• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KANKER ANTARA PASIEN KANKER DI RSUP HAJI ADAM MALIK DENGAN

ORANG AWAM DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG II KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

LETCHUMI RAJA SUREIA 080100293

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II

NAMA : LETCHUMI RAJA SUREIA NIM : 080100293

Pembimbing, Penguji I,

... ... (dr. Dairion Gatot, SpPD,KHOM) ( dr. Sarah Dina, SpOG) NIP: 196203021989031003 NIP : 196804151997032001

Penguji II,

... (dr. A.Amra,SpM)

NIP: 196405021992032003

Medan, 21 Disember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

...

(3)

ABSTRAK

Latar belakang: Kanker adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Pengetahuan dasar mengenai kanker di kalangan masyarakat adalah amat penting dalam penanggulangan kanker supaya langkah diagnosis dini, skrining, upaya pencegahan dan pengobatan akan lebih efektif.

Objektif : Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II.

Metode : Jenis penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang mengandungi 20 soal telah didistribusikan kepada 100 pasien kanker dan 100 orang awam untuk menentukan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Beberapa faktor yang terkait dengan tingkat pengetahuan juga dianalisa pengaruhnya. Metode yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling.

Hasil : Mayoritas pasien kanker berpengetahuan sedang mengenai kanker yaitu sebesar 63% dan 37% pula mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker. Mayoritas orang awam juga berpengetahuan sedang yaitu sebesar 71% , 12% berpengetahuan baik dan sekitar 17% orang awam berpengetahuan kurang mengenai kanker.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mengenai kanker adalah lebih baik di kalangan pasien kanker dibanding dengan orang awam (p <0.05). Faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien kanker mengenai kanker. Namun, pada orang awam didapati faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang digunakan oleh responden seperti koran, televisi, dan majalah mempengaruhi pengetahuan dasar mereka mengenai kanker. Maka perlu promosi kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan berulang kali dengan kerjasama persatuan onkologi dan media massa untuk mengatasi kasus kanker yang semakin meningkat di Indonesia.

(4)

ABSTRACT

Background : Cancer is the third cause of death in Indonesia after heart disease and stroke and the recorded cases are increasing by year. Prevention measures are not fully successful because many patients seek treatment in the late stages of the disease when the cure has got more difficult. The basic level of cancer knowledge of the population is very important in controlling cancer in order for the early diagnosis, screening, and new approaches to prevention, and treatment will be more effective.

Objective : To know the knowledge level towards cancer in cancer patients compared to the healthy population in the district of Medan Selayang II.

Methods : A cross sectional analytical study were conducted using questionnaire consisting of 20 questions was given to 100 cancer patients and 100 healthy people. Samples were taken by measure of a non-probability consecutive sampling technique.

Results : The majority of cancer patients (63%) were found to have moderate knowledge of cancer ( 63%) and 37% has good knowledge of cancer. As for the healthy respondents, majority of them (71%) also has moderate knowledge, 12% with good knowledge and 17% were found to have little knowledge of cancer.

Conclusion : The knowledge of cancer is better among the cancer patients compared to the healthy people (p <0.05). External factors such as age, education, employment, and source of information does not influence the patient’s knowledge of cancer. While in the healthy population, age factor, education level, employment status and source of information such as the newspaper, television and magazine does influence their level of knowledge of cancer. So the need of health promotion such as repeated education-based counseling must be made in cooperation with oncology societies and media in order to overcome the cancer burden in Indonesia.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

anugerahNyalah saya dapat menyelesaikan penelitian saya yang berjudul

“Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik

dengan Orang Awam di Kecamatan Medan Selayang II Mengenai Kanker”.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu dr. Dairion

Gatot Sp.PD, KHOM yang telah membimbing saya dalam penyususan karya tulis

ilmiah ini. Terima kasih juga diucapkan kepada semua teman saya yang banyak

membantu saya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Saya menyadari karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan yang harus

diperbaiki. Saya memohon saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, semoga Tuhan sentiasa merahmati kita semua dan semoga

penelitian in dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, ...2011

Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN...i

ABSTRAK………....ii

ABSTRACT………...iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL………...vii

DAFTAR GAMBAR ... .... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... .... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 5

2.1. Definisi Pengetahuan ... .... 5

2.2. Kanker……… 7

2.2.1. Definisi kanker... 7

2.2.2. Epidemiologi ... ... 8

2.2.3 Etiologi ... … 8

2.2.4 Karsinogenesis……….. 11

2.2.5 Gejala-gejala………..12

2.2.6 Diagnosis……… 14 2.2.7 Pengobatan……….18

2.2.8 Pencegahan……….20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL……… 21

3.1. Kerangka Konsep Penelitian...21

3.2. Defenisi Operasional...22

3.3 Hipotesis……….23

BAB 4 METODE PENELITIAN………...24

(7)

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... ….24

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... … 25

4.3.1 Populasi……… ..25

4.3.2 Sampel………25

4.4. Metode Pengumpulan Data ... ....26

4.4.1 Data primer...27

4.4.2 Data sekunder...27

4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... … 27

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... .... 29

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN...30

5.1. Hasil Penelitian …………..………...30

5.1.1. Deskripsi Lokasi penelitian ………...30

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………...30

5.1.3 Pengetahuan Responden mengenai Kanker...33

5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan mengenai Kanker …………..……… 37

5.1.5. Analisa Pengujian Hipotesa dengan Chi Square………40

5.2. Pembahasan……… 42

5.2.1. Karakteristik responden………...42

5.2.2. Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan mengenai Kanker………...43

5.2.3. Perbandingan Tingkat Pengetahuan………46

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...48

6.1. Kesimpulan...48

6.2. Saran...48

DAFTAR PUSTAKA...50

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Serum Tumor Markers 15

2.2 Sistem Grading untuk Malignansi 17

2.3 Sistem TNM untuk Tumor 17

4.1 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 25

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk

Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner 28

5.1 Karakteristik Responden 32

5.2 Distribusi Pasien Kanker mengikut diagnosa 33

5.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

pada Kuesioner 33

5.4 Hubungan Usia dengan Tingkat

Pengetahuan Mengenai Kanker pada

Pasien Kanker dan Orang Awam 37

5.5 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan

Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker

pada Pasien Kanker dan Orang Awam 38

5.6 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat

Pengetahuan Tentang Kanker pada

(9)

5.7 Hubungan Sumber Informasi dengan

Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker

pada Pasien Kanker dan Orang Awam 40

5.8 Perbandingan Tingkat Pengetahuan

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan

pasien kanker di RSUP HAM dengan orang awam di

Kecamatan Medan Selayang II mengenai kanker 21

Gambar 2 Perbandingan Tingkat Pengetahuan Pasien Kanker

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Ethical Clearance

Lampiran 3. Ijin Penelitian

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 6. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan/PSP ( Informed Consent)

(12)

ABSTRAK

Latar belakang: Kanker adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Upaya penanggulangan masih banyak menemukan kendala karena sebagian besar penderita datang berobat pada stadium lanjut yang sulit disembuhkan. Pengetahuan dasar mengenai kanker di kalangan masyarakat adalah amat penting dalam penanggulangan kanker supaya langkah diagnosis dini, skrining, upaya pencegahan dan pengobatan akan lebih efektif.

Objektif : Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita kanker dibanding dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II.

