• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dibahas mengenai analisis organisasi, strategi pengembangan, dan pembahasan hasil kuesioner.

Analisis Strategi Pengembangan E-Procurement

E-Procurement Kementerian PU merupakan tanggung jawab Pusat Data yang merupakan bagian dari sekertariat jenderal yang menangani E-Procurement

di Kementerian PU yang berperan sebagai pengembang dan juga pemelihara sistem aplikasi tersebut. Tugas pokok Pusat Data adalah melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengelolaan dan penyediaan data infrastruktur bidang Pekerjaan Umum serta penyelenggaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Data menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan program pengolahan data

2. Pembinaan dan pengembangan pengolahan data 3. Penyelenggaraan sistem informasi

4. Pengelolaan dan penyediaan data spasial atau peta 5. Pengelolaan dan penyediaan data literal atau numerik 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat

Implementasi teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pengadaan barang dan jasa berupa E-Procurement mempunyai tujuan:

1. Meningkatkan transparasi dan akuntabilitas 2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha 3. Meningkatkan proses efisiensi pengadaan 4. Mendukung proses monitoring dan audit

5. Memenuhi kebutuhana akses informasi yang transparan

Kendali Proses

Kendali proses COBIT 4.1 merupakan proses-proses yang harus dilalui untuk dapat mengukur tingkat kemapanan pengembangan aplikasi E-Procurement. Titik awal pengukuran tingkat kemapanan penerapan dilakukan dengan menetapkan indikator keberhasilan karena dapat menjadi salah satu faktor penentu keakuratan hasil yang diperoleh. Oleh karena itu, penentuan indikator tersebut dilakukan berdasarkan analisa dari pihak yang benar-benar memahami hal tersebut. Kementerian PU tidak memiliki indikator keberhasilan dalam pengembangan E-Procurement. Dengan sebab itu perlu dilakukan analisa awal untuk menetapkan indikator dengan melakukan wawancara, analisis dokumen dan diskusi dengan pejabat terkait. Berdasarkan analisis yang dilakukan, indikator tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan “goals” organisasi. Indikator keberhasilan dari Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 disusun dengan cara merumuskan strategi bisnis dan menyesuaikannya dengan tujuan organisasi.

18 Adapun indikator berdasarkan masing-masing strategi bisnis organisasi disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Penentuan indikator 1 (Perpres No. 70 Tahun 2012)

Kendali proses COBIT 4.1 merupakan proses-proses yang harus dilakukan untuk dapat mengukur tingkat kemapanan implementasi E-Procurement. Untuk dapat menentukan kendali proses mana saja yang digunakan, maka diperlukan beberapa tahap seperti Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Alur penentuan kendali proses

Proses Penelitian Jumlah

Indikator 10

Business Goals (17 Item) 7

IT Goals (28 Item) 21

Kendali Proses (34 Item) 33

Kuesioner berdasarkan 33 kendali proses

Penyusunan indikator merupakan titik awal pengukuran tingkat kemapanan penerapan E-Procurement yang menghasilkan 10 indikator, kemudian dipetakan dengan Business Goals yaitu strategi bisnis organisasi (7 Business Goals), lalu Business Goals yang didapat dipetakan kembali ke IT Goals, dan menghasilkan 21 IT Goals, kemudian hasil dari IT Goals dipetakan ke kendali proses yang akhirnya menghasilkan 33 kendali proses berdasarkan Cobit 4.1. hasil dari kendali proses dijadikan sebagai bahan kuesioner.

Tabel 4.3 menunjukan Business Goals COBIT 4.1 berdasarkan IT Governance Institute tahun 2007, yang dipetakan dengan indikator E-Procurement PU.

