• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V : Simpulan dan Saran

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka .1 Teori Investasi

2.1.5 Good Corporate Governance

2) Bonding Cost yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agent untuk menetapkan dan

mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.

3) Residual Cost merupakan biaya pengorbanan berupa berkurangnya

kemakmuran principal diakibatkan oleh perbedaan keputusan antara agent dan principal.

2.1.5 Good Corporate Governance

2.1.5.1 Pengertian Good Corporate Governance

Masalah utama yang mendasari penerapan corporate governance adalah adanya pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan atau disebut dengan masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam hubungannya antara pemilik modal dengan manajer adalah sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan sehingga tidak mendatangkan return, sehingga dibutuhkan corporate governance untuk mengurangi permasalahan keagenan

antara pemilik dan manajer (Macey dan O’Hara, 2003). Good corporate

governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif dengan

membangun kultur organisasi, sistem, proses, kebijakan, nilai-nilai dan struktur organisasi dengan tujuan mencapai bisnis yang efisien, efektif dan menguntungkan dalam mengelola resiko dan bertanggung jawab dengan memperhatikan kepentingan stakeholder (Wilamarta, 2002:37)

Menurut Aldridge dan Sutojo (2008:1) kata governance diambil dari kata latin, yaitu gubernance yang artinya mengarahkan dan mengendalikan. Dalam

21

ilmu manajemen bisnis kata tersebut diadaptasi menjadi corporate governance yang artinya sebagai upaya mengarahkan dan mengendalikan kegiatan organisasi termasuk perusahaan. Good corporate governance merupakan seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan karena GCG dapat mendorong terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan dan profesional. Implementasi prinsip-prinsip GCG secara konsisten di perusahaan akan menarik minat para investor (Effendi 2009:2).

Forum for Corporate Governance in Indonesia (2016) mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eskternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa good corporate

governance atau tata kelola perusahaan merupakan upaya perusahaan dalam

meningkatkan kinerja melalui pengawasan dan pemantuan kinerja manajemen secara berkala dan penerapan akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya. Penerapan corporate governance akan

22

menyebabkan sasaran-sasaran manajemen lebih terarah dan tidak melenceng dari tujuan yang telah ditetapkan.

Komite Nasional Kebijakan Governance menjelaskan 5 prinsip corporate

governance yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan

dengan memperhatikan kepentingan pihak yang berkepentingan yaitu : 1) Transparansi

Pengungkapan informasi kepada semua stakeholder secara transparan, jujur apa adanya dalam membuat laporan usaha dan tidak manipulatif. Memberikan informasi secara terbuka dalam proses pengambilan keputusan.

2) Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan independen dengan mengelola secara benar, terukur, dan sesuai dengan kepentingan pemegang saham dengan tetap mempertimbangkan kepentingan stakeholders lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas

Perusahaan dapat mempertanggungjawabkan semua kegiatannya kepada lingkungan dan masyarakat pada umumnya. Perusahaan hatus memperhatikan keamanan lingkungan dan peraturan-peraturan yang berlaku di masyarakat setempat sehingga terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang. 4) Independensi

Perusahaan harus memiliki otonominya secara penuh sehingga pengambilan-pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan otoritas yang ada

23

secara penuh. Perusahaan harus berjalan dengan menguntungkan semua pihak tanpa ada satupun yang dirugikan.

5) Kewajaran

Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas perlakuan yang setara ( equal treatment ) dan asas manfaat yang wajar.

2.1.5.2 Manfaat Good Corporate Governance

Penerapan good corporate governance akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan melalui pengawasan dan pemantauan kinerja manajemen dan menerapkan prinsip akuntabilitas terhadap stakeholder berdasarkan peraturan yang berlaku.

Listyorini (2001) menyebutkan manfaat penerapan corporate governance adalah: 1) Meningkatkan efisiensi produktivitas

Hal ini dikarenakan seluruh individu dalam perusahaan memiliki komitmen untuk memajukan perusahaan. Semua individu di perusahaan pada setiap level dan departemen akan berusaha menyumbang segenap kemampuannya untuk kepentingan perusahaan dan bukan atas dasar mencari keuntungan secara pribadi atau kelompok. Dengan demikian tidak terjadi pemborosan yang diakibatkan penggunaan sumber daya perusahaan yang dipergunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang tidak sejalan dengan kepentingan perusahaan.

24

2) Meningkatkan kepercayaan publik

Publik dalam hal ini dapat berupa mitra baik sebagai investor, pemasok, pelanggan, kreditor, pemerintah maupun konsumen akhir. Bagi investor dan kreditor penerapan good corporate governance adalah suatu hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelepasan dana investasi maupun kreditnya. Jadi kreditor dan investor akan merasa lebih aman karena perusahaan dijalankan dengan prinsip yang mengutamakan kepentingan semua pihak dan bukan hanya pihak tertentu saja. 3) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan

4) Dapat mengukur target kinerja keuangan perusahaan

Dalam hal ini manajemen lebih terarah dalam mencapai sasaran-sasaran manajemen dan tidak disibukkan untuk hal-hal yang bukan menjadi sasaran pencapaian kinerja manajemen.

2.1.5.3 Corporate Governance Perception Index

Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan

pemeringkatan dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance ) pada perusahaan BUMN dan publik di Indonesia. CGPI dilaksanakan sejak tahun 2001 dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Penilaian CGPI dilakukan oleh lembaga indenpenden The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG).

Penilaian CGPI dilakukan dengan mengikuti empat tahapan penilaian yaitu self assessment, kelengkapan dokumen, penyusunan makalah dan observasi.

Dokumen terkait