Metode : Jenis penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Kuesioner yang mengandungi 20 soal telah didistribusikan kepada 100 pasien kanker dan 100 orang awam untuk menentukan tingkat pengetahuan mereka mengenai kanker. Beberapa faktor yang terkait dengan tingkat pengetahuan juga dianalisa pengaruhnya. Metode yang digunakan adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling.

Hasil : Mayoritas pasien kanker berpengetahuan sedang mengenai kanker yaitu sebesar 63% dan 37% pula mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker. Mayoritas orang awam juga berpengetahuan sedang yaitu sebesar 71% , 12% berpengetahuan baik dan sekitar 17% orang awam berpengetahuan kurang mengenai kanker.

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan mengenai kanker adalah lebih baik di kalangan pasien kanker dibanding dengan orang awam (p <0.05). Faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien kanker mengenai kanker. Namun, pada orang awam didapati faktor usia, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi yang digunakan oleh responden seperti koran, televisi, dan majalah mempengaruhi pengetahuan dasar mereka mengenai kanker. Maka perlu promosi kesehatan, yaitu melakukan penyuluhan berulang kali dengan kerjasama persatuan onkologi dan media massa untuk mengatasi kasus kanker yang semakin meningkat di Indonesia.

(13)

ABSTRACT

Background : Cancer is the third cause of death in Indonesia after heart disease and stroke and the recorded cases are increasing by year. Prevention measures are not fully successful because many patients seek treatment in the late stages of the disease when the cure has got more difficult. The basic level of cancer knowledge of the population is very important in controlling cancer in order for the early diagnosis, screening, and new approaches to prevention, and treatment will be more effective.

Objective : To know the knowledge level towards cancer in cancer patients compared to the healthy population in the district of Medan Selayang II.

Methods : A cross sectional analytical study were conducted using questionnaire consisting of 20 questions was given to 100 cancer patients and 100 healthy people. Samples were taken by measure of a non-probability consecutive sampling technique.

Results : The majority of cancer patients (63%) were found to have moderate knowledge of cancer ( 63%) and 37% has good knowledge of cancer. As for the healthy respondents, majority of them (71%) also has moderate knowledge, 12% with good knowledge and 17% were found to have little knowledge of cancer.

Conclusion : The knowledge of cancer is better among the cancer patients compared to the healthy people (p <0.05). External factors such as age, education, employment, and source of information does not influence the patient’s knowledge of cancer. While in the healthy population, age factor, education level, employment status and source of information such as the newspaper, television and magazine does influence their level of knowledge of cancer. So the need of health promotion such as repeated education-based counseling must be made in cooperation with oncology societies and media in order to overcome the cancer burden in Indonesia.

(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Perubahan gaya hidup dan modernisasi, terutama di kota besar,

mengakibatkan pola penyakit di Indonesia berubah. Mengonsumsi makanan

berlemak, kurang serat, maupun yang telah diproses dapat menyebabkan frekuensi

penyakit kanker terus meningkat dan mendekati pola di negara maju. Menurut Survei

Kesehatan Rumah Tangga (2002) dalam Menkes (2006), kanker penyebab kematian

nomor tiga bagi pasien di rumah sakit setelah penderita jantung dan stroke.

Kanker banyak menimbulkan penderitaan dan kematian pada manusia.

Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia(WHO), lebih 70% dari mortalitas akibat

kanker berlaku di negara berpendapatan rendah dan sedang, di mana informasi

mengenai pencegahan, diagnosa dan pengobatan adalah terbatas atau tidak ada sama

sekali. Jika saja ditemukan kanker pada stadium dini, maka biaya pengobatan

penyakit kanker menjadi lebih murah dengan prognosis yang lebih baik. Di

Indonesia, sekitar 80% penderita penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut

sehingga pengobatan menjadi lebih sulit, mahal, dan hasil pengobatan tidak

memuaskan, bahkan cenderung mempercepat kematian ( Dalimartha, 2004).

Berikut ini fakta seputar penyakit kanker yang dapat membukakan mata dan

meningkatkan kesadaran akan ancaman penyakit kanker.

Studi di dunia :

Menurut WHO (2005), 7.6 juta penduduk meninggal akibat kanker pada tahun

2005 dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan.

Menurut estimasi International Agency for Research on Cancer (IARC),

terdapat 12.7 juta kasus baru kanker di seluruh dunia pada tahun 2008 (

(15)

Studi di Indonesia (Riskesdas 2007):

Di Indonesia, diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk setiap

100.000 penduduk per tahunnya.

Prevalensi nasional Penyakit Tumor/Kanker di Indonesia adalah 0,4%.

Prevalensi tumor menurut provinsi yaitu di Sumatera Utara adalah 2,9% .

Walaupun demikian, apabila penyakit ini dapat dideteksi pada tahap awal, maka

lebih daripada separuh penyakit kanker dapat dicegah, bahkan dapat disembuhkan

(KBI Gemari, 2003). Sayangnya hasil diagnosis kanker menyatakan bahwa 80%

penderita kanker ditemukan pada stadium lanjut, yakni stadium 3 dan 4 di mana

kanker sudah menyebar ke bagian-bagian lain dalam tubuh di mana peluang untuk

sembuh semakin kecil (Kompas, 2002). Keadaan di atas menjadi salah satu penyebab

meningkatnya penyakit kanker di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Adiati Arifin M Siregar,

berkembangnya jumlah kasus kanker di Indonesia diperparah oleh kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang kanker serta sarana untuk deteksi dini. Menurut

Sekretaris Daerah Pemprov Kalbar Syakirman pula, penanganan penyakit dan deteksi

dini kanker belum sepenuhnya mendapat prioritas dari berbagai kebijakan dan

program kesehatan pemerintah (Kompas, 2009).

Terdapat 4 komponen utama dalam mengontrol kanker yaitu, pencegahan,

deteksi dini, diagnosis dan pengobatan. dan terapi palliatif (WHO, 2005). Maka,

masyarakat harus diberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang kanker supaya

mereka lebih waspada dan upaya penanggulangan kanker akan lebih berhasil di

tingkat nasional. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui perbedaan antara tingkat pengetahuan penderita kanker dengan orang

awam supaya dapat diketahui bagaimana penduduk di Medan mendapatkan informasi

tentang kanker, adakah setelah mendapat kanker ataupun sudah ada pengetahuannya

(16)

1.2. Rumusan masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker di

RSUP Haji Adam Malik dibanding dengan orang awam di kalangan penduduk

Kecamatan Medan Selayang II ?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum:

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan penderita kanker dibanding

dengan orang awam tentang kanker.

1.3.2 Tujuan khusus :

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kanker pada orang awam

c. Untuk membandingkan tingkat pengetahuan tentang kanker pada penderita kanker

dan orang awam

d. Menilai apakah karakteristik pada responden ( umur, tingkat pendidikan,

pekerjaan dan sumber informasi) mempengaruhi tingkat pengetahuan mereka tentang

kanker

1.4 Manfaat penelitian a) Bagi Peneliti

- Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pemahaman pasien yang

menderita kanker mengenai penyakit mereka.

- Dapat memberi tambahan pengetahuan kepada pasien kanker tentang

penyakitnya dan masyarakat awam di masa depan.

b) Bagi Instansi Kesehatan

Data atau informasi hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Dinas

(17)

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker sehingga dapat

mendeteksi kanker secara lebih dini.

c) Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat supaya mereka bisa

mendapatkan pengetahuan mengenai kanker sehingga dapat mendeteksi kanker

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2007) merupakan khazanah kekayaan

mental secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap

pengetahuan mempunyai ciri-ciri spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana

(epistologi) dan untuk apa (aksiologi). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, sebagian besar diperoleh

melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Peneliti Roger

(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam

diri orang tersebut terjadi suatu proses yang berurutan.

