• Tidak ada hasil yang ditemukan

GEREJA –UMAT ALLAH, TUBUH KRISTUS, KANISAH ROH KUDUS

Dalam dokumen KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (Halaman 128-133)

129

I. Gereja Adalah Umat Allah

781 "Di segala zaman dan pada semua bangsa Allah berkenan akan siapa saja yang menyegani-Nya dan mengamalkan kebenaran (lih. Kis 10:35). Namun Allah

bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi Ia hendak membentuk mereka menjadi umat, yang mengakui-Nya dalam kebenaran dan mengabdi kepada-Nya dengan suci. Maka Ia memilih bangsa Israel menjadi Umat-Nya, mengadakan perjanjian dengan mereka, dan mendidik mereka langkah demi langkah ... Tetapi itu semua telah terjadi untuk menyiapkan dan melambangkan perjanjian baru dan sempurna, yang akan diadakan dalam Kristus ... dalam darah-Nya. Dari bangsa Yahudi maupun kaum kafir Ia memanggil suatu bangsa, yang akan bersatu padu bukan menurut daging, melainkan dalam Roh" (LG 9).

Kekhususan Umat Allah

782 Umat Allah ditandai dengan kekhususan-kekhususan, yang membedakannya 871 dari semua kelompok agama dan bangsa, dari semua kelompok politik dan budaya dalam sejarah:

- la adalah Umat Allah. Allah bukan milik suatu bangsa secara khusus. Tetapi Ia telah membentuk satu umat dari mereka yang sebelumnya bukan merupakan bangsa: "bangsa yang terpilih, imamat yang rajawi, bangsa yang kudus" (1 Ptr 2:9). - Orang menjadi anggota umat ini bukan melalui kelahiran jasmani, melainkan melalui "kelahiran dari atas", "dari air dan roh" (Yoh 3:3-5), artinya oleh iman kepada Kristus dan Pembaptisan.

- Umat ini memiliki Yesus, sang Kristus [Terurapi, Mesias] sebagai Kepala. Karena minyak urapan yang satu dan sama, Roh Kudus, mengalir dari Kepala ke dalam Tubuh, ia adalah "umat mesianis".

- "Sebagai status hidup umat ini memiliki martabat dan kemerdekaan putera-puteri Allah, dan Roh Kudus berdiam di dalam hati mereka sebagaimana di dalam

kanisah."

- "Hukumnya perintah baru untuk mencintai, seperti Kristus sendiri telah mencintai kita'" (LG 9). Itulah hukum "baru" Roh Kudus.

- Perutusannya ialah menjadi garam dunia dan terang bumi. "Bagi seluruh bangsa manusia [ia] merupakan benih kesatuan, harapan, dan keselamatan yang amat kuat."

- "Tujuannya Kerajaan Allah, yang oleh Allah sendiri telah dimulai di dunia, untuk selanjutnya disebarluaskan, hingga pada akhir zaman diselesaikan oleh-Nya juga" (LG 9).

Umat sebagai Imam, Nabi dan Raja

783 Yesus Kristus diurapi oleh Bapa dengan Roh Kudus dan dijadikan "imam, nabi, dan raja". Seluruh Umat Allah mengambil bagian dalam ketiga jabatan Kristus ini, dan bertanggung jawab untuk perutusan dan pelayanan yang keluar darinya.

784 Siapa yang oleh iman dan Pembaptisan masuk ke dalam Umat Allah, mendapat bagian dalam panggilan khusus umat ini ialah panggilannya sebagai imam. "Kristus Tuhan, Imam Agung yang dipilih dari antara manusia (lih. Ibr 5:1-5), menjadikan umat baru `kerajaan dan imam-imam bagi Allah dan Bapa-Nya' (Why 1:6; lih. 5:910). Sebab mereka yang dibaptis karena kelahiran kembali dan pengurapan Roh Kudus disucikan menjadi kediaman rohani dan imamat suci" (LG 10).

