• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria)

Dalam dokumen PA Katholik dan BP Buku Siswa Kelas XI (Halaman 77-82)

Bab II Sifat Sifat Gereja

C. Gereja yang Menjadi Saksi Kristus (Martyria)

Injil pertama-tama diwartakan dengan kesaksian, yakni diwartakan dengan kata-kata, tingkah laku, dan perbuatan. Gereja juga mewartakan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidupnya yang setia kepada Tuhan Yesus. Para murid Yesus dipanggil supaya mereka menjadi saksi-Nya mulai dari Yerusalem yang kemudian berkembang ke seluruh Yudea dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi (bdk. Kis 1:8). Menjadi saksi Yesus Kristus pun ada konsekuensinya, mulai dari penolakan hingga tindakan kekerasan. Stefanus adalah orang pertama yang mengalami penyesahan dan kemudian diakhiri hidupnya oleh kaum Yahudi secara

mengenaskan(bdk. Kis 7:51-8:1a).

Doa

(berdoa sambil bernyanyi)

Jadilah Saksi Kristus

Sesudah dirimu diselamatkan Jadilah saksi Kristus

Cahaya hatimu jadi terang Jadilah saksi Kristus

Tujuan hidupmu jadi nyata Jadilah saksi Kristus

Bagi yang ditimpa azab duka Jadilah saksi Kristus

Bagi yang dilanda putus asa Jadilah saksi Kristus

Bagi yang didera kegagalan Jadilah saksi Kristus

Di mana tiada perhatian Jadilah saksi Kristus

Di mana tiada kejujuran Jadilah saksi Kristus

Di mana ada sahabat bermusuhan Jadilah saksi Kristus

Dalam memaakan kawan lawan Jadilah saksi Kristus

Dalam menggagahkan persatuan Jadilah saksi Kristus

Dalam meluaskan kerja sama Jadilah saksi Kristus

Dalam membangunkan masyarakat Jadilah saksi Kristus

Dalam meningkatkan nasib rakyat Jadilah saksi Kristus

Dalam membagikan seluruh semangat Jadilah saksi Kristus

1. Makna menjadi Saksi Yesus Kristus

Simaklah artikel berikut ini

Iman tidak Bisa Dinegosiasikan; Gereja Kita adalah Gereja Martir

Memberikan kesaksian keterpaduan iman dengan berani: adalah sebuah ajakan dari Paus Fransiskus selama Misa yang dipimpinnya di Kapel Casa Santa Marta. Dalam homilinya yang singkat, Paus mengomentari bacaan-bacaan Alkitab pada hari Sabtu masa Oktaf Paskah: yang pertama merujuk kepada Petrus dan Yohanes yang memberikan kesaksian iman dengan berani di hadapan para imam kepala Yahudi meskipun menghadapi ancaman-ancaman, kemudian dalam bacaan Injil, Yesus yang bangkit menegur para rasul yang tidak mempercayai banyak orang yang telah meyakini melihat-Nya hidup.

Sri Paus bertanya: “Bagaimana dengan iman kita sendiri? Kuatkah? Atau kerap kali seperti air mawar yang keruh?”. Ketika kesulitan-kesulitan hidup datang “apakah kita berani seperti Petrus atau merasa segan?“. Paus mengamati bahwa Petrus tidak kehilangan iman, ia tidak jatuh kepada kompromi-kompromi, karena “iman tidak bisa dinegosiasikan”. Paus juga meyakini bahwa “dalam sejarah umat Allah, telah ada pencobaan ini: menyurutkan iman sebagian, pencobaan menjadi sedikit ‘seperti yang dilakukan semua orang’, yaitu ‘tidak menjadi sangat tegar”. Tetapi saat kita mulai menyurutkan iman, mulai mengkompromi iman, sedikit menjualnya kepada penawar tertinggi kata Paus menggaris bawahi maka kita memulai jalan apostasi, yaitu jalan ketidaksetiaan kepada Tuhan”.

“Contoh iman dari Petrus dan Yohanes membantu kita, memberikan kita kekuatan, tetapi, dalam sejarah Gereja ada banyak martir sampai sekarang, karena untuk menemukan martir-martir tidak perlu mengunjungi kuburan atau ke Koloseum: martir-martir hidup saat ini, di banyak Negara. Umat Kristen kata Paus mengalami penganiayaan atas iman mereka. Di beberapa Negara banyak dari mereka tidak boleh membawa salib: mereka dihukum apabila melakukannya. Saat ini, pada abad XXI, Gereja kita merupakan Gereja para martir, yaitu orang-orang yang berbicara seperti Petrus dan Yohanes: “Kami tidak dapat berdiam terhadap apa yang telah kami saksikan dan dengarkan”. Paus melanjutkan, “Dan hal ini memberikan kekuatan kepada kita, yang kerap kali memiliki iman yang agak lemah. Memberikan kita kekuatan untuk bersaksi dengan hidup, iman yang telah kita terima, yang merupakan rahmat dari Tuhan kepada semua bangsa“.

