BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
4.2.1. Karakteristik Responden Penelitian
Dari hasil penelitian didapati mayoritas responden adalah 55 orang (61,1%) S1, 25 orang (38,9%) S2. Secara umum dapat disimpulkan dari karakteristik status kepegawaian 69 orang (76,7%) yang berstatus sebagai PNS, dan 21 orang (23,3%) berstatus sebagai honorer.
4.2.2. Pengetahuan
Dari 10 pertanyaan yang telah dirancang, maka dilakukan uji validitas untuk mengukur apakah pertanyaan yang digunakan bisa mengukur variabel yang diinginkan oleh peneliti. Dari hasil uji validitas, hanya didapati 3 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan pertama, ke-2 dan ke-3. Lalu dilakukan uji validitas kembali dengan 25 pertanyaan yang berbeda dan didapat 4 pertanyaan yang valid yakni pertanyaan ke-4, ke-5, ke-6 dan ke-7. Dari tujuh pertanyaan yang telah valid ini, nilai maksimum yang bisa dicapai responden adalah 10.
Penelitian ini memperlihatkan tingkat pengetahuan mengenai DBD yang masih belum cukup baik karena rata-rata nilai total pengetahuan responden hanya 5.27 dari nilai maksimum 10. Pada tabel 5.2 dapat dilihat mayoritas responden memiliki pengetahuan sedang yakni 75 orang (83,3%). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Florensi (2004) yakni sebanyak 79% responden mempunyai pengetahuan sedang. Namun berbeda dengan apa yang diperlihatkan oleh Hutapea (2007) dalam penelitiannya di Kelurahan Gung Negeri, Kabupaten Karo didapatkan 98,2% responden berpengetahuan baik dan hanya 1,8% yang berpengetahguan sedang. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah sampel dan distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan dari penelitian Hutapea (2007).
Dengan mengetahui sebaran jawaban responden pada pertanyaan yang menilai pengetahuan, selain memberikan gambaran pengetahuan responden dapat dilihat pula banyak kesalahpahaman mengenai DBD yang terjadi di masyarakat.
Dari tabel 4.4 dapat dilihat sebanyak 74 orang (82,2%) menjawab penyebab DBD adalah nyamuk, bukannya virus. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam 30
penyerapan informasi yang disampaikan oleh media. Namun Florensi (2004) memberikan hasil yang berbeda yakni sebanyak 52% responden dapat menjawab penyebab DBD adalah virus, sedangkan 42% lainnya menjawab nyamuk.
Selain itu, dari tabel 5.4 dapat dilihat sebanyak 37 orang (41,1%) menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya yang tinggi terus-menerus.
Peneliti berasumsi bahwa responden yang menjawab demikian karena gambaran demam DBD adalah pelana kuda, yakni suhu yang meningkat tiba-tiba, lalu tetap tinggi selama kurang lebih 3 hari, lalu pada hari ke-4 demam baru akan turun dan kembali demam pada hari ke-6. Jadi karena adanya fase demam yang tinggi terus menerus sehingga banyak yang menjawab ciri demam pada DBD adalah suhunya tinggi terus-menerus. Hal yang sama ditunjukkan oleh penelitian Olga (2008) bahwa 70,5% responden menjawab ciri demam DBD adalah suhunya yang tinggi terus-menerus.
Kesalahpahaman yang lain mengenai DBD adalah penanganan awal pasien tersangka DBD yang cenderung memilih pemberian jus jambu biji merah sebanyak 53 orang (58,9%). Padahal penanganan awal pasien tersangka DBD selama di rumah menurut Dirjen PPM&PL adalah pengkompresan dan memberi obat penurun demam. Penelitian yang dilakukan Olga (2008) juga menyatakan hal serupa dimana responden lebih memilih pemberian jus jambu sebagai obat yang bisa di berikan di rumah. Namun karena pada penelitian Olga (2008), responden bisa memilih lebih dari satu jawaban, maka responden yang memilih pemberian alnagetik sebanyak 72,3% sebagai obat yang bisa diberikan di rumah. Berbeda dengan apa yang didapat dari penelitian ini yaitu hanya 33 orang (36,7%) yang masih memberikan obat penurun panas.