Pertama adalah awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dan

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu. Keduanya adalah interest yaitu orang

mulai tertarik kepada stimulus tersebut dan seterusnya berlakulah evaluation, yaitu

menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Seterusnya

dilanjutkan dengan trial di mana orang telah mulai mencoba perilaku baru. Akhirnya,

berlakulah adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut (Notoatmodjo 2003) pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkat.

Tahu (know) adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah atau diartikan

sebagai pengikat materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat

kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur tingkat pengetahuan ini

dipergunakan menyebutkan, menguraikan, dan sebagainya.

Memahami (comprehension) diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk

(19)

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang

dipelajari.

Aplikasi ( application ) adalah kemampuan menggunakan materi yang

dipelajari berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi

nyata.

Analisis ( analysis ) diartikan sebagai sesuatu kemampuan untuk

menggabungkan materi atau sesuatu objek ke dalam sesuatu komponen-komponen,

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya antara satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

Sintesis ( synthesis) menunjukan kepada sesuatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan komponen-komponen yang terpisah sehingga

membentuk suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi itu dilandaskan pada suatu

kriteria yang telah ada atau kriteria yang ditentukan sendiri.

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

Antaranya adalah umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, status sosio-ekonomi dan

sumber informasi.

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam & Siti Pariani, 2000).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap orang

(20)

pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak

pula menerima pengetahuan yang dimilikinya (Nursalam & Pariani, 2000 ).

Pekerjaan adalah pencaharian; sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah

bagi menyara hidup dan keluarga (Kamus Besar Bahasa Indonesia 3).

Status sosio-ekonomi pula bergantung pada jumlah pendapatan seseorang itu.

Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan

pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan- kebutuhan lain yang

lebih mendesak ( Efendi Nasrul, 1998 ).

Sumber informasi pula adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam

penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan (Kamus Besar Bahasa

Indonesia).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(kuesioner) yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan yang disebut di atas. Pertanyaan yang

diajukan kepada responden dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pertanyaan

subjektif dan pertanyaan objektif. Pertanyaan subjektif merupakan pertanyaan jenis

essay karena penilaian untuk pertanyaan jenis ini melibatkan faktor subjektif dari

nilai, sehingga nilainya akan berbeda dari sudut pandangan penilai yang satu dengan

yang lain, dari satu waktu ke waktu yang lain.

Pertanyaan objektif pula terdiri dari pertanyaan jenis pilihan ganda ( multiple

choice ), betul-salah dan pertanyaan menjodohkan. Pertanyaan-pertanyaan jenis ini

disebut pertanyaan objektif karena ianya tidak melibatkan penilaian subjektif dari

penilai.

2.2 Definisi kanker

Kanker, disebut juga neoplasma adalah suatu penyakit pertumbuhan sel yang

abnormal, cepat, dan tidak terkendali dengan bentuk, sifat, dan gerakannya yang

(21)

Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan

diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau suppressor gen ( = anti onkogen ).

Bila pertumbuhan ini tidak cepat dihentikan, maka sel kanker akan

berkembang menjadi besar malah bisa invasif ke jaringan sekitarnya, lalu

menyebabkan metastasis ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan

pembuluh getah bening. Di tempat yang baru, sel kanker yang metastasis itu akan

tumbuh menjadi kanker baru yang mempunyai sifat yang sama dengan kanker

induknya, sampai akhirnya menyebabkan kematian penderitanya ( American Cancer

Society, 2010).

Kanker dapat tumbuh di semua sel atau jaringan tubuh, seperti sel kulit, sel otak,

sel darah, sel paru, sel hati, jaringan ikat dan sebagainya. Oleh karena itu, dikenal

berbagai macam jenis kanker, tergantung sel atau jaringan tempat tubuhnya (

Sukardja, 2000).

2.3 Epidemiologi

Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian nomor enam (Depkes,

2003). Setiap tahun diperkirakan terdapat 190 ribu penderita baru dan seperlimanya

akan meninggal akibat penyakit ini. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi angka

kejadian kanker adalah geografis (misal kanker serviks lebih banyak di negara Asia),

suku bangsa, variasi genetik, jenis kelamin (missal kanker payudara lebih banyak

pada wanita), dan pengaruh lingkungan (makanan, pola hidup) (Diananda, 2009).

Dari segi umur, kanker lebih banyak ditemukan pada umur di atas 35-40 tahun

(Sukardja, 2000).

2.4 Etiologi

Kanker disebabkan adanya genom abnormal yang terjadi karena adanya

kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Gen yang

mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel disebut protooncogen dan suppressor gen

(22)

sehingga menimbulkan kanker disebut onkogen. Onkogen mempunyai kode untuk

Growth Factors yang menstimulasi pertumbuhan abnormal sel menyebabkan tumor.

Terdapat 2 tipe tumor, yaitu tumor benigna (jinak) dan tumor maligna (ganas) (Jerry,

2011). Tetapi, tumor jinak bukanlah kanker (National Cancer Society, 2005).

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab

kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan.

Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker,

sebagai berikut :

2.4.1 Faktor genetik atau kelainan kongenital

Konstitusi genetika dapat berupa kerusakan struktural, fungsional dan sistem

kerja. Adanya kerusakan kongenital ini menentukan apakah seseorang itu lebih

mudah untuk mendapat kanker (Sukardja, 2000). Faktor genetik menyebabkan

beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila

dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan

dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker ovarium (indung telur), kanker kulit

dan kanker usus besar (Diananda, 2009).

2.4.2 Karsinogen

a) Karsinogen kimiawi

Karsinogen kimiawi dapat berupa karsinogen alami atau buatan manusia.

Karsinogen alami yang ditemukan di alam bebas adalah bahan organik seperti

aflatoksin yang terdapat pada biji kacang-kacangan, nitrosamine dalam berbagai

makanan dan minuman, dan bahan inorganik seperti kadmium, plumbum, asbes,

radium, uranium dan lain-lain. Karsinogen buatan manusia pula digunakan untuk

bahan industri di pabrik (cat, karet, kulit, plastik, kayu) obat-obatan (alkylating agent,

immunosupresif, kontrasepsi, anabolic steroid), dan pestisida (Sukardja, 2000).