Strategi 1 Meningkatkan transparasi dan akuntabilitas

Indikator 1 Mewujudkan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa secara lebih nyata

Strategi 2 Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha

Indikator 2 Penawaran yang masuk lebih banyak

Indikator 3 Membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti lelang Indikator 4 Menciptakan peluang dan persaingan usaha yang sehat Strategi 3 Meningkatkan proses efisiensi pengadaan

Indikator 5 Mempermudah proses administrasi pengadaan

Indikator 6 Mengurangi biaya operasional untuk mengikuti lelang Indikator 7 Mengurangi benturan dan hambatan fisik

Strategi 4 Mendukung proses monitoring dan audit

Indikator 8 Mempermudah panitia pengadaan dalam mempertanggung-jawabkan proses pengadaan Strategi 5 Memenuhi kebutuhan akses informasi yang transparan

Indikator 9 Lebih aman (termasuk jaminan keamanan data dan informasi)

Indikator 10 Memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui proses pengadaan

19 Tabel 4.3 Business Goals COBIT 4.1

Perspektif Keuangan

1 Memberikan pengembalian investasi TI melalui investasi bisnis aktif

2 Mengelola TI terkait dengan risiko bisnis 3 Meningkatkan tatakelola dan transparansi

organisasi

Perspektif Pelanggan

4 Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan

5 Menawarkan produk dan layanan yang kompetitif

6 Membangun kesinambungan dan ketersediaan layanan

7 Membuat terobosan dalam menanggapi perubahan kebutuhan bisnis

8 Mencapai optimasi biaya pelayanan

9

Memperoleh informasi yang handal dan berguna untuk mengambil keputusan strategis

Perspektif Internal

10 Meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis

11 Biaya proses lebih rendah

12

Menjalankan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan eksternal yang digunakan.

Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak

13 Mematuhi kebijakan internal 14 Mengelola perubahan bisnis

15 Meningkatkan dan mempertahankan produktifitas operasional dan staff Perspektif

pembelajaran dan peningkatan

16 Mengelola inovasi produk dan bisnis

17 Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang terampil dan bermotivasi

Sedangkan hasil pemetaan Indikator dengan business goals COBIT 4.1 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

20 Tabel 4.4 Hasil pemetaan indikator dengan Business Goals COBIT 4.1

NO INDIKATOR BUSINESS

GOALS 1 Mewujudkan prinsip-prinsip pengadaan barang dan jasa

secara lebih nyata

3

2 Penawaran yang masuk lebih banyak 2

3 Membuka kesempatan pelaku usaha mengikuti lelang 4

4 Menciptakan peluang dan persaingan usaha yang sehat 7

5 Mempermudah proses administrasi 15

6 Mengurangi biaya operasional dalam proses lelang 11

7 Mengurangi benturan dan hambatan fisik 4

8 Mempermudah panitia pengadaan dalam

mempertanggung-jawabkan proses pengadaan 12

9 Lebih aman (termasuk jaminan keamanan data dan

informasi) 2

10 Memberi kesempatan masyarakat luas untuk mengetahui

proses pengadaan 3

Pemetaan indikator terhadap Business Goal COBIT 4.1 pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

1. Pemetaan Indikator 1 terhadap Busines Goal 3

Prinsip-prinsip dasar pengadaan barang dan jasa dapat dicapai melalui penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang baku serta didukung oleh teknologi informasi secara tepat dalam penerapannya. Implementasi teknologi informasi dalam proses pengadaan barang dan jasa yang selanjutnya disebut E-Procurement terbukti mampu meningkatkan kinerja, efisiensi, dan efektvitas pengadaan barang dan jasa di lingkungan PU. Hal tersebut tercantum pada Kepres No. 70 tahun 2012 yang telah dijelaskan efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil, tidak diskriminasi, serta akuntabel yang dapat tercapainya good governance pada kementerian PU, hal ini sejalan dengan business goals nomor 3 mengenai peningkatan tatakelola dan transparansi organisasi.

2. Pemetaan Indikator 2 terhadap Business Goal 2

Sejak diterapkannnya pelaksanaan E-Procurement di kementerian PU telah terjadi peningkatan jumlah paket dan nilai paket ditahun 2011 dengan jumlah paket 9,349 dan nilai paket sebesar lebih dari 38 triliun dengan jumlah penyedia jasa baik dari konstruksi, konsultasi, non konstruksi sebanyak 57,552 yang terdaftar disistem E-Procurement dan pengguna E-Procurement PU mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (e-Indonesia Intiative (dalam Sumadilaga dan Pudjiono, 2011). Sejalan dengan Business goals nomor 2 mengenai pengelolaan TI terkait dengan risiko bisnis.

