• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Guru Pembelajar SB Seni Musik SMP KK H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modul Guru Pembelajar SB Seni Musik SMP KK H"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL DIKLAT PKB GURU SENI MUSIK

GRADE 8

Disusun Oleh:

Ayu Niza Machfauzia

(2)

MODUL 8

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan tenaga kependidikan adalah melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Hal ini seperti apa yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara dan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yaitu kegiatan Pengembangan Diri. Kegiatan Pengembangan Diri itu sendiri meliputi kegiatan diklat dan kegiatan kolektif guru.Agar kegiatan diklat dan kegiatan kolektif guru dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan modul-modul yang digunakan sebagai salah satu sumber belajar pada kegiatan tersebut. Salah satu modul yang diperlukan adalah modul mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik) SMP.

Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru-guru Seni Budaya (Seni Musik) di tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Materi dalam modul ini merupakan materi yang disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal uji kompetensi guru SMP mata pelajaran Seni Budaya (Seni Musik). Adapun materi dalam modul 8 ini meliputi tanda-tanda ekspresi, ornamen, tanda tempo, tanda dinamik, dan gaya dalam musik yang dikemas dalam 5 kegiatan pembelajaran.

(3)

B. Tujuan Penyusunan Modul 8

Penyusunan modul ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan pada guru tentang hakikat ekspresi dalam musik, tanda-tanda ekspresi, ornamen, dinamik, tempo, dan gaya dalam musik, latihan soal, serta lembar penilaian, dan penerapannya dalam memainkan suatu lagu. Dengan disusunnya modul ini diharapkan guru dapat memainkan suatu lagu dengan ekspresi yang baik dan benar, yang meliputi dinamik, tempo, ornament, dan gaya dalam musik. Setelah mempelajari modul ini, guru diharapkan dapat

1. memahami hakikat ekspresi, ornamen, dinamik, tempo, dan hakikat gaya dalam musik,

2. menjelaskan arti dari tanda-tanda ekspresi, ornamen, dinamik, tempo, dan gaya dalam musik

3. memiliki kompetensi bermain musik/bernyanyi dengan baik dan benar

Oleh karena modul ini berisi kajian tentang hakikat ekspresi dalam musik, tanda-tanda ekspresi, ornamen, dinamik, tempo, dan gaya dalam musik, latihan soal, serta lembar penilaian, maka untuk dapat memperoleh hasil yang optimal dalam mempelajari modul ini, guru perlu mempelajari secara cermat materi-materi yang disajikan. Setelah itu, guru dapat melatih kemampuan pengetahuannya dengan mengerjakan soal-soal latihan yang disediakan.

C. Peta Kompetensi

Peta kompetensi modul ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Kompetensi Materi Modul 8 Ekspresi

Musik

(4)

D. Petunjuk Penggunaan Modul 8

Dalam menggunakan modul ini, perlu memperhatikan hal-hal berikut. 1. Tujuan Modul

2. Indikator terkait materi yang dipelajari

3. Materi-materi yang terdapat dalam modul ini di setiap kegiatan pembelajaran, terkait kompetensi profesional di bidang musik

(5)

Kegiatan Pembelajaran 1: Tanda-Tanda Ekspresi

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Dalam memainkan/menyanyikan sebuah karya musik, para pemain/penyanyi tidak hanya memerlukan keterampilan saja, tetapi juga perlu memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan dan emosi secara musikal. Hal ini dibutuhkan agar karya musik yang disajikan dapat tersampaikan pada pendengar/audien, Salah satu agar tujuan penyajian sebuah karya musik yang dimainkandinyanyikan dapat tersampaikan melalui komunikasi emosi, maka penyaji musik perlu mengetahui tanda-tanda ekspresi yang tertulis dalam partitur sebuah lagu.

Dari uraian tersebut, maka tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah 1. Guru dapat mendefinisikan konsep ekspresi dalam musik dengan benar

dan tepat;

2. Guru dapat mengetahui jenis tanda-tanda ekspresi dalam musik dengan benar dan tepat.

3. Guru dapat menyebutkan jenis tanda-tanda ekspresi dalam musik dengan benar dan tepat.

4. Guru dapat menerapkan tanda-tanda ekspresi yang terdapat dalam partitur dengan benar dan tepat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

a. Menjelaskan hakikat ekspresi dalam musik b. Menjelaskan berbagai jenis tanda-tanda ekspresi c. Menjelaskan arti dari tanda-tanda ekspresi

d. Menerapkan tanda-tanda ekspresi dalam bermain instrumen musik/bernyanyi.

C. Materi Pembelajaran

1. Hakikat Ekspresi dalam Musik

(6)

pemain yang disampaikan pada pendengar. Dengan kata lain, ekspresi merupakan ungkapan perasaan yang digunakan penyaji musik untuk menyampaikan pesan kepada audien/pendengar.

Robinson (2002) menjelaskan bahwa ekspresi dalam musik adalah suatu unsur penyajian musik yang merupakan sesuatu yang lebih dari sekedar not. Musik seni barat dinotasikan pada sistem yang menentukan pitch dan panjang pendeknya not yang bersifat relatif. Faktor-faktor seperti kecepatan (tempo) dan dinamik biasanya ditunjukkan hanya dengan kata-kata atau singkatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa .dalam musik, ekspresi menyatakan suatu sifat atau jiwa lagu secara spesifik. Sifat atau jiwa tersebut dinyatakan dalam suatu istilah yang menggambarkan perasaan yang menjiwai lagu secara keseluruhan. Istilah tersebut merupakan tanda-tanda ekspresi, tempo, dan dinamik. Hal ini dikarenakan ekspresi dalam musik erat kaitannya dengan tempo dan dinamik. Pernyataan ini senada dengan yang diungkapkan oleh Trias (2015) bahwa ekspresi dalam musik merupakan ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa tempo, dinamik dan warna nada dari unsur-unsur pokok musik dalam pengelompokkan frase (frasering) yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi dan disampaikan pada pendengarnya.

Dari beberapa pendapat tentang ekspresi tersebut, dapat dikatakan bahwa ekspresi dalam musik merupakan ungkapan perasaan/emosi yang di dalamnya termasuk ungkapan tempo, dinamik, serta unsur-unsur musik utama yang disampaikan oleh pemain musk/penyanyi kepada pendengarnya. Meskipun ekspresi merupakan ungkapan emosi dari dalam diri pemain musk/penyanyi, namun tidak menutup kemungkinan, ungkapan emosi tersebut dipandu oleh tanda-tanda ekspresi yang mengiringinya.

2. Jenis Tanda-Tanda Ekspresi

(7)

digunakan adalah tanda ekspresi dengan menggunakan bahasa Italia. Sebagai contoh tanda ekspresi maestoso yang artinya megah/agung/mulia. Tanda ekspresi tersebut jika ditulis dalam sebuah lagu dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Contoh tanda ekspresi AllegroMaestoso dalam Grand Concert karya Chopin

Pada gambar 1 terdapat salah satu tanda ekspresi Maestoso, namun diikuti dengan istilah Allegro, sehingga menjadi Allegro Maestoso. Adapun arti dari tanda ekspresi tersebut adalah cepat dan megah/agung. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam memainkan lagu dengan tanda ekspresi Allegro Maestoso, seorang pemain musik/penyanyi dapat mengungkapkan emosinya dengan bermain dalam tempo yang cepat namun megah dan agung. Emosi inilah yang dituangkan melalui ekspresi yang ditampilkan. Contoh lain dari tanda ekspresi dapat dilihat pada gambar 2.

(8)

Pada gambar 2 terlihat tanda ekspresi tranquillo, con forza, dan poco agitato. Arti dari tanda ekspresi tranquillo yaitu tenang, con forza memiliki arti dengan kuat, dan poco agitato memiliki arti sedikit gelisah. Jika terdapat tanda-tanda ekspresi seperti tersebut dalam sebuah partitur musik, maka seorang pemain musik/penyanyi dapat mengungkapkan emosinya melalui ekspresi tenang, dengan kuat, maupun sedikit gelisah. Masih banyak lagi tanda-tanda ekspresi lainnya. Berikut diuraikan berbagai macam tanda-tanda ekspresi dalam musik.

Tabel 1. Tanda-tanda Eksrpresi dalam Musik beserta Artinya

No. Tanda-Tanda Ekspresi Arti

1. Ad Libitum

Peluang yang diberikan kepada pemain instrumen untuk

memainkan instrumen/bernyanyi secara bebas.

