• Tidak ada hasil yang ditemukan

Roh Kudus Menghadirkan Misteri Kristus

Dalam dokumen KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (Halaman 188-193)

1104 Liturgi Kristen tidak hanya mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa yang menyelamatkan kita, tetapi menghadirkannya juga. Misteri Paska Kristus dirayakan bukan diulangi; hanya perayaan-perayaan itu yang diulangi. Di dalam setiap perayaan terjadi curahan Roh Kudus yang membuat misteri yang terjadi hanya satu kali itu, menyata dalam waktu sekarang. 1085

1105 Epiklese adalah permohonan di mana imam memohon kepada Bapa, agar mengutus Roh Kudus, supaya bahan persembahan menjadi tubuh dan darah Kristus, dan umat beriman yang menerimanya menjadi persembahan yang hidup bagi Allah. 1153 1106 Bersama dengan anamnese, epiklese merupakan jantung setiap perayaan sakramental, terutama Ekaristi:

"Anda menanyakan, bagaimana roti menjadi tubuh Kristus dan anggur menjadi darah Kristus. Dan saya mengatakan kepadamu: Roh Kudus datang melakukan hal yang melampaui setiap kata dan setiap pikiran... Cukuplah bagimu untuk mendengar bahwa itu terjadi karena Roh Kudus, sebagaimana halnya Tuhan dari Perawan dan oleh Roh Kudus menjadi daging melalui dan dalam diri-Nya sendiri (Yohanes dari Damaskus, f.o. 4,13).

1375

1107 Kekuatan transformatif Roh Kudus di dalam liturgi mengarah kepada kedatangan Kerajaan Allah dan penyelesaian misteri keselamatan. Dalam ketabahan dan pengharapan Ia menyanggupkan kita, benar-benar mengantisipasi persekutuan sempurna dengan Tritunggal Mahakudus. Dikirim oleh Bapa, yang mendengarkan epiklese Gereja, Roh memberi kepada mereka yang menerima-Nya, kehidupan dan bagi mereka ini sekarang Ia sudah merupakan "panjar" dari warisan mereka Bdk. Ef 1:14..

2816

1108 Perutusan Roh Kudus bermaksud dalam setiap tindakan liturgi, untuk mempersatukan umat beriman dengan Kristus, supaya mereka membentuk Tubuh-Nya. Roh Kudus

189

adalah sebagai getah dari pokok anggur Bapa, yang menghasilkan buah pada cabang-cabangnya Bdk. Yoh 15:1-17; Gal 5:22.. Di dalam liturgi, Roh Kudus bekerja sama dengan Gereja atas cara yang seerat-eratnya. Ia, Roh persekutuan, tinggal tanpa

henti-hentinya di dalam Gereja, dan karena itu Gereja adalah Sakramen agung persekutuan dengan Allah, yang mengumpulkan anak-anak Allah yang tercerai-berai menjadi satu. Buah Roh di dalam liturgi adalah serentak persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus dan persekutuan persaudaraan Bdk. 1 Yoh 1:3-7.. 788, 1091, 775

1109 Di dalam epiklese juga didoakan, agar persatuan jemaat dengan misteri Kristus diwujudkan secara sempurna. "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus" (2 Kor 13:13) harus selalu tinggal beserta kita dan harus juga menghasilkan buah-buah sesudah perayaan Ekaristi. Karena itu, Gereja

memohon kepada Bapa supaya mengirimkan Roh Kudus, agar Ia membuat kehidupan umat beriman menjadi persembahan yang hidup bagi Bapa: oleh perubahan rohani menurut citra Kristus, oleh keprihatinan akan kesatuan Gereja dan oleh keikutsertaan dalam perutusan-Nya dengan memberikan kesaksian dan pelayanan cinta. 1368

TEKS-TEKS SINGKAT

1110 Di dalam liturgi Gereja, Allah Bapa dipuja dan disembah sebagai asal mula segala berkat ciptaan dan keselamatan, yang dengannya Ia memberkati kita dalam Putera-:ya, supaya memberikan kepada kita Roh menjadi anak angkat.

1111 Perbuatan Kristus dalam liturgi bersifat sakramental, karena di dalam liturgi misteri keselamatan-:ya menjadi nyata oleh kekuatan Roh Kudus; karena Tubuh-:ya, Gereja, bagaikan sakramen (tanda dan sarana), di mana Roh Kudus mengerjakan misteri keselamatan; karena Gereja penziarah oleh tindakan liturginya - seakan-akan sebagai prarasa - sudah mengambil bagian dalam liturgi surgawi.

1112 Roh Kudus diutus dalam liturgi, untuk mempersiapkan jemaat bagi pertemuan dengan Kristus, mengenangkan dan menyaksikan Kristus dalam iman himpunan umat, untuk menghadirkan karya keselamatan Kristus oleh kekuatan-:ya yang mengubah dan untuk menghasilkan buah persekutuan di dalam Gereja.