(23)

Sinar ionisasi/ radiasi yang dapat mengadakan ionisasi air dan elektrolit dalam

jaringan ialah sinar-X dan sinar ultraviolet (UV). Radiasi pada sel atau jaringan

mungkin dapat menimbulkan kematian sel, gangguan pertumbuhan sel, gangguan

motilitas, gangguan reproduksi sel, gangguan mitose dan malformasi sel. Ini semua

mengakibatkan timbulnya sel ganas, yaitu sel kanker.Radikal bebas pula akan

menyebabkan oksidasi sel tubuh dan seterusnya merusak sel-sel (Sukardja, 2000).

c) Virus

Beberapa jenis virus yang disebut virus onkogenik dapat menimbulkan kanker

pada manusia.Virus Papova ( Human Papilloma Virus) bisa menyebabkan kanker

leher rahim pada wanita, virus Herpes Simplex type II (HSV-II) dapat menimbulkan

kanker serviks, Epstein Barr Virus dapat menimbulkan Limfoma Burkitt dan kanker

nasopharynx, virus Hepatitis B dapat menimbulkan kanker hati dan virus Retro

seperti Human Immunodefficiency Virus bisa menyebabkan limfoma dan kanker

darah lain seperti leukemia (Diananda, 2009).

d) Gangguan keseimbangan hormon

Hormon menimbulkan kanker hanya pada organ yang pertumbuhannya

dipengaruhi oleh hormon seperti payudara, uterus dan prostat. Ada kecenderungan

bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan

meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker

prostat dan buah zakar (testis) pada pria (Cancerhelps, 2004).

e) Iritasi kronik/ Infeksi

Suatu kenyataan ialah kanker dapat timbul pada keloid luka bakar, fistula,

cicatrix frambusia, corpus alienum (plastic, gelas, metal) dan infeksi Schistosoma

hematobium. Selain itu, Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin

merupakan penyebab kanker lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera

(24)

sel. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker ( Sukardja,

2000).

2.4.3 Lingkungan hidup ( Sukardja, 2000)

a) Pekerjaan : Kontak dengan karsinogen karena pekerjaan umumnya karena radiasi ionisasi atau karena karsinogen kimia yang terdapat dalam tempat pekerjaan

b) Tempat tinggal: Penduduk yang hidup di daerah yang terdapat kadar karsinogen yang tinggi dalam tanah, air atau udara.

c) Gaya hidup: Ini menentukan banyak, lama dan seringnya kontak dengan karsinogen. Dari segi nutrisi, makanan yang mengandungi kadar lemak yang tinggi,

kalori yang tinggi serta makanan yang diasap, asin dan dipanggang menambah resiko

mendapat kanker. Minuman yang mengandung alkohol menambah resiko mendapat

kanker hati. Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut,

laring (pita suara), dan kandung kemih. Menginang menggunakan daun sirih,

tembakau, kapur, gambir,dsb dapat menimbulkan kanker mulut, larynx, esophagus.

Sinar UV dari matahari meningkatkan resiko mendapat kanker kulit. Kawin muda

serta sering berganti-ganti pasangan meningkatkan resiko kanker serviks. Sirkumsisi

menghilangkan smegma dan ini mengurangi kemungkinan mendapat kanker penis.

2.5 Karsinogenesis (Dalimartha, 2004)

Kanker terjadi karena ada kerusakan atau transformasi protoonkogen dan

suppressor gen sehingga terjadi perubahan dalam percetakan protein dari yang telah

diprogramkan yang mengakibatkan timbulnya sel kanker. Proses karsinogenesis

adalah proses bertahap, suatu multisteps process yang melalui 3 tahap seperti berikut

:

2.5.1 Tahap I (tahap inisiasi)

Pada tahap ini terjadi perubahan genetik yang menetap akibat rangsangan

(25)

karsinogen bereaksi dengan DNA, mneyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy

multiple gen. Perubahan yang terjadi adalah irreversibel.

2.5.2 Tahap II (tahap promosi)

Dalam tahap ini terjadi perubahan ke arah pra-kanker akibat pengaruh

bahan-bahan promoter ( zat non-mutagen tetapi dapat menaikkan reaksi karsinogen dan

tidak menimbulkan amplifikasi gen) untuk jangka waktu yang lama. Tahap ini

reversible, artinya risiko timbulnya kanker akan hilang bila promoternya hilang.

Promoter juga dapat mengubah ekspresi gen seperti hyperplasia, induksi enzim, dan

induksi diferensiasi.

2.5.3 Tahap III ( tahap progresi )

Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Telah terjadi

pertumbuhan kanker dari benigna menjadi pra-maligna dan maligna, sudah meluas

(invasif), dan beranak sebar ke tempat yang jauh (metastasis).

2.6 Gejala-gejala ( American Cancer Society, 2010) Gejala-gejala kanker dapat:

a) Lokal, pada tempat kanker primer tumbuh

b) Regional, pada kelenjar limfe yang berdekatan

c) Metastase, pada organ jauh yang terkena

d) Sistemik, pada seluruh tubuh sebagai komplikasi

2.6.1 Gejala Umum

a) Penurunan berat badan yang tiada penyebabnya (unexplained weight loss).

b) Demam kronis berlaku pada hampir setiap penderita kanker terutamanya apabila

kanker atau pengobatan kanker itu sendiri mula menurunkan sistem imun tubuh.

c) Sering lelah/penat (fatigue) yang tidak akan hilang dengan rehat adalah tanda

bahwa terdapat pertumbuhan kanker. Kanker yang menyebabkan kehilangan darah

juga bisa menyebabkan seseorang itu sering lelah.

d) Nyeri pada bagian tubuh sering menunjukkan gejala tumor yang telah

(26)

e) Perubahan pada kulit seperti hiperpigmentasi, jaundice, eritema, pruritus atau

pertumbuhan rambut pada tubuh yang berlebihan.

Semua gejala ini tidak semestinya tampak pada penderita kanker sahaja tetapi

sekiranya gejala-gejala ini semakin memburuk atau tampil pada suatu jangka masa

yang lama, pemeriksaan harus dilakukan segera untuk mendeteksi penyebabnya.

2.6.2 Gejala-gejala Spesifik

a) Perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih: konstipasi, diare atau

perubahan jumlah feses untuk tempoh yang lama adalah tanda kanker kolon. Nyeri

saat BAK, BAK berdarah atau perubahan pola BAK adalah tanda-tanda kanker

buli-buli atau prostat.

b) Luka/ koreng yang sukar sembuh bisa karena kanker kulit ataupun karena kanker

oral disebabkan tabiat merokok, mengunyah tembakau atau karena alkohol. Luka di

penis/vagina merupakan tanda awal infeksi menular seksual atau kanker.

c) Plak putih dalam mulut dan tompok putih pada lidah adalah tanda-tanda

leukoplakia yang bisa merubah menjadi kanker oral.

d) Perdarahan atau keluar lendir yang tak wajar dari dalam tubuh bisa berlaku pada

kanker tahap awal atau lanjut. Batuk darah bisa karena kanker paru. BAB berdarah

bisa karena kanker kolon atau rektum. Perdarahan dari vagina karena kanker serviks

atau uterus. Kencing berdarah bisa karena kanker ginjal atau kandung seni manakala

darah dari puting susu bisa karena kanker payudara.

e) Benjolan pada payudara, testis, dan kelenjar limfe menandakan kanker pada tahap

awal atau tahap lanjut.

f) Gangguan alat pencernaan(indigestion) dan kesukaran menelan bisa disebabkan

(27)

g) Andeng-andeng yang berubah, membesar atau makin hitam merupakan

tanda-tanda melanoma.

h) Batuk kronis yang berlarutan adalah tanda kanker paru manakala nada suara yang

jadi serak dan makin lama, suaranya makin hilang adalah tanda kanker larynx atau

tiroid.