130

785 "Umat Allah yang kudus mengambil bagian juga dalam tugas kenabian Kristus", terutama karena cita rasa iman adikodrati yang dimiliki seluruh umat, awam dan hierarki. Karena cita rasa iman itu "umat berpegang teguh pada iman yang sekali telah diserahkan kepada para kudus" (LG 12), memahaminya semakin dalam dan menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini.

786 Umat Allah juga mengambil bagian dalam fungsi Kristus sebagai raja. Kristus menjalankan fungsi raja-Nya dengan menarik semua orang kepada diri-Nya oleh kematian dan kebangkitan-Nya. Kristus, Raja dan Tuhan semesta alam, telah menjadikan Diri pelayan semua orang, karena "la tidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Untuk seorang Kristen, mengabdi Kristus berarti "meraja" (LG 36) - terutama "dalam orang-orang yang miskin dan menderita", di mana Gereja "mengenal citra Pendiri-Nya yang miskin dan menderita" (LG 8). Umat Allah

mempertahankan "martabatnya sebagai raja", apabila ia setia kepada panggilannya, untuk melayani bersama Kristus.

"Semua orang, yang dilahirkan kembali dalam Kristus, dijadikan raja oleh tanda salib, sementara urapan Roh Kudus mentahbiskan mereka menjadi imam. Karena itu, semua orang Kristen yang rohani dan berakal budi harus yakin bahwa mereka - terlepas dari tugas-tugas khusus jabatan kami - berasal dari turunan rajawi dan mengambil bagian dalam tugas-tugas seorang imam. Apa yang lebih rajawi daripada jiwa yang dalam ketaatan terhadap Allah menguasai badannya? Dan apa yang lebih sesuai dengan tugas-tugas imam daripada menyerahkan kepada Tuhan hati nurani yang murni dan di atas altar hati mempersembahkan kepada Tuhan kurban tak bercela yakni kesalehan?" (Leo Agung, serm. 4,1).

II. Gereja Adalah Tubuh Kristus

Gereja Adalah Persekutuan dengan Yesus

787 Sejak awal, Yesus membiarkan para murid-Nya mengambil bagian dalam kehidupan-Nya. Ia menyingkapkan bagi mereka misteri Kerajaan Allah' dan memberikan mereka bagian dalam perutusan-Nya, dalam kegembiraan-Nya dan dalam kesengsaraan-Nya'. Yesus berbicara mengenai hubungan akrab antara Dia dan mereka, yang mengikuti Dia: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu ... Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya" (Yoh 15:4-5). Dan. Ia menyatakan satu persekutuan yang penuh rahasia dan real antara tubuh-Nya dan tubuh kita: "Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia" (Yoh 6:56).

788 Ketika Ia tidak hadir lagi secara kelihatan di tengah murid-murid-Nya, Yesus tidak meninggalkan mereka sebagai yatim piatu. Ia menjanjikan, tinggal beserta mereka sampai akhir zaman,' dan mengutus kepada mereka Roh-Nya'. Dalam arti tertentu persekutuan dengan Yesus dipererat lagi: "Sebab Ia telah mengumpulkan saudara-saudarinya dari segala bangsa, dan dengan mengurniakan Roh-Nya Ia secara gaib membentuk mereka menjadi Tubuh-Nya" (LG 7).

789 Perbandingan Gereja dengan tubuh menyoroti hubungan yang mesra antara Gereja dan Kristus. Gereja tidak hanya terkumpul di sekeliling-Nya, tetapi dipersatukan di dalam Dia, dalam Tubuh-Nya. Tiga aspek Gereja sebagai Tubuh Kristus perlu ditonjolkan secara khusus: kesatuan semua anggota satu dengan yang lain oleh persatuannya dengan Kristus; Kristus sebagai Kepala Tubuh; Gereja sebagai mempelai Kristus.