ARTIKEL 2 * MISTERI PASKA DALAM

SAKRAME"-SAKRAME" GEREJA

1113 Seluruh kehidupan liturgi Gereja berkisar di sekeliling kurban Ekaristi dan Sakramen-sakramen Bdk. SC 6.. Di dalam Gereja ada tujuh Sakramen: Pembaptisan, Penguatan atau Krisma, Ekaristi, Pengakuan, Urapan Orang Sakit, Tahbisan, dan Perkawinan Bdk. DS

960; 1310; 1601.

. Dalam artikel ini dibicarakan tentang apa yang dimiliki bersama oleh ketujuh Sakramen itu dalam hubungannya dengan ajaran iman. Kesamaannya sejauh menyangkut perayaannya dibahas dalam Bab II seksi ini dan yang khusus bagi setiap Sakramen, dalam seksi berikutnya. 1210

190

1114 "Berdasarkan ajaran Kitab Suci, tradisi apostolik dan pendapat yang serasi... para bapa", kami mengakui, bahwa "Sakramen-Sakramen Perjanjian Baru... semuanya ditetapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus" (Konsili Trente: DS 1600-1601). 1115 Perkataan dan perbuatan Yesus selama hidup-Nya yang tersembunyi dan

pelayanan-Nya di muka umum sudah membawa keselamatan. Mereka mendahului daya guna misteri Paska-Nya. Mereka menyatakan dan menyiapkan apa yang akan Ia berikan kepada Gereja, kalau segala sesuatu sudah diselesaikan. Misteri-misteri kehidupan Kristus adalah dasar untuk apa yang sekarang Kristus bagi-bagikan melalui pejabat-pejabat Gereja-Nya dalam Sakramen-sakramen, sebab "apa yang tampak pada Penebus kita, sudah dialihkan ke dalam misteri-misteri-Nya" (Leo Agung, serm. 74,2). 512-560

1116 Sakramen-sakramen adalah "kekuatan-kekuatan" yang datang dari Tubuh Kristus Bdk.

Luk 5:17; 6:19; 8:46.

, yang tetap hidup dan menghidupkan. Mereka adalah tindakan-tindakan Roh Kudus yang bekerja di dalam Tubuh-Nya, Gereja. Mereka adalah "karya-karya agung Allah" dalam perjanjian baru dan kekal. 1504, 774

II. * Sakramen-sakramen Gereja

1117 Oleh Roh, yang memimpin dia ke "dalam seluruh kebenaran" (Yoh 16:13), Gereja lambat laun mengenal warisan bernilai yang diterimanya dari Kristus dan lebih saksama menentukan "cara penggunaannya", seperti yang ia lakukan sebagai wali misteri-misteri Allah Bdk. Mat 13:52; 1 Kor 4:1. yang setia dalam hubungan dengan kanon Kitab Suci dan ajaran iman. Dengan demikian, dalam peredaran sejarah Gereja mengetahui bahwa di antara perayaan liturgi ada tujuh yang sesungguhnya ditetapkan Tuhan sebagai Sakramen. 120

1118 Sakramen-sakramen adalah Sakramen "Gereja" dalam arti ganda, karena mereka ada "melalui dia" dan "untuk dia". Mereka ada "melalui Gereja" karena (Gereja adalah Sakramen karya Kristus, yang bekerja di dalamnya berkat perutusan Roh Kudus. Dan mereka itu "untuk Gereja"; mereka adalah "Sakramen-sakramen, yang olehnya Gereja didirikan" (Agustinus, civ. 22,17) Bdk. Tomas Aqu., s.th. 3,64,2 ad 3., karena mereka

memberikan dan membagi-bagikan kepada manusia, terutama dalam Ekaristi, misteri persekutuan dengan Allah, Dia yang adalah cinta kasih, Dia yang esa dalam tiga Pribadi. 1396

1119 Oleh karena Gereja membentuk bersama Kristus, Kepalanya, "hanya satu pribadi mistik yang tunggal" (Pius XII, Ens. "Mystici Corporis"), maka di dalam Sakramen-sakramen ia bertindak sebagai "persekutuan imani" yang "tersusun secara organis" (LG 11). Oleh Pembaptisan dan Penguatan, umat imami dimungkinkan merayakan liturgi; tetapi beberapa warga beriman ditetapkan melalui Tahbisan suci "untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda dan rahmat Allah" (LG 11). 792

1120 Jabatan tertahbis atau "imamat jabatan atau hierarkis" (LG 10) melayani imamat bersama, yang diberikan oleh Pembaptisan. Ia menjamin bahwa di dalam Sakramen-sakramen, Kristus sungguh bekerja untuk Gereja melalui Roh Kudus. Perutusan keselamatan yang Bapa percayakan kepada Putera-Nya yang menjadi manusia, dipercayakan oleh-Nya kepada para Rasul dan oleh mereka kepada para

penggantinya; mereka menerima Roh Yesus, supaya dapat bertindak atas nama-Nya dan atas pribadi-Nya Bdk. Yoh 20:21-23; Luk 24:47; Mat 28:18-20.. Dengan demikian jabatan tertahbis membentuk ikatan sakramental, yang menghubungkan tindakan liturgi dengan apa, yang para Rasul katakan dan kerjakan dan melalui mereka kepada

kata-191

kata dan perbuatan-perbuatan Kristus, sumber dan dasar dari Sakramen-sakramen.