2.7 Diagnosis ( Sukardja, 2000)

Ada bermacam-macam cara pemeriksaan kanker, yaitu:

2.7.1 Cara Non-Mikroskopi

a) Pemeriksaan Klinik

Pemeriksaan klinik ialah pemeriksaan dengan cara anamnesa dan

pmeriksaan fisik, yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, toucher, dan

transilluminasi. Dalam menegakkan diagnosa klinik, harus diperhatikan lokasi tumor

primer, sifat tumor, dan operabilitas tumor.

b) Pemeriksaan Radiolografi

Ada bermacam-macam seperti radiografi polos/tanpa kontras, radiografi

dengan kontras, scintigrafi atau radioisotope scanning, CT-scan, MRI, dan RIA

untuk mengetahui adanya penanda tumor (tumor markers).

c) Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang perlu dikerjakan ialah darah, urin, feses/

Guaiac serum, fungsi hati, SGOT/SGPT, fungsi ginjal, gula darah, kolesterol, fungsi

hemostatik, protein serum, fosfatase alkali, fosfatase asam, elektrolit, LDH dan

(28)

d) Pemeriksaan Elektromedik

Ini adalah pemeriksaan menggunakan alat-alat elektronik seperti ECG (

elektrokardiografi), EEG ( elektroencefalografi), USG (ultrasonografi), dan echografi

Doppler.

e) Pemeriksaan Endoskopi

Ada 2 jenis endoskop yaitu, endoskop kaku(rigid) dan endoskop fleksibel atau

fiberendoskop. Pada alat ini dapat dipasang kamera sehingga dapat foto dari lesi yang

ditemukan dan dapat juga dipakai untuk mengambil bahan untuk pemeriksaan

sitologi dan bahan biopsi, sehingga diagnosa patologi dapat ditegakkan tanpa melalui

operasi.

f) Operasi Eksplorasi

Pemeriksaan jenis ini dilakukan untuk menentukan apakah tumor itu ganas

atau jinak dan operable atau tidak, bagi tumor yang kecil atau terletak dibagian dalam

didalam tubuh. Untuk menentukannya, perlu dilakukan eksplorasi untuk operasi

definitive, yaitu operasi untuk diagnostik dan terapi sekaligus.

g) Test Biokimia/Immunologi

Tes tumor marker atau petanda tumor dilakukan menggunakan alat RIA

(Radio-immuno-assay).

Tabel 2.1: Serum tumor markers (Kumar & Clark, 2005)

α-Fetoprotein Karsinoma Hepatocellular dan non-seminomatous germ cell tumours of

gonads β-Human chorionic gonadotropin (β-HCG)

Choriocarcinoma, germ cell tumour,

dan kanker paru

(29)

Carcino embryonic antigen (CEA) Kanker gastrointestinal

CA-125 Kanker ovarium

CA- 19-9 Kanker gastrointestinal terutamanya

kanker pancreas

CA- 15-3 Kanker payudara

2.7.2 Cara Mikroskopi

a) Pemeriksaan Sitologi/Hematologi

Pemeriksaan sitologi/hematologi itu ialah pemeriksaan jenis sel. Bahan

pemeriksaan dapat diambil dari sputum, sputum, urine, lendir vagina, cairan pleura,

acites, dan cairan cerebrospinalis atau sel-sel epitel diambil dari tubuh dengan

endoskop, inprint, kerokan, sikatan, gosokan, sedotan, dsb.

Pemeriksaan hematologi diambil dari darah perifer ataupun dari sumsum

tulang untuk menegakkan diagnose leukemia dan metastase kanker ke sumsum

tulang. Pemeriksaan sitologi pula terdiri dari Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB),

pemeriksaan histokimia dan immunohistokimia. Hasil pemeriksaan sitologi dapat

dinyatakan dengan cara Papanicolaou, Bethesda dan menurut WHO. Bila terdapat

sel-sel yang dicurigai ganas atau sel-sel ganas, perlu dikerjakan biopsi untuk

pemeriksaan patologi untuk memastikannya.

b) Pemeriksaan Patologi

Pemeriksaan patologi ialah pemeriksaan morfologi tumor. Pemeriksaan itu

berupa pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Melalui pemeriksaan patologi,

dapat ditentukan tipe histologi tumor, sifat tumor, derajat diferensiasi sel, stadium

penyakit dan radikalitas operasi.

c) Pemeriksaan Autopsi

Pemeriksaan ini dikerjakan setelah penderita meninggal. Pemeriksaan autopsi

(30)

2.7.3 Grading dan Staging

Sistem grading keganasan adalah untuk menilai karakteristik sel tumor yang

dijumpai dalam pada setiap pasien. Sistem ini membandingkan sel kanker dengan

[image:30.612.142.538.225.443.2]

bagian normal dari organ dan aktivitas sellularnya.

Tabel 2.2 : Sistem Grading untuk Malignansi (Mosby Elsevier, 2009)

Grade Karakteristik

GX Gred tidak dapat ditentukan

G1 Sel-sel berdiferensiasi dengan baik, hampir sama dengan tisu normal. Dianggap tumor “gred rendah”.

G2 Diferensiasi sel sedang, karakteristik sel hampir sama dengan sel

normal tetapi lebih mirip dengan sel malignant.

G3 Diferensiasi sel kurang, karakteristik normal sel terlihat pada

beberapa sel, tetapi tisu asalnya masih ada.

G4 Tiada diferensiasi sel, tiada karakteristik normal pada sel, dan tidak

bisa menentukan tisu asal dari tumor.

Staging pula adalah suatu proses langkah-demi-langkah untuk menentukan

lokasi kanker dan tahap penyebaran kanker itu. Ada 3 metode yang digunakan untuk

mengklasifikasikan tumor yaitu, clinical staging, pathological staging dan restaging.

[image:30.612.149.520.587.688.2]

2.7.4 Sistem TNM

Tabel 2.3: Sistem TNM untuk Tumor

Kategori T = tumor primer Tx = syarat minimal menentukan indeks

T tidak terpenuhi

Tis = tumor in situ ( neoplasma in

(31)

T0 = tidak ketemu adanya tumor primer

T1 = diameter tumor kurang dari 2 cm

T2 = diameter tumor 2-5 cm

T3 = diameter tumor lebih dari 5 cm

T4 = tumor invasi keluar organ

Kategori N = nodus/

metastase kelenjar limfe

regional

N0 = nodus regional negatif

N1 = nodus regional, mobil

N2 = nodus regional, melekat

N3 = nodus juxtaregional atau bilateral

Kategori M = metastase

organ jauh

M0 = tidak ada metastase organ jauh

M1 = ada metastase organ jauh

2.8 Pengobatan

Jenis pengobatan yang dipilih tergantung dari jenis, lokasi, dan stadium kanker,

kondisi fisik pasien, pilihan pasien dan ketersediaan sarana. Sebagai tolak ukur

keberhasilan pengobatan kanker umumnya adalah 5 year survival (ketahanan hidup

5 tahun). Berikut adalah berbagai pilihan pengobatan untuk kanker.

2.8.1 Operasi/ Pembedahan

Terdapat beberapa cara pembedahan untuk menangani kanker yaitu reseksi,

pembedahan paliatif, teknik cryotherapy, dan ablasi radiofrequency (Sukardja, 2000).

2.8.2 Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat

(32)

pembedahan dan/atau radioterapi. Tujuan kemoterapi adalah untuk menginduksi

remisi, yaitu sekurang-kurangnya eradikasi penuh kanker untuk 1 bulan ( Rachel

Airley, 2009).

2.8.3 Radioterapi

Radioterapi ialah terapi untuk menghancurkan kanker dengan sinar ionisasi

yang diberikan secara internal atau eksternal (American Institute for Cancer

Research, 2010).

