan tidak memandang terhadap aturan-aturan yang ada dalam musik klasik. Komponis Beethoven memiliki tanggung jawab untuk transisi dari gaya musik Klasik ke Romantik. Beethoven menjembatani kesenjangan dengan menanamkan karya-karyanya dengan menggunakan banyak emosi, namun tetap dalam batas-batas klasik.

Pada zaman ini, kekayaan bunyi baru diperoleh dengan perwujudan melodi, harmoni dan bentuk musik secara baru. Sebagai contoh, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua komposer pada era Romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari zaman-zaman sebelumnya.

b. Musik Populer

Berbeda dengan musik seni barat, musik popular merupakan jenis musik yang banyak digemari oleh sebagian besar masrayakat dalam kurun waktu tertentu. Menurut Voight (2003) musik popular merupakan musik yang memiliki melodi yang mudah diingat serta cenderung berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, musik ini juga dapat dikatakan sebagai musik non seni. Hal ini disebabkan struktur yang terdapat dalam musik popular lebih sederhana jika dibandingkan dengan musik seni barat. Musik populer juga memiliki beat yang dapat diprediksi.

Genre musik yang termasuk musik popular (Nugraha, 2014) dijelaskan sebagai berikut:

1) Jazz

Jazz merupakan jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa. Pada awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1887 mulai dikenal bentuk Rag Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar- bar. Blues dan Rag Time berkembang menjadi Boogie -Woogie.

mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 - 1917.

Terdapat 4 karakteristik dari musik Jazz (Nugraha, 2014), yaitu pertama, Bluetonality, merupakan jenis irama yang lebih mirip dengan nada Blues. Hal ini dikarenakan awal dari musik Jazz berasal dari musik Blues. Kedua, Swing adalah iramanya yang terasa seperti mengayun. Ketiga, Syncopation(Sinkop). Dasar dari sinkop adalah up tempo. Sinkop ini banyak digunakan pada lagu-lagu modern. Keempat, Improvisasi. Dalam musik Jazz improvisasi merupakan aspek utama, khususnya pada ritme dan melodi dibandingkan dengan jenis musik lain. Improvisasi dari jenis musik ini pada umumnya dimainkan oleh solo instrumen dan scatsing vokalis, dimana not-not yang dimainkan merupakan spontanitas ketika penyaji musik tampil di stage.

Karakteristik lain dari musik Jazz adalah penggunaan akor-akor yang lebih rumit Selain itu, memiliki tonalitas yang luas dan sering terjadi modulasi.

2) Blues

Blues (Adiluhur, 2013) adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam masyarakat Afrika-Amerika di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari lagu rohani, lagu kerja, hollers lapangan, teriakan, dan narasi sederhana berirama balada . The blues terdapat dalam bentuk Jazz, R&B, dan rock n roll dicirikan oleh akor progresif tertentu dengan dua belas bar akor disonan progresi yang paling umum dengan nada disonan. Blues sebagai gaya, atau genre, berevolusi dimulai sekitar tahun 1890-an di daerah Mississippi Delta Amerika Serikat

Shpak (2015) menjelaskan karakteristik musik Blues terletak pada lirik tertentu, melodi pada bass yang terus berjalan, dan penggunaan instrumen. Selain itu, secara harmoni, lagu-lagu

berirama Blues menggunakan akor I, IV, dan V dari tangganada yang digunakan. Sebagai contoh, jika menggunakan tangganada A, maka akor yang digunakan adalah A, D, dan E.

Karakteristik lain, musik Blues umumnya diciptakan dalam 12 birama dan juga ritme yang digunakan. Secara melodi, melodi yang digunakan pada musik Blues umumnya bersifat datar, perasaan kurang jelas dari tangganada mayor dan minor, biasanya not ketiga dan kelima dari tangganada. Not-not blues ini umumnya jika dimainkan pada gitar solo dimainkan dengan lentur dan terus berjalan.

Figur Blues klasik adalah penyanyi diiringi gitar akustik dan ada kalanya diiringi oleh harmonika. The bluesman legendaris Robert Johnson adalah contoh klasik. Musik Blues dapat dimainkan pada instrumen atau dengan kombinasi instrumen. Tipe dari Blues band terdiri atas penyanyi, gitaris, bassis, pianis, dan drummer.