2. Amabile Manis, yang dicintai

3. Amoroso Penuh Kasih

4. Animato Dengan spirit

5. Cantabile Bernyanyi

6. Con Brio Dengan semangat

7. Con Dolore Dengan kepedihan

8. Con Forza Dengan kekuatan

9. Con Fuoco Dengan berapi-api

10. Dolce Manis

11. Dolente Muram, Sedih

12. Espressivo Ekspresif

13. Gioioso Penuh Kegembiraan

14. Lacrimoso Sedih/dengan menangis

15. Leggioro Bersinar dan anggun

16. Maestoso Megah, Agung

17. Marcato Aksen, tekanan pada melodi

18. Mesto Sedih

19. Molto Sangat

(9)

21. Sempre Selalu

22. Tranquillo Tenang

23. Tristement Dengan sedih

24. Vigoroso Kuat, bersemangat

25. Vivace Hidup, bersemangat

26. Vivo Hidup

Apel (2000:323) menjelaskan bahwa tanda ekspresi adalah tanda-tanda yang digunakan untuk menunjukkan secara detil suatu penyajian musik. Lebih jelasnya, tanda-tanda ekspresi dimaksudkan untuk menggambarkan karakter umum atau suasana hati komposisi, baik bagian per bagian, maupun komposisi secara keseluruhan. Sejalan dengan Apel, Randel (2003:302) mengatakan bahwa tanda ekspresi dalam musik (yang terkadang berupa singkatan) digunakan untuk mengungkapkan emosi, dan pada umumnya diterapkan bersama dengan notasi musik selain nada dan irama untuk memandu suatu penyajian musik yaitu tempo dan dinamik.

Dengan demikian, tanda-tanda ekspresi dapat digunakan untuk mengungkapkan emosi yang dikomunikaskan pada pendengar, dan juga memandu penyajian musik yang dimainkan/dinyanyikan.

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam modul ini, guru dapat mempelajari materi pembelajaran tentang tanda-tanda ekspresi. Namun sebelumnya, guru perlu mengetahui hakikat dari ekspresi dalam musik terlebih dahulu. Untuk mempelajari materi ini, pertama-tama, guru perlu membaca dengan cermat poin 1 yaitu Hakikat Ekspresi Dalam Musik.

(10)

E. Latihan (Tes Formatif 1)

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Seorang penyaji musik memainkan karya musiknya dengan ekspresi Animato. Tanda ekspresi ini memiliki arti:

a. Hidup

b. Dengan spirit c. Manis d. Sedih

2. Tanda ekspresi Maestoso, memiliki arti …. a. Bergairah

b. Muram

c. Dengan gelisah d. Megah, Agung

3. Tanda ekspresi yang memiliki arti “tenang” adalah: a. Dolce

b. Cantabile c. Tranquillo d. Molto

4. Dalam musik, ekspresi digunakan untuk ……

a. Mengungkapan perasaan/emosi yang digunakan penyaji musik untuk menyampaikan pesan kepada audien/pendengar

b. Menerjemahkan judul lagu

c. Memahami karya musik yang dimainkan d. Menjelaskan notasi musik

5. Jika pemain musik/penyanyi mengungkapkan emosinya melalui ekspresi yang “hidup, bersemangat”, maka tanda ekspresi yang terdapat dalam partitur musik adalah:

(11)

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh, guru dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian, hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut (Kuswarsantyo dan Rachmi, 2011:1.8).

Jumlah Jawaban yang Benar

Jumlah Soal

Adapun kriteria persentase yang diperoleh dijelaskan sebagai berikut. 90 – 100 % = Baik Sekali

80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Berdasarkan nilai yang diperoleh, Guru dapat menilai kemampuannya sendiri. JIka nilai yang diperoleh antara 80 – 100 %, maka guru dapat melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Namun, jika nilai yang diperoleh di bawah 80 %, maka dianjurkan untuk mengulang kembali dalam mempelajari materi-,materi yang terdapat di kegiatan pembelajaran 1.

F. Ringkasan

Ekspresi dalam musik dapat dikatakan sebagai ungkapan emosi yang muncul dari dalam diri pemain yang disampaikan pada pendengar. Dengan kata lain, ekspresi merupakan ungkapan perasaan yang digunakan penyaji musik untuk menyampaikan pesan kepada audien/pendengar.

Meskipun ekspresi dapat muncul secara alami dari dalam diri pemain musik/penyanyi, namun dalam mengungkapkan emosi dan perasaan pada saat menyajikan karya musik yang dimainkan/dinyanyikan, adakalanya pemain musik/penyanyi dipandu oleh tanda-tanda ekspresi yang terdapat dalam partitur lagu. Tanda-tanda ekspresi dalam musik umumnya ditulis dalam bahasa asing yaitu Itali. Sebagai contoh tanda ekspresi maestoso yang artinya megah/agung/mulia.

Tanda-tanda ekspresi adalah tanda-tanda yang digunakan untuk

(12)

ekspresi dimaksudkan untuk menggambarkan karakter umum atau suasana hati komposisi, baik bagian per bagian, maupun komposisi secara keseluruhan. Contoh lain dari tanda- tanda ekspresi antara lain animato, cantabile, molto, dan con brio.

G. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. b

(13)

Kegiatan Pembelajaran 2: Ornamen dalam Musik

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Sebuah karya musik dapat dimainkan/dinyanyikan dengan sangat indah oleh pemain/penyanyi, salah satunya karena adanya hiasan-hiasan yang dimainkan dalam karya musik tersebut. Hiasan-hiasan dalam musik disebut ornamen. Ada berbagai macam jenis ornamen. Jenis-jenis ornamen secara rinci akan dibahas pada bagian lain.

Dari uraian tersebut, maka tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah

1. Guru dapat mendefinisikan konsep ornamen dalam musik dengan benar dan tepat;

2. Guru dapat mengetahui jenis-jenis ornamen dalam musik dengan benar dan tepat.

3. Guru dapat menyebutkan jenis-jenis ornamen dalam musik dengan benar dan tepat.

4. Guru dapat menerapkan jenis-jenis ornamen yang terdapat dalam partitur pada saat memainkan instrumen musik/menyanyi dengan benar dan tepat.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan hakikat ornamen dalam musik

2. Menjelaskan berbagai jenis-jenis ornamen

3. Menjelaskan arti dari jenis-jenis ornamen

4. Mempraktikkan jenis-jenis ornamen dalam bermain instrumen musik/bernyanyi.

C. Materi Pembelajaran

1. Konsep Ornamen dalam Musik

(14)

karya musik tertentu dielaborasi oleh seorang pemain, terutama melalui penambahan nada tambahan. Ornamen tidak hanya mengubah struktur melodi sebuah lagu saja, tetapi juga mengubah struktur ritmisnya.

Dalam karya musik, ornamen merupakan not yang ditambahkan ke not utama dalam sebuah karya musik untuk membuatnya lebih menarik. Ornamen ini.dimainkan secara cepat, bahkan ketukannya hampir bersamaan dengan not utama yang ada di dekatnya. Jumlah ornamen yang terdapat dalam sebuah karya musik tidak dapat ditentukan jumlahnya. Banyak ornamen dimainkan sebagai “fast notes” di dekat not utamanya. Ornamen menunjukkan berbagai macam hiasan not. Hiasan-hiasan tersebut dapat ditulis dalam dua cara, (Taylor, 2009:99) yaitu:

a. Dengan satu atau lebih not-not berukuran kecil yang ditulis sebelum not utama yang dihias. Adapun not-not kecil yang berupa hiasan dalam melodi dapat digambarkan sebagai berikut:

b. Dengan simbol khusus yang pada umumnya ditulis di atas garis paranada. Adapun simbol-simbol tersebut antara lain terlihat sebagai berikut.

: Trill

: Trill (di periode Barok), Mordent (di periode Klasik)

: Lower Mordent : Turn

Penjelasan terkait simbol-simbol ornamen tersebut akan diuraikan pada bagian lain dalam modul ini.

(15)

antara zaman Barok, zaman Klasik, dan zaman Romantik. Pada zaman Barok trill dengan simbol (tr) tidak digunakan. Trill pada zaman Barok ditandai dengan

simbol mordent (). Trill pada zaman tersebut, khususnya pada karya-karya

Bach dimulai dengan not bantu (not hias) di atas not utama. Pernyataan ini seperti yang diungkapkan oleh Carl Phillip (dalam Mery, 2003) yang mengatakan bahwa “trill always begin on the tune above the principal note”. Hal iini seperti terlihat pada gambar 3.

Gambar 3. Ornamen trill yang dimainkan di zaman Barok yang dimulai pada nada d (di atas not utama) (sumber: Mery, 2003)

Sementara itu, mordent pada zaman Barok ini ditandai dengan

. Simbol ini
(16)

Gambar 4. Mordent dan cara memainkannya (sumber: Mery, 2003)

Pada umumnya, karya-karya musik yang ditulis pada zaman Barok, ornamen trill dimainkan dengan dimulai dari not di atas not yang tertulis. Sementara itu, karya-karya musik yang diciptakan pada zaman Romantik, ornamen trill dimainkandengan dimulai dari not yang tertulis dan dilanjutkan not di atasnya. Contoh ornamen trill yang dimainkan di zaman Romantik dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Trill dan cara memainkannya di zaman Romantik (sumber: Palmer & Halford, 1980)

Sementara itu, ornamen musik di zaman Klasik penulisan simbol trillnya sama dengan ornamen trill di zaman Romantik, namun cara memainkannya sama dengan zaman Barok. Gambar 6 menunjukkan ornamen musik trill pada zaman Klasik dan cara memainkannya.