131

790 Orang beriman, yang menjawab Sabda Allah dan menjadi anggota Tubuh Kristus, dipersatukan secara erat dengan Kristus: "Dalam Tubuh itu hidup Kristus dicurahkan ke dalam umat beriman. Melalui Sakramen-sakramen mereka itu secara rahasia namun nyata dipersatukan dengan Kristus yang telah menderita dan dimuliakan" (LG 7). Itu berlaku terutama untuk Pembaptisan, yang olehnya kita dipersatukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus, dan untuk Ekaristi, yang olehnya "kita secara nyata ikut serta dalam Tubuh Tuhan; maka kita diangkat untuk bersatu dengan Dia dan bersatu antara kita" (LG 7).

791 Kesatuan Tubuh tidak menghapus perbedaan antara anggota-anggota: "Dalam pembentukan Tubuh Kristus berlaku perbedaan anggota dan tugas. Satu Roh yang membagi-bagikan anugerah-Nya yang bermacam ragam, sesuai kekayaan-Nya dan sejalan dengan kebutuhan pelayanan, demi kepentingan Gereja". Kesatuan Tubuh Mistik menyebabkan dan mengembangkan di antara kaum beriman cinta satu sama lain: "Maka, bila ada satu anggota yang menderita, semua anggota ikut menderita; atau bila satu anggota dihormati, semua anggota ikut bergembira" (LG 7). Kesatuan Tubuh Mistik mengatasi segala pemisahan antar manusia: "Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Gal 3:27-28).

Kristus Adalah Kepala Tubuh

792 Kristus "adalah Kepala Tubuh, tetapi Tubuh adalah Gereja" (Kol 1:18). La adalah asal ciptaan dan penebusan. Ditinggikan dalam kemuliaan Bapa, "Dialah yang lebih utama dalam segala sesuatu" (Kol 1:18), terutama dalam Gereja, melaluinya Ia menyebarluaskan Kerajaan-Nya atas segala sesuatu.

793 Ia mempersatukan kita dengan Paska-Nya. Semua anggota harus berusaha untuk menyamai Dia, "sampai Ia terbentuk dalam mereka (lih. Gal 4:19). Maka dari itu kita diperkenankan memasuki misteri-misteri hidup-Nya, disamakan dengan-Nya, ikut mati dan bangkit bersama dengan-Nya, hingga kita ikut memerintah bersama dengan-Nya" (LG 7).

794 Ia memperhatikan pertumbuhan kita. Supaya memungkinkan kita tumbuh menuju Dia, Kepala kita, Kristus memperlengkapi Tubuh-Nya, Gereja, dengan anugerah dan pelayanan, yang olehnya kita dapat membantu satu sama lain di jalan keselamatan. 795 Dengan demikian Kristus dan Gereja membentuk "kristus paripurna" [Christus totus].

Gereja bersatu dengan Kristus. Para kudus sangat sadar akan kesatuan ini:

"Maka, marilah kita bergembira dan berterima kasih bahwa kita tidak hanya menjadi Kristen, tetapi Kristus. Mengertikah Saudara-saudara, dapatkah kamu memahami rahmat yang Allah berikan kepada kita, ketika Ia memberikan kepada kita Kristus sebagai Kepala? Kagumilah, bergembiralah, kita sudah menjadi Kristus. Karena kalau Ia Kepala, kita anggota-anggota, maka seluruh manusia adalah Dia dan kita ... Kepenuhan Kristus adalah Kepala dan anggota-anggota. Apa artinya: Kepala dan anggota-anggota? Kristus dan Gereja" (Agustinus, ev. Jo. 21,8).

"Penebus kita ternyata satu pribadi dengan Gereja kudus, yang telah Ia miliki" (Gregorius Agung, mor. praef. 1,6,4).

"Kepala dan anggota-anggota seakan-akan merupakan satu pribadi mistik" (Tomas Aqu., 1474 s.th. 3,48,2 ad 1).

Iman yang diajarkan oleh guru-guru iman yang kudus dan perasaan sehat umat beriman terungkap dalam perkataan santa Jeanne d'Arc kepada hakim-hakimnya: "Tentang Yesus dan Gereja saya berpendapat bahwa semuanya itu adalah satu, dan bahwa orang tidak perlu mempermasalahkannya lagi".

