• Tidak ada hasil yang ditemukan

GILINGAN CTC

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG 001 (Halaman 41-46)

Tahap penggilingan pada proses pengolahan teh hitam CTC di pabrik Ciater terdiri dari 1 jalur. Pada jalur tersebut terdapat mesin gilingan persiapan yang berupa Rotorvane “15 dan mesin gilingan CTC sebanyak 4 unit. Kedua jenis mesin tersebut memiliki kapasitas yang berbeda dengan fungsinya yang berbeda pula.

3.1 Perhitungan a. Rotorvane (RV)

Penghitungan kapasitas dengan pendekatan batch, asumsi tidak adanya penyumbatan selama proses berlangsung.

Dimensi untuk 1 putaran (1 gelombang) Diameter poros : 15 inchi = 0,381 m Panjang poros : 40 inchi = 1,016 m Volume Poros : 0,1159 m3

Diameter silinder : 40 inchi = 1,016 m Panjang silinder : 40 inchi = 1,016 m Volume silinder : 0,8240 m3 Volume total : (0,8240- 0,1159) m3 = 0,7081 m3 Keliling poros : (π x 0,381 m) =1,1963 m Keliling silinder : (π x 1,016 m) =3,1902 m Keliling total : (3,1902 - 1,1963) m = 1,9939 m Bulk density : 118,6446 kg/ m3 Putaran silinder : 49 rpm

Kecepatan putaran : (49 rpm x 1,9939 m/putaran)

= 97,7031 m/menit= 5.862,1836 m/jam

Panjang perpindahan : 1,106 m (asumsi tiap pemindahan mencapai 1 putaran) Kapasitas RV= volume

panjang perpindahan×bulk density× kecepatan ¿0,7081m

3

1,106m ×118,6446kg/m 3

×5.862,1836m/jam ¿484.739,3533kg pucuk layu/jam

Kapasitas equivalen RV terhadap pucuk segar:

¿100kg pucuk segar

83,33kg pucuk layu×484.739,3533kg pucuk layu/jam ¿581.710,4923kg pucuk segar/jam

Kapasitas equivalen RV terhadap teh kering:

¿ 20,94kg teh kering

83,33kg pucuk layu×484.739,3533kg pucuk layu/jam ¿121.810,1771kg tehkering/jam

b. Mesin atau Pisau CTC

Waktu proses : 12 jam/hari

Diameter roll (d) : 8,25 inchi = 0,20955 meter Putaran roll (N) : 700 rpm

Panjang roll (p) : 0,8 meter

Jarak terpendek antar roll (s) : 1 mm = 0,001 meter

Bulk density : 0,4133 gr/ml = 413,3 kg/m³ Kecepatan roll (v) : Keliling roll x putaran roll

= π x d x N

= 3,14 x 0,20955 m x 700 rpm = 460,5909 m/menit

= 27.635,45 m/jam = 331.625,4 m/ hari

Kapasitas mesin CTC : v x p x s x bulk density x jumlah alat

= 27.635,45 m/jam x 0,8m x 0,001m x 413,3 kg/m³ x 2 = 18.274,7704 kg bubuk giling/jam

Kapasitas equivalen mesin CTC terhadap pucuk segar :

¿ 100kg pucuk segar

83,33kg bubuk giling×18.274,7704kg bubuk giling/jam ¿21.930,6017kg pucuk segar/jam

Kapasitas equivalen mesin CTC terhadap teh kering:

¿ 20,94kg teh kering

83,33kg bubuk giling×9.137,3852kg bubuk giling/jam ¿4.592,2680kg teh kering/jam

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa kapasitas Rotorvane adalah 484.739,3533 kg pucuk layu/jam, kapasitas equivalen terhadap pucuk segar 581.710,4923 kg pucuk layu segar/jam, dan kapasitas equivalen terhadap teh kering 121.810,1771 kg teh kering/jam. Sementara untuk gilingan CTC, kapasitasnya adalah 18.274,7704 kg bubuk giling/jam, kapasitas equivalen terhadap pucuk segar 21.930,6017 kg pucuk layu segar/jam, dan kapasitas equivalen terhadap teh kering 4.592,2680 kg teh kering/jam. Kapasitas tersebut menunjukkan berat pucuk layu maupun bubuk teh yang mampu diproses oleh mesin GLS, Rotorvane, dan CTC.

Mekanisme proses penggilingan teh hitam CTC dimulai dari Rotorvane yang menggulung pucuk layu dan akan mengakibatkan perubahan ukuran dari pucuk layu. Kemudian pucuk yang telah tergulung dan sedikit hancur akan dibawa oleh konveyor menuju pisau roll CTC untuk dihancurkan. Bubuk yang telah hancur dan memiliki keseragaman ukuran akan masuk kedalam CFU. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pisau roll CTC adalah jangan memasang pisau roll terlalu lebar atau terlalu sempit. Pemasangan pisau yang terlalu lebar akan menyebabkan pucuk menjadi kurang halus, sementara pemasangan yang terlalu sempit menjadikan pisau roll akan sering bergesekan. Gesekan pisau roll CTC ini akan menyebabkan peningkatan panas pada pucuk yang berakibat bubuk menjadi brownish.