Sri Paus kemudian menutup homilinya: “Tetapi, kita tidak dapat melakukannya sendiri: itu adalah sebuah rahmat yaitu rahmat iman, yang harus kita mohon setiap hari: ‘Tuhan …peliharalah imanku, tambahlah imanku, agar selalu kuat, pemberani, dan bantulah aku di dalam saat-saat di mana – seperti Petrus dan Yohanes – aku harus memberikan kesaksian iman di hadapan banyak orang. Berikanlah aku keberanian‘.

Ini akan menjadi sebuah doa yang indah pada hari ini: semoga Tuhan membantu kita untuk memelihara iman, membawanya maju, dan untuk menjadi, kita, wanita dan pria yang beriman. Amin“. (Sumber: Radio Vatikan)

(diterjemahkan oleh Shirley Hadisandjaja, 6 April 2013, dipublikasikan di www. http://katolisitas. org/11059/empat-hal-tentang-visi-gereja-menurut-kardinal-bergoglio)

• Setelah menyimak teks tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan untuk mendiskusikan bersama-sama teman sekelasmu dengan memperhatikan beberapa hal; yaitu makna pesan homili Paus, apa maknanya bagi dirimu dalam tugas pewartaan sebagai orang Katolik di Indonesia.

2. Pesan Kitab Suci tentang Kesaksian (Martyria) sebagai Murid Yesus

Bacalah kisah berikut ini

“Hai orang-orang yang keras kepala, yang keras hati dan tuli, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu. Siapa dari nabi- nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang- orang yang lebih dahulu memberitakan kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan bunuh. Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya.”

Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, hati mereka sangat tertusuk. Mereka menyambutnya dengan kertak gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Tetapi berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga, mereka menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang pemuda yang bernama Saulus. Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring, “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Sesudah berkata demikian, ia pun meninggal. Saulus juga setuju dengan pembunuhan atas Stefanus (Kis 7:51-8:1a).

• Setelah menyimak teks Kitab Suci tersebut, cobalah menjawab atau mendiskusikan bersama temanmu beberapa pertanyaan berikut ini:

a. Apa makna kesaksian dalam cerita Kitab Suci tersebut, b. Apa konsekuensinya menjadi murid Yesus dalam bersaksi?

3. Kesaksian sebagai Pengikut Yesus Kristus melalui Kesaksian Hidup

Simaklah kisah berikut ini

Uskup Agung Romero

Kesaksian hidup dari almarhum Uskup Agung Oscar Romero adalah melalui khotbah-khotbahnya yang menyuarakan dukungan pada kaum miskin dan kaum tertindas pada zaman modern seperti sekarang ini. Hidupnya yang penuh pengabdian kepada umat dan masyarakatnya, khususnya kepada masyarakat kecil yang miskin dan tertindas. ia tidak segan-segan memperingatkan para penguasa negerinya (El Salvador) yang bertindak sewenang- wenang terhadap rakyat kecil yang tidak berdaya sehingga para penguasa negerinya tidak senang.

Pada tanggal 24 Maret 1980 ia ditembak oleh penembak sewaan. Ia mati saat merayakan Ekaristi dan sedang mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah tubuh-Ku, yang dikorbankan bagi kamu, dan inilah darah-Ku yang ditumpahkan bagimu.”

• Setelah menyimak cerita tersebut diatas, cobalah merumuskan beberapa pertan- yaan untuk mendalami artikel tersebut bersama-sama teman sekelas dengan fokus perhatian pada apa isi serta pesan cerita.

4. Pengamalan/Penghayatan

Releksi:

Apakah sikap dan perilaku saat ini telah menjadi saksi tanda kehadiran dan karya keberbagian Allah? Apakah saya telah menunjukkan keberpihakan dan keberbagian kepada kebenaran, kejujuran, kesejahteraan umum untuk yang lemah serta miskin?

Rencana Aksi:

Tuliskanlah, kesaksian-kesaksian konkret apa saja yang dapat kamu lakukan di tengah lingkunganmu sebagai seorang Kristiani! Tuliskan juga alasan mengapa kamu memilih bentuk kesaksian itu!

Sumber: Catholic.news.com

Doa:

Bapa yang penuh kasih,

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu atas bimbingan-Mu pada kami selama mengikuti kegiatan belajar ini. Melalui pembelajaran ini, kami semakin menyadari bahwa setiap kami juga mendapat tugas perutusan dari Yesus untuk menjadi sak- si-Nya dalam hidup sehari-hari di tengah masyarakat. Semoga tugas ini dapat kami jalankan dengan penuh semangat dan tanggung jawab sebagai pengikut setia Yesus, sang Guru dan Juruselamat kami. Amin.

Tugas/Pengayaan

Carilah di buku ensiklopedi orang kudus, di media internet, atau menanyakan ke Pastor paroki atau tokoh umat, dan sumber-sumber lain, minimal tentang lima orang yang berani menyerahkan jiwanya (mati sebagai martir) demi iman mereka kepada Kristus. Tulislah riwayat singkat kelima martir tersebut.

Dalam dokumen PA Katholik dan BP Buku Siswa Kelas XI (Halaman 77-82)