• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEJALA KLINIS

Dalam dokumen karies gigi (Halaman 37-92)

GEJALA KLINIS

KLASIFIKASI PENCEGAHAN

KLASIFIKASI PENCEGAHAN

STEP 6

STEP 6

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi Karies 2.1 Etiologi Karies

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin, dan Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan aktifitas bakteri flora mulut yang ada dalam suatu karbohidrat yang sementum yang disebabkan aktifitas bakteri flora mulut yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Demineralisasi dimulai dari permukaan gigi dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi diragikan. Demineralisasi dimulai dari permukaan gigi dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi serta diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi serta diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi  bakteri

 bakteri dan dan kerusakan kerusakan pada pada jaringan jaringan pulpa pulpa serta serta penyebaran penyebaran infeksi infeksi ke ke jaringan jaringan periapikal periapikal dandan menimbulkan rasa nyeri.

menimbulkan rasa nyeri.

Karies terjadi bukan disebabkan karena suatu kejadian saja seperti penyakit menular  Karies terjadi bukan disebabkan karena suatu kejadian saja seperti penyakit menular  lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Pada lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Pada tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan menyatakan bahwa karies merupakan suatu penyakit tahun 1960-an oleh Keyes dan Jordan menyatakan bahwa karies merupakan suatu penyakit multifaktorial 

multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies.10 Adayaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies.10 Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat atau diet, dan ditambah faktor waktu.

mikroorganisme, substrat atau diet, dan ditambah faktor waktu.

2.1.1 Host 2.1.1 Host

Enamel merupakan jaringan keras gigi dengan susunan kimia kompleks yang Enamel merupakan jaringan keras gigi dengan susunan kimia kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Lapisan luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak  Lapisan luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak  fluor, fosfat, dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan fluor, fosfat, dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel padat dan enamel enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi desidui lebih mudah terserang karies dibandingkan dengan gigi akan semakin resisten. Gigi desidui lebih mudah terserang karies dibandingkan dengan gigi  permanen,

 permanen, karena karena enamel enamel gigi gigi desidui desidui mengandung mengandung lebih lebih banyak banyak bahan bahan organik organik dan dan air air  sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada

sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi permanen.gigi permanen.

2.1.2 Mikroorganisme 2.1.2 Mikroorganisme

Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak merupakan Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Proses terjadinya kerusakan pada jaringan keras gigi melalui suatu reaksi kimiawi oleh bakteri, Proses terjadinya kerusakan pada jaringan keras gigi melalui suatu reaksi kimiawi oleh bakteri,

dimulai dengan proses kerusakan bagian anorganik, kemudian berlanjut pada bagian organik. dimulai dengan proses kerusakan bagian anorganik, kemudian berlanjut pada bagian organik. Bakteri berperan penting pada proses terjadinya karies gigi, karena tanpa adanya bakteri maka Bakteri berperan penting pada proses terjadinya karies gigi, karena tanpa adanya bakteri maka karies gigi tidak dapat terjadi.

karies gigi tidak dapat terjadi.

Terdapat berbagai spesies bakteri yang berkoloni di dalam rongga mulut untuk  Terdapat berbagai spesies bakteri yang berkoloni di dalam rongga mulut untuk  menghasilkan asam sehingga terjadi proses demineralisasi pada jaringan keras gigi. Salah satu menghasilkan asam sehingga terjadi proses demineralisasi pada jaringan keras gigi. Salah satu spesies bakteri yang dominan di dalam mulut yaitu

spesies bakteri yang dominan di dalam mulut yaitu S.mutans.S.mutans. Telah banyak penelitian yangTelah banyak penelitian yang membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri

membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri S. mutansS. mutans  pada  pada plak plak gigi gigi dengandengan  prevalensi karies gigi.

 prevalensi karies gigi.

