• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan Manusia

Dalam dokumen Buku Guru Agama Katolik Kelas VIII. (Halaman 182-191)

Bab VII Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan

B. Gereja sebagai Tanda dan Sarana Penyelamatan Manusia

Kompetensi Dasar

3.8.Menggali informasi dari Kitab Suci dan ajaran Gereja untuk memahami bahwa Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.

4.8.Mendoakan Gereja agar makin mampu mewujudkan diri sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi semua orang.

Indikator

1. Menjelaskan berbagai macam simbol dalam berkomunikasi. 2. Menjelaskan bahwa Gereja sebagai sarana keselamatan.

3. Menjelaskan sakramen sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan untuk men- dapatkan keselamatan.

Tujuan

1. Melalui pengamatan gambar, membaca cerita dan pendalaman cerita, peserta didik dapat memahami berbagai pandangan tentang tanda dan sarana keselamatan dalam hidup sehari-hari.

2. Melalui kegiatan mambaca dan mendalami Dokumen Gereja, peserta didik dapat memahami bahwa Gereja adalah tanda dan sarana penyelamatan oleh Allah.

Bahan Kajian

1. Berbagai simbol dalam berkomunikasi 2. Gereja sebagai sarana keselamatan

3. Sakramen sebagai sarana komunikasi dengan Allah untuk mendapatkan keselamatan

Sumber Bahan

1. Alkitab

2. KWI, 1996, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Yogyakarta: Kanisius. 3. Bintang Nusantara dkk, 2011, Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII,

Yogyakarta, Kanisius.

4. Margaretha Widayati dkk, 2010, Berkembang bersama Yesus 2 kelas VIII, Jakarta, PT Galaxy Puspa Mega.

Pendekatan

Metode

Pengamatan, tanya jawab, diskusi, studi pustaka.

Waktu

3 Jam Pelajaran

Pemikiran Dasar

Kehadiran Allah dalam kehidupan kita melalui tanda-tanda. Allah tidak secara tiba-tiba hadir dihadapan kita secara isik, melinkan melalui tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Allah itu ada dan berkarya. Demikian pula dalam berkomunikasi. Kita dapat melihat tanda-tanda atau simbol-simbol dalam berkomunikasi. Jadi tanpa sepatah kata diucapkan, seseorang memahami maksud dari tindakan atau tanda tersebut. Penyelamatan Allah kepada manusia melalui tanda-tanda dan juga sarana- sarana yang ada di nunia ini. Gereja sebagai tanda dan sarana bagi Allah untuk melaksakan karya penyelamatan-Nya kepada manusia.

Gereja hadir untuk melaksanakan tugas perutusan yang telah diterima oleh para Rasul dari Yesus. Tugas perutusan tersebut merupakan tugas untuk melanjutkan karya Yesus dalam mewartakan kerajaan Allah. Dengan demikian gereja berperan untuk membawa umat semakin berkenan kepada Yesus dan tetap setia kepada Yesus. Yesus yang telah wafat dan bangkit, tidak lagi hadir secara langsung kepada setiap orang. Wajah dan kehadiran Yesus nampak dalam wajah dan kehadiran Gereja di tengah masyarakat. Gereja menjadi sarana bagi umat untuk dapat menjalin komunikasi yang semakin dekat dan erat dengan Allah. Dalam komunikasi atau pertemuan dengan Tuhan dipergunakan simbol-simbol atau tanda. Tanda atau simbol dalam komunikasi atau pertemuan kita dengan Tuhan itulah yang disebut dengan sakramen.

Sakramen berasal dari bahasa latin sakramentum yang berarti sarana dan tanda keselamatan Allah bagi manusia. Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat (LG1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.(KGK 775). Dalam Katekismus Gereja Katolik(776) dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang (LG 9) sakramen keselamatan bagi semua orang (LG 48), Yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksannya(GS 45,1)

Dalam Gereja Katolik kita kenal 7(tujuh) sakramen yakni sakramen baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan.

Kegiatan Pembelajaran

Doa

Guru mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama.