Gambar 6. Trill dan cara memainkannya di zaman Romantik (sumber: Oldflutes, 2000)

Dengan adanya perbedaan dalam memainkan ornamen-ornamen pada karya-karya musik di zaman tersebut, maka para penyaji musik khususnya di zaman miennium ini, perlu mengetahui latar belakang sejarah penciptaan karya musik yang dimainkan serta gaya penyajiannya dari masing-masing zaman.

(17)

musik yang digunakan, dan ini menjadi bagian penting dari seni bernyanyi maupun memainkan instrumen musik.

Jenis-Jenis Ornamen

Seperti halnya tanda-tanda ekspresi, ornamen dalam musik juga memiliki berbagai macam jenis (Palmer & Halford, 1980; Taylor, 2009), yaitu:

1. Acciaccatura 2. Appoggiatura 3. Trill

4. Mordent 5. Turn

Dari ketujuh jenis ornamen tersebut yang paling umum digunakan di zaman Barok dan zaman Klasik hanya enam (tanpa inverted turn). Secara rinci jenis-jenis ornamen tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Acciaccatura

Acciacatura atau sering disebut dengan “crushed note” atau “grace note” dimainkan secepat mungkin sebelum not utama (not berukuran besar yang mengikutinya). Secara normal, not acciaccatura ditulis dengan ukuran lebih kecil dari not utama dan dilengkapi dengan garis miring yang melaluinya. Ini menunjukkan bahwa not kecil tersebut bukan appoggiatura. Hal inilah yang membedakan ornamen acciacatura dengan ornamen appoggiatura. Sebagian besar pemain musik, memainkan acciaccatura tepat pada ketukan, tetapi ada kalanya not acciaccatura lebih baik dimainkan sebelum ketukan, sehingga not utama dimainkan tepat pada ketukannya. Gambar 7 menunjukkan not

acciaccatura dan cara memainkannya.

dimainkan

(18)

Acciaccatura di zaman Klasik umumnya dimainkan sebelum ketukan dan tekanan pada not utama. Hal ini dapat dilihat pada gambar 8.

dapat dimainkan

Gambar 8. Penullisan not acciaccatura dan cara memainkannya di zaman Klasik (sumber: Taylor, 2009)

2. Appoggiatura

Appoggiatura berasal dari kata appogiare (bahasa Itali) yang berarti “mendukung” atau disebut “to lean upon” yaitu “bersandar pada”. Panjang sebuah not appoggiatura (sebagai kebalikan dari pendeknya not appoggiatura yaitu acciaccatura), secara melodi merupakan hal yang penting dan sering tergantung pada not utama.

Pada umumnya, appoggiatura ditulis seperti “grace note” (not kecil yang dimainkan dengan cepat sebelum ketukan. Hal ini seperti terlihat pada gambar 8.

dimainkan

Gambar 8. Penullisan not appoggiatura dan cara memainkannya (sumber: Taylor, 2009)

Appoggiatura juga dapat dikatakan sebuah not disonan yang bersandar pada not utama (Latham, 2006). Ditegaskan kembali, bahwa sebuah not dikatakan appoggiatura jika not yang berukuran lebih kecil dari not utama bersandar pada not utama (seperti terlihat pada gambar 8).

3. Trill

(19)

interval seconda. Hal senada diutarakan olehTaylor (2009) yang menjelaskan bahwa tanda trill atau shake menunjukkan not yang tertulis dimainkan secara bergantian dengan cepat dengan nada di atasnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Cara memainkan ornamen trill (sumber: Taylor, 2009)

Trill pada umumnya diakhiri dengan menggunakan “closing pattern” atau pola penutup yang memerlukan not di bawah not utama yang terakhir. Dua not terakhir dapat ditulis seperti sepasang “grace notes”. Hal ini seperti terlihat pada gambar 10.

dimainkan

Gambar 10. Ornamen trill dan cara memainkannya (sumber: Taylor, 2009)

Seperti yang telah dijelaskan di bagian terdahulu, bahwa cara memainkan dan penggunaan symbol ornamen trill berbeda-beda antara zaman Barok, Klasik, dan Romantik.. Taylor (2009) menjelaskan bahwa sampai awal abad 19, trill umumnya dimulai pada not di atasnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 11.

dimainkan

(20)

Jumlah not yang dimainkan dalam ornamen trill tergantung pada kecepatan (tempo) musik yang digunakan. Jika trill dimainkan dalam tempo lambat, maka diperlukan not yang banyak. Daripada trill yang dimainkan dalam tempo lambat. Hal ini seperti terlihat pada gambar 12 dan 13.

dimainkan

Gambar 12. Ornamen trill dan cara memainkannya dalam tempo Moderato (sumber: Taylor, 2009)

dimainkan

Gambar 13. Ornamen trill dan cara memainkannya dalam tempo Presto (sumber: Taylor, 2009)

Pada gambar 12 dan 13 terlihat jelas jumlah not ornamen trill yang dimainkan dalam tempo sedang (Moderato) dan dimainkan dalam tempo cepat (Presto). Dalam tempo Moderato, jumlah not lebih banyak jika dibandingkan jumlah not yang dimainkan dalam tempo Presto.

4. Mordent

Mordent merupakan ornamen yang paling umum terdapat pada karya-karya musik yang diciptakan pada zaman Barok dan Klasik. Mordent juga dapat dikatakan sebagai pergantian dua not kedua dari diatonic yang terpisah dimulai dengan not di atasnya. Mordent dianggap sebagai pergantian yang cepat antara not yang tertulis, not di atasnya (disebut upper mordent dan inverted mordent) atau not di bawahnya (disebut lower mordent, pralltriller atau mordent) dan not tertulis lagi (Palmer dan Halford, 1980).

(21)

yang cepat dari not yang tertulis dengan not lain di atasnya () atau not di

bawahnya (). Hal ini seperti terlihat pada gambar 14 dan gambar 15.

dimainkan

Gambar 14. Ornamen mordent dan cara memainkannya dari not yang tertulis dengan not yang di atasnya (sumber: Palmer & Halford, 1980)

dimainkan

Gambar 15. Ornamen mordent dan cara memainkannya dari not yang tertulis dengan not yang di bawahnya (sumber: Palmer & Halford, 1980)

Berdasarkan penjelasan Taylor (2009), dapat dikatakan bahwa ornamen mordent dibagi menjadi dua jenis yaitu upper mordent dan lower mordent.

Pada masa Bach dan Handel tanda mordent () pada umumnya

menunjukkan arti sebuah hiasan yang dimulai dengan not di atas not yang tertulis diikuti dengan satu atau lebih not yang dimainkan decara bergantian . Contoh ini dapat dilihat pada gambar 16.

Dimainkan atau

Gambar 16. Ornamen mordent yang dimainkan dari not di atasnya diikuti dengan lebih dari satu not secara bergantian (sumber: Palmer & Halford, 1980)

(22)

Tertulis Dimainkan

Gambar 17. Ornamen mordent yang terdapat pada karya Bach (sumber: Mery, 2003)

5. Turn

Ornamen turn menggambarkan sekelompok not yang terdiri atas a) not di atas not yang tertulis; b) not yang tertulis; c) not di bawah not yang tertulis; dan d) not yang tertulis lagi. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 18.

dimainkan

Gambar 18. Ornamen turn dan cara memainkannya (sumber: Taylor, 2009)

Pada gambar 18 terlihat sekelompok not yang dimainkan sebagai ornamen turn ditandai dengan . Interpretasi ritme dari ornamen turn tergantung pada apakah simbol turn ditempatkan secara langsung di atas not atau di sisi kanan not. Selain itu, cara memainkannya pun tergantung pada kecepatan tempo yang terdapat dalam karya musik yang dimainkan. Gambar 19 menunjukkan contoh simbol turn yang ditempatkan di sisi kanan not.

dimainkan

Gambar 19. Ornamen turn yang ditulis di sisi kanan not bertitik dan cara memainkannya

(sumber: Benward & Saker, 2009)

(23)

D. Aktivitas Pembelajaran

Dalam modul ini, guru dapat mempelajari materi pembelajaran tentang berbagai jenis ornamen yang terdapat dalam musik. Namun sebelumnya, guru perlu mengetahui konsep ornamen dalam musik terlebih dahulu. Untuk mempelajari materi ini, pertama-tama, guru perlu membaca dengan cermat poin 1 yaitu Konsep Ornamen dalam Musik..

Setelah itu, memahami dengan benar tentang konsep ornamen dalam musik, dan jenis–jenis ornamen. Kemudian, guru mempelajari contoh dari jenis-jenis ornamen yang terdapat dalam sebuah lagu dan cara memainkannya. Selanjutnya, guru dapat mempraktikkan berbagai jenis ornamen musik dalam bermain instrument/bernyanyi, sebagai implementasi dari hasil mempelajari materi konsep ornamen dalam musik dan jenis-jenis ornamen serta cara memainkannya.