3. Pemetaan Indikator 3 terhadap Business Goal 4

Manfaat yang telah dirasakan seluruh pihak yaitu kemudahaan mengetahui dan mengikuti lelang bagi penyedia jasa di manapun dia berada dengan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Informasi tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah harus terbuka seluas-luasnya sehingga dapat diakses

21 oleh seluruh kalangan penyedia jasa di berbagai daerah serta dapat berkompetisi secara sehat. Peningkatan pelayanan publik ditujukan untuk memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia yang dapat diandalkan dan terpercaya serta mudah dijangkau.

4. Pemetaan Indikator 4 terhadap Business Goal 7

Pembangunan E-Procurement merupakan terobosan Kementrian PU dalam menanggapi perubahan kebutuhan bisnis. Proses pengadaan barang secara elektronik telah memberikan kesempatan yang sama kepada vendor atau penyedia jasa untuk bersaing. Kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa Kementerian PU telah menciptakan peluang dan persaingan usaha yang sehat bagi vendor atau penyedia jasa.

5. Pemetaan Indikator 5 terhadap Business Goal 15

Pengelolaan sumber daya manusia guna mendukung terlaksananya seluruh program kegiatan secara efektif dan efisien, termasuk melaksanakan pelatihan dan pembinaan SDM sehingga dapat mewujudkan kelanggengan sistem E-Procurement

yang dapat mempermudah proses administrasi hal ini sejalan dengan pencapaian peningkatkan dan mempertahankan produktifitas operasional dan staff.

6. Pemetaan Indikator 7 terhadap Business Goal 11

Inisiatif E-Procurement telah merubah proses pengadaan kementerian PU. Proses yang telah diotomatiskan dapat memperbaiki keefisiensian internal dalam departemen; memperpendek waktu siklus lelang, menghapus subjektivitas dalam evaluasi dari lelang dengan sistem yang didasarkan pada evaluasi penawaran otomatis, dan telah mengurangi korupsi.

7. Pemetaan Indikator 7 terhadap Business Goal 4

E-Procurement dapat menghindari benturan dan hambatan fisik yang dilakukan oknum panitia lelang sebagaimana halnya: diskriminasi dan penundaan jadwal lelang kepada penyedia barang dan jasa, intimidasi secara fisik kepada para peserta lelang, merusak file lelang. Penerapan E-pocurement sebagai sistem transaksi pengadaan dan jasa dapat mengurangi kecurangan atau human error dan menghasilkan ketransparansian pada pengadaan atau procurement Kementerian PU.

8. Pemetaan Indikator 8 terhadap Business Goal 12

Adanya fungsi layanan pengadaan secara elektronik E-Procurement yang dimanfaatkan oleh panitia pengadaan dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa Kementerian PU yang mempunyai kepastian hukum dalam pertanggung-jawaban pengadaan yang tertera pada Kemen No. 306 tahun 2013 tentang pengelolaan layanan secara elektronik di lingkungan Kementerian PU. Kondisi tersebut sejalan dengan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan eksternal yang digunakan, serta mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak.

9. Pemetaan Indikator 9 terhadap Business Goal 2

Dalam penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa secara elektronik, data atau informasi merupakan aset kunci. Keamanan data dan informasi tidak dapat diabaikan dan harus dikelola secara baik sesuai dengan standar yang dikenal dan diakui. Terjadinya masalah pada keamanan data dan informasi menyebabkan

22 menurunnya tingkat kepercayaan dan kegagalan penyelengaraan E-Procurement. Potensi masalah tersebut harus diminimalisasi melalui penerapan sistem manajemen keamanan informasi. Keamanan informasi terbagi menjadi 3 aspek;

confidentiality (kerahasiaan), integrity (integritas), availability (ketersediaan). 10.Pemetaan Indikator 10 terhadap Business Goal 3

Transparansi memiliki ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang dan jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang dan jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang dan jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya sehingga sejalan dengan mengenai peningkatan tatakelola dan transparansi organisasi.