132

Gereja Adalah Mempelai Kristus

796 Kesatuan antara Kristus dan Gereja, Kepala dan anggota-anggota Tubuh, berarti juga bahwa kedua-duanya memang berbeda satu dari yang lain, tetapi berada dalam hubungan yang sangat pribadi. Aspek ini sering dinyatakan dengan gambar mempelai pria dan wanita. Bahwa Kristus adalah pengantin pria dari Gereja, telah dinyatakan oleh para nabi, dan Yohanes Pembaptis mengumumkannya'. Tuhan sendiri menyebut diri sebagai "pengantin pria" (Mrk 2:19). Sang Rasul melukiskan Gereja dan setiap umat beriman, yang adalah anggota Tubuh Kristus, sebagai seorang mempelai wanita, yang is tempatkan sebagai "tunangan" Kristus Tuhan, supaya ia menjadi satu roh dengan Dia. Ia adalah pengantin wanita tanpa cacat dari Anak Domba tanpa cacat, yang "Kristus ... kasihi dan untuknya Ia telah

menyerahkan diri-Nya,... untuk menguduskannya" (Ef 5:25-26), yang telah Ia ikat dengan diri-Nya melalui perjanjian abadi, dan yang Ia rawat seperti tubuh-Nya sendiri.

"Seluruh Kristus, Kepala dan Tubuh, satu dari yang banyak ... Apakah Kepala yang berbicara atau Tubuh yang berbicara, selalu Kristuslah yang berbicara: Ia berbicara baik dalam peranan-Nya sebagai Kepala [ex persona capitis], maupun dalam peranan Tubuh (ex persona corporis). Apa yang tertulis? `Keduanya menjadi satu daging. Itu adalah rahasia yang sangat dalam; saya mengenakannya kepada Kristus dan Gereja' (Ef 5:3132). Dan Tuhan sendiri berkata dalam Injil: `Jadi mereka bukan lagi dua melainkan satu daging' (Mat 19:6). Seperti kamu tahu, ada dua pribadi tetapi di pihak lain hanya satu oleh hubungan perkawinan ... Sebagai kepala Ia menamakan diri mempelai pria, sebagai tubuh mempelai wanita" (Agustinus, Psal. 74,4).

III. Gereja - kanisah Roh Kudus

797 "Sebagaimana roh kita, artinya jiwa kita untuk anggota-anggota kita, demikianlah Roh Kudus untuk anggota-anggota Kristus, untuk Tubuh Kristus, ialah Gereja" (Agustinus, serm. 267,4). "Jadilah jasa Roh Kudus sebagai prinsip yang tidak tampak, bahwa semua bagian tubuh terikat di antara mereka satu dengan yang lain maupun juga dengan Kepala mereka yang mulia, karena Roh itu secara utuh berada dalam Kepala, utuh dalam tubuh, utuh dalam anggota-anggota masingmasing" (Pius XII Ens. "Mystici Corporis": DS 3808). Roh Kudus menjadikan Gereja "kanisah Allah yang hidup" (2 Kor 6:16):

"Anugerah ilahi ini dipercayakan kepada Gereja ... di dalamnya dicanangkan

persekutuan dengan Kristus, artinya Roh Kudus, penjamin kebakaan, peneguh iman kita, tangga surga menuju Allah ... Di mana ada Gereja, di situ ada Roh Allah; dan di mana ada Roh Allah, di sana ada Gereja dan semua rahmat" (Ireneus, haer. 3,24,1).