1547

1121 Tiga Sakramen, - Pembaptisan, Penguatan dan Tahbisan - sebagai tambahan pada rahmat memberi satu meterai sakramental, satu "meterai" yang olehnya warga Kristen mengambil bagian dalam imamat Kristus dan terhitung dalam golongan dan fungsi Gereja yang berbeda-beda. Keserupaan dengan Kristus dan Gereja, yang dihasilkan oleh Roh itu tidak terhapus Bdk. Konsili Trente: DS 1609.; ia tinggal di dalam warga Kristen untuk selama-lamanya sebagai kepekaan untuk rahmat, sebagai janji dan jaminan perlindungan ilahi dan sebagai panggilan kepada ibadat dan pelayanan Gereja. Sebagai akibatnya, Sakramen-sakramen ini tidak boleh diulangi. 1272, 1304, 1582

III. * Sakramen-sakramen Iman

1122 Kristus telah mengutus para Rasul-Nya, supaya atas nama-Nya memberitakan "kepada segala bangsa tentang pertobatan dan pengampunan dosa" (Luk 24:47). "Jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19). Perutusan untuk membaptis - dan dengan demikian perutusan sakramental - sudah termaktub dalam perutusan untuk

mewartakan Injil, karena Sakramen dipersiapkanoleh Sabda Allah dan oleh iman, yang menyetujui Sabda ini.

"Umat Allah pertama-tama dihimpun oleh Sabda Allah yang hidup...

Diperlukan pewartaan Sabda untuk pelayanan Sakramen-sakramen, sebab itu merupakan Sakramen-sakramen iman, yang timbul dari Sabda dan dipupuk dengannya" (PO 4).

849, 1236

1123 "Sakramen-sakramen dimaksudkan untuk menguduskan manusia, membangun Tubuh Kristus, dan akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah. Tetapi sebagai tanda, Sakramen juga dimaksudkan untuk mendidik. Sakramen tidak hanya mengandaikan iman, melainkan juga memupuk, meneguhkan dan mengungkapkannya dengan kata-kata dan tindakan. Maka juga disebut Sakramen iman" (SC 59). 1154

1124 Iman Gereja mendahului iman perorangan, yang diajak supaya menyetujuinya. Kalau Gereja merayakan Sakramen-sakramen, ia mengakui iman yang diterima dari para Rasul. Oleh karena itu berlakulah prinsip tua: "lex orandi, lex credendi" (atau sebagaimana Prosper dari Aquitania dalam abad ke-5 mengatakan: "legem credendi lex statuat supplicandi") "Peraturan doa harus menentukan peraturan iman": auct. ep.8.. Cara doa adalah cara iman; Gereja percaya, seperti yang ia doakan. Liturgi adalah unsur dasar tradisi yang suci dan hidup Bdk. DV 8.. 166, 1327, 78

1125 Oleh karena itu, ritus sakramental tidak boleh diubah atau dimanipulasi sesuai dengan kehendak pejabat atau jemaat. Malahan otoritas tertinggi di dalam Gereja tidak dapat mengubah liturgi sesuka hati, tetapi hanya dalam ketaatan iman dan dalam

penghormatan terhadap misteri liturgi. 1205

1126 Karena Sakramen-sakramen menyatakan dan mengembangkan di dalam Gereja persekutuan dalam iman, maka "lex orandi" adalah salah satu kriteria yang hakiki dalam dialog, yang berusaha memulihkan kembali kesatuan umat Kristen Bdk. UR 2 dan

15.

