• Tidak ada hasil yang ditemukan

a) Lokal, pada tempat kanker primer tumbuh b) Regional, pada kelenjar limfe yang berdekatan c) Metastase, pada organ jauh yang terkena

d) Sistemik, pada seluruh tubuh sebagai komplikasi

2.6.1 Gejala Umum

a) Penurunan berat badan yang tiada penyebabnya (unexplained weight loss).

b) Demam kronis berlaku pada hampir setiap penderita kanker terutamanya apabila kanker atau pengobatan kanker itu sendiri mula menurunkan sistem imun tubuh. c) Sering lelah/penat (fatigue) yang tidak akan hilang dengan rehat adalah tanda bahwa terdapat pertumbuhan kanker. Kanker yang menyebabkan kehilangan darah juga bisa menyebabkan seseorang itu sering lelah.

d) Nyeri pada bagian tubuh sering menunjukkan gejala tumor yang telah bermetastase.

e) Perubahan pada kulit seperti hiperpigmentasi, jaundice, eritema, pruritus atau pertumbuhan rambut pada tubuh yang berlebihan.

Semua gejala ini tidak semestinya tampak pada penderita kanker sahaja tetapi sekiranya gejala-gejala ini semakin memburuk atau tampil pada suatu jangka masa yang lama, pemeriksaan harus dilakukan segera untuk mendeteksi penyebabnya.

2.6.2 Gejala-gejala Spesifik

a) Perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih: konstipasi, diare atau perubahan jumlah feses untuk tempoh yang lama adalah tanda kanker kolon. Nyeri saat BAK, BAK berdarah atau perubahan pola BAK adalah tanda-tanda kanker buli-buli atau prostat.

b) Luka/ koreng yang sukar sembuh bisa karena kanker kulit ataupun karena kanker oral disebabkan tabiat merokok, mengunyah tembakau atau karena alkohol. Luka di penis/vagina merupakan tanda awal infeksi menular seksual atau kanker.

c) Plak putih dalam mulut dan tompok putih pada lidah adalah tanda-tanda leukoplakia yang bisa merubah menjadi kanker oral.

d) Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam tubuh bisa berlaku pada kanker tahap awal atau lanjut. Batuk darah bisa karena kanker paru. BAB berdarah bisa karena kanker kolon atau rektum. Perdarahan dari vagina karena kanker serviks atau uterus. Kencing berdarah bisa karena kanker ginjal atau kandung seni manakala darah dari puting susu bisa karena kanker payudara.

e) Benjolan pada payudara, testis, dan kelenjar limfe menandakan kanker pada tahap awal atau tahap lanjut.

f) Gangguan alat pencernaan(indigestion) dan kesukaran menelan bisa disebabkan kanker pada esophagus, perut atau farings.

g) Andeng-andeng yang berubah, membesar atau makin hitam merupakan tanda-tanda melanoma.

h) Batuk kronis yang berlarutan adalah tanda kanker paru manakala nada suara yang jadi serak dan makin lama, suaranya makin hilang adalah tanda kanker larynx atau tiroid.

2.7 Diagnosis ( Sukardja, 2000)

Ada bermacam-macam cara pemeriksaan kanker, yaitu:

2.7.1 Cara Non-Mikroskopi

a) Pemeriksaan Klinik

Pemeriksaan klinik ialah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan pmeriksaan fisik, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, toucher, dan transilluminasi. Dalam menegakkan diagnosa klinik, harus diperhatikan lokasi tumor primer, sifat tumor, dan operabilitas tumor.

b) Pemeriksaan Radiolografi

Ada bermacam-macam seperti radiografi polos/tanpa kontras, radiografi dengan kontras, scintigrafi atau radioisotope scanning, CT-scan, MRI, dan RIA untuk mengetahui adanya penanda tumor (tumor markers).

c) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah darah, urin, feses/ Guaiac serum, fungsi hati, SGOT/SGPT, fungsi ginjal, gula darah, kolesterol, fungsi hemostatik, protein serum, fosfatase alkali, fosfatase asam, elektrolit, LDH dan lain-lain.