Tuhan Yesus, Engkau menghendaki

agar semua orang beroleh keselamatan sejati. Oleh karena kehendak-Mu itu,

Engkau berkenan menyediakan bagi kami,

sakramen-sakramen keselamatan di dalam Gereja. Kami mohon, bimbinglah kami dalam pelajaran hari ini,

agar kami dapat mengenal dan memahami sakramen keselamatan yang Engkau tawarkan kepada kami.

Semua demi kemuliaan-Mu ya Tuhan, kini dan sepanjang masa. Amin.

Langkah 1

Memahami Pandangan Teman tentang Tanda dan Sarana

Keselamatan dalam Kehidupan Masyarakat

1. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar yang memiliki lambang atau makna tertentu dan mereka diminta untuk mengartikan makna dari gambar tersebut.

2. Peserta didik diminta untuk menyimak cerita khususnya mengenai orang yang dapat menjadi tanda yang menyelematkan orang lain.

Memberi Nama

Ada sebuah kampung yang bernama Watala yang hampir setiap hari mengalami kematian anak-anak. Semua orang tidak tahu apa sebabnya. Anak-anak itu menderita penyakit yang aneh. Panas badan muncul dengan tiba-tiba lalu meninggal.

Pada suatu hari, seorang yang bernama Mapawa pergi mandi di mata air, dekat kampung itu. Tempat itu sebenarnya agak angker. Kata orang, di tempat itu roh-roh halus biasa berkumpul. Tetapi Mapawa tidak peduli. Dasar ia seorang pemberani. Ketika hampir selesai mandi, tiba-tiba ia mendengar suara-suara yang sedang berbicara. Yang anehnya ia tidak melihat seorang pun yang berada dekat- dekat di situ. Apakah itu suara orang-orang halus seperti yang dikatakan orang? Ia memasang telinganya sebaik mungkin. Terdengarlah suara anak perempuan:

“Ayah, hari ini telah lahir sepasang anak kembar, laki-laki dan perempuan di ujung kampung ini”.

“Belum, belum Ayah”.

“Nama apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kembar itu?”

“Sebaiknya kita beri nama Mangsa Harimau untuk anak laki-lakinya dan untuk anak perempuannya kita beri nama Hanyut ke hilir”.

“Mari kita segera ke sana”.

Mapawa segera menyelesaikan mandinya, lalu ia buru-buru ke rumah di ujung kampung itu. Mungkin ia sudah terlambat! Di sana ia memang menemukan kedua orangtua yang baru melahirkan anak kembar itu. Kepada mereka ia ceritera-kan percakapan dari kedua orang halus di mata air tadi. Sejak itu kedua orangtua tadi selalu memperhatikan kedua anak kembarnya, terlebih ketika mereka sudah pandai berjalan. Dasar sudah nasib, pada suatu saat mereka lengah, anaknya yang laki-laki bermain di luar kampung dan diterkam harimau, anaknya yang perempuan pergi mandi ke sungai bersama teman-temannya lalu hanyut ke hilir.

Sesudah peristiwa itu, pada suatu malam Mapawa bermimpi. Ia mendengar suatu suara yang memanggil-manggil namanya. Ternyata ia dipanggil oleh se- orang kakek yang berjenggot serba putih. Kakek itu menyuruhnya supaya sejak saat itu ia menjadi penyelamat dan pemimpin orang-orang sekampung. Tugasnya antara lain ialah selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh orang tuanya segera memberikan nama untuk bayi-bayi mereka. Mapawa yakin bahwa Dewa sendiri telah mendatangkan dan memberikan tugas untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang sekampung dengannya. Sejak saat itu ia selalu siap mendatangi rumah-rumah yang kelahiran bayi dan menyuruh para orang tuanya segera memberikan nama untuk anak-anaknya atau ia sendiri langsung memberikan nama untuk anak-anak itu. Nama yang diberikannya selalu bermakna baik seperti: Selamat, Sentosa,…dan sebagainya.

Mapawa merasa bahwa ia dipanggil Dewa untuk menyelamatkan dan me- mimpin orang-orang yang sekampung dengan dia.

(Romo Yosef Lalu, Pr., Percikan Kisah Anak Manusia, Komkat KWI)

3. Setelah selesai membaca cerita, guru sedikit memberikan penjelasan khususnya tentang orang dapat menjadi tanda dan sarana keselamatan bagi orang lain. 4. Peserta didik diminta untuk merumuskan pertanyaan sehubungan dengan cerita,

khususnya yang ada hubungannya dengan tanda dan sara keselamatan.