2.1.3 Substrat atau Diet 2.1.3 Substrat atau Diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu  perkembangbiakan

 perkembangbiakan dan dan kolonisasi kolonisasi mikroorganisme mikroorganisme yang yang ada ada pada pada permukaan permukaan enamel. enamel. HasilHasil  penelitian menunjukkan

 penelitian menunjukkan bahwa orang bahwa orang yang banyang banyak mengkonsumsi yak mengkonsumsi karbohidrat terutama karbohidrat terutama sukrosasukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak  cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak  mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi.

mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi.

2.1.4 Waktu 2.1.4 Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk  dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk   berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan

 berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan

2.2

2.2 Klasifikasi KariesKlasifikasi Karies

Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)21 Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)21 a. Karies Superfisialis

a. Karies Superfisialis

di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena. di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.  b. Karies Media

 b. Karies Media

di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin. di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin. c. Karies Profunda

c. Karies Profunda

di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.

mengenai pulpa.

Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya

a. Karies Ringan a. Karies Ringan

Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada permukaan seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada  permukaan

 permukaan gigi) gigi) sedangkan sedangkan kedalaman kedalaman kariesnya kariesnya hanya hanya mengenai mengenai lapisan lapisan email email (iritasi(iritasi  pulpa).

 pulpa).

 b. Karies Sedang  b. Karies Sedang

Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin (hiperemi aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin (hiperemi  pulpa).

 pulpa).

c. Karies Berat/Parah c. Karies Berat/Parah

Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya  bebas karies. Kedalaman karies sudah

 bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun pulpa tertutup maupun pulpapulpa terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior sudah terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior sudah meluas ke bagian pulpa.

meluas ke bagian pulpa.

Menurut Parkin dalam G.V. Black bahw

Menurut Parkin dalam G.V. Black bahwa klasifikasi karies gigi dapat dibagi atas 5, a klasifikasi karies gigi dapat dibagi atas 5, yaitu:yaitu: a.

a. Kelas I adalah Kelas I adalah karies yang mengenai karies yang mengenai permukaan oklusal gigi permukaan oklusal gigi posterior.posterior.  b.

 b. Kelas Kelas II II adalah adalah karies karies gigi gigi yang yang sudah sudah mengenai mengenai permukaan permukaan oklusal oklusal dan dan bagian bagian aproksimalaproksimal gigi posterior.

gigi posterior. c.

c. Kelas III Kelas III adalah karies yang adalah karies yang mengenai bagian aproksimal gigi mengenai bagian aproksimal gigi anterior.anterior.

d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal dan meluas ke bagian insisal d. Kelas IV adalah karies yang sudah mengenai bagian aproksimal dan meluas ke bagian insisal gigi anterior.

gigi anterior.

e. Kelas V adalah karies yang

e. Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal gigi anterior dan mengenai bagian servikal gigi anterior dan posterior.posterior.

2.3

2.3 Mekanisme KariesMekanisme Karies

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin, dan Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin, dan sementum yang disebabkan aktifitas bakteri flora mulut yang ada dalam suatu karbohidrat yang sementum yang disebabkan aktifitas bakteri flora mulut yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan (Mita Suci,2011). Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang diragikan (Mita Suci,2011). Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email.

Gejala paling dini suatu karies email yang terlihat secara makroskopik adalah apa yang dikenal Gejala paling dini suatu karies email yang terlihat secara makroskopik adalah apa yang dikenal sebagai suatu „bercak putih‟ (Edwina A.M.K, 199

sebagai suatu „bercak putih‟ (Edwina A.M.K, 199 1).1).

Demineralisasi dimulai pada permukaan gigi dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi Demineralisasi dimulai pada permukaan gigi dan akan berlanjut ke dalam lapisan gigi serta diikuti dengan kerusakan bahan organiknya (Mita Suci, 2011). Andaikata proses karies serta diikuti dengan kerusakan bahan organiknya (Mita Suci, 2011). Andaikata proses karies mencapai daerah pertautan email-dentin, karies akan menyebar ke lateral sepanjang daerah mencapai daerah pertautan email-dentin, karies akan menyebar ke lateral sepanjang daerah  pertautan tersebut