E. Latihan (Tes Formatif 1)

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Konsep ornamen dalam musik adalah:

a. Hiasan dalam lagu berupa not yang ditambahkan ke not utama dalam sebuah karya musik untuk membuatnya lebih menarik

b. Hiasan dalam lagu berupa birama-birama c. Hiasan dalam lagu berupa garis-garis lengkung

d. Hiasan dalam lagu berupa lingkaran-lingkaran di samping not

2. Simbol ornamen mordent yang benar adalah: a.

b. c. d.

(24)

b.

c.

d.

4. Simbol ornamen dalam musik adalah simbol untuk ornament: a. Trill

b. Mordent c. Acciaccatura d. Appoggiatura

5. Ornamen dalam sebuah karya musik dinamakan: a. Appoggiatura

b. Turn

c. Upper Mordent d. Acciaccatura

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh, guru dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian, hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut (Kuswarsantyo dan Rachmi, 2011:1.8).

Jumlah Jawaban yang Benar

Jumlah Soal

Adapun kriteria persentase yang diperoleh dijelaskan sebagai berikut. 90 – 100 % = Baik Sekali

80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Berdasarkan nilai yang diperoleh, Guru dapat menilai kemampuannya sendiri. JIka nilai yang diperoleh antara 80 – 100 %, maka guru dapat

(25)

melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Namun, jika nilai yang diperoleh di bawah 80 %, maka dianjurkan untuk mengulang kembali dalam mempelajari materi-,materi yang terdapat di kegiatan pembelajaran 2.

F. Ringkasan

Ornamen dalam musik merupakan hiasan dan dekorasi sebuah melodi yang ditunjukkan melalui not-not kecil atau tanda-tanda khusus. Selain itu, ornament tersebut dapat dikatakan Hiasan dalam lagu berupa not yang ditambahkan ke not utama dalam sebuah karya musik untuk membuatnya lebih menarik. Ornamen ini.dimainkan secara cepat, bahkan ketukannya hampir bersamaan dengan not utama yang ada di dekatnya.

Terdapat berbagai macam ornamen yaitu antara lain trill, appoggiatura, acciaccatura, mordent, dan turn. Masing-masing ornamen ini memiliki simbol dan karakter tersendiri dalam penerapannya dalam sebuah lagu. Ornamen dalam musik banyak ditemui pada karya-karya musik yang diciptakan di zaman Barok dan Klasik.

Oleh karena adanya perbedaan dalam memainkan ornamen-ornamen pada karya-karya musik di zaman tersebut, maka para penyaji musik khususnya di zaman miennium ini, perlu mengetahui latar belakang sejarah penciptaan karya musik yang dimainkan serta gaya penyajiannya dari masing-masing zaman. Selain itu, juga perlu memahami cara yang benar dalam memainkan ornamen musik yang digunakan, dan ini menjadi bagian penting dari seni bernyanyi maupun memainkan instrumen musik.

G. Kunci Jawaban Tes Formatif

(26)

Kegiatan Pembelajaran 3: Dinamik

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Ketika sebuah karya musik yang dimainkan/dinyanyikan terdengar volumenya keras dan terkadang berubah menjadi pelan, maka saat itu pemain musik/penyanyi sedang memainkan tanda dinamik yang terdapat dalam partitur musik. Dalam musik, dinamik merupakan salah satu elemen musik lain di luar unsur-unsur musik utama (melodi, ritme, dan harmoni).

Dari uraian tersebut, maka tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah

1. Guru dapat mendefinisikan konsep dinamik dalam musik dengan benar dan tepat;

2. Guru dapat mengetahui jenis-jenis tanda dinamik dalam musik dengan benar dan tepat.

3. Guru dapat menyebutkan jenis-jenis tanda dinamik dalam musik dengan benar dan tepat.

4. Guru dapat menerapkan jenis-jenis tanda dinamik yang terdapat dalam partitur dengan benar dan tepat ke dalam suatu lagu.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep dinamik dalam musik

2. Menjelaskan berbagai jenis-jenis tanda dinamik

3. Menjelaskan arti dari jenis-jenis tanda dinamik

4. Mempraktikkan jenis-jenis tanda dinamik dalam bermain instrumen musik/bernyanyi.

(27)

1. Konsep Dinamik dalam Musik

Dalam musik, dinamik menunjukkan tingkat keras dan lembutnya volume suara yang ditimbulkan oleh instrumen musik yang dimainkan ataupun oleh suara manusia ketika bernyanyi. Hal senada diungkapkan oleh Kamin (2011) yang menjelaskan bahwa dinamik menunjukkan berbagai macam tingkat volume atau intensitas sebuah not, frase, atau bagian musik. Pemain musik/penyanyi yang terampil, tidak mengalami kesulitan jika menghadapi adanya perubahan dinamik dalam karya yang dimainkan, karena perubahan tersebut menjadikan pengayaan dan menambah spirit serta mood untuk penyajiannya. Adanya dinamik dalam suatu permainan musik ditandai dengan adanya tanda-tanda dinamik yang tertulis dalam partitur musik.

Dalam musik, dinamik menawarkan cara untuk menunjukkan ekspresi dalam partitur musik. Dinamik yang dijelaskan dengan tanda-tanda dinamik, membantu untuk mendorong isi emosional musik melalui volume dan intensitas. Seolah-olah pemain musik/penyanyi dapat menyesuaikan baik volume dan kedalaman warna suara secara bersamaan. Dinamik dapat memberikan kekuatan pada setiap nada. Beberapa nada yang dimaksudkan, dimainkan dengan lembut dan ringan, sementara yang lain dimaksudkan untuk dimainkan lebih kuat.

Dinamik dapat digunakan dalam beragai macam jenis musik, salah satunya seperti simfoni musik populer untuk soundtrack film. Dalam musik untuk soundtrack film, sangat diperlukan guna meningkatkan perasaan adegan yang ditampilkan. Sebagai contoh, dinamik keras dan mungkin berangsur-angsur menjadi keras volumenya digunakan untuk adegan pertempuran. Sebaliknya, dinamis tenang digunakan untuk menunjukkan karakter yang sedih, terharu, dan bahagia. Dinamik keras juga dapat digunakan untuk adegan yang melibatkan keberanian atau kebebasan. Dalam partitur musik, dinamik ditunjukkan dengan tanda-tanda dinamik. Terdapat berbagai macam jenis tanda-tanda dinamik. Terkait hal ini, dijelaskan pada sub bab berikut.

2. Tanda-Tanda Dinamik

(28)

simbol yang menunjukkan berbagai macam tingkatan volume. Sejalan dengan Harnsberger, Benward dan Saker (2009:14) mengutarakan bahwa tanda-tanda dinamik dalam musik menunjukkan volume bunyi secara umum. Meskipun tidak tepat, tanda tersebut menunjukkan tingkat perkiraan intensitas.

Interpretasi yang tepat dari setiap tanda dinamik dalam sebuah karya musik tergantung pada:

a. Perbandingan dengan dinamik lain yang terdapat pada lagu terkait b. Perbedaan dinamik yang khas untuk instrumen atau permainan

dalam ansemble

c. Kemampuan performers (para pemain musik/penyanyi) dalam menginterpretasikan tanda-tanda dinamik yang terdapat dalam lagu.

d. Tradisi dari genre musik yang dimainkan dan disajikan e. Akustik dari tempat penyajian musik.

Pada umumnya, tanda dinamik ditulis menggunakan bahasa Italia,. Sebagai contoh Forte berarti keras dan Piano berarti lembut. Pada tanda dinamik tertentu terdapat penambahan kata “mezzo” yang berarti sedang (agak). Kata “mezzo” ini digunakan pada tanda dinamik piano (p) menjadi mezzopiano yang memiliki arti “agak lembut”, dan tanda dinamik forte (f) menjadi mezzoforte yang memiliki arti “agak keras”.

Selain tanda-tanda dinamik tersebut, ada pula tanda dinamik yang menggunakan istilah “gradual” (berangsur-angsur). Sebagai contoh antara lain crescendo (berarti volume berangsur-angsur menjadi keras), dan decrescendo yang berarti volume berangsur-angsur menjadi pelan. Secara lengkap, tanda-tanda dinamik tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 1. Tanda-Tanda Dinamik Lembut dalam Musik beserta Artinya

No. Tanda-Tanda Dinamik Istilah Arti

1.

Mezzopiano Agak Lembut

(29)

3. Pianissimo Sangat Lembut

4. Pianississimo Sangat sangat lembut

Tabel 2. Tanda-Tanda Dinamik Keras dalam Musik beserta Artinya

No. Tanda-Tanda Dinamik Istilah Arti

1.