Dari tabel 4.3, gejala dan tanda DBD yang diketahui paling banyak oleh responden adalah nyeri otot dan bintik-bintik merah yaitu sebanyak 80 orang (88,9%). Olga (2008) dalam penelitian yaitu sekitar 87,5% dari responden yang mengetahui bintik-bintik merah merupakan tanda dari DBD, namun hanya 27,7%
yang mengetahui nyeri tulang merupakan gejala DBD. Gejala pembesaran hati adalah gejala DBD yang paling sedikit diketahui responden yaitu 16 orang (17,2%), mungkin dikarenakan tidak setiap orang yang terkena DBD mempunyai 31
gejala pembesaran hati dan pembesaran hati dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik yang memerlukan kemampuan khusus.
Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan informasi sehingga semakin tinggi pendidikan seseorang semkain banyak pula informasi yang didapatkan. Dilihat dari distribusi jenjang pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah lulusan S1.
Pengetahuan baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak orang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.
4.2.3. Sikap
Awalnya ada 5 soal yang dibuat untuk mengukur sikap responden mengenai DBD, namun setelah dilakukan uji validitas tidak ada satu pun pernyataan yang valid. Lalu dilakukan uji validitas ulang terhadap 7 pertanyaan yang berbeda, dan didapatkan 5 pernyataan yang valid.
Sikap responden mengenai DBD tampak belum cukup baik karena 63,3%
masih di kategorikan mempunyai sikap sedang, dan hanya 21,1% yang bersikap baik. Hasil ini berkebalikan dengan Marlina (2005), dimana didapatkan 100%
responden berpengetahuan baik dan Hutapea (2007), mendapatkan 99,7%
responden mempunyai sikap yang baik.
Sebanyak 70 orang (77,8%) bersikap akan mengumpulkan kaleng bekas dan pecahan botol jika keberadaanya sudah sangat mengganggu keindahan. Hal ini merupakan indikator harus adanya stimulus yang tidak baik dulu, baru akan ada respon dari masyarakat yaitu berupa sikap. Sejumlah 55 orang (61,1%) bersikap hanya akan menutup tempat penampungan air yang berada di luar rumah, hal ini menunjukan ketidaktahuan masyarakat mengenai tempat perindukan yang paling nyamuk Aedes aegypti sukai adalah tempat penampungan air yang di dalam rumah.
32
Responden yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa masih menyimpan botol-botol bekas karena mungkin bisa di gunakan atau di jual suatu saat sebanyak 48,9%. Lain halnya yang di ungkapkan oleh Olga (2008) yakni ada 85,7% tidak setuju dengan pernyataan masih menyimpan botol-botol bekas karena mungkin masih bisa di gunakan atau di jual suatu saat.
4.2.4. Tindakan
Tindakan diukur dengan 5 pertanyaan mengenai pencegahan dan penatalaksanaan awal pada pasien yang diduga terkena DBD. Proporsi paling tinggi adalah responden dengan tindakan sedang sebesar 83,3%. Hal ini di dukung pula oleh Marlina (2005) yang memperlihatkan proporsi tertinggi untuk tindakan adalah kategori sedang. Begitu juga yang di tunjukan oleh Hutapea (2007) dimana ada 99,11% responden yang mempunyai tindakan sedang.
Namun, ada ketidaksesuaian antara pengetahuan dan tindakan. Jika dilihat kembali banyak responden yang menjawab memberi obat penurun demam hanya 36,7% tetapi pada pertanyaan tindakan, responden yang memberi obat penurun panas jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD sebanyak 78 responden (86,7%). Menurut Notoatmodjo (2003) seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang di terimanya, dengan kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap. Perilaku yang di dasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Tindakan menguras bak mandi minimal satu kali seminggu ada 80% dan menutup tempat pembuangan air ada 83,3% responden yang melakukannya.
Marlina (2005) juga menunjukan hasil yang sama yakni sebesar 79,7%
respondennya melakukan pengurasan bak mandi minimal satu kali dalam seminggu dan 77,6% yang melakukan penutupan tempat pembuangan air.
Tindakan penatalaksanaan awal pasien tersangka DBD sudah sangat baik.
Dari pengompresan (72,2%), pemberian air minum sebanyak-banyaknya (90%) dan memberi obat penurun panas (86,7%). Hal ini sesuai apa yang di sarankan oleh Ditjen PPM&PL untuk mengurangi kejadian keterlambatan pengobatan pada pasien DBD.
33
Tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap menjadi perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, tetapi tidak selalu orang yang berpengetahuannya baik langsung melakukan tindakan yang benar.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperolah dari hasil kuesioner dapat disimpulkan yaitu : 1. Tingkat pengetahuan responden mengenai DBD dapat dikategorikan
sedang. Hal ini menunjukkan pengetahuan responden mengenai DBD belum tinggi.