3) Rock

Karakteristik dasar musik rock (Henderson, 2013) adalah: permainan gitar dengan menggunakan efek, drum keras, garis bass yang menarik dan kaitan vokal kuat. Genre besar dan menggabungkan banyak sub-genre dan genre fusion. Selain itu, lagu- lagu rock biasanya dalam bentuk paduan suara dan dalam sukat 4/4, dengan aksen berat pada ketukan.

Secara detil, karakteristik musik Rock adalah a) Gitar Listrik: biasanya dimainkan dengan menggunakan efek seperti distorsi; b) Bass gitar: dipopulerkan melalui gerakan jazz di tahun 1950-an; c) Drum kit: memainkan Fusion dari drum dan simbal, dan ini digunakan sebagai “spine” dari sebuah lagu; d) .Standard sukat yang digunakan 4/4; dan e) Bentuk lagu seperti paduan suara.

4) Pop

sering disebut hanya pop, musik kontemporer dan jenis umum dari musik populer (dibedakan dari musik klasik atau seni dan dari musik rakyat.

Istilah musik pop tidak merujuk secara khusus untuk genre tunggal atau suara, dan maknanya berbeda tergantung pada waktu dan tempat. Dalam musik populer, "musik pop" sering dibedakan dari sub genre lain dengan ciri-ciri gaya seperti irama danceable atau beat, melodi sederhana, dan struktur yang berulang. Pop lirik lagu yang sering emosional, berkaitan dengan cinta atau menari.

Musik pop merupakan genre yang paling besar dan menggabungkan aspek dari berbagai jenis musik lainnya. Secara singkat karakteristik lagu pop (Henderson, 2013) dijelaskan antara lain a) lagu diciptakan untuk tujuan menarik khalayak luas, daripada setiap subkultur atau ideology; b) struktur lirik pada umumnya seperti sajak; c) Perekaman dan produksi dianggap lebih penting daripada live performance; d) irama berorientasi tarian; e) struktur lagu dan melodi lebih sederhana; f) berupaya untuk mengikuti tren budaya pop saat ini; dan g) fokus pada melodi dan mudah diingat

c. Musik Tradisional

Menurut Sedyawati (1992:23) pengertian musik tradisional adalah musik yang dipakai sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik tradisional menurut Tumbijo (1977:13) adalah suatu seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa musik tradisional ialah musik masyarakat yang diwariskan secara turun–temurun dan berkelanjutan dalam masyarakat suatu daerah. Musik tradisional juga menjadi perbendaharaan kesenian lokal masyarakat setempat.

Pendapat lain diungkapkan oleh Purba (2007:2) bahwa musik tradisional adalah musik yang bersifat khas dan mencerminkan kebudayaan suatu etnis atau masyarakat. Musik tradisional, baik itu kumpulan komposisi, idiom, struktur dan instrumentasinya serta gaya maupun elemen-elemen dasar komposisinya, seperti ritme, modus, melodi atau tangga nada, tidak diambil dari sistem musikal yang berasal

dari luar kebudayaan suatu masyarakat pemilik musik yang dimaksud tersebut. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu, dan keberadaannya saat ini merupakan suatu upaya pewarisan secara turun temurun dari masyarakat sebelumnya untuk masyarakat selanjutnya.

Terdapat berbagai macam musik tradisional di Indonesia, antara lain gamelan, angklung, musik krumpyung, dan musik gong luang. Di samping musik-musik tradisional tersebut, terdapat juga musik tradisional yang hadir di Indonesia yang berasal dari dampak kebudayaan luar, yaitu antara lain dangdut dan keroncong. Berikut dijelaskan kedua jenis musik tradisional tersebut.

1) Dangdut

Imansyah (2013) menjelaskan bahwa dangdut merupakan salah satu dari genre musik yang berkembang di Indonesia. Pada dasarnya, jenis musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur- unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya.

Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Seperti halnya jenis-jenis musik lainnya, musik dangdut juga memiliki karakteristik tersendiri (Fachrudin, 2015), yaitu

a) Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu, seperti akordion, suling, gendang, madolin, dan dalam perkembangan

b) Lagunya mudah dicerna, sehingga mudah untuk diterima masyarakat.

c) Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang (lebih cepat).

d) Liriknya masih lekat pada pantun. e) Irama musiknya sangat melankolik.

f) Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, g) Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4

(jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli.

h) Jarang menggunakan improvisasi, baik melodi maupun harmoni.

i) Ciri khas utama yaitu adanya ketukan tabla dan sinkop. j) Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian

kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.

