• Tidak ada hasil yang ditemukan

GIS DAMPA

Dalam dokumen bab 1 5 belum dirapihin (Halaman 132-139)

SEKRETARIS I ADJAT SUDRAJAT SH.

GIS DAMPA

K PENANGGULAN GAN KATEGO RI ABSE N 1 04-Feb-16 11,30 Asep Eka Nurbaya Preparation/Persi apan Mata terkena chemical Iritasi pada mata

mata dibersihkan Mayor 2 hari

2 04-Feb-16 11,30 Adnan Hadiwija ya

Greige /Persiapan Mata terkena chemical

Iritasi pada mata

mata dibersihkan Mayor 2 hari

3 09-Feb-16 21,00 Rohmat Widodo

Dyeing Finishing Mata terkena chemical

Iritasi pada mata

mata dibersihkan Mayor 3 hari Sumber : PT. Trisula Textile Industries

Tabel 4.66

Laporan Kecelakaan Kerja PT. Trisula Textile Industries Bulan Juli 2016 N

o Tanggal Waktu Nama Departemen Kronologis Dampak

Penanggulanga n Kategori Abse n 1 20-Jul-16 07-Jan- 00 Iwan Suprayitn o

GKJ Saat memotongslang jari tangan teriris pisau cutter

Luka jari

tangan Jaridijahit di RStangan Mayor 8HARI 2 24-Jul-16 23,3 M Fajar Weaving Mata terkenadebu mata iritasi pengobatanDokter Minor 0HARI Sumber : PT. Trisula Textile Industries

Tabel 4.67

Laporan Kecelakaan Kerja PT. Trisula Textile Industries Bulan Agustus 2016

No Tanggal Waktu Nama Departemen Kronologis Dampak Penanggulangan Kategori Abse

n 1 24-Agust- 16 10. 00 Dani suhendar TWT Tangan kanan

terluka kena pisau saat

membersihkan mesin

luka Luka dijahit di Rumah sakit kasih bunda

Mayor 6 Hari

2 26-Agust-

16 04. 30 DadanRustami SZ Tangan terjepitBeam Lukamemar Di kompres obatluka di RS Maynor 3 Hari 3 30-Agust-

16 14. 30 Irsyaddunas Enginnering Jari tangan terjepitpd roll mc inspecting

Jari

terluka Di kompres obatluka di RS Mayor 2HARI Sumber : PT. Trisula Textile Industries

Tabel 4.68

Laporan Kecelakaan Kerja PT. Trisula Textile Industries Bulan September 2016

No Tanggal Waktu Nama Departemen Kronologis Dampak Penanggulangan Kategori Absen

1 14-Sep- 16 15. 00 Novi Gunawan Weaving ( Enginnering )

Tangan Kiri terluka kena pisau cerulit saat membersihkan memotong

kabel tis pada selang oli mc K5 Weaving

Luka Luka 10 jahitan ( diRumah sakit kasih bunda )

Mayor 3 Hari

2 26-Sep-

16 13,15 Deden Lanscape (Koperasi)

Kepala dan bahu kanan tertimpa batang pohon pada saat penebangan

Luka memar dikepala dan

bahu

luka dibersihkan dan rawat inap 1

hari

Tabel 4.69

Planing Of Action Tingkat Kebisingan di PT. Trisula Textile Industries Tahun 2016

No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Pelaksana Metode Biaya

1 Pemasangan Barrier Meminimalisir paparan tingkat kebisingan Pengelola PT. Trisula Textile Industries 1x PT. Trisula Textile Industries 2 Penyuluhan penggunaan APD Meningkatkan penggunaan APD Karyawan yang berhubungan langsung dengan kebisingan 2x PT. Trisula

Textile Industries Ceramah

3

Substitusi mesin lama dengan mesin baru yang tingkat kebisingannya rendah Mengurangi Intensitas Kebisingan Pengelola PT. Trisula Textile Industries 5 unit PT. Trisula Textile Industries Sumber : Data Primer

Tabel 4.70

Planing Of Action Tingkat Suhu di PT. Trisula Textile Industries Tahun 2016

Sumber : Data Sekunder

No Kegiatan Tujuan Sasaran Target Pelaksana Metode Biaya Waktu

Pelakasanaan 1

Penyediaan air dan garam (untuk larutan garam : 0,1%) Menghindari dehidrasi Karyawan 3,6L/karyawa n PT. Trisula Textile Industries 2 Perbaikan atau penggantian exhaust fan yang rusak Melancarkan sirkulasi udara Pengelola PT. Trisula Textile Industries 3 unit/ ruang produksi PT. Trisula Textile Industries 3 Mesin yang mengeluarkan uap panas diberi hoop

Meminimalisir paparan panas pada pekerja Pengelola PT. Trisula Textile Industries 3 mesin PT. Trisula Textile Industries