2. Kategori sikap responden mengenai DBD dapat dikategorikan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap responden mengenai DBD belum baik.
3. Tindakan responden mengenai DBD dapat dikategorikan sedang. Hal ini menunjukkan tindakan responden mengenai DBD belum cukup baik dari segi pencegahan maupun penatalaksanaan awal DBD di rumah.
5.2. SARAN
Untuk pemerintah dan puskesmas terkait hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama guru-guru sebagai pendidik generasi bangsa mengenai DBD sehingga sikap dan tindakannya bisa terstimulus baik dalam mencegah DBD maupun bisa dengan tepat melakukan pertolongan pertama pada pasien yang diduga terkena DBD. Metode yang digunakan mungkin bisa dari pemberian penyuluhan melalui bentuk film pendek, pemasangan poster, pembagian leaflet, atau perlombaan dengan tema DBD.
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan bisa dilakukan pencarian faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tindakan guru-guru SMA yang masih belum cukup baik meskipun angka kejadian DBD di lingkungan ini adalah tergolong tinggi.
Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai efek jambu biji merah terhadap penyakit DBD karena masih banyaknya masyarakat yang percaya bahwa jambu biji merah dapat menyembuhkan DBD.
36
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Menggerakkan Masyarakat Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD). Ditjen PPM & PLP.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Ditjen PPM & PLP.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Djunaedi D, 2006. Demam Berdarah Dengue, Epidemiologi Imunopatologi, Patogenesis, Diagnosis dan Penatalaksanaannya. Malang: UMM Press.
Florensi, 2004. Perilaku Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Penyakit DBD di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntunggan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Gandahusada, S., Ilahude, H.H., dan Pribadi, W., 2003. Parasitologi Kedokteran.
Edisi III. Jakarta: FKUI.
Hendarwanto, 2001. Dengue. Noer, Sjifoellah dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. Jilid I. Jakarta: Gaya Baru, 418-424.
Hutapea, Bilson, 2007. Perilaku Masyarakat Mengenai DBD di Kelurahan Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Marlina, Siti, 2005. Perilaku Keluarga Terhadap Usaha Pencegahan Penyakit DBD di Lingkungan Rumah di Desa Suka Makmur Kecamatan Deli Tua.
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekijo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta, 118-127.
Notoatmodjo, Soekijo, 2003. Pendidikan & Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 114-131.
Notoatmodjo, Soekijo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 116-133.
Olga L., Pangestu N., Pramono L.A., Purnamawati C., 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mengenai DBD Dengan Kejadian DBD Pada Masyarakat Kelurahan Kayu Putih. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sadikin, Mohamad, 2002. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika, 54.
Soegianto, Soegeng, 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi II. Surabaya:
Airlangga University Press.
WHO, 2004. Demam Berdarah Dengue. Edisi II. Jakarta: EGC.
WHO, 2008. Situation of Dengue/Dengue Haemmorrhagic fever in the South-East Asia Region. http://www.searo.who.int/en/Section10/Section 332_1103.htm.
[Diakses pada tanggal 26 Juli 2018].
WHO, 2009. DepartemenKesehatanRepublik Indonesia. www.depkes.go.id/773-kasus-demam-berdarah-dengue-diindonesia.html. [Diakses pada tanggal 26 Juli 2018].
38
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Marshal Duva Siahaan
Jenis Kelamin : Laki-laki
NIM : 140100154
Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 05 November 1996
Agama : Kristen Protestan
Nama Ayah : Ir.Maringan Valentin Siahaan, M.Sc Nama Ibu : Duma Roida TP.Bolon, S.Pd, M.Pd
Alamat : Jl. Pelajar Timur no.197 Lin. VI Binjai, Medan Denai, Kota Medan
Riwayat Pendidikan :
1. TK Global Andalan Pkl Kerinci, Pelalawan. Riau (2002 - 2004) 2. SD Mutiara Harapan Pkl Kerinci, Pelalawan. Riau (2004 - 2010) 3. SMP Negeri 1 Pekanbaru (2010 - 2012)
4. SMA Negeri 5 Pekanbaru (2012 - 2014)
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2014 - sekarang)
Riwayat Pelatihan :
1. Peserta Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) FK USU 2014
2. Peserta Manajemen Mahasiswa Baru (MMB) MMB FK USU 2014
3. Peserta Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) FK USU 2014
39
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU-GURU DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 MEDAN TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE
Karakteristik Responden :
Nama :
Alamat :
Pendidikan : Pekerjaan :
Pengetahuan Responden
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling anda anggap benar.