Jenis musik dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk musik yang lain. Sebagai contoh, keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Dengan demikian, musik dangdut dikatakan sebagai musik yang fleksibel karena dapat beradaptasi dengan musik lainnya.

2) Keroncong

Musik keroncong adalah salah satu musik tradisonal yang terdapat di Indonesia. Pada awalnya, keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute,

dan seorang penyanyi umumnya wanita (Harmunah, 1987). Sebenarnya, akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara.

Lebih lanjut, Harmunah (1987) menjelaskan bahwa bentuk awal musik ini disebut moresco (sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya), di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dariTugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara,

Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari musik keroncong (Harmunah, 1987) yaitu terletak pada bentuk, harmoni, dan instrumen musik yang digunakan. Secara rinci keempat cirri-ciri tersebut diuraikan sebagai berikut.

a) Bentuk

Bentuk dalam musik keroncong memiliki 4 macam (Harmunah, 1987), yaitu 1) Keroncong Asli; 2) Langgam Keroncong; 3) Stambul; dan 4) Lagu Ekstra.

Pada keroncong asli, terdapat 28 jumlah birama. Umumnya, keroncong asli ini memiliki sukat 4/4, bentuk lagu A-B- C dan dinyanyikan dua kali putaran. Sementara itu, juga terdapat intro dan coda. Intro dimainkan secara improvisasi dan menggunakan akor I dan V, dan diakhiri oleh akor I kembali. Akhir dari intro, biasanya ditutup dengan kadens lengkap. Demikian pula halnya dengan coda, yang ditutup dengan kadens lengkap.

Kemudian Langgam Keroncong, memiliki jumlah birama 32 birama. Umumnya tanpa intro dan coda, menggunakan sukat 4/4, dan bentuk lagu A-A-B-A. Pada Langgam Keroncong, lagu biasanya dinyanyikan dua kali putaran. Ulangan yang kedua dinyanyikan setelah interlude (pada kalimat A). Intro dimainkan dari empat birama terakhir dari lagu, dan coda diakhiri dengan kadens lengkap.

Sementara itu, jenis keroncong Stambul memiliki dua jenis yaitu Stambul I dan Stambul II. Stambul I memiliki jumlah birama 16, sukat 4/4, dan bentuk lagu A-B. Intro pada Stambul sering dimainkan dalam improvisasi dengan pergantian akor I dan V. Dalam oenyajiannya, keroncong ini lebih sering bergantian antara instrumental dan vokal. Seperti jenis keroncong Asli, coda pada Stambul juga diakhiri dengan kadens lengkap.

Stambul II memiliki jumlah birama 32 birama, tanda sukat 4/4, dan bentuk lagu A-B. Tidak jauh berbeda dengan Stambul I,

dengan pergantian akor I dan akor V. Intro ini sering dinyanyikan secara resitatif dan tanpa iringan.

Bentuk terakhir dari musik keroncong yaitu Lagu Ekstra (Keroncong Hiburan). Lagu ini memiliki bentuk lagu menyimpang. Namun memiliki nuansa yang riang, dan adakalanya terpengaruh dengan musik-musik tradisional.

b) Harmoni

Penggunaan harmoni (akor-akor) dalam musik keroncong memiliki cirri khas tersendiri. Berikut dijeaskan penggunaan akor- akor pada masing-masing bentuk lagu keroncong. Pada Keroncong Asli,progresi akornya (Aning, 2011) adalah V ….I..I7..IV

…V7…I …. prelude diambil dari baris ke 7 (C1) (A1) ; I ….. I …. V

…. V …. (A2) II# …II# …. V…modulasi merupakan cirri dari Keroncong Asli dengan akor V …. V …. V …. IV …. IV …. Interlude standar untuk semua bentuk lagu keroncong (B1) dengan progresi akor IV … IV …. V7 … I … (B2) I … V7 … V7 … I

, I7, (C1) dengan progresi akor IV … V7…. I … I7 … IV … V7 … I

… (C2) dengan progrsi akor I … V7 … V7 … I. Intro pada

Keroncong Asli mengarah pada nada/akor di awal lagu, dan ini dimainkan oleh instrument musik seperti flute, biola, atau gitar. Progresi akor pada bentuk lagu Langgam adalah Verse A: V7… I …. IV, V7, I … I … V7 … V7 …I … Verse A: V7… I …. IV, V7,

I … I … V7 … V7 …I … Bridge B: I7 … IV … IV .. V, I … I … II# …

II# … V … Verse A: V7… I …. IV, V7, I … I … V7 … V7 …I .