192

IV. * Sakramen-sakramen Keselamatan

1127 Sakramen-sakramen yang dirayakan dengan pantas dalam iman, memberikan rahmat yang mereka nyatakan Bdk. Konsili Trente: DS 1605 dan 1606.. Mereka berdaya guna, karena Kristus sendiri bekerja di dalamnya; Ia sendiri membaptis, Ia sendiri bertindak dalam Sakramen-sakramen-Nya, untuk membagi-bagikan rahmat, yang dinyatakan oleh Sakramen. Bapa telah mengabulkan doa Gereja Putera-Nya, yang menyatakan imannya akan kekuasaan Roh Kudus dalam epiklese setiap Sakramen. Seperti api mengubah bahan bakar menjadi api, demikian Roh Kudus mengubah apa yang takluk kepada kekuasaannya, ke dalam kehidupan ilahi. 1084, 1105, 696

1128 Inilah arti dari ungkapan Gereja Bdk. Konsili Trente: DS 1608., bahwa Sakramen-sakramen bekerja ex opere operato [secara harfiah: "atas dasar kegiatan yang dilakukan"]. Artinya, mereka berdaya berkat karya keselamatan Kristus yang dilaksanakan satu kali untuk selamanya. Oleh karena itu: "Sakramen tidak dilaksanakan oleh kesucian manusia yang memberi atau menerima [Sakramen], tetapi oleh kekuasaan Allah" (Thomas Aqu., s.th. 3,68,8). Pada saat Sakramen dirayakan sesuai dengan maksud Gereja, bekerjalah di dalam dia dan oleh dia kekuasaan Kristus dan Roh-Nya, tidak bergantung pada kekudusan pribadi pemberi. Buah-buah Sakramen juga bergantung pada sikap hati orang yang menerimanya. 1584

1129 Gereja mengatakan bahwa Sakramen-sakramen Perjanjian Baru perlu untuk

keselamatan umat beriman Bdk. Konsili Trente: DS 1604.. "Rahmat sakramental" adalah rahmat Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus kepada tiap Sakramen secara khusus. Roh itu menyembuhkan dan mengubah semua mereka yang menerima-Nya, dengan

menjadikan mereka serupa Putera Allah. Buah kehidupan sakramental ialah: Roh Anak Allah memberi kepada orang beriman bagian pada kodrat ilahi Bdk. 2 Ptr 1:4., dengan mempersatukan mereka dengan daya kehidupan Putera tunggal, sang Penebus.

1257, 2003, 460

V. * Sakramen-sakramen Kehidupan Kekal

1130 Gereja merayakan misteri Tuhannya, "sampai Ia datang" (1 Kor 11:26) dan "Allah menjadi semua dalam semua1 (1 Kor 15:28). Sejak para Rasul, liturgi diarahkan kepada tujuannya oleh hembusan Roh di dalam Gereja: "Marana tha" (1 Kor 16:22). Liturgi juga mengambil bagian dalam kerinduan Yesus: "Aku sangat rindu makan Paska ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita... sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah" (Luk 22:15-16). Dalam Sakramen-sakramen Kristus, Gereja sekarang ini sudah menerima panjar warisannya. Ia sudah mengambil bagian dalam kehidupan abadi, "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (Tit 2:13). "Roh dan pengantin perempuan itu berkata: Marilah... datanglah, Tuhan Yesus" (Why 22:17.20).

Santo Tomas merangkumkan pelbagai arti dari tanda sakramental sebagai berikut: "Sakramen adalah tanda yang mengingatkan apa yang sudah terjadi ialah kesengsaraan Kristus; juga tanda yang menunjukkan apa yang

dilaksanakan di dalam kita oleh kesengsaraan Kristus ialah rahmat: demikian juga tanda yang mengantisipasi apa yang penderitaan itu sudah nyatakan lebih dahulu yakni kemuliaan yang akan datang" (s.th. 3,60,3).

193 2817, 950

TEKS-TEKS SINGKAT

1131 Sakramen-sakramen ditetapkan Kristus dan dipercayakan kepada Gereja sebagai tanda berdaya guna yang menghasilkan rahmat dan memberikan kehidupan ilahi kepada kita. Ritus yang tampak, dengan mana Sakramen-sakramen itu dirayakan, menyatakan dan menghasilkan rahmat, yang dimiliki setiap Sakramen. Bagi umat beriman yang menerimanya dengan sikap batin yang wajar, mereka menghasilkan buah.

1132 Gereja merayakan Sakramen-sakramen itu sebagai persekutuan imami yang

dibagikan atas imamat yang diterima dalam Pembaptisan, dan imamat para pejabat tertahbis.

1133 Roh Kudus mempersiapkan umat beriman untuk Sakramen-sakramen. Ia melakukan itu dengan perantaraan Sabda Allah dan dengan perantaraan iman, yang menerima Sabda dengan hati terbuka. Dengan demikian Sakramen-sakramen memperkuat iman dan menyatakannya.

1134 Kehidupan sakramental menghasilkan buah, baik untuk perorangan maupun untuk Gereja. Untuk setiap warga beriman buah ini berarti bahwa ia hidup untuk Allah dalam Yesus Kristus, sedangkan untuk Gereja, bahwa ia bertumbuh dalam cinta dan dalam perutusannya demi kesaksian.

BAB II

PERAYAA" SAKRAME"TAL MISTERI

Dalam dokumen KATEKISMUS GEREJA KATOLIK (Halaman 188-193)