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran, observasi, dan analisis sanitasi industri dan K3 di PT. Trisula Textile Industries dapat disimpulkan bahwa potensi bahaya yang teratas yang ada di PT. Trisula Textile Industries yaitu intensitas kebisingan yang tinggi dan suhu ruang produksi yang tinggi. Pengukuran fisik udara pada parameter suhu sebesar 100% tidak memenuhi syarat, untuk pengukuran kelembaban sebesar 66,6% tidak memenuhi syarat yaitu pada ruang poduksi finishing dan sizing. Pengukuran pencahayaan sebesar 66,7% tidak memenuhi syarat pada ruang final inspect dan twisting. Getaran 100% tidak memenuhi syarat pada ruang weaving. Vektor 40% tidak memenuhi syarat karena ditemukannya kecoa dan tingkat kepadatan lalat yang tinggi.Pemeriksaan debu total di boiler tidak memenuhi syarat. Pada tahap pengumpulan limbah logam 4% tidak memenuhi syarat karena sampah logam dan non logam tidak diangkut setiap hari. TPS domestik 11% tidak memenuhi syarat karena tidak tersedianya fasilitas tempat cuci tangan. Untuk pengemasan limbah B3 tidak memenuhi syarat karena tidak ada simbol dan label berdasarkan karakteristik dan jenis limbah. Persyaratan ruang dan bangunan gudang sebagian besar memenuhi syarat akan tetapi kurang berjalannya exhaust fan pada ruang produksi dikarenakan exhaust fan rusak dan ada yang tidak dinyalakan sehingga sirkulasi udara kurang berjalan dengan baik. Sanitasi toilet sebanyak 47,1% tidak memenuhi syarat karena tidak ada wastafel, sabun, tempat tissue. Sanitasi musholla sebanyak 12,5% tidak memenuhi syarat dikarenakan tidak ada rak sepatu. Penggunaan APD sebanyak 33,4% tidak memenuhi syarat karena masih terdapat karyawan yang tidak menggunakan APD.

5.2 Saran

1. Sanitasi Industri

a. Suhu dan Kelembaban

Pengendalian suhu yang tinggi dapat dilakukan dengan beberapa hirarki pengendalian diantaranya yaitu pengendalian perancangan dengan memperbaiki atau mengganti exhaust fan yang sudah rusak dan membuat penyekatan pada sumber panas, pengendalian administratif dengan melakukan perubahan jam kerja, pemberian izin pada pekerja untuk membatasi paparan panas, pemeriksaan kesehatan secara berkala,

dan penyediaan air dan garam serta menyarankan karyawan untuk minum setiap 20 menit sekali.

b. Pencahayaan c. Kebisingan

Pengendalian intensitas kebisingan yang tinggi dapat dilakukan dengan beberapa hierarki yaitu bisa dengan cara substitusi ,yaitu melakukan penggantian mesin lama dengan mesin baru yang tingkat kebisingan yang lebih rendah, perancangan dengan membatasi area kerja dengan tembok yang dilapisi baja (barier),sedangkan dengan cara administratif bisa dengan melakukan pengaturan rotasi kerja yang ada pada bagian mesin produksi, melakukan pengawasan penggunaan APD dan memberikan kebijakan kepada karyawan yang tidak menggunakan APD, serta mewajibkan pekerja menggunakan APD earmuff atau ear plugg.

d. Getaran

Pengendalian getaran dapat dilakukan dengan beberapa hirarki yaitu dengan cara melakukan perancangan ,seperti menambahkan injakan yang berisi kampuk atau busa,sedangkan pengendalian secara administratif bisa dengan mengatur rotasi kerja, pemeriksaan secara berkala, dan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar.

e. Debu total

Pengendalian debu total dapat dilakukan dengan beberapa hirarki yaitu perancangan dengan dust filter, serta penggunaan masker pada ruangan boiler.

f. Vektor penyakit

Pengendalian lalat yaitu dengan memasang perangkap lalat (Fly Trap) sedangkan pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan cara membersihkan sisa makanan serta membersihkan tempat-tempat yang dijadikan persembunyian kecoa.

Sebaiknya petugas pengangkut sampah menggunakan sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan sampah. Selain itu limbah logam dan non logam sebaiknya diangkut setiap hari secara berkala dan harus tersedianya tempat untuk menuci tangan sekitar TPS. Untuk kemasan limbah B3 sseharusnya diberi simbol dan label berdasarkan karakterisitik dan jenis limbah

h. Ruang bangunan

Pada ruang produksi sebaiknya memperbaiki exhaust fan yang telah rusak sehingga pertukaran udara berjalan dengan lancar dan suhu ruangan tidak tinggi.

i. Fasilitas Umum

Pada toilet sebaiknya disediakan wastafel, tissue, serta sabun. Sedangkan pada musholla sebaiknya disediakan rak sepatu

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

a. Untuk karyawan yang bekerja full berdiri pada proses twisting , sebaiknya disediakan kursi agar ketika pekerja merasa kelelahan dan pegal pekerja dapat beristirahat dengan duduk sejenak

b. Jika tidak bisa dilakukan eliminasi pada sumber bahaya maka perlu dilakukan rotasi dan pengaturan jam kerja sesuai dengan berapa lama jam kerja yang diperbolehkan si pekerja terpapar oleh kebisingan yang telah diatur dalam Permenkes 1405 Tahun 2002 tentang kesehatan lingkungan kerja industri

c. Dalam penggunaan APD harus sesuai SOP dan sebaiknya terdapat pengawasan dan sanksi kepada pegawai yang tidak menggunakan APD saat bekerja di ruang produksi

d. Sebaiknya untuk perusahaan yang jumlah karyawan lebih dari 500 harus mempunyai klinik perusahaan sendiri.

e. Sebaiknya memperbanyak slogan untuk mesin-mesin yang berbahaya f. Pada bagian ruang produksi sebaiknya jalur pejalan kaki dan jalan

Dalam dokumen bab 1 5 belum dirapihin (Halaman 132-139)

Dokumen terkait