Mezzoforte Agak Keras

2. Forte Keras

3. Fortessimo Sangat Keras

4. Fortessissimo Sangat sangat Keras

Jika tanda-tanda dinamik yang terdapat pada tabel 1 dan tabel 2 digabungkan, maka hal tersebut merupakan tanda dinamik yang paling umum digunakan dalam musik. Gambar 20 menunjukkan gradasi tanda dinamik dari paling lembut ke paling keras.

Paling lembut paling keras

Gambar 20. Tanda Dinamik Paling Lembut sampai dengan Paling Keras

(30)

Tabel 3. Tanda-Tanda Dinamik Lain dalam Musik beserta Artinya

No. Tanda-Tanda Dinamik Istilah Arti

1. Crescendo Berangsur-angsur menjadi keras

2. Decrescendo Berangsur-angsur menjadi lembut

3. Dim, Dimin Diminuendo Berangsur-angsur menjadi lembut

4.

Sfz

atau

sf

Sforzando Sforzato Diperkeras

5. Anti

Sfz

Anti

Sforzando Tidak menjadi Keras

6. > Aksen Tekanan pada notasi

Pengganbungan tanda-tanda dinamik sehingga dapat menggunakan arti “berangsur-angsur” salah satunya dapat ditunjukkan pada gambar 21.

Gambar 21. Tanda dinamik lembut, kemudian berangsur-angsur menjadi keras, dan berangsur-angsur menjadi lembut kembali (Jones & Jones, 2009:57)

(31)

dapat dikatakan bahwa penggunaan tanda dinamik dalam sebuah lagu dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehendak komponis maupun arranger. Contoh tanda dinamik lain yang dapat dikombinasi adalah sebagai berikut (Harnsberger, 1980)

fp sfp sfpp

fp

(forte piano), memiliki arti not dimainkan dengan volume keras kemudian langsung lembut. Sementara itu,

sfp

(sforzato piano) memiliki arti mula-mula

keras kemudian menjadi lembut.

sfp

(sforzato pianissimo) memiliki arti mula-mula keras kemudian menjadi sangat lembut.

Tanda dinamik lainnya yaitu aksen (>). Aksen digunakan oleh komponis (pencipta lagu) karena ingin suatu not tertentu dalam musiknya memiliki suara lebih keras atau paling keras dari not-not yang lainnya. Tanda aksen digunakan untuk menunjukkan not-not khusus terdengar kuat. Terdapat beberapa tipe penulisan tanda dinamik aksen.Hal ini seperti terlihat pada gambar 22.

Gambar 22. Contoh tanda aksen yang ditulis dalam dua cara dan diletakkan tepat di atas not ((Jones & Jones, 2009:60)

Dalam penerapannya, cara yang tepat dalam memainkan tanda dinamik aksen, tergantung pada instrumen musik yang dimainkan. Selain itu, juga tergantung pada gaya dan periode musik tersebut. Beberapa aksen terkadang dimainkan dengan membuat nilai not lebih panjang atau lebih pendek dari not-not lainnya, atau bahkan lebih keras.

(32)

Gambar 23. Penempatan tanda dinamik

p

(piano) di bawah not (Harnsberger, 1980)

Sementara itu, untuk instrumen musik yang menggunakan single staff, tanda dinamik diletakkan di bawah garis paranada. Penjelasan tersebut seperti terlihat pada gambar 24.

Gambar 24. Penempatan tanda-tanda dinamik di bawah garis paranada (Harnsberger, 1980)

Berbeda dengan penempatan tanda-tanda dinamik untuk instrumen musik, penempatan tanda-tanda dinamik untuk vokal, dapat diletakkan di atas garis paranada. Hal ini disebabkan adanya syair yang ditulis di bawah garis paranada. Contoh tersebut dapat dilihat pada gambar 25.

Gambar 25. Penempatan tanda-tanda dinamik di atas garis paranada pada partitur untuk vokal (Harnsberger, 1980)

Gambar 25 menunjukkan tanda-tanda dinamik yang diletakkan di atas garis paranada. Ini dilakukan terutama pada partitur untuk vokal. Seperti telah dijelaskan, ini disebabkan di bawah garis paranada terdapat syair.

(33)

Dalam modul ini, guru dapat mempelajari materi pembelajaran tentang dinamik dalam musik. Namun sebelumnya, guru perlu mengetahui konsep dinamik dalam musik terlebih dahulu. Untuk mempelajari materi ini, pertama-tama, guru perlu membaca dengan cermat poin 1 yaitu Konsep Dinamik dalam Musik.

Setelah itu, memahami dengan benar tentang konsep dinamik dalam musik, dan tanda-tanda dinamik. Kemudian, guru mempelajari contoh dari tanda-tanda dinamik yang terdapat dalam lagu. Selanjutnya, guru dapat mempraktikkan tanda-tanda dinamik yang terdapat dalam karya musik dalam bermain instrument/bernyanyi, sebagai implementasi dari hasil mempelajari materi konsep dinamik dalam musik dan tanda-tanda dinamik.

E. Latihan (Tes Formatif 1)

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Jika seorang penyaji musik dalam memainkan karya musiknya diawali dengan suara pelan/lembut kemudian berangsur-angsur keras sampai sangat keras, maka tanda dinamik yang benar adalah:

a.

p

b.

ff

c.

p

crescendo

ff

d.

pp

2. Dalam musik, tingkat keras dan lembutnya volume disebut a. Dinamik

b. Ornamen c. Pitch d. Ritme

3. Tanda dinamik

sfp

(sforzato piano)memiliki arti…….
(34)

c. Tiba-tibe mengeras

d. Mula-mula keras kemudian menjadi lembut.

4. Tanda dinamik yang digunakan untuk menunjukkan not-not khusus terdengar kuat adalah:

a. Forte b. Crescendo c. Diminuendo d. Aksen

5. Tanda dinamik yang memiliki arti sama dengan tanda dinamik decrescendo adalah:

a. Crescendo b. Diminuendo c. Aksen

d.

sfz

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh, guru dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian, hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut (Kuswarsantyo dan Rachmi, 2011:1.8).

Jumlah Jawaban yang Benar

Jumlah Soal

Adapun kriteria persentase yang diperoleh dijelaskan sebagai berikut. 90 – 100 % = Baik Sekali

80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Berdasarkan nilai yang diperoleh, Guru dapat menilai kemampuannya sendiri. JIka nilai yang diperoleh antara 80 – 100 %, maka guru dapat melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Namun, jika nilai yang diperoleh di bawah 80 %, maka dianjurkan untuk mengulang kembali dalam mempelajari materi-,materi yang terdapat di kegiatan pembelajaran 3.

(35)

F. Ringkasan

Tingkat keras dan lembutnya suatu bunyi dalam musik disebut dinamik. Dinamik menunjukkan berbagai macam tingkat volume atau intensitas sebuah not, frase, atau bagian musik. Adanya dinamik dalam suatu permainan musik ditandai dengan adanya tanda-tanda dinamik yang tertulis dalam partitur musik. Interpretasi yang tepat dari setiap tanda dinamik dalam sebuah karya musik tergantung pada:

a. Perbandingan dengan dinamik lain yang terdapat pada lagu terkait b. Perbedaan dinamik yang khas untuk instrumen atau permainan

dalam ansemble

c. Kemampuan performers (para pemain musik/penyanyi) dalam menginterpretasikan tanda-tanda dinamik yang terdapat dalam lagu.

d. Tradisi dari genre musik yang dimainkan dan disajikan e. Akustik dari tempat penyajian musik.

Pada umumnya, tanda dinamik ditulis menggunakan bahasa Italia,. Sebagai contoh Forte berarti keras dan Piano berarti lembut. Selanjutnya, tanda-tanda dinamik dalam musik antara lain dinamik yang sangat lembut, agak lembut, agak keras, dan keras. Selain tanda-tanda dinamik tersebut, ada pula tanda dinamik yang menggunakan istilah “gradual” (berangsur-angsur).

(36)

bawah garis paranada. Sementara itu, penempatan tanda-tanda dinamik untuk vokal, dapat diletakkan di atas garis paranada.

Terdapat berbagai macam jenis tanda-tanda dinamik yaitu antara lain

p

(piano, yang berarti lembut);

pp

(pianissimo, yang berarti sangat lembut);

f

(forte, yang berarti keras); dan

ff

(fortessiimo, yang berarti sangat keras). Selengkapnya, tentang tanda-tanda dinamik dapat dilihat pada sub bab Tanda-Tanda Dinamik..

G. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. c

(37)

Kegiatan Pembelajaran 4: Tempo

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Ketika sebuah karya musik yang dimainkan/dinyanyikan terdengar iramanya cepat dan terkadang berubah menjadi lambat, maka saat itu pemain musik/penyanyi sedang memainkan tempo yang terdapat dalam partitur musik. Dalam musik, tempo merupakan salah satu elemen musik lain di luar unsur-unsur musik utama (melodi, ritme, dan harmoni).