d) Pemeriksaan Elektromedik

Ini adalah pemeriksaan menggunakan alat-alat elektronik seperti ECG ( elektrokardiografi), EEG ( elektroencefalografi), USG (ultrasonografi), dan echografi Doppler.

e) Pemeriksaan Endoskopi

Ada 2 jenis endoskop yaitu, endoskop kaku(rigid) dan endoskop fleksibel atau fiberendoskop. Pada alat ini dapat dipasang kamera sehingga dapat foto dari lesi yang ditemukan dan dapat juga dipakai untuk mengambil bahan untuk pemeriksaan sitologi dan bahan biopsi, sehingga diagnosa patologi dapat ditegakkan tanpa melalui operasi.

f) Operasi Eksplorasi

Pemeriksaan jenis ini dilakukan untuk menentukan apakah tumor itu ganas atau jinak dan operable atau tidak, bagi tumor yang kecil atau terletak dibagian dalam didalam tubuh. Untuk menentukannya, perlu dilakukan eksplorasi untuk operasi definitive, yaitu operasi untuk diagnostik dan terapi sekaligus.

g) Test Biokimia/Immunologi

Tes tumor marker atau petanda tumor dilakukan menggunakan alat RIA (Radio-immuno-assay).

Tabel 2.1: Serum tumor markers (Kumar & Clark, 2005)

α-Fetoprotein Karsinoma Hepatocellular dan non-seminomatous germ cell tumours of gonads

β-Human chorionic gonadotropin (β-HCG)

Choriocarcinoma, germ cell tumour, dan kanker paru

Carcino embryonic antigen (CEA) Kanker gastrointestinal

CA-125 Kanker ovarium

CA- 19-9 Kanker gastrointestinal terutamanya kanker pancreas

CA- 15-3 Kanker payudara

2.7.2 Cara Mikroskopi

a) Pemeriksaan Sitologi/Hematologi

Pemeriksaan sitologi/hematologi itu ialah pemeriksaan jenis sel. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari sputum, sputum, urine, lendir vagina, cairan pleura, acites, dan cairan cerebrospinalis atau sel-sel epitel diambil dari tubuh dengan endoskop, inprint, kerokan, sikatan, gosokan, sedotan, dsb.

Pemeriksaan hematologi diambil dari darah perifer ataupun dari sumsum tulang untuk menegakkan diagnose leukemia dan metastase kanker ke sumsum tulang. Pemeriksaan sitologi pula terdiri dari Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB), pemeriksaan histokimia dan immunohistokimia. Hasil pemeriksaan sitologi dapat dinyatakan dengan cara Papanicolaou, Bethesda dan menurut WHO. Bila terdapat sel-sel yang dicurigai ganas atau sel-sel ganas, perlu dikerjakan biopsi untuk pemeriksaan patologi untuk memastikannya.

b) Pemeriksaan Patologi

Pemeriksaan patologi ialah pemeriksaan morfologi tumor. Pemeriksaan itu berupa pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Melalui pemeriksaan patologi, dapat ditentukan tipe histologi tumor, sifat tumor, derajat diferensiasi sel, stadium penyakit dan radikalitas operasi.

c) Pemeriksaan Autopsi

Pemeriksaan ini dikerjakan setelah penderita meninggal. Pemeriksaan autopsi itu dikerjakan secara makroskopi dan mikroskopi.

2.7.3 Grading dan Staging

Sistem grading keganasan adalah untuk menilai karakteristik sel tumor yang dijumpai dalam pada setiap pasien. Sistem ini membandingkan sel kanker dengan bagian normal dari organ dan aktivitas sellularnya.

Tabel 2.2 : Sistem Grading untuk Malignansi (Mosby Elsevier, 2009)

Grade Karakteristik

GX Gred tidak dapat ditentukan

G1 Sel-sel berdiferensiasi dengan baik, hampir sama dengan tisu normal. Dianggap tumor “gred rendah”.

G2 Diferensiasi sel sedang, karakteristik sel hampir sama dengan sel normal tetapi lebih mirip dengan sel malignant.

G3 Diferensiasi sel kurang, karakteristik normal sel terlihat pada beberapa sel, tetapi tisu asalnya masih ada.