2.8.4 Hormon terapi

Hormon terapi ialah terapi untuk mengubah lingkungan hidup kanker,

sehingga pertumbuhan sel-selnya terganggu dan akhirnya mati sendiri. Perawatan ini

hanya digunakan unutk beberapa jenis kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh

hormon (hormone-dependent), seperti kanker mamma, endometrium, tiroid dan

prostat (Sukardja, 2000).

2.8.5 Immunoterapi

Immunoterapi ialah terapi untuk menguatkan daya tahan tubuh dan

memperbesar kemampuan tubuh menghancurkan sel-sel kanker (Sukardja, 2000).

2.8.6 Bioterapi

Bioterapi ialah terapi dengan menggunakan produk biologi, seperti sitokin,

interferon, antiangiogenesis dan sebagainya (Sukardja, 2000).

2.8.7 Terapi Lain-lain (Sukardja, 2000) a) Terapi gen

b) Elektrokoagulasi yaitu membakar sel-sel kanker dengan alat listrik,

elektrokauter

c) Laser surgeri yaitu membakar sel-sel kanker dengan sinar laser

d) Cryo surgeri yaitu membekukan sel-sel kanker sampai mati menggunakan

karbon dioksida.

e) Kemosurgeri yaitu mematikan sel-sel kanker dengan zat-zat kimia

f) Hipertermi

(33)

2.9 Pencegahan

2.9.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah usaha untuk mencegah timbulnya kanker dengan

menghilangkan dan atau melindungi tubuh dari kontak dengan karsinogen dan

faktor-faktor yang dapat menimbulkan kanker. ( Dalimartha, 2004).Pengaturan pola makan

sehari-hari juga diperlukan agar tubuh mempunyai cadangan antioksidan yang cukup

sebagai penangkal radikal bebas yang merusak tubuh ( American Institute for Cancer

Research, 2010).

2.9.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan

lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi

terhadap kanker, skrinning populasi tertentu, dan deteksi dini kanker pada individu

yang tanpa gejala. Bila ditemukan kecurigaan pada deteksi dini, segera dilakukan

pemeriksaan (Dalimartha, 2004). Berikut adalah tanda-tanda awal kanker yang harus

diketahui oleh masyarakat supaya dapat dideteksi dini ( Diananda, 2009):

7- WASPADA bahaya kanker (7 patokan tanda bahaya kanker)

W = waktu buang air besar atau kecil ada perubahan kebiasaan atau

gangguan

A = alat pencernaan terganggu atau kesukaran menelan

S = suara serak atau batuk yang tidak sembuh-sembuh

P = payudara atau tempat lain ada benjolan

A = andeng-andeng yang berubah sifatnya, menjadi makin besar dan gatal

D = darah dan lendir yang abnormal keluar dari tubuh

A = adanya koreng atau borok yang tidak mahu sembuh-sembuh 2.9.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi

akibat kanker dan pengobatannya, serta mencegah kematian awal ( Dalimartha,

(34)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

Variabel independen Variabel dependen

[image:34.612.117.534.180.461.2]

Gambar 1: Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan pasien kanker di RSUP HAM dengan orang awam di Kecamatan Medan Selayang II mengenai kanker.

Penderita kanker

Orang awam

Tingkat pengetahuan mengenai kanker Karakteristik responden

Umur Pekerjaan

(35)

3.2 Variabel dan Definisi operasional

Variable Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur

Tingkat

pengetahuan

Pengetahuan adalah segala

sesuatu yang diketahui

oleh penderita kanker dan

orang awam mengenai

kanker. Pengetahuan atau

kognitif merupakan

domain yang sangat

penting untuk

terbentuknya tindakan

seseorang.

Kuesioner -Baik

-Sedang

-Kurang

Ordinal

Umur Usia subjek penelitian

saat dilakukan penelitian

yang dinyatakan dalam

tahun

Kuesioner a. < 20 tahun

b. 20 – 40 tahun

c. 41 – 60 tahun

d. > 60 tahun

Interval

Tingkat

pendidikan

Pendidikan formal

terakhir yang pernah

diselesaikan oleh subjek

penelitian

Kuesioner a. Tidak bersekolah

b. Tamat SD

c. Tamat SMP

d. Tamat SMA

e. Perguruan

Tinggi/ sederajat

Ordinal

Pekerjaan Sumber pencaharian yang

dijadikan pokok

kehidupan

Kuesioner a. Petani

b. Wiraswasta

c. Pegawai Negeri

(36)

Sipil(PNS)

d. Mahasiswa/

pelajar

e. Tidak bekerja/

ibu rumah tangga

Sumber

informasi

Media yang digunakan

oleh subjek penelitian

untuk memperoleh

informasi tentang kanker

Kuesioner a. Media massa

( surat kabar,

televisi, majalah,

internet )

b. Tenaga

kesehatan

c. Keluarga /

masyarakat

d. Setelah

didiagnosis

Nominal

Dalam kuesioner, pertanyaan yang diajukan adalah sebanyak 20 pertanyaan

dengan pilihan jawaban yang sesuai. Jawaban yang benar diberi skor 2, jawaban

yang salah diberi skor 1 dan jawaban “tidak tahu” diberi skor.

Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode

presentasi skoring seperti berikut:

Pengetahuan baik : >75% ( total skor > 30)

Pengetahuan sedang : 40% - 75% (total skor 16 - 30)

Pengetahuan kurang : < 40% ( total skor < 15) (Arikunto, 2002)

3.3 Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan antara tingkat pengetahuan mengenai kanker pada

(37)

Ha : Ada perbedaan antara tingkat pengetahuan mengenai kanker pada penderita

(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat

analitik/inferensial, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dan

membandingkan tingkat pengetahuan penderita kanker dan orang awam mengenai

kanker. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu pengamatan

dilakukan sekali ( pada saat penelitian itu dilaksanakan).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah mula dirancang pada bulan Februari 2011. Pemaparan

proposal di seminar proposal pada bulan Mei 2010 serta diteruskan dengan penelitian

lapangan yang dimulai dari pengumpulan data sehingga penulisan laporan tentang

hasil penelitian dari bulan Oktober 2011 sampai bulan Desember 2011.

4.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah RSUP Haji Adam

Malik karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit utama bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk meneruskan pendidikan mereka dalam

bidang klinis sebelum menamatkan pendidikan sebagai seorang dokter. Selain itu,

sebelum ini tidak pernah dilakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan pasien

kanker di RSUP HAM. Penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang

awam pula akan dilakukan di Kecamatan Medan Selayang II karena lokasi ini

mempunyai berbagai variasi penduduk dari segi usia, tingkat pendidikan dan

(39)

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini merupakan semua pasien kanker yang

datang berobat di RSUP Haji Adam Malik. Populasi terjangkau adalah pasien kanker

yang datang berobat di Poliklinik Onkologi manakala orang awam merupakan

masyarakat di Kecamatan Medan Selayang II. Berdasarkan survei awal yang

dilakukan melalui pengambilan data pasien kanker di RSUP HAM, ternyata jumlah

pasien kanker adalah sebanyak 3710 orang pada tahun 2010.