1. Menurut anda, apakah penyebab dari DBD?
a. Virus b. Bakteri c. Nyamuk
2. Menurut anda, bagaimana ciri demam pada DBD?
a. Mendadak tinggi (awalnya sehat-sehat saja) b. Suhunya tinggi terus-menerus
c. Suhu naik pada sore hari dan disertai keringat malam 3. Menurut anda, bagaimana cara untuk mencegah terkena DBD?
a. Pemberian vaksin DBD b. Mandi dengan air bersih
c. Melakukan pencegahan dengan membunuh nyamuk penular DBD
4. Menurut anda, apa yang sebaiknya dapat dilakukan dirumah jika ada salah seseorang diduga terkena DBD?
a. Memberi antibiotik dan jamu
b. Mengkompres dan memberi obat penurun panas (misalnya parasetamol) c. Memberikan jus jambu biji merah
40
No. Pertanyaan Benar Salah 5. DBD dan DD adalah penyakit yang
berbeda karena DBD mempunyai gejala yang lebih berat dan DD mempunyai kemungkinan sembuh lebih besar daripada DBD.
6. Jika seseorang didiagnosa DBD, perlu dipasang kelambu disekitarnya untuk mencegah nyamuk menggigit penderita DBD sehingga tidak menularkan ke orang lain.
7. Dibawah ini yang merupakan gejala DBD adalah (jawaban boleh lebih dari satu)…..
a. Demam dan sakit kepala
b. Nyeri otot dan bintik-bintik merah
c. Perdarahan (mimisan/perdarahan gusi/BAB berdarah) d. Pembesaran Hati
Sikap Responden
Jawablah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling anda anggap benar.
No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju
1. Saya akan mengumpulkan kaleng bekas dan pecahan botol jika keberadaannya sudah sangat mengganggu keindahan rumah saya. bekas karena mungkin bisa digunakan atau dijual suatu saat.
41
Tindakan Responden
Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling anda anggap benar.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda ada melakukan pemberantasan sarang nyamuk sekurang-kurangnya seminggu sekali?
2. Apakah anda melakukan pengompresan jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?
3. Apakah anda melakukan pemberian air minum sebanyak-banyaknya jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?
4. Apakah anda memberi obat penurun panas jika ada salah satu anggota keluarga yang diduga terkena DBD?
5. Apakah anda menutup rapat-rapat tempat penampungan air?
SISTEM SKORING PADA KUISIONER Sistem skoring pada kuisioner pengetahuan:
Pertanyaan Nilai
Sistem skoring pada kuisioner sikap:
Pernyataan Nilai
Sistem skoring pada kuisioner tindakan pencegahan:
Pertanyaan
Nilai
Ya Tidak
1 1 0
2 1 0
3 1 0
4 1 0
5 1 0
43
Lampiran 3
HASIL UJI VALIDITAS DAN MASTER DATA PENELITIAN
Hasil Uji Validitas Pengetahuan dan Sikap
Variabel Pertanyaan Total Perason Correlation
Status
Pengethauan 1 0,629 Valid
2 0,516 Valid
3 0,526 Valid
4 0,554 Valid
5 0,559 Valid
6 0,636 Valid
7 0,569 Valid
Sikap 1 0,577 Valid
2 0,673 Valid
3 0,577 Valid
4 0,561 Valid
5 0,620 Valid
44
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN
Bapak/ibu yang saya hormati
Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Marshal Duva Siahaan
NIM : 140100154
Program Studi : Pendidikan Dokter
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan Terhadap Demam Berdarah Dengue” untuk melengkapi skripsi yang menjadi kewajiban saya untuk menyelesaikan pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini bermanfaat untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai DBD. Saya akan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan pengetahuan, pernyataan sikap dan pertanyaan tindakan mengenai DBD.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. Semua informasi dari hasil penelitian akan dijaga kerahasiannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika bapak/ibu bersedia, maka saya mohon ketersediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan.
Atas perhatian dan kesediaan waktu bapak/ibu, saya mengucapkan terima kasih. Semoga partisipasi dan kesediaan bapak/ibu dalam penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 30 Februari 2019 Peneliti,
Marshal Duva Siahaan NIM: 140100154 45
Lampiran : 5
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Saya yang bertandatangan dibawah,
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Telah mendapat penjelasan dari peneliti (Marshal Duva Siahaan) secara jelas tentang penelitian “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Guru-guru Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan Terhadap Demam Berdarah Dengue”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya
Medan, 30 Oktober 2019
Responden
( ) 46
47