 pertautan tersebut untuk untuk akhirnya meliputi akhirnya meliputi dentin dengan dentin dengan kawasan kawasan yang lebih yang lebih luas. Hal luas. Hal ini akanini akan mengakibatkan mengaungnya email sehat, sehingga lesi akan lebih luas. Email yang mengaung mengakibatkan mengaungnya email sehat, sehingga lesi akan lebih luas. Email yang mengaung ini cenderung rapuh dan akhirnya akan fraktur karena tekanan oklusal sehingga kavitas akan ini cenderung rapuh dan akhirnya akan fraktur karena tekanan oklusal sehingga kavitas akan makin besar (Edwina A.M.K, 1991). Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan makin besar (Edwina A.M.K, 1991). Hal ini akan menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri (Mita Suci, 2011).

rasa nyeri (Mita Suci, 2011).

Dentin adalah suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma Dentin adalah suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya bergantung odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan kelangsungan hidupnya bergantung kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin harus kepada penyediaan darah dan drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin harus dianggap menyatu dengan pulpa karena kedua jaringan itu terikat sangat erat satu sama lain dianggap menyatu dengan pulpa karena kedua jaringan itu terikat sangat erat satu sama lain (kompleks dentin-pulpa) (Edwina A.M.K, 1991). Salah satu rangsang yang membangkitkan (kompleks dentin-pulpa) (Edwina A.M.K, 1991). Salah satu rangsang yang membangkitkan reaksi pertahanan kompleks dentin-pulpa adalah bakteri dan toksinnya (pada karies). Reaksi reaksi pertahanan kompleks dentin-pulpa adalah bakteri dan toksinnya (pada karies). Reaksi  pertahanan kompleks dentin-pulpa adalah:

 pertahanan kompleks dentin-pulpa adalah: 1.

1. Sklerosis tubuler di dalam dentinSklerosis tubuler di dalam dentin 2.

2. Dentin reaksioner diantara denti dan pulpaDentin reaksioner diantara denti dan pulpa 3.

3. Peradangan pulpaPeradangan pulpa

Apabila aktivitas destruksi bakteri pada karies lebih besar daripada reaksi pertahanan, maka Apabila aktivitas destruksi bakteri pada karies lebih besar daripada reaksi pertahanan, maka toksin maupun bakteri akan mencapai pulpa dan mengakibatkan peradangan pada pulpa toksin maupun bakteri akan mencapai pulpa dan mengakibatkan peradangan pada pulpa (pulpitis) (Edwina A.M.K, 1991).

(pulpitis) (Edwina A.M.K, 1991).

Peradangan pulpa disebut pulpitis, dan seperti layaknya jaringan lain bisa merupakan Peradangan pulpa disebut pulpitis, dan seperti layaknya jaringan lain bisa merupakan  peradangan yang akut

 peradangan yang akut atau kronik. Macam reaksi atau kronik. Macam reaksi (respons) pulpa sebagian disebabkan oleh (respons) pulpa sebagian disebabkan oleh lamalama dan intensitas rangsang. Pada lesi karies dentin yang berkembang lambat, stimulus yang dan intensitas rangsang. Pada lesi karies dentin yang berkembang lambat, stimulus yang mencapai pulpa adalah toksin bakteri dan sengatan termis dan osmotis dari daerah sekitarnya. mencapai pulpa adalah toksin bakteri dan sengatan termis dan osmotis dari daerah sekitarnya. Reaksi terhadap rangsang yang ringan ini akan berupa inflamasi kronis. Akan tetapi pada saat Reaksi terhadap rangsang yang ringan ini akan berupa inflamasi kronis. Akan tetapi pada saat organisme itu akhirnya mencapai sehingga pulpa berkontak dengan karies, maka besar  organisme itu akhirnya mencapai sehingga pulpa berkontak dengan karies, maka besar 

kemungkinan akan terjadi inflamasi akut bersam-sama dengan inflamasi kronik (Edwina A.M.K, kemungkinan akan terjadi inflamasi akut bersam-sama dengan inflamasi kronik (Edwina A.M.K, 1991).

1991).

