• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sakramen Baptis

Dalam dokumen Buku Guru Agama Katolik Kelas VIII. (Halaman 193-200)

Bab VIII Sakramen-Sakramen Gereja

A. Sakramen Baptis

Kompetensi Dasar

3.9.Menggali informasi dari Kitab Suci dan ajaran Gereja tentang makna dan konsekuensi sakramen inisiasi dalam hidup menggereja.

4.9.Mendoakan segenap Umat Paroki agar makin bertanggung jawab melaksanakan konsekuensi dari sakramen inisiasi dalam hidup hidup sehari-hari.

Indikator

1. Menceritakan peristiwa pembaptisan.

2. Menjelaskan sarana yang dipergunakan dalam sakramen baptis. 3. Menjelaskan tahap-tahap dalam penerimaan sakramen baptis. 4. Mengemukakan konsekuensi dari orang yang sudah di baptis. 5. Menjelaskan rahmad dari sakramen baptis.

6. Mengemukakan macam-macam pembaptisan.

Tujuan

1. Melalui kegiatan pengamatan gambar dan studi pustaka, peserta didik dapat memahami Sakramen Baptis secara Katolik.

2. Melalui kegiatan membaca dan mendalami Kitab Suci, peserta didik dapat memahami makna Sakramen Baptis berdasarkan kitab Suci.

Bahan Kajian

1. Peristiwa pembaptisan

2. Sarana yang dipergunakan dalam pembaptisan 3. Tahap-tahap dalam pembaptisan

4. Konsekuensi dari orang yang telah di baptis 5. Rahmat dari sakramen baptis

6. Macam-macam pembaptisan

Sumber Bahan

1. Alkitab

2. KWI, 1996, Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Yogyakarta: Kanisius. 3. Bintang Nusantara dkk, 2011, Membangun Komunitas Murid Yesus kelas VIII,

Yogyakarta, Kanisius.

Pendekatan

Metode

Pengamatan, tanya jawab, diskusi, studi pustaka.

Waktu

3 Jam Pelajaran

Pemikiran Dasar

Membaptis berasal dari bahasa Yunani Baptizo yang berarti pembasuhan atau pencucian, sehingga membaptis berarti membenamkan calon ke dalam air atau menuangkan air ke atas kepala sambil mengucap atas nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Sakramen baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19). Maka sejak Pentakosta Gereja melayani Sakramen pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus.

Lambang dari sakramen baptis antara lain: 1) Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa. Dalam perjanjian lama air dilihat sebagai sumber kehidupan dan kematian, contohnya dalam kisah bahtera Nuh yang diselamatkan lewat air, dalam kisah penyebrangan Laut merah yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir, semua pralambang dalam perjanjian lama ini digenapkan dalam diri Yesus, di kayu salib, air dan darah keluar dari lambung yang ditikam, 2) Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8). 3) Kain Putih yang melambangkan kita “mengenakan Kristus” artinya bahwa sesudah dibaptis kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup.

Pembaptisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Baptisan dewasa. Untuk bap- tisan dewasa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut: percaya kepada Kristus sebagai penyelamat, mengikuti pelajaran calon katekumen sekurang- kurangnya 1 tahun, mengucapkan pengakuan iman pada waktu pembaptisan. 2) Baptisan bayi. Beberapa syarat untuk baptisa bayi adalah: perlu pendampingan orangtua dan Gereja untuk mengucapkan pengakuan iman. Gereja membaptis bayi karena ketika bayi lahir dosa asal sudah ada maka pembatisan bayi berarti bayi telah diselamatkan dari kuasa jahat untuk dibebaskan menjadi anak-anak Allah.

Dalam proses pembaptisan dewasa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui yakni: a) Masa Prakatekumenat: masa pemurnian motivasi calon, yang diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen. b) Masa Katekumenat: masa pengajaran dan pembinaan iman serta latihan hidup dalam jemaat yang diakhiri dengan upacara tahap kedua: Upacara pengukuhan Katekumenat terpilih, c) Masa persiapan terakhir yakni masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen–sakramen inisiasi dan diakhiri dengan tahap ketiga Upacara peneriman sakramen baptis. d) Masa mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen baptis.