Dari pemetaan indikator terhadap Business Goals COBIT 4.1 pada Tabel 4.4 diperoleh tujuh Business Goals COBIT 4.1 yang berhubungan dengan implementasi E-Procurement. Kemudian setelah diperoleh hasil dari pemetaan indikator dengan Business Goals COBIT 4.1, lalu dilakukan pemetaan Business Goals dengan IT Goals (Tabel 4.5).

Tabel 4.5 IT Goals COBIT 4.1

IT Goals

1 Menanggapi kebutuhan bisnis sejalan dengan strategi bisnis 2 Menanggapi kebutuhan pemerintahan sejalan dengan arah papan 3 Menjamin kepuasan pengguna akhir dengan penawaran layanan dan

tingkat layanan

4 Mengoptimalkan penggunaan informasi 5 Membuat kelincahan TI

6 Mendefinisikan bagaimana bisnis kebutuhan fungsional dan kontrol otomatis diterjemahkan dalam efektif dan efisien

7 Mendapatkan dan memelihara sistem aplikasi yang terintegrasi dan standar

8 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur TI yang terintegrasi dan standar

9 Memperoleh dan mempertahankan kemampuan IT yang merespon strategi TI

10 Menjamin kepuasan bersama pihak ketiga hubungan 11 Memastikan integrasi aplikasi ke dalam proses bisnis

12 Memastikan transparansi dan pemahaman saya biaya, manfaat, strategi, kebijakan dan tingkat layanan

13 Memastikan penggunaan yang tepat dan kinerja solusi aplikasi dan teknologi

14 Account untuk dan melindungi semua aset TI

15 Mengoptimalkan infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan 16 Mengurangi cacat solusi dan jasa pengiriman dan pengerjaan ulang 17 Melindungi pencapaian tujuan TI

18 Membangun kejelasan dampak bisnis risiko untuk tujuan TI dan sumber daya

19 Memastikan bahwa informasi penting dan rahasia yang disembunyikan dari mereka yang tidak harus memiliki akses ke sana

23

IT Goals

20 Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis dan pertukaran informasi dapat dipercaya

21 Memastikan bahwa layanan TI dan infrastruktur benar dapat melawan dan pulih dari kegagalan karena kesalahan, serangan yang disengaja atau bencana

22 Memastikan dampak bisnis minimum dalam hal terjadi gangguan layanan TI atau mengubah

23 Memastikan bahwa layanan TI yang tersedia seperti yang diperlukan 24 TI meningkatkan efisiensi biaya dan kontribusi terhadap profitabilitas

bisnis

25 Memberikan proyek tepat waktu dan anggaran, memenuhi standar kualitas

26 Menjaga integritas infrastruktur informasi dan pengolahan 27 Memastikan kepatuhan dengan hukum TI, peraturan dan kontrak 28 Memastikan bahwa TI hemat biaya menunjukkan kualitas layanan,

perbaikan terus-menerus dan kesiapan untuk mengubah masa depan

Tabel 4.5 menjelaskan IT Goals yang telah menjadi standar baku COBIT 4.1, sedangkan Tabel 4.6 merupakan pemetaan Business Goals terhadap IT Goals

COBIT 4.1 .

Tabel 4.6 Business goals terhadap IT goals COBIT 4.1

BUSINESS GOALS IT GOALS

Perspektif Keuangan 1 Memberikan pengembalian investasi TI melalui investasi bisnis aktif 24 2 Mengelola TI terkait

dengan risiko bisnis 2 14 17 18 19 20 21 22

3 Meningkatkan tatakelola dan transparansi organisasi 2 18 Perspektif Pelanggan 4 Meningkatkan orientasi kepada pelanggan dan pelayanan

3 23

5

Menawarkan produk dan layanan yang kompetitif 5 24 6 Membangun kesinambungan dan ketersediaan layanan 10 16 22 23 7 Membuat terobosan dalam menanggapi perubahan kebutuhan bisnis 1 5 25 8 Mencapai optimasi biaya pelayanan 7 8 10 24