Komponen seluler terlihat jelas pada peradangan kronik, dengan dijumpainya sel-sel Komponen seluler terlihat jelas pada peradangan kronik, dengan dijumpainya sel-sel limfosit, sel plasma, monosit, dan makrofag. Pada radang akut lebih banyak terjadi perubahan limfosit, sel plasma, monosit, dan makrofag. Pada radang akut lebih banyak terjadi perubahan vaskuler termasuk dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan aliran darah dan vaskuler termasuk dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan aliran darah dan eksudat. Eksudat ini kelak akan menyebabkan terlambatnya aliran darah dan akhirnya akan eksudat. Eksudat ini kelak akan menyebabkan terlambatnya aliran darah dan akhirnya akan  berhenti. Seringkali hasil

 berhenti. Seringkali hasil proses tersebut adalah proses tersebut adalah kematian pulpa kematian pulpa (nekrosis pulpa) karena (nekrosis pulpa) karena jaringanjaringan ikat yang peka tersebut terkurung dalam ruang berdinding keras yang menerima aliran darahnya ikat yang peka tersebut terkurung dalam ruang berdinding keras yang menerima aliran darahnya hanya dari pembuluh darah yang terbatas jumlahnya dan masuknya ke ruang pulpa melalui hanya dari pembuluh darah yang terbatas jumlahnya dan masuknya ke ruang pulpa melalui foramen yang sempit. Diperkirakan, naiknya tekanan dalam ruang pulpa yang menyebabkan foramen yang sempit. Diperkirakan, naiknya tekanan dalam ruang pulpa yang menyebabkan terjepitnya vena yang berdinding tipis

terjepitnya vena yang berdinding tipis yang melewati foramen apeks (Edwina A.M.K, 1991).yang melewati foramen apeks (Edwina A.M.K, 1991). Akibat nekrosis pulpa adalah tersebarnya peradangan ke jaringan periapikal (periodontitis Akibat nekrosis pulpa adalah tersebarnya peradangan ke jaringan periapikal (periodontitis apikalis) (Edwina A.M.K, 1991).

apikalis) (Edwina A.M.K, 1991).

2.4

2.4 Deteksi Deteksi KariesKaries

Penegakan diagnose karies memerlukan pencahayaan yang baik disamping gigi bersih Penegakan diagnose karies memerlukan pencahayaan yang baik disamping gigi bersih dan kering. Kotoran dan karang gigi yang melekat harus dibersihkan dahulu agar diagnose tepat. dan kering. Kotoran dan karang gigi yang melekat harus dibersihkan dahulu agar diagnose tepat. Setelah itu tiap kuadran gigi harus diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva Setelah itu tiap kuadran gigi harus diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus benar benar kering, dan pengeringannya biasanya menggunakan udara dapat dicegah. Gigi harus benar benar kering, dan pengeringannya biasanya menggunakan udara yang disemprot perlahan-lahan.

yang disemprot perlahan-lahan.

Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya  pemeriksaan

 pemeriksaan dilakukan dilakukan dengan dengan sonde sonde yang yang tajam tajam sampai sampai terasa terasa menyangkut. menyangkut. Sebaiknya Sebaiknya hal hal iniini  jangan

 jangan dilakukan dilakukan karena karena sonde sonde tajam tajam akan akan merusak merusak lesi lesi karies karies yang yang masih masih baru baru dan dan akan akan dada abkteri yang terbawa ke dalam lesi sehingga menyebabkan karies.

abkteri yang terbawa ke dalam lesi sehingga menyebabkan karies.

Radiograf bite wing yang baik juga sangat perlu dalam menegakkan diagnosis. Pada Radiograf bite wing yang baik juga sangat perlu dalam menegakkan diagnosis. Pada teknik ini sinar diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik kontak. Film teknik ini sinar diarahkan tegak lurus terhadap sumbu gigi dan menyinggung titik kontak. Film diletakkan di sebelah lingual gigi posterior. PAsien menahan posisi tersebut dengan mengigit diletakkan di sebelah lingual gigi posterior. PAsien menahan posisi tersebut dengan mengigit  pegangan fimnya.

 pegangan fimnya.

