• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEJALA KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA

Dalam dokumen PPK IGD (Halaman 35-41)

TABEL II

GEJALA KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal Tanda dan Gejala Terapi

Alkohol Anilin ( lain-lain : assetanilid, fenasetin, asetaminofen ). Antihistamin Arsen trioksida 6 – 20 g 200 – 300 mg

Muntah, delirium dan depresi SSP

Akut : methemoglobinemis

dengan sianosis. Darah

berwaran coklat, kulit dingin, tekanan darah tururn, nadi lemah, pernafasan cepat, dangkal.

Dilirium dan perangsangan SSP, Koma

Kronik : Nefritis menahun, anemia

Depresi SSP sampai koma. Kejang disudut dengan depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardi

Akut : Tenggorokan tercekik dan sukar menelan . Kolik usus, dinding perut sakit, dire berdarah, muntah, oliguria, kejang, koma dan syok.

Kronik : Lemah, mual. Gejal seperti koriza akut. Stimatitis,

salvias, dermatitis, arsenic

melanosis.

Udem lokal pada kelopak mata dan pergelangan kaki. Keratosis

palmaris dan plataris,

hepatomegali, sitoris, kerusakan ginjal dan ensefalopati.

Simtomatik. Beri kopi tubruk, emetik dengan

mustard satu sendok

makan dalam air atau garam dapur. Vitamin C 1g IV Biru metelin 1 % 1 mg/kg BB IV perlahan- lahan. Simtomatik, dengan perhatian perhatian

terhadap sirkulasi dan pernafasan.

Hentikan obat dan selanjutnya simtomatik. Simtomatik, perhatikan pernafasan : Bila kejang

diberi antikonvulsan,

gunakan 3 – 4 ml tiopental 2 – 5 %, secara IV luminal tidak boleh diberikan. Morfin untuk menghilang kan nyeri. Bilas lambung. Beri susu.

Berikan BAL 2.5 mg /kg BB IM, tiap 4 jam sampai 10 mg/ kg /BB.

Berikan BAL 2.5

mg/kg /BB IM, diulangi sampai 4 kal;i. Bila gejala

timbul, pengobatan

Asam dan basa kuat ( HCL, H2SO4, KOH, NaOH ) Asam borat 15 g Korosif

Muntah, diare, sakit kepala, tidak tenang, rash erithemateus.

Simtomatik : Beri susu. Bila tertelan dalam larutan pekat, jangan melalukan bilas lambung.

Simtomatik, diuresis

paksa.

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal Tanda dan Gejala Terapi

Aspirin

Atropin (alkaloid beladona dan anti kolinergik lain ). 20 – 30 g 500-1000 mg jumlah lebih kecil mungkin sudah

Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium dan koma. Akhirnya depresi nafas.

Mulut kering, kulit merah dan nafas mirip beludru pada perabaan ; penglihatan kabur dan midriasis ; takikardi, retensi

Simtomatik (awasi pernafasan )

Beri susu. Bilas lambung dengan Na- bikarbonat 5 %, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Simtomatik. Beri susu. Bilas lambung dengan air. Kateter air seni. Perhatikan pernafasan dan

Barbiturat : Fenobarbital Fenobarbital dan sekobarbital Bensin Bromida (Karbromal, Bromisovalum ) Dipiron berbahaya) 5 g 3 g 1 g

urin, delirium, halusinasi dan koma.

Refleks berkurang, depresi nafas, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya.

Sama dengan Fenobarbital, hanya berlangsung lebih pendek.

Inhalasi atau oral : mual,

muntah, sakit kepala,

penglihatan terganggu, mabuk, koma, depresi sentral dan depresi nafas.

Kronik : lihat keracunan timbal

Akut : Jarang karena

dimuntahkan.

Subkutan atau kronik : muntah, sakit perut, gelisah, drlirium dan kelainan mental serta neurologik lain ; dapat menjurus ke bunuh diri, koma. Udem Angionsurotik dan kelainan kulit , ekstasi, kadang-kadang agranulositosis

sisitem kardiovaskular. Bilas lambunag walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g MgSO4

dalam usus. Beri kopi tubruk.

Diuresis paksa hanya

pada keracunan

fenobarbital. Hemodialisis paling baik. Bila perlu berikan 2 ml niketamid

untuk memperbaiki

pernafasan.

Simtomatik Epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan karena bisa menimbulkan fibrilasi ventrikel.

Bila mungkin beri oral : NaCL atau NH4CL 6g/ hari . HCT 2x 25 Mg

Simtomatik : Gejala – gejala kulit dan udem

angioneurotik dapat

diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 per mil subcutan

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal Tanda dan Gejala Terapi

Fenol Insektisida Golongan organofosfat misalnya, DDVP, diazinon, malation dan paration 1 g Setiap dosis berbahaya

Korotif (sel lendir mulut dan usus ).