24 Tabel 4.7 Hasil Pemetaan Business Goasl terhadap IT Goals COBIT 4.1

BUSINESS GOALS IT GOALS

BG 2 Mengelola TI terkait dengan risiko

bisnis 2 14 17 18 19 20 21 22

BG 3 Meningkatkan tatakelola dan

transparansi organisasi 2 18

BG 4 Meningkatkan orientasi kepada

pelanggan dan pelayanan 3 23

BG 7 Membuat terobosan dalam

menanggapi perubahan kebutuhan bisnis

1 5 25

BG 11 Biaya proses lebih rendah 7 8 13 15 24

9

Memperoleh informasi yang handal dan berguna untuk mengambil keputusan strategis 2 4 12 20 26 Perspektif Internal 10 Meningkatkan dan mempertahankan fungsi proses bisnis

6 7 11

11 Biaya proses lebih

rendah 7 8 13 15 24

12

Menjalankan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan eksternal yang digunakan.

2 19 20 21 22 26 27

Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak 13 Mematuhi kebijakan internal 2 13 14 Mengelola perubahan bisnis 1 5 6 11 28 15 Meningkatkan dan mempertahankan produktifitas

operasional dan staf

7 8 11 13 Perspektif pembela-jaran dan peningka-tan 16 Mengelola inovasi

produk dan bisnis 5 25 28

17 Mendapatkan dan mempertahankan orang-orang terampil dan bermotivasi 9

25

BUSINESS GOALS IT GOALS

BG 12

Menjalankan kepatuhan (compliance) pada regulasi, kontrak yang berjalan, atau aturan eksternal yang digunakan.

Mematuhi hukum eksternal, regulasi, dan kontrak

2 19 20 21 22 26 27

BG 15 Meningkatkan dan

mempertahankan produktifitas operasional dan staff

7 8 11 13

Dari hasil pemetaan pada Tabel 4.7 diperoleh 21 IT Goals COBIT 4.1 yang akan digunakan pada Tabel 4.8 yang menununjukkan 21 IT Goals COBIT yang akan dipetakan dengan kendali proses COBIT 4.1.

Tabel 4.8 Kendali proses COBIT 4.1

IT GOALS PROCESS

1 Menanggapi kebutuhan bisnis sejalan dengan strategi bisnis

PO1,PO2,PO4,PO10,AI1,AI6,AI7,DS1,DS3,ME1

2 Respon terhadap persyaratan tatakelola sesuai dengan petunjuk

PO1, PO4, PO10, ME1, ME4

3 Menjamin kepuasan

pengguna melalui penawaran layanan dan tingkat layanan

PO8, AI4, DS1, DS2, DS7, DS8, DS10, DS13

5 Membuat kelincahan TI PO2,PO4,PO7,AI3

7 Mendapatkan dan

memelihara sistem aplikasi yang terintegrasi dan terstandardisasi

PO3, AI1, AI5

8 Mendapatkan dan

memelihara infrasruktur TI yang terintegrasi dan terstandar

AI3, AI5

11 Memastikan integrasi aplikasi untuk proses bisnis

PO2, AI4, AI7

13 Memastikan bahwa penggunaan dan kinerja solusi aplikasi dan teknologi adalah tepat

PO6, AI4, AI7, DS7, DS8

14 Account untuk dan melindungi semua aset TI

PO9,DS5,DS9,DS12,ME2 15 Mengoptimalkan

infrastruktur TI, sumber daya dan kemampuan

PO3,AI3,DS3,DS7,DS9

17 Melindungi pencapaian tujuan TI

26

IT GOALS PROCESS

18 Membangun kejelasan dampak bisnis risiko untuk tujuan TI dan sumber daya

PO9

19 Memastikan bahwa informasi penting dan rahasia tidak dimiliki oleh mereka yang tidak seharusnya memiliki akses kesana

PO6, DS5,DS11, DS12

20 Memastikan bahwa transaksi bisnis otomatis dan

pertukaran informasi dapat dipercaya

PO6, AI7, DS5

21 Memastikan bahwa layanan dan infrastruktur TI benar-benar dapat bertahan dan pulih akibat dari kegagalan karena kesalahan, serangan yang disengaja, atau bencana