Ada beberapa istilah yang kita jumpai untuk mempelajari sakramen baptis, yakni: Katekumen (calon baptis), katekis (guru pengajar agama dalam gereja), katekese (bahan ajaran/pewartaan tentang Yesus Kristus), Katekismus (kamus/buku yang mencakup materi pewartaan Yesus Kristus).

Menurut Kitab Hukum Kanonik, hendaknya Calon baptis didampingi oleh wali baptis, yang bertugas untuk mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan bersama orangtua calon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga mengusahakan agar yang dibaptis hidup secara kristiani yang sesuai dengan baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptis itu” (No. 872).

Buah atau rahmat dari pembaptisan adalah: 1) Menghapuskan dari segala dosa, 2) Dilahirkan kembali menjadi anak Allah, 3) Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, 4) Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan 5) Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya.

Kegiatan Pembelajaran

Doa

Guru mengajak para siswa untuk membuka pelajaran dengan doa, misalnya:

Tuhan Yesus sang terang dan keselamatan dunia, irman-Mu adalah terang bagi kami.

Pada hari ini kami akan belajar memahami

makna sakramen baptis yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ajarlah kami Tuhan, agar kami dapat mengikuti pelajaran ini dengan baik.

Semoga kami mampu untuk mengalami hidup baru dan menjadi terang bagi dunia. Demi Kristus Tuhan kami.

Amin.

Langkah 1

Memahami Sakramen Baptis secara Katolik

1. Guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu yang bertemakan baptisan.

Syukur Kepada-Mu, Tuhan

Syukur kepada-Mu Tuhan, sumber segala rahmat. Meski kami tanpa jasa, Kau pilih dan Kau angkat Dosa kami Kau ampuni, Kau beri hidup ilahi, Kami jadi putra-Mu.

Kami hendak mengikuti jejak Yesus Sang Abda; Mengamalkan cinta bakti di masyarakat kami Syukur kepada-Mu, Tuhan, atas Baptis yang mulia Tanda rahmat dan iman.

(Sumber: Puji Syukur No. 592) 2. Peserta didik diminta untuk mengamati gambar tentang pembabtisan.

3. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengungkapkan beberapa pertanyaan guna semakin mendalami sakramen baptis berdasarkan gambar tersebut.

Contoh pertanyaan:

a. Apa yang menjadi dasar biblis dari sakramen baptis? b. Dengan cara apasaja pembaptisan dilakukan?

c. Apa kata-kata yang diucapkan pastor pada waktu membaptis? d. Sarana apa saja yang dipergunakan dalam pembaptisan? e. Bagaimana tahap-tahap dalam pembaptisan?

4. Berdasarkan pertanyaan yang telah dirangkum, peserta didik membentuk kelompok dan tiap kelompok diminta untuk melakukan studi pustaka/bertanya jawab dengan guru yang beragama katolik untuk menemukan informasi se- hubungan hal-hal yang mereka tanyakan.

5. Peserta didik merumuskan hasil studi pustaka/tanya jawab mereka 6. Peserta didik menyampaikan hasil rumusan mereka.

7. Guru dapat memberikan beberapa pokok peneguhan sebagai berikut:

a. Sakramen baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis (Mat 28:19).

b. Pembaptisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1) Baptisan dewasa

c. Dalam Gereja Katolik, secara umum yang lazim dipergunakan dalam pem- baptisan adalah dengan menuangkan air, bukan dengan menenggelamkan. d. Lambang yang dipergunakan dalam sakramen baptis antara lain:

- Air yang berarti membersihkan dari dosa-dosa.

- Lilin yang melambangkan cahaya Kristus sebagai penerang dalam kehidupan, karena kita adalah anak terang Kristus (Ef 5:8).