Sementara itu, progresi akor pada bentuk lagu Stambul (Aning, 2011) adalah I ………. IV …..dibuka dengan broken chord I , untuk mencari akor IV … IV … IV ..V..I … I … I … I … V … V … V … V… I … I … I … I … IV … IV … IV … IV ..V .. I … I … I … I … V …V … V … V … I …

c) Irama

Irama dalam musik keroncong memiliki berbagai ragam (Harmunah, 1987), yaitu irama tunggal/engkel; irama ganda

(double); irama petik; dan irama cakapur. Secara singkat keempat irama tersebut diuraikan sebagai berikut.

Irama tunggal/engkel, yaitu merupakan jenis irama yang pada umumnya digunakan pada lagu keroncong. Irama ini digunakan di bagian bait-bait awal lagu atau birama awal sebelum coda. Sementara itu, irama ganda (double) merupakan tingkat 2 atau 2 kali lipat dari cara pukulan engkel, dan umumnya digunakan pada bagian bait-bait kedua atau birama kedua setelah coda hingga lagu selesai.

Irama lainnya yaitu irama petik, umumnya dimainkan pada bait awal-awal lagu keroncong yang ditandai dengan petikan instrument biola dan gitar yang memainkan melodi. Selanjutnya, Irama Cakapur, merupakan irama yang menyesuaikan dengan karakter lagu yang dimainkan.

d) Instrumen Musik

Pada awalnya, instrumen yang digunakan dalam keroncong berupa instrumen berdawai yaitu ukulele, gitar, biola, dan cello. Instrumen-instrumen tersebut sampai saat ini masih digunakan oleh sekelompok pemain keroncong (keroncong Tugu) yang bermukin di Kampung Tugu, Jakarta Utara.

Dengan berjalannya waktu, penggunaan instrumen dalam musik keroncong mengalami perberkembangan. Artinya, instrumen- instrumen yang digunakan ada penambahan. Secara lengkap instrumen dalam musik keroncong (Harmunah 1987), dijelaskan sebagai berikut.

1) Cuk

Cuk merupakan instrumen kecil menyerupai gitar yang memiliki dawai sebanyak 3 buah dan terbiat dari nilon. Adapun urutan nada dalam instrument Cuk yaitu adalah G, B dan E. Instrumen musik ini sebagai instrumen musik utama yang

Hal inilah yang merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong.

2) Cak

Tidak jauh berbeda dengan Cuk, Cak merupakan instrumen kecil menyerupai gitar yang memiliki dawai sebanyak 4 buah yang terbuat dari baja. Adapun urutan nada yang terdapat dalam instrument Cak adalah A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, Cak bermain pada tangganada F, sehingga dikenal dengan sebutan in F.

3) Gitar akustik

Dalam musik keroncong, gitar akustik berperan sebagai gitar melodi, dan dimainkan dengan gaya kontrapungtis (counter melody).

4) Biola

Instrumen Biola dalam musik keroncong, sebenarnya menggantikan instrumen Rebab. Adapun fungsi Biola pada musik Keroncong adalah sebagai penuntun melodi dan sekaligus menjadi hiasan. Di samping itu, juga sebagai pemimpin yang mengawali permainan melodi di awal lagu.

5) Flute

Instrumen Flute dalam musik keroncong pada dasarnya menggantikan Suling Bambu, Fungsi Flute dalam musik keroncong sama dengan fungsi biola yaitu sebagai pemain melodi dan juga mengiringi secara counter melody.