4.3.2 Sampel

Sampel dipilih secara random dari kelompok populasi terjangkau, yaitu pasien

kanker yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik dan penduduk di Kecamatan

Medan Selayang II, pada bulan Oktober 2011. Teknik sampling yang digunakan

adalah non-probability sampling jenis consecutive sampling di mana semua subyek

yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai

jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Berikut merupakan kriteria inklusi serta

[image:39.612.147.531.463.657.2]

kriteria eksklusi yang ditetapkan:

Tabel 4.1: Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi

1.Pasien yang telah didiagnosa

menderita kanker yang datang berobat

di RSUP HAM

2. orang awam yang sehat

3. dapat membaca dan menulis dalam

Bahasa Indonesia

4. bersedia menjadi responden

penelitian

1. responden (dari sampel orang

awam) mempunyai ahli keluarga

(40)

Untuk mendapatkan besar sampel penelitian yang representatif, penarikan

sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan rumus:

Gambar 4.1: Rumus Uji Hipotesis 2 Populasi

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Tingkat kepercayaan = 95%

Z (1-α/2) = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α = 0,05 (1,96)

Power of Test (Kekuatan Uji) = 80% (∴β = 20%), jadi Z (1-β) = 0,842

Z (1-β) = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β = 0,2 (0,842)

P1= proporsi di populasi (0,5)

P2 = perkiraan proporsi di populasi (0,7)

P = rata-rata P1dan P2 = P = ½ (P1+P2) = 0,6

P1-P2 = perkiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi di populasi

= 0,2

Maka, besar sampel yang diinginkan adalah:

= 93,026027 ≈ 93 responden

Jumlah responden yang diperlukan adalah sebanyak 93 pasien kanker dan 93 orang

awam.

4.4 Teknik pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

(41)

kuesioner adalah data demografi responden yaitu usia, pendidikan terakhir, dan

pekerjaan. Bagian kedua adalah kuesioner mengenai kanker yang berisi pernyataan

yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien kanker dan

orang awam mengenai kanker. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan

yaitu definisi, perjalanan penyakit, faktor resiko, diagnosis, perawatan dan

pencegahan kanker.

4.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Angket tersebut diedarkan

kepada sampel untuk menjawabnya.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak RSUP Haji Adam

Malik berhubungan dengan jumlah pasien kanker yang sedang berobat di Poliklinik

Onkologi serta data jumlah penduduk di Kecamatan Medan Selayang II yang

diperoleh dari pihak yang berkenaan.

4.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo(2005), sebelum kuesioner itu digunakan perlu diuji

validitasnya. Uji validitas akan dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki

karakteristik yang mirip dengan sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor

tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang

dipakai adalah teknik korelasi product moment dengan menggunakan rumus koefisien

korelasi Pearson.

Rumusnya adalah:

Keterangan :

X = skor tiap responden untuk pertanyaan nomor n

(42)

XY = skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden

Untuk memastikan bahawa kuesioner dapat dipercayai, akan dilakukan uji

[image:42.612.111.509.227.689.2]

Reliabilitas dengan cara komputerisasi/ teknik tes-tes ulang (Notoatmodjo, 2007).

Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Tiap Pertanyaan dalam Kuesioner

Nomor soal Total Pearson Status Alpha Status

Correlation

1 0.640 Valid 0.928 Reliabel

2 0.791 Valid Reliabel

3 0.548 Valid Reliabel

4 0.568 Valid Reliabel

5 0.472 Valid Reliabel

6 0.532 Valid Reliabel

7 0.802 Valid Reliabel

8 0.625 Valid Reliabel

9 0.619 Valid Reliabel

10 0.548 Valid Reliabel

11 0.643 Valid Reliabel

12 0.640 Valid Reliabel

13 0.479 Valid Reliabel

14 0.654 Valid Reliabel

15 0.802 Valid Reliabel

16 0.819 Valid Reliabel

17 0.791 Valid Reliabel

18 0.747 Valid Reliabel

19 0.763 Valid Reliabel

(43)

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data diperoleh dari penilaian jawaban kuesioner responden. Analisa dan

pengolahan data dilakukan menggunakan program komputer. Pada penelitian ini,

variabel faktor-faktor demografi responden dianalisa secara statistic deskriptif dan

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Sedangkan perbandingan tingkat

pengetahuan tentang kanker di antara pasien kanker dan orang awam akan dianalisa

melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan analisis non-parametrik jenis chi

(44)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Departemen Bedah

Onkologi dan Departemen Kebidanan dan Kandungan Sub divisi Onkologi Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Pada departemen ini ditemukan pasien yang

telah didiagnosa menderita kanker yang datang berobat jalan atau pasien tersangka

kanker yang telah dirujuk ke departemen tersebut. Departemen ini dilengkapi dengan

tenaga dokter yang ahli di bidang onkologi serta paramedis dan juga peralatan untuk

mendiagnosa dan terapi kanker.

Penelitian ini juga dilakukan bagi masyarakat awam yang dilakukan di Pasar

4 Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, dengan luas wilayah 7,78 km².

Pekerjaan penduduknya secara umum adalah petani, ibu rumah tangga, tukang beca,

pelajar/mahasiswa dan wiraswasta. Terdapat sawah, rumah makan, pariwisata,

toko-toko, balai kesehatan swasta, kantor pemerintahan serta puskesmas di sekitar

kecamatan ini.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Responden pasien kanker adalah pasien yang datang berobat jalan di

Departeman Bedah Onkologi dan Departeman Kebidanan dan Kandungan Sub divisi

Onkologi RSUP HAM, di mana setiap pasien yang sudi berpartisipasi dalam

penelitian diminta untuk mengisi kuesioner dan sampel diambil sampai mencapai

jumlah yang dperlukan yaitu sebanyak 100 pasien kanker. Responden orang awam

pula dipilih secara acak dari penduduk serta karyawan yang bekerja di toko-toko atau

perusahaan di kecamatan tersebut dan bagi yang sudi berpartisipasi dalam penelitian

ini diminta untuk mengisikan kuesioner. Responden yang tergolong dalam kriteria

ekslusif seterusnya dikeluarkan dari penelitian dan dilanjutkan sehingga mencapai

(45)

Deskripsi karakteristik responden mencakup jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, pekerjaan dan sumber pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2 dan

tabel 5.3. Hasil penelitian pada pasien kanker menunjukkan bahwa mayoritas

responden terdiri dari perempuan yaitu 87%, mayoritas berusia 41-60 tahun yaitu

sebanyak 60%, sebagian besar responden telah tamat SMA yaitu sejumlah 36%, dan

kebanyakannya terdiri dari orang yang tidak bekerja/ ibu rumah tangga dengan

persentase sebanyak 46%.

Hasil penelitian pada orang awam juga didapatkan mayoritas responden terdiri

dari perempuan yaitu sebanyak 61%, dan mayoritas responden dari sampel orang

awam adalah dari lingkungan usia 20-40 tahun yaitu sekitar 51%. Dari aspek

pendidikan, lebih banyak yang tamat SMA yaitu sejumlah 47% dan mayoritas

responden bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 31%.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien kanker yaitu sebanyak

62% mengetahui mengenai kanker melalui tenaga kesehatan. Sumber pengetahuan

yang paling kurang digunakan adalah keluarga/masyarakat. Bagi orang awam pula,

mayoritas mendapat informasi mengenai kanker melalui media massa, yaitu sebanyak

50% dan kedua terbanyak adalah melalui tenaga kesehatan sebanyak 27% dan diikuti

(46)
[image:46.612.110.526.132.699.2]

Tabel 5.1 : Karakteristik Responden

Kategori Pasien kanker Orang Awam

Frekuensi % Frekuensi %

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 13 87 13 87 39 61 39 61 Usia