Dari uraian tersebut, maka tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah

1. Guru dapat mendefinisikan konsep tempo dalam musik dengan benar dan tepat;

2. Guru dapat mengetahui jenis-jenis tempo dalam musik dengan benar dan tepat.

3. Guru dapat menyebutkan jenis-jenis tempo dalam musik dengan benar dan tepat.

4. Guru dapat menerapkan jenis-jenis tempo yang terdapat dalam partitur dengan benar dan tepat ke dalam permainan instrumen musik/bernyanyi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep tempo dalam musik

2. Menjelaskan berbagai jenis-jenis tempo

3. Menjelaskan arti dari jenis-jenis tempo

4. Mempraktikkan jenis-jenis tempo dalam bermain instrumen musik/bernyanyi.

(38)

Dalam musik tempo merupakan salah satu elemen ekspresif dan elemen yang krusial dalam sebuah komposisi. Elemen ini dalam sebuah lagu terkait dengan kecepatan., dan menjelaskan pembagian waktu dari musik dalam birama-birama (bars) dan ketukan (beat). Ungkapan lain dijelaskan oleh Kamien (2011) yang mengatakan bahwa tempo dalam musik yang merupakan kecepatan ketukan adalah kecepatan dalam musik. Tempo cepat dikaitkan dengan perasaan energi, dorongan (gerakan), dan kegembiraan. Sementara itu, tempo lambat sering memberi kontribusi pada perasaan serius dan khidmat, liris, dan tenang.

Terdapat dua cara untuk menentukan tempo (Dorrell, 2005:81), pertama ditentukan dengan tanda Metronom. Tanda ini mutlak dan menunjukkan tempo yang pasti, spesifik serta memberikan ketukan per menit. Pada umumnya tanda tempo dari metronom ditulis di awal lagu pada partitur musik, sebagai contoh terdapat tanda metronom MM = 100 di tempat tersebut. Artinya, tempo lagu yang dimainkan tersebut dalam satu menit menghasilkan 100 not ¼. Selanjutnya cara kedua, tempo ditentukan dengan uraian verbal yang lebih relatif dan subjektif, atau disebut juga dengan tanda tempo. Tanda tempo itu sendiri merupakan sebuah kata atau frase yang menjelaskan pada penyaji musik tentang ide sang komposer yang menginginkan karyanya dimainkan dalam kecepatan atau tempo tertentu.

(39)

Gambar 26. Tanda tempo Moderato yang tertulis di awal lagu pada bagian kiri partitur (Orphee, 2000)

Gambar 26 menunjukkan tanda tempo Moderato yang ditulis di bagian kiri di awal lagu La Romanesca. Artinya, lagu tersebut dimainkan dengan tempo Moderato. Adapun penjelasan terkait tanda-tanda tempo beserta artinya diuraikan pada bagian berikut.

2. Tanda-Tanda Tempo

Terdapat berbagai macam tanda-tanda tempo yang umumnya digunakan dalam sebuah karya musik. Ada tanda tempo yang menunjukkan suatu lagu dimainkan dengan tempo lambat, sedang, dan ada pula tanda tempo yang menunjukkan suatu lagu dimainkan dengan tempo cepat. Berikut dijelaskan tanda-tanda tempo berdasarkan kategori lambat, sedang, dan cepat. Dijelaskan pula tanda-tanda tempo yang memiliki arti “berangsur-angsur”.

Tabel 4. Tanda-Tanda Tempo dengan Kategori Kecepatan Lambat

No. Tempo Arti

1. Grave Sangat, sangat Lambat dan

Tenang

2. Adagio Sangat Lambat

3. Lento Lambat

4. Largo Lambat dan Melebar

5. Larghetto Kurang Lambat daripada

Largo (Jones, 2008)

Selanjutnya, pada Tabel 5 dijelaskan tanda-tanda tempo dengan kategori sedang

Tabel 5. Tanda-Tanda Tempo dengan Kategori Kecepatan Sedang

No. Tempo Arti

1. Andante Agak Lambat, pada kecepatan

berjalan sedang

2. Andantino Sedikit Lebih Cepat daripada

(40)

4. Allegretto cukup cepat, sedikit lebih lambat dari allegro (Jones, 2008)

Tabel 6. menunjukkan tanda-tanda tempo dengan kategori kecepatan cepat.

Tabel 6. Tanda-Tanda Tempo dengan Kategori Kecepatan Cepat

No. Tempo Arti

1. Con Moto Dengan gerakan, atau dalam

kecepatan tertentu

2. Allegro Hidup, agak cepat

3. Alla Breve Kecepatan 2 x lipat

4. Vivace Dengan hidup dan cepat

5. Veloce Dengan Velositi

6. Rapido Rapid, Cepat

7. Tempo Maggiore = Alla Breve

8. Presto Sangat Cepat

9. Prestissimo Secepat mungkin

(Jones, 2008)

Di samping tanda-tanda tempo seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 4, 5, dan 6, terdapat pula tanda-tanda tempo lain. Tanda-tanda tempo ini dijelaskan pada Tabel 7.

Tabel 7. Tanda-Tanda Tempo Lainnya

No. Tempo Arti

1. Accelerando Berangsur-angsur menjadi

lebih cepat

2. Meno Mosso Sedikit bergerak, lebih lambat

3. Ritardando Berangsur-angsur menjadi

lebih lambat

4. Rallentando Berangsur-angsur menjadi

lebih lambat

(41)

6. A Tempo Kembali ke Tempo Awal

7. A Tempo Giusto Dalam waktu yang ketat dan

tepat (Jones, 2008)

Tempo dalam musik diukur menurut Beat Per Minute (BPM) (Latham, 2004), yang berarti jumlah ketukan per menit, Sebagai contoh tempo sangat cepat ,prestissimo, memiliki antara 200 sampai 208 BPM; presto memiliki 168 sampai 200 BPM; allegro memiliki antara 120 sampai 168 BPM; moderato memiliki antara 108 sampai 120 BPM; andante memiliki antara 76 sampai 108; adagio memiliki antara 66 sampai 76, larghetto memiliki antara 60 sampai 66; dan largo, tempo yang paling lambat memiliki, 40 sampai 60 beat per minute (BPM).. Ini artinya, nilai not tertentu (misalnya, not seperempat) memiliki 60 ketukan per menit.

Dalam partitur sebuah lagu, tanda BPM dituliskan seperti terlihat pada gambar 27.

Gambar 27. Contoh tanda Beat Per Minute (yang dilingkari) dalam potongan sebuah lagu (Latham, 2004)

Pada gambar 27 terdapat contoh tanda Beat Per Minute (yang dilingkari) dalam potongan sebuah lagu. Ini dimaksudkan bahwa dalam lagu tersebut terdapat 120 ketukan per menit not seperdelapan.

D. Aktivitas Pembelajaran

(42)

dalam musik terlebih dahulu. Untuk mempelajari materi ini, pertama-tama, guru perlu membaca dengan cermat poin 1 yaitu Konsep Tempo dalam Musik.

Setelah itu, memahami dengan benar tentang konsep Tempo dalam musik, dan tanda-tanda Tempo. Kemudian, guru mempelajari contoh dari tanda-tanda Tempo yang terdapat dalam lagu. Selanjutnya, guru dapat mempraktikkan tanda-tanda Tempo yang terdapat dalam karya musik dalam bermain instrument/bernyanyi, sebagai implementasi dari hasil mempelajari materi konsep Tempo dalam musik dan tanda-tanda Tempo.

E. Latihan (Tes Formatif 1)

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Kecepatan dalam musik disebut a. Dinamik

b. Ornamen c. Gaya d. Tempo

2. Tanda tempo yang berarti berangsur-angsur melambat disebut a. Allegro

b. Ritardando c. Allegretto d. Largo

3. Singkatan dari BPM dalam tempo adalah…….

a. Beat Per Minute b. Beat Per Metronome c. Beat Pour March d. Beat Pour Moderato

4. Tanda tempo Moderato memiliki arti: a. Cepat

(43)

5. Tanda tempo yang memiliki arti sama dengan tanda tempo Alla Breve adalah:

a. Tempo Maggiore b. A Tempo

c. Largo d. Meno Mosso

Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan yang telah diperoleh, guru dapat mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Kemudian, hitunglah jawaban yang benar, dan gunakan rumus berikut (Kuswarsantyo dan Rachmi, 2011:1.8).

Jumlah Jawaban yang Benar

Jumlah Soal

Adapun kriteria persentase yang diperoleh dijelaskan sebagai berikut. 90 – 100 % = Baik Sekali

80 – 89 % = Baik 70 – 79 % = Cukup < 70 % = Kurang

Berdasarkan nilai yang diperoleh, Guru dapat menilai kemampuannya sendiri. JIka nilai yang diperoleh antara 80 – 100 %, maka guru dapat melanjutkan ke kegiatan pembelajaran berikutnya. Namun, jika nilai yang diperoleh di bawah 80 %, maka dianjurkan untuk mengulang kembali dalam mempelajari materi-,materi yang terdapat di kegiatan pembelajaran 4.