6) Cello;

Instrumen cello ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cello pada umumnya. Cello yang digunakan dalam musik keroncong ini dimainkan dengan dipetik atau dikenal dengan

istilah betot, sehingga dikenal dengan sebutan cello betot. Cello betot ini menggantikan kendang, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato;

7) Kontrabas

Instrumen kontrabas dalam musik keroncong memiliki peran untuk menggantikan Gong. Adapun cara memainkannya sama dengan Cello betot yaitu dipetik. Fungsi instrumen ini adalah sebagai penjaga irama.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam modul ini, guru dapat mempelajari materi pembelajaran tentang gaya dalam musik. Namun sebelumnya, guru perlu mengetahui konsep gaya dalam musik terlebih dahulu. Untuk mempelajari materi ini, pertama-tama, guru perlu membaca dengan cermat poin 1 yaitu Konsep Gaya dalam Musik.

Setelah itu, memahami dengan benar tentang konsep Gaya dalam musik, dan Gaya dan Genre dalam Musik. Kemudian, guru mempelajari dan memahami perbedaan antara Gaya dan Genre yang terdapat dalam musik. Selanjutnya, guru dapat mempraktikkan gaya musik dalam masing-masing genre dalam bermain instrument/bernyanyi, sebagai implementasi dari hasil mempelajari materi konsep Gaya dalam musik serta Gaya dan Genre dalam Musik.

E. Latihan (Tes Formatif 1)

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Gaya dalam musik menunjukkan karakteristik ….

a. Cara penggunaan melodi, ritme, tone color, dinamik, harmoni, tekstur, dan bentuk dari karya musik yang dimainkan

b. Ornamen c. Ekspresi d. Tempo

b. Pengelompokkan instrumen musik c. Pengelompokkan berbagai jenis musik d. Pengelompokkan tanda-tanda dinamik

3. Salah satu karakteristik dari musik keroncong adalah …….

a. Ekspresi b. Dinamik c. Ornamen d. Irama

4. Melodi yang mudah diingat merupakan gaya dan karakteristik dari genre musik…..

a. Daerah b. Pop c. Seni Barat d. Jazz

5. Genre musik Dangdut memiliki karakteristik utama dalam musiknya, yaitu ….

a. Strukturnya kompleks b. Perubahan dinamik

c. Adanya ketukan tabla dan sinkop d. Suara gitar yang keras

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh, guru dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian, hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut (Kuswarsantyo dan Rachmi, 2011:1.8).

Jumlah Jawaban yang Benar

Jumlah Soal

Adapun kriteria persentase yang diperoleh dijelaskan sebagai berikut. 90 – 100 % = Baik Sekali

80 – 89 % = Baik

70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Berdasarkan nilai yang diperoleh, Guru dapat menilai kemampuannya sendiri. JIka nilai yang diperoleh antara 80 – 100 %, maka guru dapat melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Namun, jika nilai yang diperoleh di bawah 80 %, maka dianjurkan untuk mengulang kembali dalam mempelajari materi-,materi yang terdapat di kegiatan pembelajaran 4.

F. Ringkasan

Dalam musik, gaya mengacu pada sebuah cara memahami karakteristik dari sebuah melodi, ritme, tone color, dinamik, harmoni, tekstur, dan bentuk dari sebuah karya musik (lagu). Cara tertentu dari elemen-elemen tersebut, dapat dikombinasikan dan menghasilkan suatu bunyi total yang berbeda dan unik. Jika berbicara gaya dalam musik, maka berbicara gaya musik dari seorang composer, sekelompok komposer, sebuah negara, maupun sebuah masa/periode/zaman dalam sejarah.

Pada dasarnya, gaya dalam musik dibentuk oleh politik, ekonomi, sosial, dan perkembangan intelektual. Selain itu, sering juga fitur-fitur gaya dalam musik dapat ditemukan dalam perbedaan seni dari periode yang sama. Membahas gaya dalam musik, terkait erat dengan berbagai genre musik. Jika membicarakan gaya dalam musik, maka membicarakan karakteristik fitur-fitur yang ada dalam musik dan bagaimana musik (dari era tertentu atau dalam beberapa genre tertentu) dimainkan. Sementara itu, genre merupakan tipe atau kategori dari sebuah musik.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gaya musik termasuk di dalam genre musik. Ungkapan lain terkait genre musik, dapat juga dikatakan sebagai

pengelompokkan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Adapun pengelompokkan genre musik pada umumnya dibagi atas tiga kategori, yaitu musik seni barat, musik popular, dan musik tradisional.

Dokumen terkait