5. Peserta didik merumuskan jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan bersama. 6. Peserta didik diminta untuk mempresentasikan hasil rumusan mereka.

7. Guru dapat memberikan peneguhan sebagai berikut:

a. Kehadiran Tuhan yang menyelamatkan menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi manusia. Namun demikian dalam karya penyelamatan-Nya, Tuhan tidak serta merta hadir secara isik dalam menyelamatkan manusia sekarang ini. Allah menyelamatkan manusia melalui sarana-sarana yang ada di dunia ini, dengan simbol atau lambang-lambang.

b. Manusia atau sesama dapat pula dipakai oleh Allah untuk menjadi sarana keselamatan bagi orang lain. Jadi, Tuhan dapat berkarya melalui sesama kita. c. Demikian pula Gereja. Gereja adalah sarana yang dipergunakan oleh Tuhan

dalam melaksanakan karya penyelamatan-Nya. Bagaimanakah hal itu terjadi?

Langkah 2

Memahami bahwa Gereja adalah Tanda dan Sarana Penyelamatan

oleh Allah

1. Peserta didik diminta untuk membaca dokumen Gereja berikut ini!

Lumen Gentium Art. 1

TERANG PARA BANGSALAH Kristus itu. Maka Konsili suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dengan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (lih. Mrk 16: 15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.

Lumen Gentium Art. 9

Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran (lih. Kis 10: 35). Namun Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah, dengan menampakkan diri-Nya serta rencana kehendak-Nya dalam sejarah, dan dengan menguduskan mereka bagi diri-Nya. Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus, dan demi perwahyuan lebih penuh yang akan

Adapun seperti Israel menurut daging, yang mengembara di padang gurun, sudah disebut Gereja (Jemaat) Allah (lih. Neh 13: 1; Bil 20: 4; Ul 23: 1 dst), begitu pula Israel baru, yang berjalan dalam masa sekarang dan mencari kota yang tetap di masa mendatang (lih. Ibr 13: 14), juga disebut Gereja Kristus (lih. Mat 16:18).

Sebab Ia sendiri telah memperolehnya dengan darah-Nya (lih. Kis 20: 28), memenuhinya dengan Roh-Nya, dan melengkapinya dengan sarana-sarana yang tepat untuk mewujudkan persatuan yang tampak dan bersifat sosial. Allah memanggil untuk berhimpun mereka, yang penuh iman mengarahkan pandangan kepada Yesus, pencipta keselamatan serta dasar kesatuan dan perdamaian. Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi sakramen kelihatan, yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan itu. Gereja, yang harus diperluas ke segala daerah, memasuki sejarah umat manusia, tetapi sekaligus melampaui masa dan batas-batas para bangsa.. Dalam perjalanannya menghadapi cobaan-cobaan dan kesulitan-kesulitan Gereja diteguhkan oleh daya rahmat Allah, yang dijanjikan oleh Tuhan kepadanya….

2. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan gagasan penting yang mereka temukan dari dokumen gereja tersebut, khususnya tentang makna bahwa gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan (sakramen), dengan dibantu pertanyaan: a. Kalimat mana yang menunjukkan Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan? b. Berdasarkan dua artikel tersebut, apa tugas Gereja bagi umat manusia? c. Bagaimana cara Gereja menyalurkan berkat keselamatan kepada umat? 3. Peserta didik dalam kelompok dapat mendiskusikan pertanyaan tersebut. 4. Kelompok melaporkan hasil diskusinya dalam kegiatan pleno.

5. Guru dapat memberikan peneguhan sebagai berikut:

a. Gereja adalah merupakan sakramen, yaitu tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Tanda yang menyelamatkan umat manusia.

b. Dengan demikian, gereja memiliki tugas untuk menjadi sarana dan pembawa keselamatan bagi umat manusia.

c. Gereja menyalurkan rahmat keselamatan melalui 7 (tujuh) sakramen yaitu sakramen Baptis, Krisma, Ekaristi, Tobat, Tahbisan, Perkawinan, dan Sakramen Pengurapan Orang sakit.