F. Ringkasan

Kecepatan dalam suatu lagu dalam musik disebut tempo. Tempo menunjukkan berbagai macam kecepatan dalam musik. tempo dalam musik yang merupakan kecepatan ketukan adalah kecepatan dalam musik. Tempo cepat dikaitkan dengan perasaan energi, dorongan (gerakan), dan kegembiraan.

(44)

Terdapat dua cara untuk menentukan tempo (Dorrell, 2005:81), pertama ditentukan dengan tanda Metronom. Tanda ini mutlak dan menunjukkan tempo yang pasti, spesifik serta memberikan ketukan per menit. Pada umumnya tanda tempo dari metronom ditulis di awal lagu pada partitur musik, sebagai contoh terdapat tanda metronom MM = 100 di tempat tersebut. Artinya, tempo lagu yang dimainkan tersebut dalam satu menit menghasilkan 100 not ¼. Selanjutnya cara kedua, tempo ditentukan dengan uraian verbal yang lebih relatif dan subjektif, atau disebut juga dengan tanda tempo. Tanda tempo itu sendiri merupakan sebuah kata atau frase yang menjelaskan pada penyaji musik tentang ide sang komposer yang menginginkan karyanya dimainkan dalam kecepatan atau tempo tertentu.

Seperti halnya tanda dinamik, tanda tempo pada umumnya, ditulis menggunakan bahasa Italia. Sebagai contoh Largo berarti lambat dan Andante berarti agak lambat, pada kecepatan berjalan sedang. Selanjutnya, tanda-tanda tempo dalam musik dapat dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu lambat, cepat, dan tanda tempo lain, seperti “berangsur-angsur” dan a tempo. Tanda tempo lambat seperti Grave, yang berarti sangat-sangat lambat dan tenang. Tanda tempo cepat seperti Vivace, yang berarti dengan hidup dan cepat. Tanda tempo yang menggunakan arti “berangsur-angsur” di dalamnya, seperti Ritardando, yang memiliki arti berangsur-angsur melambat. Tanda tempo ini sering disingkat dengan istilah Rit. Selain tanda-tanda tempo tersebut, ada pula tanda tempo lain, yaitu A Tempo, yang memiliki arti kembali ke tempo semula.

G. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. d

(45)

Kegiatan Pembelajaran 5: Gaya dalam Musik

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Dalam membawakan sebuah karya musik, baik dengan memainkan instrumen musik maupun menyanyi, seorang penyaji musik perlu mengetahui gaya dari musik yang dimainkan. Artinya, dalam menyajikan karya musik, mengacu pada sebuah karakteristik cara penggunaan melodi, ritme, tone olor, dinamik, harmoni, tekstur, dan bentuk dari karya musik yang dimainkan.

Dari uraian tersebut, maka tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah

1. Guru dapat mendefinisikan konsep gaya dalam musik dengan benar dan tepat;

2. Guru dapat mengetahui gaya musik beserta karakteristiknya dalam berbagai genre musik dengan benar dan tepat.

3. Guru dapat menyebutkan gaya musik beserta karakteristiknya dalam berbagai genre musik dengan benar dan tepat.

4. Guru dapat menerapkan gaya musik beserta karakteristiknya dalam berbagai genre musik dengan benar dan tepat ke dalam permainan instrumen musik/bernyanyi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan konsep gaya dalam musik

2. Menjelaskan gaya dalam musik beserta karakteristiknya dalam berbagai genre musik

(46)

C. Materi Pembelajaran

1. Konsep Gaya dalam Musik

Dalam musik, gaya mengacu pada sebuah cara memahami karakteristik dari sebuah melodi, ritme, tone color, dinamik, harmoni, tekstur, dan bentuk dari sebuah karya musik (lagu) (Kamien, 2011). Cara tertentu dari elemen-elemen tersebut, dapat dikombinasikan dan menghasilkan suatu bunyi total yang berbeda dan unik. Jika berbicara gaya dalam musik, maka berbicara gaya musik dari seorang komposer, sekelompok komposer, sebuah negara, maupun sebuah masa/periode/zaman dalam sejarah.

Gaya musikal berubah dari satu era (zaman) di dalam sejarah ke zaman berikutnya. Perubahan ini terus berlanjut mengikuti perkembangan musik di dalamnya. Sejarah musik seni barat dapat dibedakan ke dalam beberapa periode gaya sebagai berikut (Kamien, 2011):

a. Masa Pertengahan (450 – 1450) b. Renaissance (1450-1600) c. Barok (1600-1750) d. Klasik (1750-1820) e. Romantik (1820-1900) f. Abad ke 20 sampai 1945 g. 1945 sampai saat ini

Dari masing-masing periode tersebut, musik-musik yang diciptakan memiliki karakteristik gaya yang berbeda-beda. Sebuah kesadaran tentang karakteristik dari suatu gaya musik, akan membatu seorang pemain musik/penyanyi untuk mengetahui bagaimana mendengarkan sebuah komposisi dan juga membantu para menyaji musik mengenal fitur-fitur inovatif dan unik.

(47)

Pertanyaan lain yang dapat diperhatikan seperti apakah karya musik yang dimainkan di desain untuk mengiringi nyanyian, tarian ataupun drama?

Pada dasarnya, gaya dalam musik dibentuk oleh politik, ekonomi, sosial, dan perkembangan intelektual. Selain itu, sering juga fitur-fitur gaya dalam musik dapat ditemukan dalam perbedaan seni dari periode yang sama. Membahas gaya dalam musik, terkait erat dengan berbagai genre musik. Jika membicarakan gaya dalam musik, maka membicarakan karakteristik fitur-fitur yang ada dalam musik dan bagaimana musik (dari era tertentu atau dalam beberapa genre tertentu) dimainkan. Sementara itu, genre merupakan tipe atau kategori dari sebuah musik. Djohan (2006) mengatakan bahwa genre merupakan suatu terminologi untuk menyebutkan gaya, jenis atau aliran musik yang ada dan berkembang di masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa gaya musik termasuk di dalam genre musik. Ungkapan lain terkait genre musik, dapat juga dikatakan sebagai pengelompokkan musik sesuai dengan kemiripannya satu sama lain. Adapun pengelompokkan genre musik pada umumnya dibagi atas tiga kategori, yaitu musik seni barat, musik popular, dan musik tradisional.

2. Gaya dan Genre dalam Musik

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa gaya dan genre dalam musik memiliki perbedaan makna. Berikut dijelaskan pengelompokkan beberapa genre termasuk di dalamnya gaya musik seni barat genre dan dari berbagai zaman (Fachrudin, 2015).

a. Musik Seni Barat

(48)

1) Gaya Musik Zaman Barok

Pada zamannya, karya-karya musik yang dihasilkan di zaman ini merupakan karya yang luar biasa dan tak terbatas. Musik periode ini adalah emosional dan penuh dengan hiasan kecil dan dekorasi yang membuat rasa surprise dan kagum pendengarnya. Karya musik pada zaman Barok sering serba cepat dengan penggunaan tangganada yang berbagai macam dan terjadi perubahan cepat pada melodi.dan tingkat kekerasan dalam volume.

Saat ini, seseorang mungkin tidak berpikir bahwa hal tersebut sebagai jenis yang menarik dari musik, tetapi jika dibandingkan dengan gaya klasik, maka dapat dikatakan bahwa Barok memang memiliki banyak memiliki aksi yang lebih di dalam karya-karya musiknya. Komposer terkenal di zaman Barok ini adalah Johann Sebastian Bach.

2) Gaya Musik Zaman Klasik

Seni dan budaya Yunani kuno telah selalu dicintai dan ditiru oleh seniman Eropa. Hal ini terutama jelas dalam gaya klasik. Pendekatan matematika musik dari Pythagoras dan Aristoteles diutamakan dalam periode ini. Hal ini merupakan tujuan para komposer klasik untuk mencapai musik yang "sempurna". Artinya, musik yang benar-benar sempurna dari hal teknis. Batasan ini menyebabkan musik yang sangat konservatif, kuat tetapi tidak benar-benar emosional. Ini adalah bagaimana sebagian besar gaya klasik musik berjalan dan bagaimana para komponis menciptakannya (dengan pengecualian dari Beethoven). Musik-musik karya Mozart banyak memberi keindahan dan pergerakan pada pendengarnya, dan Mozart adalah seorang komposer yang lahir dan dibesarkan si zaman klasik.

(49)

3) Gaya Musik Zaman Romantik

Gaya musik zaman Romantik merupakan kebalikan yang mencolok dari gaya musik klasik. Karakteristik utama dari musik Romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari komposer. Musik-musik yang diciptakan di zaman ini lebih banyak menggunakan

emosi dan tidak memandang terhadap aturan-aturan yang ada dalam musik klasik. Komponis Beethoven memiliki tanggung jawab untuk transisi dari gaya musik Klasik ke Romantik. Beethoven menjembatani kesenjangan dengan menanamkan karya-karyanya dengan menggunakan banyak emosi, namun tetap dalam batas-batas klasik.