Untuk memperoleh kepastian bisa tidaknya karies didiagnosis secara dini dan jika dapat Untuk memperoleh kepastian bisa tidaknya karies didiagnosis secara dini dan jika dapat  bagaimana melakukannya tiap

Daerah-daerah tersebut adalah daerah permukaan halus yang bebas, daerah pit dan fisur, dan Daerah-daerah tersebut adalah daerah permukaan halus yang bebas, daerah pit dan fisur, dan  permukaan aproksimal.

 permukaan aproksimal.

2.5 Pencegahan 2.5 Pencegahan

Pencegahan Karies bermacam-macam, termasuk pencegahan sebelum pathogenesis atau Pencegahan Karies bermacam-macam, termasuk pencegahan sebelum pathogenesis atau  pencegahan

 pencegahan primer primer dan dan pencegahan pencegahan sesudah sesudah pathogenesis pathogenesis atau atau pencegahan pencegahan sekunder. sekunder. Selain Selain ituitu  juga ada pencegahan tersier yaitu pencegahan akhir dari pathogenesis.

 juga ada pencegahan tersier yaitu pencegahan akhir dari pathogenesis.

Pencegahan Primer meliputi : Pencegahan Primer meliputi :

a.Health promotion: cara menyikat gigi, pemakaian dental floss a.Health promotion: cara menyikat gigi, pemakaian dental floss  b. Spesific protection: aplikasi fissure

 b. Spesific protection: aplikasi fissure sealant.sealant.

Pencegahan Sekunder meliputi,

Pencegahan Sekunder meliputi, diagnosa dini diagnosa dini dan pengobatan dan pengobatan yang tepat yang tepat misal penambalanmisal penambalan  pada lesi karies untuk mencegah hilangnya struktur gigi yang lebih luas.

 pada lesi karies untuk mencegah hilangnya struktur gigi yang lebih luas.

Dan pencegahan Tersier meliputi, mencegah kehilangan fungsi (rehabilitasi) misal pembuatan Dan pencegahan Tersier meliputi, mencegah kehilangan fungsi (rehabilitasi) misal pembuatan gigi tiruan.

gigi tiruan.

Pendekatan pencegahan karies gigi melibatkan upaya untuk mengurangi beban Pendekatan pencegahan karies gigi melibatkan upaya untuk mengurangi beban mikrobiologi, mengurangi ketersediaan gula halus, meningkatkan ketahanan gigi, atau beberapa mikrobiologi, mengurangi ketersediaan gula halus, meningkatkan ketahanan gigi, atau beberapa kombinasi dari pendekatan ini. Mengurangi beban mikrobiologi merupakan fokus dari intervensi kombinasi dari pendekatan ini. Mengurangi beban mikrobiologi merupakan fokus dari intervensi menggunakan bilasan antimikroba dan pasta gigi dan intervensi perilaku untuk meningkatkan menggunakan bilasan antimikroba dan pasta gigi dan intervensi perilaku untuk meningkatkan kebersihan mulut dan dengan demikian menghapus bakteri plak pelapisan permukaan gigi. kebersihan mulut dan dengan demikian menghapus bakteri plak pelapisan permukaan gigi. Intervensi perilaku juga digunakan untuk mengurangi ketersediaan fermentasi karbohidrat Intervensi perilaku juga digunakan untuk mengurangi ketersediaan fermentasi karbohidrat melalui perubahan komposisi diet dan frekuensi konsumsi gula rafinasi. Meningkatkan melalui perubahan komposisi diet dan frekuensi konsumsi gula rafinasi. Meningkatkan ketahanan gigi biasanya dicapai melalui penggunaan sealant dan fluorida. Sealants diterapkan ketahanan gigi biasanya dicapai melalui penggunaan sealant dan fluorida. Sealants diterapkan  pada

 pada permukaan permukaan oklusal oklusal gigi gigi molar molar dan dan premolar, premolar, bakteri bakteri menolak menolak akses akses ke ke daerah daerah ini ini seringsering

Dalam dokumen karies gigi (Halaman 37-92)

Dokumen terkait