Sakit hebat, muntah, koma dan syok, kerusakan ginjal.

Keracunan lewat oral, muntah,

diare, hipersalivasi,

bronkokonstriksi, keringat

banyak, miosis, bradikardi (kadang – kadang takikardi ) ; tensi menurun, kejang atau paralysis.

Depresi nafas.

Simtomatik : Beri susu. Bilas lambung dengan hati –hati, bila ada gunakan oleum olivarum. Bersihkan jalan nafas. Berikan segera 2 mg atropin sulfat IV diulang tiap 10 –15 menit sampai terlihat muka merah, hipersalivasi berhenti dan

bradikardi berubah

Golongan karbamat ( karbaril, baygon ) Golongan organoklorin misalnya : aldrin, BHC, DDT, dieldrin, endrin, klordan, tiodan, dan toksafen. Jamur Jengkol Kalium permanganat Kamfer DDT 15-30 g Endrin : 1.5 g 2 g oral Seperti organofosfat

Kejang , tremor, koma, kemudian dapat timbul paralisis

Tergantung jenis jamur. Gejala muskarinik

Degenerasi sel hepar dan ginjal. Kolik ureter dan renal, hematuria, oliguria, kadang – kadang anuria dengan bahaya uremia

Kristal : bekerja korosif ( larutan : tidak berbahaya ), muntah, nadi lemah, kulit dingin, kolopas, udem glottis.

Kejang

kulit tidak berkeringat lagi.

Observasi penderia terus menerus dan bila gejala

kembali, ulangi

pemberian atropin.. Berikan juga pralidoksim 1000 mg IV perlahan – lahan , bila ada.

Beri cepat atropin sulfat 2 mg IV, diulangi tiap 10 – 15 menit sampai atropinisasi penuh.

Simtomatik. Bilas

lambung dan tinggalkan

larutan MgSO4 30 g Fenobarbital 100 – 200 mg IM atau 5 - 10 diazepam IV Atropin sulfat 2 mg SK dan simtomatik Natrium bikarbonat 4 x 2 g per oral sehari. Bila ada

anuria pengobatan

tersebut diatas tidak berguna. Obatilah sebagai penderita uremia.

Beri putih telur, susu dan laksan, bilas lambung.

Persiapan untuk

trakeostomi.

Simtomatik luminal 100 – 200 mg IM

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal

Tanda dan Gejala Terapi

Karbon-Monoksida Karbontetra-Klorida Codein ( opiat 2-10 ml

Sakit kepala, koma, depresi nafas dan syok..

Mual, muntah, sakit kepala, kulit dingin, kejang, koma, fibrilasi ventrikel. Gangguan fungsi hati dan ginjal. Kematian karena depresi nafas.

Mual, muntah, pusing, kulit

Pernafasan buatan dengan O2 murni dibawah tekanan (oronasal mask ) Simtomatik, pernafasan buatan dengan O2, infus glukosa. Epinefrin dan norepinefrin tidak boleh diberikan. Bila ada depresi nafas

lain )

Marihuana

Metilalkohol (dalam bahan bakar : 5 - 10 % ) Minyak tanah Morfin Natrium fluorida ( racun kecoa ) Tinggi sekali 30 ml 120-150 mg Dua sendok teh

bila teraspirasi

120-150 mg 60 mg berbahaya

2-5 g

dingin, pupil kecil. Depresi nafas, koma.

Menyerupai keracunan atropin dengan perdarahan ( lihat atropine) : halusinasi nyata sebelum koma, mulut kering tidak begitu hebat ; retensi urin tidak ada ; midriasis tidak ada. Setelah periode laten 8 – 32 jam : depresi SSP, asidosis, retinitis, butra, sakit kepala, sakit perut, kulit dingin, mengigau, koma.

Bradikardi menandakan

prognosis buruk

Aspirasi dalam paru –paru paling berbahaya. Iritasi saluran cerna. Depresi SSP dengan depresi nafas. Muntah : aspirasi dengan akibat dispnea, asfiksia, udem paru, dan pnemunitis, dan kadang –kadang kejang.

Seperti kodein

Kolik usus, muntah, diare, kejang tetaniform (chostek’s sign) ; paralis pernafasan

berikan nalokson HCL 5 – 10 mg.

Bila tidak ada depresi nafas simtomatik saja. Simtomatik. Tidak

berbahaya kesadaran pulih setelah ½ - 1 hari tanpa amnesia. Diuresis paksa. Simtomatik dengan memperbaiki asidosis pernafasan diawasi. Berikan etilalkohol untuk menghambat oksidasi methanol. Berikan asam nikotin IV untuk dilatasi arteri retina sesudah koma diatasi.

Bilas lambung tidak boleh.

Simtomatik saja.

Berikan O2 under

pressure bila ada

udem paru.