Langkah 3

Releksi

1. Peserta didik diminta untuk duduk tenang dan rileks, untuk melakukan releksi atas materi pelajaran yang telah dipelajari.

2. Guru dapat memandu releksi misalnya:

Anak-anak yang terkasih, cobalah kalian untuk duduk dengan rileks dan tenang, marilah kita kembali mengingat apasaja yang telah kalian pelajari pada hari ini. Kita telah mengetahui bersama bahwa Allah hadir melalui tanda-tanda dan Gereja adalah tanda dan sarana keselamatan Allah. Kitapun diharapkan dapat menyalurkan keselamatan bagi orang lain.

-

Sudahkan kamu merasakan bahwa Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan? - Bagaimana cara Gereja menyalurkan keselamatan?

- Pernahkan kamu menjadi alat untuk memberikan keselamatan pada orang lain? - Apa yang dapat kamu lakukan untuk menyalurkan berkat keselamatan pada

orang lain?

Releksikanlah hal itu semua, dan tuliskan hasil releksi kalian di buku catatan. Doa

Untuk mengakhiri kegiatan belajarmu, ungkapkanlah doa berikut ini.

Allah, Bapa kami yang maha baik, Kembali kami bersyukur kepada-Mu, Atas penyertaan-Mu pada hari ini.

Ajarilah kami Tuhan, agar kami mampu menjadi sarana keselamatan, Bagi orang lain dan siapasaja yang membutuhkan bantuanku.

Pakailah diri kami sebagai alat-Mu Tuhan, Dalam mewartakan karya keselamatan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin.

Penilaian

1. Proses dalam diskusi

Untuk Penilaian dalam kegiatan diskusi dengan format penilaian:

No. Nama

Skor Aspek yang Dinilai

Jml

skor

N

I

L

A

I

Keaktifan Kemampuan mengungkapkan pendapat Kerelaan mendengarkan pendapat orang lain

1

2

3

4

Ketentuan pensekoran: Sangat Baik = Skor 4 Baik = Skor 3 Cukup = Skor 2 Kurang = Skor 1 2. Penilaian Pengetahuan

Tes tertulis :

1. Jelaskan pemahaman tentang keselamatan!

2. Bagaimanakah makna keselamatan berdasar kisah dalam Kitab Suci? 3. Apa maksudnya bahwa Gereja sebagai sarana keselamatan

4. Bagaimana Gereja menyalurkan rahmat keselamatan kepada umat manusia? 3. Penilaian Keterampilan:

Nontes

Cobalah untuk membuat jurnal kegiatan yang berisikan berbagai aktiitas harian kamu di rumah yang menunjukkan bahwa kamu ikut terlibat dalam kegiatan yang dapat meringankan beban orang di rumah. Setiap kegiatan yang kamu tuliskan hendaknya diketahui oleh orangtuamu dan mintalah orangtuamu membubuhkan tanda tangan dalam jurnal kegiatanmu itu. Setelah satu minggu, kumpulkanlah jurnal itu kepada Guru.

Kegiatan Remedial

Bagi peserta didik yang belum memahami subbab ini, diberikan remidial dengan kegiatan berikut.

1. Guru menyampaikan pertanyaan kepada peserta didik akan hal-hal apa saja yang belum mereka pahami.

2. Berdasarkan hal-hal yang belum mereka pahami, guru mengajak peserta didik untuk mempelajari kembali dengan memberikan bantuan peneguhan-peneguhan yang lebih praktis.

3. Guru memberikan penilaian ulang untuk penilaian pengetahuan, dengan pertanyaan yang lebih sederhana.

Kegiatan Pengayaan

Bagi peserta didik yang telah memahami tema ini, diberikan pengayaan dengan kegiatan berikut.

1. Guru meminta peserta didik untuk melakukan studi pustaka (ke perpustakaan atau mencari di koran/majalah) untuk menemukan cerita/kisah/artikel tentang berbagai karya penyelamatan Gereja melalui pelayanan atau melalui sakramen- sakramen.

2. Hasil temuannya ditulis dalam laporan tertulis yang berisi gambaran singkat dari kisah/cerita/artikel tersebut.

Bab VIII

Dalam dokumen Buku Guru Agama Katolik Kelas VIII. (Halaman 182-191)