PO6, AI7, DS4, DS5, DS12, DS13, ME2

22 Memastikan dampak bisnis minimum apabila terjadi gangguan atau perubahan layanan TI

PO6, AI6, DS4, DS12

23 Memastikan bahwa layanan TI tersedia ketika diperlukan

DS3, DS4, DS8, DS13

24 TI meningkatkan efisiensi biaya dan kontribusi terhadap profitabilitas bisnis

PO5,DS6

25 Memberikan proyek tepat waktu dan anggaran, memenuhi standar kualitas

PO8,PO10

26 Menjaga integritas

infrastruktur informasi dan pengolahan

AI6, DS5

27 Memastikan bahwa TI memenuhi ketentuan hukum, peraturan dan kontak

DS11, ME2, ME3, ME4

Uraian proses dapat dilihat pada Tabel 4.9

Hasil pemetaan pada Tabel 4.8 diperoleh 33 kendali proses COBIT 4.1 berdasarkan pada area fokus implementasi E-Procurement. Pada Tabel 4.9 menunjukan terdapat 33 proses kendali COBIT 4.1 yang relevan dan akan diukur tingkat kemapanannya.

27 Tabel 4.9 Tiga puluh tiga kendali proses COBIT 4.1

NO PROCESS

1 PO1 Menetapkan rencana strategis IT

2 PO2 Menetapkan arsitektur sistem informasi

3 PO3 Menetapkan arah teknologi

4 PO4 Menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya

5 PO5 Mengelola investasi TI

6 PO6 Mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen

7 PO7 Mengelola sumberdaya manusia

8 PO8 Mengatur kualitas

9 PO9 Menilai dan mengelola risiko

10 PO10 Mengatur proyek

11 AI1 Identifikasi solusi-solusi otomatis

12 AI3 Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi

13 AI4 Menjalankan operasi dan menggunakannya

14 AI5 Pengadaan sumberdaya TI

15 AI6 Mengelola perubahan

16 AI7 Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan

17 DS1 Menetapkan dan mengetur tingkat layanan

18 DS2 Mengatur layanan dengan pihak ketiga

19 DS3 Mengatur kinerja dan kapasitas

20 DS4 Memastikan ketersediaan layanan

21 DS5 Memastikan keamanan sistem

22 DS6 Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya

23 DS7 Mendidik dan melatih pengguna

24 DS8 Mengelola bantuan layanan dan insiden

25 DS9 Mengelola konfigurasi

26 DS10 Mengelola masalah

27 DS11 Mengelola data

28 DS12 Mengelola fasilitas

29 DS13 Mengelola operasi

30 ME1 Monitor dan evaluasi kinerja TI

31 ME2 Monitor dan evaluasi pengendalian internal

32 ME3 Memastikan kepatuhan terhadap persyaratan eksternal

33 ME4 Menyediakan tatakelola TI

Analisis Tingkat Kemapanan

Bagian ini menjelaskan mengenai analisis hasil pengukuran tingkat kemapanan implementasi E-Procurement di Kementerian Pekerjaan Umum berdasarkan setiap proses yang di ukur dengan cara mendapatkan nilai rata-rata kendali proses staf dan vendor, lalu dihitung kembali dengan menggambungkan nilai rata-rata staf dan vendor (Lampiran 5).

28

PO1 - Menetapkan Rencana Strategi TI

Kendali proses PO1 membahas mengenai penetapan rencana strategis dalam pembahasan ini adalah penetapan rencana strategis mengenai implementasi. Tabel 4.10 memperoleh nilai 2,99 (defined process) organisasi menyadari kebutuhan akan perencanaan strategis TI dan pemahaman kebutuhan terhadap TI plan dalam perecanaan pengembangan aplikasi dan infrastruktur sudah terdokumentasi pada Blue Print TI yang mengidentifikasikan Roadmap TI jangka panjang dan jangka pendek.

Tabel 4.10 PO1 menetapkan rencana strategi TI

MATURITY

Nilai Tingkat

Staf 3,03 Defined Process

Vendor 2,95 Defined Process

Total 2,99 Defined Process

PO2 - Menetapkan Arsitektur Sistem Informasi

Kendali proses PO2 membahas mengenai penetapan arsitektur sistem informasi. Dalam pembahasan ini penetapan asrsitektur sistem informasi yang mendukung implementasi E-Procurement.