798 "Dalam segala bagian tubuh Roh Kudus adalah prinsip bagi setiap tindakan yang membawa kehidupan dan yang benar-benar menyelamatkan" (Pius XII Ens. "Mystici Corporis": DS 3808). Ia melaksanakan dengan berbagai macam cara pembangunan seluruh Tubuh dalam cinta2: oleh Sabda Allah "yang mempunyai kekuatan untuk membangun" (Kis 20:32); oleh Pembaptisan, yang olehnya Ia membangun Tubuh Kristus; oleh Sakramen-sakramen lain, yang memberi kepada anggota-anggota Kristus pertumbuhan dan penyembuhan; oleh "rahmat para Rasul", yang "paling menonjol di antara anugerah-anugerah rahmat" (LG 7); oleh kebajikan-kebajikan, yang menyebabkan perbuatan-perbuatan baik; oleh aneka ragam karunia khusus, yang dinamakan karisma, yang menjadikan umat beriman "cakap dan bersedia untuk menerima pelbagai karya atau tugas, yang berguna untuk membaharui Gereja serta meneruskan pembangunannya" (LG 12)4.

133

799 Karisma-karisma ini, baik yang mencolok maupun yang sederhana dan biasa, adalah anugerah-anugerah rahmat Roh Kudus, yang langsung atau tidak langsung melayani Gereja: semuanya itu diberikan untuk pembangunan Gereja, untuk kesejahteraan manusia dan untuk kebutuhan dunia.

800 Karisma-karisma ini harus diterima dengan syukur oleh dia, yang memperolehnya, tetapi juga oleh semua anggota Gereja. Karena mereka adalah kekayaan rahmat yang mengagumkan untuk daya hidup apostolik dan untuk kekudusan seluruh Tubuh Kristus. Yang perlu diperhatikan di sini ialah anugerah-anugerah, yang dengan sesungguhnya berasal dari Roh Kudus, dan anugerah-anugerah itu harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga mereka menjawab secara penuh prakarsa Roh yang sebenarnya. Pendeknya, anugerah-anugerah itu harus dilaksanakan dalam cinta yang merupakan ukuran karisma yang sebenarnya.

801 Dalam arti ini sungguh amat perlu untuk menguji karisma-karisma itu. Tidak ada satu karisma pun membebaskan dari kewajiban untuk menghormati gembala-gembala Gereja dan untuk mentaati mereka, karena "terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik" (LG 12). Semua karisma, yang dalam perbedaan-perbedaannya saling melengkapi, harus bekerja sama sedemikian, sehingga "berguna bagi kepentingan bersama" (1 Kor 12:7)2.

TEKS-TEKS SINGKAT

802 Yesus Kristus "telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik" (Tit 2:14).

803 "Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri " (I j'tr 2:9).

804 Langkah masuk ke dalam Umat Allah terjadi oleh iman dan Pembaptisan. "Semua manusia dipanggil kepada Umat Allah yang baru " (L G 13), supaya "menjadikan manusia satu keluarga dan satu bangsa dalam Kristus " (A G 1).

805 Gereja adalah Tubuh Kristus. Oleh Roh dan karya-Nya di dalam Sakramen-sakramen, terutama Ekaristi, Kristus yang telah mati dan bangkit membuat persekutuan umat beriman menjadi Tubuh-Nya.

806 Dalam kesatuan Tubuh ini terdapat perbedaan anggota dan tugas. Semua anggota berhubungan satu dengan yang lain, terutama dengan mereka yang menderita, yang miskin atau yang dihambat.

807 Gereja adalah Tubuh, dan Kepalanya adalah Kristus. Gereja hidup dari Dia, dalam Dia, dan untuk Dia; Ia hidup bersama Gereja dan dalamnya.

808 Gereja adalah mempelai wanita Kristus. Ia mengasihinya, dan menyerahkan diri-Nya untuk dia. Ia telah membersihkannya dengan darah-diri-Nya. Ia telah

menjadikannya ibu yang subur untuk semua anak Allah.

809 Gereja adalah kanisah Roh Kudus. Roh adalah sekaligus jiwa Tubuh Mistik, prinsip bagi kehidupannya, bagi kesatuan dalam perbedaan dan bagi kekayaan anugerah-anugerahnya dan karisma.

810 "Demikianlah seluruh Gereja tampak sebagai `umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus' (Siprianus) " (LG 4).

Dalam dokumen KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (Halaman 128-133)