• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2. Konsep Kehamilan

2.3. Gejala-gejala awal kehamilan

Kehamilan normal menimbulkan stres karena ibu menghadapi begitu banyak perubahan dalam waktu relatif singkat seperti perubahan fisik dan psikologis (Schott & Priest, 2009).

Murkoff et al (2006) mengatakan bahwa wanita hamil bisa mengalami semua gejala ini atau hanya mengalami satu atau dua gejala saja. Yang perlu diingat adalah bahwa setiap wanita dan setiap kehamilan adalah berbeda, beberapa gejala kehamilan memang bersifat universal.

a. Pembengkakan Payudara

Murkoff et al (2006) menjelaskan bahwa Kehamilan membuat payudara membengkak dan nyeri jika tersentuh, terjadi karena meningkatkan jumlah estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh tubuh (mekanisme yang sama terjadi sebelum menstruasi, ketika banyak perempuan mengalami perubahan payudara tetapi perubahannya lebih menonjol pada kehamilan). Selain bertambahnya ukuran, aerola akan menggelap, melebar dan bisa memiliki area-area kecil yang berwarna lebih gelap lagi. Penggelapan warna ini mungkin

memudar tetapi tidak menghilang seluruhnya setelah melahirkkan. Payudara akan terus tumbuh dan membesar sepanjang kehamilan, tetapi payudara tidak akan nyeri jika disentuh setelah melewati bulan ketiga atau keempat.

Payudara tegang dan sakit, terasa berat serta tidak nyaman, dengan sensasi geli pada puting, pembengkakan payudara pada awal kehamilan terjadi karena hormon membuat payudara siap untuk laktasi. Kelenjar susu tumbuh dan membesar seiring dengan produksi susu (Stoppard, 2008).

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida (Kusmiyati dkk, 2009).

b. Sering Berkemih

Pada awal kehamilan wanita hamil akan sering berkemih, ini terjadi karena peningkatan volume cairan tubuh dan meningkatnya efisiensi ginjal, yang membantu mempercepat pembuangan produk sisa. Selain itu karena tekanan dari rahim yang membesar ketika masih berada di dalam pinggul di sebelah kandung kemih (Murkoff et al, 2006).

Kusmiyati dkk (2009) mengatakan pada awal kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering berkemih. Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

c. Sembelit

Murkoff et al (2006) menjelaskan bahwa di awal kehamilan wanita hamil sering mengeluhkan sembelit, salah satu penyebabnya adalah kadar yang tinggi dari beberapa hormon yang beredar selama kehamilan menyebabkan otot-otot usus besar melemas, sehingga pembuangan menjadi lamban. Penyebab lainnya, rahim yang membesar menekan usus.

Konstipasi terjadi karena peningkatan kadar progesteron saat hamil yang menyebabkan relaksasi otot polos, pada usus menyebabkan penurunan motilitas, tonus serta peristaltik pada saluran cerna (Morgan & Hamilton, 2009).

d. Hipersalivasi

Produksi air liur yang berlebihan merupakan gejala umum yang terjadi di awal kehamilan dan sedikit tidak menyenangkan tetapi tidak berbahaya. Hipersalivasi berlangsung tidak lama dan hilang setelah melewati bulan-bulan awal kehamilan. Hipersalivasi lebih banyak terjadi pada wanita hamil yang juga mengalami mual di pagi hari (Murkoff et al, 2006)

Kusmiyati dkk (2009) menjelaskan bahwa hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual muntah. Pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu atau wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

e. Mual dan Muntah

Murkoff et al (2006) menjelaskan hormon kehamilan hCG yang tinggi di dalam darah pada trimester pertama, menaiknya kadar estrogen, peregangan yang cepat dari otot rahim, rileksasi relatif dari jaringan otot pada saluran pencernaan, kelebihan asam lambung, dan meningkatakan indera penciuman ibu hamil sehingga meningkatkan rasa mual.

Mual atau bahkan muntah bisa terjadi kapan saja, tapi umumnya saat lama tidak makan untuk waktu yang lama atau setelah tidur malam. Perasaan mual paling sering muncul di trimester pertama (Stoppard, 2008).

Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual dan beberapa sampai muntah muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut. Penyebabnya dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan (Llewellyn dan Jones, 2005).

f. Mengidam dan membenci makanan

Kebanyakan wanita hamil mengalami perubahan pada rasa makanan. Penelitian menunjukkan 90 % wanita mengalami mengidap pada satu jenis makanan di awal kehamilan dan 50-85% wanita membenci satu jenis makanan. Hormon bukanlah satu-satunya penyebab mengidam dan membenci makanan, mengidam yang bertahan lebih lama bisa dipicu oleh kebutuhan emosional misalnya kebutuhan akan perhatian ekstra (Murkoff et al, 2006).

Kusmiyati dkk (2009) mengatakan pada beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu atau wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.

g. Sakit kepala

Sakit kepala atau pusing pada awal kehamilan terjadi karena perubahan hormon, keletihan, ketegangan, lapar, stres fisik dan emosional (Murkoff et al, 2006).

Sakit kepala pada wanita hamil terjadi karena peningkatan volume sirkulasi atau vasodilatasi akibat peningkatan kadar progesteron dalam sirkulasi (Morgan & Hamilton, 2009).

h. Keletihan dan mengantuk

Murkoff et al (2006) menjelaskan keletihan dan mudah mengantuk umum terjadi pada wanita di awal awal kehamilannya, karena tubuh wanita hamil sedang memproduksi sistem pendukung kehidupan bayi, yaitu plasenta, yang belum akan selesai sampai akhir trimester pertama. Selain itu tubuh sedang menyesuaikan diri dengan banyak tuntutan fisik dan emosional dari kehamilan. Begitu tubuh sudah menyesuaikan diri dan plasenta telah selesai (sekitar bulan keempat) wanita hamil akan memiliki lebih banyak tenaga.

Keletihan pada awal kehamilan terjadi karena peningkatan konsumsi oksigen, kadar progesteron dan kebutuhan janin serta perubahan psikososial (Morgan & Hamilton, 2009).

i. Masalah Kulit

Aura kehamilan yang dipancarkan oleh beberapa wanita yang cukup beruntung bukan hanya disebabkan oleh kebahagiaannya menjadi calon ibu, tetapi karena peningkatan pengeluaran minyak yang ditimbulkan oleh perubahan hormon. Begitu pula jerawat yang tidak terlalu menggembirakan yang terjadi pada wanita yang sering kali timbul jerawat sebelum menstruasi. Beberapa wanita hamil juga mengalami kulit yang kering dan gatal (Murkof et al, 2006).

Saminem (2008) mengatakan terjadi hiperpigmentasi, yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum).

j. Depresi

Gejala depresi yang terjadi di awal kehamilan ialah perasaan tertekan, penurunan ketertarikan atau kehilangan minat, labilitas perasaan serta sulit konsentrasi sangat menonjol pada trimester pertama dan pada umumnya terjadi pada wanita hamil yang mengalami gejala yang sama sebelum menstruasi. Jika perasaan seperti ini sering terjadi, wanita akan mengalami depresi ringan sampai menengah selama hamil. Berdasarkan penelitian ada 10-16 % wanita hamil yang mengalami depresi (Murkoff et al, 2006).

Dokumen terkait