Pada zaman ini, kekayaan bunyi baru diperoleh dengan perwujudan melodi, harmoni dan bentuk musik secara baru. Sebagai contoh, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua komposer pada era Romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari zaman-zaman sebelumnya.

b. Musik Populer

Berbeda dengan musik seni barat, musik popular merupakan jenis musik yang banyak digemari oleh sebagian besar masrayakat dalam kurun waktu tertentu. Menurut Voight (2003) musik popular merupakan musik yang memiliki melodi yang mudah diingat serta cenderung berubah dari waktu ke waktu. Selain itu, musik ini juga dapat dikatakan sebagai musik non seni. Hal ini disebabkan struktur yang terdapat dalam musik popular lebih sederhana jika dibandingkan dengan musik seni barat. Musik populer juga memiliki beat yang dapat diprediksi.

Genre musik yang termasuk musik popular (Nugraha, 2014) dijelaskan sebagai berikut:

1) Jazz

(50)

mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 - 1917.

Terdapat 4 karakteristik dari musik Jazz (Nugraha, 2014), yaitu pertama, Bluetonality, merupakan jenis irama yang lebih mirip dengan nada Blues. Hal ini dikarenakan awal dari musik Jazz berasal dari musik Blues. Kedua, Swing adalah iramanya yang terasa seperti mengayun. Ketiga, Syncopation(Sinkop). Dasar dari sinkop adalah up tempo. Sinkop ini banyak digunakan pada lagu-lagu modern. Keempat, Improvisasi. Dalam musik Jazz improvisasi merupakan aspek utama, khususnya pada ritme dan melodi dibandingkan dengan jenis musik lain. Improvisasi dari jenis musik ini pada umumnya dimainkan oleh solo instrumen dan scatsing vokalis, dimana not-not yang dimainkan merupakan spontanitas ketika penyaji musik tampil di stage.

Karakteristik lain dari musik Jazz adalah penggunaan akor-akor yang lebih rumit Selain itu, memiliki tonalitas yang luas dan sering terjadi modulasi.

2) Blues

Blues (Adiluhur, 2013) adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam masyarakat Afrika-Amerika di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari lagu rohani, lagu kerja, hollers lapangan, teriakan, dan narasi sederhana berirama balada . The blues terdapat dalam bentuk Jazz, R&B, dan rock n roll dicirikan oleh akor progresif tertentu dengan dua belas bar akor disonan progresi yang paling umum dengan nada disonan. Blues sebagai gaya, atau genre, berevolusi dimulai sekitar tahun 1890-an di daerah Mississippi Delta Amerika Serikat

(51)

berirama Blues menggunakan akor I, IV, dan V dari tangganada yang digunakan. Sebagai contoh, jika menggunakan tangganada A, maka akor yang digunakan adalah A, D, dan E.

Karakteristik lain, musik Blues umumnya diciptakan dalam 12 birama dan juga ritme yang digunakan. Secara melodi, melodi yang digunakan pada musik Blues umumnya bersifat datar, perasaan kurang jelas dari tangganada mayor dan minor, biasanya not ketiga dan kelima dari tangganada. Not-not blues ini umumnya jika dimainkan pada gitar solo dimainkan dengan lentur dan terus berjalan.

Figur Blues klasik adalah penyanyi diiringi gitar akustik dan ada kalanya diiringi oleh harmonika. The bluesman legendaris Robert Johnson adalah contoh klasik. Musik Blues dapat dimainkan pada instrumen atau dengan kombinasi instrumen. Tipe dari Blues band terdiri atas penyanyi, gitaris, bassis, pianis, dan drummer.

3) Rock

Karakteristik dasar musik rock (Henderson, 2013) adalah: permainan gitar dengan menggunakan efek, drum keras, garis bass yang menarik dan kaitan vokal kuat. Genre besar dan menggabungkan banyak sub-genre dan genre fusion. Selain itu, lagu-lagu rock biasanya dalam bentuk paduan suara dan dalam sukat 4/4, dengan aksen berat pada ketukan.

Secara detil, karakteristik musik Rock adalah a) Gitar Listrik: biasanya dimainkan dengan menggunakan efek seperti distorsi; b) Bass gitar: dipopulerkan melalui gerakan jazz di tahun 1950-an; c) Drum kit: memainkan Fusion dari drum dan simbal, dan ini digunakan sebagai “spine” dari sebuah lagu; d) .Standard sukat yang digunakan 4/4; dan e) Bentuk lagu seperti paduan suara.

4) Pop

(52)

sering disebut hanya pop, musik kontemporer dan jenis umum dari musik populer (dibedakan dari musik klasik atau seni dan dari musik rakyat.

Istilah musik pop tidak merujuk secara khusus untuk genre tunggal atau suara, dan maknanya berbeda tergantung pada waktu dan tempat. Dalam musik populer, "musik pop" sering dibedakan dari sub genre lain dengan ciri-ciri gaya seperti irama danceable atau beat, melodi sederhana, dan struktur yang berulang. Pop lirik lagu yang sering emosional, berkaitan dengan cinta atau menari.

Musik pop merupakan genre yang paling besar dan menggabungkan aspek dari berbagai jenis musik lainnya. Secara singkat karakteristik lagu pop (Henderson, 2013) dijelaskan antara lain a) lagu diciptakan untuk tujuan menarik khalayak luas, daripada setiap subkultur atau ideology; b) struktur lirik pada umumnya seperti sajak; c) Perekaman dan produksi dianggap lebih penting daripada live performance; d) irama berorientasi tarian; e) struktur lagu dan melodi lebih sederhana; f) berupaya untuk mengikuti tren budaya pop saat ini; dan g) fokus pada melodi dan mudah diingat

c. Musik Tradisional

Menurut Sedyawati (1992:23) pengertian musik tradisional adalah musik yang dipakai sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik tradisional menurut Tumbijo (1977:13) adalah suatu seni budaya yang sejak lama turun temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa musik tradisional ialah musik masyarakat yang diwariskan secara turun–temurun dan berkelanjutan dalam masyarakat suatu daerah. Musik tradisional juga menjadi perbendaharaan kesenian lokal masyarakat setempat.

(53)

dari luar kebudayaan suatu masyarakat pemilik musik yang dimaksud tersebut. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa musik tradisional adalah musik yang berakar pada tradisi masyarakat tertentu, dan keberadaannya saat ini merupakan suatu upaya pewarisan secara turun temurun dari masyarakat sebelumnya untuk masyarakat selanjutnya.

Terdapat berbagai macam musik tradisional di Indonesia, antara lain gamelan, angklung, musik krumpyung, dan musik gong luang. Di samping musik-musik tradisional tersebut, terdapat juga musik tradisional yang hadir di Indonesia yang berasal dari dampak kebudayaan luar, yaitu antara lain dangdut dan keroncong. Berikut dijelaskan kedua jenis musik tradisional tersebut.

1) Dangdut

Imansyah (2013) menjelaskan bahwa dangdut merupakan salah satu dari genre musik yang berkembang di Indonesia. Pada dasarnya, jenis musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya.

Penyebutan nama “dangdut” merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Seperti halnya jenis-jenis musik lainnya, musik dangdut juga memiliki karakteristik tersendiri (Fachrudin, 2015), yaitu

(54)

b) Lagunya mudah dicerna, sehingga mudah untuk diterima masyarakat.

c) Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (iramanya agak cepat) dan makinang (lebih cepat).

d) Liriknya masih lekat pada pantun. e) Irama musiknya sangat melankolik.

f) Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, g) Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4

(jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli.

h) Jarang menggunakan improvisasi, baik melodi maupun harmoni.

i) Ciri khas utama yaitu adanya ketukan tabla dan sinkop. j) Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian

kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.

Jenis musik dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan memengaruhi bentuk musik yang lain. Sebagai contoh, keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Dengan demikian, musik dangdut dikatakan sebagai musik yang fleksibel karena dapat beradaptasi dengan musik lainnya.

2) Keroncong

Musik keroncong adalah salah satu musik tradisonal yang terdapat di Indonesia. Pada awalnya, keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute,

dan seorang penyanyi umumnya wanita (Harmunah, 1987). Sebenarnya, akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara.

(55)

Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari musik keroncong (Harmunah, 1987) yaitu terletak pada bentuk, harmoni, dan instrumen musik yan

Gambar

Gambar 1. Peta Kompetensi Materi Modul 8
Gambar 2. Contoh tanda ekspresi tranquillo, con forza, dan poco agitato dalam potongan lagu Grand Concert karya Chopin
Tabel 1. Tanda-tanda Eksrpresi dalam Musik beserta Artinya
Gambar 3. Ornamen trill yang dimainkan di zaman Barok yang dimulai pada nada d (di atas not utama) (sumber: Mery, 2003)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI3. Menentukan aspek- aspek

Menentukan strategi komunikasi yang efektif, empatik, dan santun, baik secara lisan maupun tulisan bagi peserta didik sekolah dasar kelas awal2. 5