Di pabrik Ciater, penggilingan dilakukan sebanyak dua tahap dan menggunakan mesin yang berbeda. Penggilingan pertama menggunakan Rotorvane (RV) Φ 15” dan penggilingan kedua menggunakan Crushing Tearing Curling (CTC) sebanyak 4 unit. Di dalam RV Φ 15” terdapat unit penghantar yang akan mendorong pucuk teh menuju baling- baling, kemudian pucuk akan dihancurkan oleh putaran baling-baling menuju potongan- potongan teh kasar. Dari RV Φ 15”, pucuk teh dibawa menuju alat CTC menggunakan conveyor yang dilengkapi dengan magnet untuk mengambil benda asing/logam yang mungkin terikut. Pemasukan bahan ke dalam RV Φ 15” tidak boleh terlalu banyak agar tidak menghambat dan hasilnya bisa maksimal.

Penggilingan dengan CTC sendiri bertujuan untuk membentuk butiran teh sesuai dengan bentuk dan ukuran tertentu. Mesin yang digunakan yaitu Teaman 36” CTC 43

Machine 4 Cut yang memiliki 4 pasang roll berurutan. Dimana besarnya kekuatan pasangan roll pertama adalah 25 HP/1500 rpm, roll kedua 25 HP/1500 rpm, roll ketiga 20 HP/ 1500 rpm, dan roll keempat 20 HP/1500 rpm. Sedangkan susunan pisau pemotong yang biasa digunakan di pabrik Ciater adalah 8, 10, 10, 10. Hal tersebut dikarenakan ukuran bubuk teh yang dihasilkan dari susunan pisau 8, 8, 10, 10 dianggap kurang baik.

Masing-masing mesin CTC terdiri dari dua roll yang berputar berlawanan arah dengan kecepatan putar 70 rpm dan 700 rpm. Perbedaan kecepatan ini bertujuan untuk menciptakan tahapan antara roll satu dengan yang lain sehingga potongan teh dapat tergilas. Putaran yang berlawanan arah dan kecepatan yang berbeda akan mengakibatkan pukulan sebanyak 10 juta kali/menit. Gerakan dahsyat tersebut akan mengakibatkan daun teh terpotong, terobek, dan hancur secara sempurna. Cairan sel yang keluar dengan mudah diserap kembali oleh hancuran daun secara cepat dan merata. Penghancuran daun yang sangat merata akan menunjang terjadinya proses biokimia. Singkatnya, efektivitas proses penggilingan akan sangat berpengaruh terhadap proses fermentasi pada tahap selanjutnya. Untuk perawatannya sendiri, biasanya akan dilakukan pengasahan pisau secara berkala antara 60-70 jam pemakaian.

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah sebagai berikut:

1. Perkebunan Ciater merupakan salah satu dari 24 perkebunan teh di bawah PT. Perkebunan Nusantara VIII yang terletak di 4 (empat) kecamatan, yaitu Ciater, Jalancagak, Sagalaherang, dan Serang Panjang Kabupaten Subang.

2. Hasil produksi teh hitam CTC pabrik Ciater selanjutnya dikirim ke pabrik seinduk untuk kemudian nantinya dicampur dengan disana dan komposisinya diatur oleh bagian teknologi karena produk teh hitam CTC pabrik Ciater belum memiliki label jual.

3. Di pabrik Ciater, penggilingan dilakukan sebanyak dua tahap menggunakan mesin Rotorvane (RV) Φ 15” pada penggilingan petama dan penggilingan kedua menggunakan Teaman 36” CTC Machine 4 Cut yang memiliki 4 pasang roll berurutan.

4. Kapasitas Rotorvane adalah 484.739,3533 kg pucuk layu/jam, kapasitas equivalen terhadap pucuk segar 581.710,4923 kg pucuk layu segar/jam, dan kapasitas equivalen terhadap teh kering 121.810,1771 kg teh kering/jam.

5. Kapasitas gilingan CTC adalah 18.274,7704 kg bubuk giling/jam, kapasitas equivalen terhadap pucuk segar 21.930,6017 kg pucuk layu segar/jam, dan kapasitas equivalen terhadap teh kering 4.592,2680 kg teh kering/jam.

4.2 Saran

Adapun saran untuk PT. Perkebunan Nusantara VIII Perkebunan Ciater dan kegiatan Praktek Kerja Lapang kedepannya adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan alat-alat pendukung seperti alat pengaman dan perlindungan kerja perlu ditingkatkan agar kesehatan dan keselamatan kerja lebih terjamin.

2. Kedisiplinan dan kebersihan di lingkungan pabrik perlu ditingkatkan.

3. Keterlibatan peran aktif mahasiswa PKL pada proses produksi lebih ditingkatkan lagi.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG 001 (Halaman 41-46)

Dokumen terkait