Tabel 4.11 menunjukan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan pada kendali proses PO2 2,90 (defined process) hal ini menunjukan bahwa organisasi memahami pentingnya sebuah arsitektur sistem informasi dalam menanggapi permasalahaan utama yang melatarbelakangi pengadaan barang dan jasa pemerintah secara elektronik adalah tingginya angka korupsi dan kebocoran keuangan negara pada proses pengadaan barang dan jasa dan sudah adanya tim yang bertanggung jawab penyusunan dokumentasi sistem pengadaan di Kementerian PU sesuai dengan prosedur yang telah distandarkan. Kebijakan telah dibuat berdasarkan Kepres dan Kemen tentang E-Procurement dan kepatuhan telah dilakukan secara konsisten. Proses pendefinisian arsitektur sistem informasi dilakukan secara proaktif dan terfokus kepada keperluan jangka panjang.

Tabel 4.11 PO2 Menetapkan arsitektur sistem informasi

MATURITY

Nilai Tingkat

Staf 2,86 Defined Process

Vendor 2,95 Defined Process

Total 2,90 Defined Process

PO3 - Menetapkan Arah Teknologi

Kendali proses PO3 membahas mengenai penetapan arah teknologi. Dalam hal ini penetapan arah teknologi ditujukan pada pengembangan teknologi

E-Procurement.

Table 4.12 menunjukan nilai hasil pengukuran tingkat kemapanan penetapan arah teknologi dengan nilai 3,05 (defined process), hal ini menunjukan bahwa organisasi telah memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengembangkan

29 rencana infrastruktur teknologi yang dibutuhkan sehingga dapat mengalokasikan sumber daya dengan tepat, akan tetapi tidak semua staff yang ahli. Pengaruh yang potensial terhadap perubahan teknologi tidak dilakukan secara konsisten.

Tabel 4.12 PO3 menetapkan arah teknologi

MATURITY

Nilai Tingkat

Staf 2,91 Defined Process

Vendor 3,18 Defined Process

Total 3,05 Defined Process

PO4 - Menetapkan Proses TI, Organisasi dan Hubungannya

Kendali proses PO4 membahas mengenai penetapan proses TI, organisasi, dan hubungannya. Tabel 4.13 menunjukkan nilai 3,33 (defined process). Pada level ini organisasi memiliki ketetapan tentang peran dan tanggung jawab TI dan pihak ketiga. Terdapat formalisasi hubungan dengan pihak lain, termasuk komite pengarah, audit internal dan manajemen vendor. Fungsi organisasi TI sudah lengkap, persyaratan dan keahlian organisasi TI sudah terpenuhi.

Tabel 4.13 PO4 menetapkan proses TI, organisasi dan hubungannya

MATURITY

Nilai Tingkat

Staf 2,99 Defined Process

Vendor 3,67 Managed and Measurable

Total 3,33 Defined Process

PO5 - Mengelola Investasi TI

Kendali proses PO5 membahas mengenai pengelolaan investasi TI. Tabel 4.14 menunjukkan nilai 2,71 (defined process). Pada level ini kebijakan dan proses untuk investasi dan penganggaran didefinisikan, didokumentasikan dan dikomunikasikan, dan mencakup isu-isu bisnis dan teknologi. Anggaran TI sejalan dengan strategi bisnis TI dan rencana. Pelatihan didasarkan pada inisiatif individu.

Tabel 4.14 PO5 mengelola investasi TI

MATURITY

Nilai Tingkat

Staf 2,55 Defined Process

Vendor 2,87 Defined Process

Total 2,71 Defined Process

PO6 - Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen

Kendali proses PO6 membahas mengenai cara mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen. Tabel 4.15 menunjukkan nilai 3,31 (defined process). Pada level ini kontrol terhadap informasi secara menyeluruh telah dikembangkan, didokumentasikan oleh manajemen dan termasuk kerangka untuk menyusun SOP

30 (Standard Operating Procedure) dan kebijakan. Manajemen memahami dan mendukung program peningkatan kepedulian terhadap security. Ada pelatihan

Dokumen terkait