G4 Tiada diferensiasi sel, tiada karakteristik normal pada sel, dan tidak bisa menentukan tisu asal dari tumor.

Staging pula adalah suatu proses langkah-demi-langkah untuk menentukan lokasi kanker dan tahap penyebaran kanker itu. Ada 3 metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan tumor yaitu, clinical staging, pathological staging dan restaging.

2.7.4 Sistem TNM

Tabel 2.3: Sistem TNM untuk Tumor

Kategori T = tumor primer Tx = syarat minimal menentukan indeks T tidak terpenuhi

Tis = tumor in situ ( neoplasma in situ,NIS)

T0 = tidak ketemu adanya tumor primer T1 = diameter tumor kurang dari 2 cm T2 = diameter tumor 2-5 cm

T3 = diameter tumor lebih dari 5 cm T4 = tumor invasi keluar organ Kategori N = nodus/

metastase kelenjar limfe regional

N0 = nodus regional negatif N1 = nodus regional, mobil N2 = nodus regional, melekat

N3 = nodus juxtaregional atau bilateral Kategori M = metastase

organ jauh

M0 = tidak ada metastase organ jauh M1 = ada metastase organ jauh

2.8 Pengobatan

Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker, kondisi fisik pasien, pilihan pasien dan ketersediaan sarana. Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun). Berikut adalah berbagai pilihan pengobatan untuk kanker.

2.8.1 Operasi/ Pembedahan

Terdapat beberapa cara pembedahan untuk menangani kanker yaitu reseksi, pembedahan paliatif, teknik cryotherapy, dan ablasi radiofrequency (Sukardja, 2000).

2.8.2 Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat anti-kanker yang disebut sitostatika. Obat-obat ini umumnya digunakan bersama

pembedahan dan/atau radioterapi. Tujuan kemoterapi adalah untuk menginduksi remisi, yaitu sekurang-kurangnya eradikasi penuh kanker untuk 1 bulan ( Rachel Airley, 2009).

2.8.3 Radioterapi

Radioterapi ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi yang diberikan secara internal atau eksternal (American Institute for Cancer Research, 2010).

2.8.4 Hormon terapi

Hormon terapi ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker, sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Perawatan ini hanya digunakan unutk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormon (hormone-dependent), seperti kanker mamma, endometrium, tiroid dan prostat (Sukardja, 2000).

2.8.5 Immunoterapi

Immunoterapi ialah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan memperbesar kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker (Sukardja, 2000).

2.8.6 Bioterapi

Bioterapi ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, seperti sitokin, interferon, antiangiogenesis dan sebagainya (Sukardja, 2000).

2.8.7 Terapi Lain-lain (Sukardja, 2000) a) Terapi gen

b) Elektrokoagulasi yaitu membakar sel-sel kanker dengan alat listrik, elektrokauter

c) Laser surgeri yaitu membakar sel-sel kanker dengan sinar laser

d) Cryo surgeri yaitu membekukan sel-sel kanker sampai mati menggunakan karbon dioksida.

e) Kemosurgeri yaitu mematikan sel-sel kanker dengan zat-zat kimia f) Hipertermi

2.9 Pencegahan

2.9.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker. ( Dalimartha, 2004).Pengaturan pola makan sehari-hari juga diperlukan agar tubuh mempunyai cadangan antioksidan yang cukup sebagai penangkal radikal bebas yang merusak tubuh ( American Institute for Cancer Research, 2010).

2.9.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker, skrinning populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu yang tanpa gejala. Bila ditemukan kecurigaan pada deteksi dini, segera dilakukan pemeriksaan (Dalimartha, 2004). Berikut adalah tanda-tanda awal kanker yang harus diketahui oleh masyarakat supaya dapat dideteksi dini ( Diananda, 2009):

7- WASPADA bahaya kanker (7 patokan tanda bahaya kanker)

W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau gangguan

A = alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh P = payudara atau tempat lain ada benjolan

A = andeng-andeng yang berubah sifatnya, menjadi makin besar dan gatal D = darah dan lendir yang abnormal keluar dari tubuh

A = adanya koreng atau borok yang tidak mahu sembuh-sembuh 2.9.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal ( Dalimartha, 2004).

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Dokumen terkait