< 20 tahun

20 – 40 tahun

41 – 60 tahun

> 60 tahun

4 31 60 5 4 31 60 5 8 51 39 2 8 51 39 2 Tingkat pendidikan Tidak bersekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Perguruan tinggi/sederajat 3 30 14 36 17 3 30 14 36 17 6 17 15 47 15 6 17 15 47 15 Pekerjaan Petani Wiraswasta

Pegawai Negeri Sipil

Mahasiswa/ pelajar

Tidak bekerja/ ibu rumah

(47)
[image:47.612.119.418.130.381.2]

Tabel 5.2 : Distribusi pasien kanker mengikut diagnosa

Jenis kanker n %

Kanker Endometrium 1 1.0

Kanker Payudara 58 58.0

Kanker Ovari 3 3.0

Kanker Serviks 11 11.0

Kanker Tiroid 14 14.0

Kanker Uterus 1 1.0

Small Cell Carcinoma Lidah 1 1.0

Small Cell Carcinoma Lutut 1 1.0

Soft Tissue Tumor 9 9.0

Tumor Mandibula 2 2.0

Jumlah 100 100.0

Dari data yang didapatkan responden pasien kanker mayoritas adalah yang

menderita kanker payudara (58%) sedangkan frekuensi yang rendah adalah pasien

yang menderita kanker endometrium, kanker uterus, Small Cell Carcinoma lidah dan

Small Cell Carcinoma lutut semuanya sebesar 1% (terlihat pada tabel 5.2).

5.1.3 Pengetahuan Responden Mengenai Kanker

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Kuesioner

Variabel Pasien kanker Orang awam

Frekuensi % Frekuensi %

1. Definisi kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

48

48

4

48

48

4

19

71

10

19

71

10

(48)

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

69 18 13 69 18 13 30 28 42 30 28 42

3. Perjalanan penyakit

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

84 11 5 84 11 5 71 7 22 71 7 22

4. Faktor resiko

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

71 22 7 71 22 7 53 28 19 53 28 19

5. Faktor resiko

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

57 29 14 57 29 14 66 22 12 66 22 12

6. Faktor resiko

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

34 32 34 34 32 34 10 67 23 10 67 23

7. Gejala klinis

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

75 22 3 75 22 3 54 22 24 54 22 24

8. Gejala klinis

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

37 60 3 37 60 3 23 62 15 23 62 15

(49)

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

74 16 10 74 16 10 11 24 65 11 24 65

10.Gejala klinis

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

61 5 34 61 5 34 56 19 25 56 19 25

11.Jenis kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

63 7 30 63 7 30 31 17 52 31 17 52

12.Diagnosa kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

67 30 3 67 30 3 19 64 17 19 64 17

13.Diagnosa kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

71 6 23 71 6 23 25 5 70 25 5 70 14.Penatalaksanaan a. Betul b. Salah

c. Tidak tahu

57 35 8 57 35 8 8 64 28 8 64 28 15.Penatalaksanaan a. Betul b. Salah

c. Tidak tahu

(50)

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

60 18 22 60 18 22 13 44 43 13 44 43

17.Komplikasi kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

28 65 7 28 65 7 14 70 16 14 70 16

18.Deteksi dini

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

17 57 26 17 57 26 21 59 20 21 59 20

19.Deteksi dini kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

45 9 46 45 9 46 26 15 59 26 15 59

20.Pencegahan kanker

a. Betul

b. Salah

c. Tidak tahu

91 2 7 91 2 7 73 16 11 73 16 11

Pada kelompok pasien kanker, berdasarkan tabel 5.3 di atas, pertanyaan

mengenai kanker yang paling banyak dijawab dengan betul ialah pertanyaan 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 20 yaitu sebesar 48%, 69%, 84%, 71%,

57%, 34%, 75%, 74%, 61%, 63%, 67%, 71%, 57, 64%, 60% dan 91%. Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 1, 8, 17 dan

(51)

Pada kelompok orang awam, berdasarkan tabel 5.3 di atas, pertanyaan yang

paling banyak dijawab dengan betul ialah pertanyaan nomor 3, 4, 5, 7, 10 dan 20

yaitu secara berurutan sebesar 71%, 53%, 66%, 54%, 56% dan 73%. Sedangkan

pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah ialah pertanyaan nomor 1, 6, 8,

12, 14, 15, 16, 17 dan 18 dengan masing-masing sebesar 71%, 67%, 62%, 64%, 64%, 65%, 44%, 70% dan 59%. Manakala pertanyaan yang paling banyak dijawab “tidak tahu” ialah pertanyaan nomor 2, 9, 11, 13 dan 19 yaitu sebesar 42%, 65%, 52%, 70% dan 59%.

[image:51.612.110.531.382.613.2]

5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker

Tabel 5.4 : Hubungan Usia dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam

Responden < 20 tahun

20 – 40 tahun

41 – 60 tahun

> 60 tahun

Jumlah

n % n % n % n % n %

Pasien kanker a. Baik b. Sedang c. Kurang 1 3 0 2.7 4.8 0 14 17 0 37.8 27.0 0 20 40 0 54.1 63.5 0 2 3 0 5.4 4.8 0 37 63 0 100 100 0 Orang awam a. Baik b. Sedang c. Kurang 3 5 0 25.0 7.0 0 9 37 5 75.0 52.1 29.4 0 27 12 0 38.0 70.6 0 2 0 0 2.8 0 12 71 17 100 100 100

Dari penelitian ini didapati bahwa usia responden tidak berhubungan dengan

tingkat pengetahuan tentang kanker pada pasien kanker ( p = 0.683) sedangkan pada

(52)

responden dengan tingkat pengetahuan mereka tentang kanker (p = 0.005) ( terlihat

pada tabel 5.4 ).

Tabel 5.5 : Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker pada Pasien Kanker dan Orang Awam

Tidak

bersekolah

Tamat SD Tamat

SMP Tamat SMA PT/ sederajat Jumlah

n % n % n % n % n % n %

Pasien

kanker

a. a. Baik

b. b. Sedang

c. c. Kurang 0 3 0 0 4.8 0 9 21 0 24.3 3

Gambar

Tabel 2.3: Sistem TNM untuk Tumor
Gambar 1: Kerangka konsep perbandingan tingkat pengetahuan pasien kanker
Tabel 4.1: Kriteria inklusi dan eksklusi
Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Tiap Pertanyaan dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

**) Disampaikm Pa&amp; Seminar Nasional &amp;n Temu Alumni FMIPA UNP 2005.. bahan pengganggu yang lebih tepat, diharapkan diperoleh suatu bahan pengganggu yang

Produktivitas padi pada MKI dengan budidaya padi salibu pertama untuk varietas IR64 memberikan hasil lebih rendah dibanding tanaman pokok maupun sistem tapin pada musim yang

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Teknik pembangunan WarNet pada penulisan ilmiah ini, menggunakan teknologi LAN (jaringan area lokal) yang berbasis jaringan secara Workgroups di Microsoft Networks, dengan PC

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA. BIDANG CIPTA KARYA DPU

Kant or Pusat Tat a Usaha Universit as Gadjah M ada, Bulaksumur Universit as Gadjah M ada mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/ Jasa Dana DIPA unt uk pelaksanaan kegiat an t

Harapan peneliti selanjutnya adalah dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca baik itu pengetahuan tentang adat dan kebudayaan yang ada di Kecamatan Paloh

StudiTeknikInformatikaFakultasTeknologi InformasiUniversitas Kristen SatyaWacana. 2) Menerapkanteori yang sudahdiperolehselama di bangkukuliahkedalambentukperancangan receiver