Antibiotika. Seperti kodein

Berikan infus glukosa 5 % dan CaCL210 % IV( bisa diulang ) Simtomatik, berikan AL- hidroksida gel secara oral.

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal Tanda dan Gejala Terapi

Natrium hipoklorit ( pemutih pakaian, bukan detergan ) Natrium nitrit 30 ml larutan 15 % 1 gram

Bila pekat lebih berbahaya, dan bersifat korosif pada selaput lendir. Perforasi lambung, perdarahan, syok dan striktur (kemudian )

Hipotensi, sianosis karena methemoglobinemia, kejang dan koma.

Simtomatik, beri susu, putih telur atau Mg O. Jangan diberi Na –

bikarbonat. Bilas

lambung harus hati – hati.

Bilas lambung.

Berikan 500 mg vitamin C IV. Biru metilen 1 %, 1 mg/kgBB/IV.

Nikotin Nitrogen dioksida Reaksi obat Sianida (singkong ) Timbal 60 mg = 3 btg sigaret yang dilarutkan dalam air

Sakit kepala pusing, tremor, kejang, paralysis pernafasan, koma.

Sebagai gas menimbulkan iritasi mata dan saluran nafas. Udem paru dispnea, bronkiolitis obliterans, koma.

Bermacam – macam reaksi kulit: obat, udem angineurotik, reaksi serum; reaksi anafilaktik dan lain-lain.

Mual, muntah, pernafasan cepat, delirium, sianosis, koma. Akut : jarang

Kronik : sakit kepala, rsa logam dalam mulut. Garis biru pada gusi, sakit perut ( kolik ), diare, anemia, basophilic stipping dari eritrosit. Paralisis dan kejang.

Koproporfirin uria, kelainan radiologik pada tulang.

Tidak ada antidotum. Bilas lambung dan

laksan dengan MgSO4

30 g . Pernafasan buatan.

Bersihkan jalan nafas.

Berikan O2 dan

Prednison dosis besar. Beri 0,3 ml adrenalin 1 % subcutan, harus diulangi tiap 7 – 10 menit sampai ada perbaikan. Antihistamin. Deksametason 2 x 1mg oral selama 4 hari. Beri segera 50 ml Na tiosulfat 25 % I Berikan 1 g NaCa2 EDTA dalam infus 500 ml glucose 5 % dua kali sehari salama 3 hari. Ca glukonat 2 g IV. Laksan dengan MgSO4, Luminal 100 - 200 mg IM bila ada kejang.

Nama Zat Perkiraan

Dosis Letal Tanda dan Gejala Terapi

Tingtur yodium Tingtur yodium pekat Warfarin atau derivat dikumarol (racun tikus ) 30 – 60 ml Dosis Berbahaya 1 – 2 mg/kg BB untuk 6 hari

Bila pekat bersifat korosif, Hipotensi, takikardi, delirium, stupor, nefritis

Perdarahan kulit dan mukosa.

Berikan air tajin dan susu dengan segera.

Bilas lambung dengan larutan Na – tiosulfat 10 %. Vitamin K 50 mg IM atau 3 kali 50 mg oral sehari. Fitomenadion, jauh lebih poten dan bermanfaat.

Keracunan ( tambahan ) 1. Terapi Simptomatik :

a. Airway : Membebaskan jalan nafas

b. Sirkulasi : IVFD atasi shock, kalau perlu digitalis dan diuertik jika ada payah jantung. Hati-hati ada payah ginjal mendadak.

2. Terapi spesifik :

a. Menghilangkan racun : cuci dengan air dan sabun.

b. Mengeluarkan racun dari saluran pencernaan : bilasan lambung kecuali pada keracunan bahan korosif, air keras asam/basa pekat.

( minyak tanah ) - Strihnin - Bila ada kejang 3. Tindakan Detoksikasi :

a. Keracunan sianida : Amiliantrit, Sodium tiosulfat b. Keracunan meramik/organofosfat : Atropin

c. Keracunan narkotik : Narcan d. Keracunan garan barin : Sodium sulfat e. Keracunan alkoloid belladonna : Fisostigmin f. Keracunan logam berat : BAL g. Keracunan methegobulinamine : Biru metilin h. Keracunan Wartorin : Vitamin K i. Keracunan methanol : Etmol 4. Mempercepat pengeluaran racun :

a. Minum banyak atau dengan IVFD b. Kalau perlu diuretika

5. Dialisis :

Indikasi : Bila racun mencapai dosis lethal a. Metabolit zat racun bersifat lebih toksik b. Shock, kerusakan hati atau payah ginjal c. Kedaruratan bayi ( neonatus )

d. Kedaruratan obsgyn 1.

2.

Nama Penyakit /Diagnosis Kriteria Diagnosis

: :

LUKA BAKAR

Dalam dokumen PPK IGD (Halaman 35-41)

Dokumen terkait