- Kain Putih yang melambangkan kita “mengenakan Kristus” artinya bahwa sesudah dibaptis kita mengandalkan kekuatan Kristus dalam menjalani hidup. e. Dalam proses pembaptisan dewasa ada tahapan-tahapan yang harus dilalui

yakni: a) Masa Prakatekumenat yang diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen. b) Masa Katekumenat yang diakhiri dengan upacara tahap kedua: Upacara pengukuhan Katekumenat terpilih, c) Masa persiapan terakhir yang diakhiri dengan tahap ketiga Upacara peneriman sakramen baptis. d) Masa mistagogi.

Langkah 2

Memahami Makna Sakramen Baptis Berdasarkan Kitab Suci

1. Peserta didik diminta untuk membaca Kitab Suci dengan langkah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan bahwa peserta didik akan menjadi saksi mata atau terlibat dalam peristiwa Kitab Suci yang akan dibaca.

b. Peserta didik diminta untuk memilih berperan menjadi salah satu tokoh dalam bacaan Kitab Suci tadi.

c. Peserta didik diminta untuk duduk rileks dan tenang, kemudian memejamkan mata.

d. Guru membacakan teks Kitab Suci secara perlahan-lahan (jika memungkinkan sambil diiringi musik instrumental).

Kis 2:37-47

37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka

bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?”

38 Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing

memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.

39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih

jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.”

40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang

sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”

41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada

hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan

mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak

mujizat dan tanda.

44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan

mereka adalah kepunyaan bersama,

45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-

46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam

Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari

Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan

2. Peserta didik diminta untuk mengungkapkan pengalaman mereka dalam membaca Kitab Suci tadi dengan materi yang diungkapkan:

a. Kamu berperan menjadi siapa dalam bacaan tadi? b. Bagaimana perasaanmu pada waktu berperan tadi? c. Apa makna Sakramen Baptis bagimu?

3. Guru dapat memberikan pokok-pokok peneguhan sebagai berikut:

a. Seseorang yang ingin menjadi murid Kristus, syarat utamanya adalah harus percaya atau beriman kepada Yesus Kristus. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya dapat mengimani Kristus?

b. Percaya, terlebih beriman tidak berarti hanya sekedar mengetahui, melainkan percaya dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya dan berupaya untuk mewujudkan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata sehari-hari.

c. Sakramen Baptis menghasilkan buah atau rahmat yaitu: 1) Menghapuskan dari segala dosa, 2) Dilahirkan kembali menjadi anak Allah, 3) Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, 4) Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan 5) Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya.

Langkah 3

Releksi

1. Ajak peserta didik untuk duduk dengan rileks dan hening. 2. Sadarkan mereka akan beberapa hal berikut ini.

- Dengan dibaptis, kita dihapuskan dari segala dosa kita. - Kita dijadikan menjadi milik Kristus.

- Kita mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan kita dengan Kristus dan Gereja-Nya.

- Kita diajak untuk ikut ambil bagian dari tugas Gereja.

3. Mintalah peserta didik untuk merenungkan beberapa pertanyaan berikut ini: - Sebagai milik Kristus yang telah dihapuskan dari dosa kita karena pembaptisan,

Apakah perilaku kita sungguh menampakkan kasih Kristus?

- Setelah dibaptis, kita juga diminta untuk ikut ambil bagian dari tugas Gereja. Tugas apa sajakah yang dapat kita lakukan?

Doa

Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak peserta didik untuk menyampaikan pujian kepada Tuhan dengan doa penutup berikut ini.

Bapa yang penuh belas kasih,

puji dan syukur kembali kami haturkan kehadirat-Mu. Kami telah Kau bimbing dalam belajar hari ini. Mohon bimbingan-Mu Bapa,

agar kami dapat semakin menghayati tugas kami, sebagai anak-anak yang telah menerima baptisan.

Semoga kami dapat menjalani tugas kami sebagai anak-Mu, dengan senantiasa berpegang pada irman-Mu.

Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Dalam dokumen Buku Guru Agama Katolik Kelas VIII. (Halaman 193-200)