• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik Barber Jhonson

Dalam dokumen LAPORAN REKAM MEDIS RS DJOELHAM (1) (Halaman 69-75)

ANALISA SEDERHANA 1.1 Kunjungan Pasien

1.4 Grafik Barber Jhonson

Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah sakit pada saat ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari kebijaksanaan

besar haluan negara, sistem kesehatan nasional, dan perundang -undangan lainnya.

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, ini berarti permi ntaan pelayanan kesehatan akan bertambah banyak, tetapi rumah sakit sebagai bagian dari sarana pelayanan kesehatan belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Terbatasnya kemampuan membayar dari masyarakat dan faktor sosiokultural mungkin menjadi penyebab utama. Selain itu faktor mutu dan efisiensi pelayanan yang kurang memadai juga merupakan penyebab belum dimanfaatkannya rumah sakit.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan dapat mencapai tujuan adalah tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality).

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No.34/Birhub/1972 tentang perencanaan dan pemeliharaan disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang up to date atau terkini dan terbaru dan membina medical record atau rekam medis berdasarkan ketentuan - ketentuan yang ditetapkan.Pengukuran kinerja rumah sakit dapat diketahui melalui beberapa indikator, yaitu : BOR (Bed Occupation Rate), Av LOS (Averate Length Of Stay), BTO (Bed Turn Over), TOI (Turn Over Internal), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), dan Rerata kunjungan klinik per hari.

Indikator - indikator yang digunakan dalam statistik rumah sakit seperti BOR, LOS, TOI dan BTO berfungsi untuk memantau

kegiatan yang ada di unit rawat inap dengan cara menilai dan mengevaluasi kegiatan yang ada di unit rawat inap untuk perencanaan maupun laporan pada instansi vertical.

Indikator - indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan unit rawat inap adalah BOR dan BTO, sedangkan indikator yang digunakan untuk menilai mutu pelayanan unit rawat inap adalah GDR dan NDR, dan indikator yang di gunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit rekam medis adalah LOS dan TOI.

Untuk melihat nilai keefisiensian, maka perlu di gambarkan dalam sebuah grafik yang menghubungkan keempat parameter indikator Barber Johnson yang bertemu dalam sebuah titik yang terletak dalam daerah efisiensi. Dengan batasan BOR = 75%, TOI = 1-3 dan LOS =12. Penggunaan tempat tidur berpengaruh juga pada lamanya pasien tersebut di rawat, dengan demikian berpengaruh pula pada jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien rawat inap. Namun pemerintah telah memberikan kebijakan bagi masyarakat kurang mampu dengan memberikan jaminan kesehatan yang disebut BPJS Kesehatan.

Indikator Pelayanan Rawat Inap BOR, Av LOS, TOI, BTO akuratnya dianalisis dalam jangka waktu tahunan. Data ideal menurut kemenkes angka BOR sebesar 60 s/d 85 %, angka Av LOS sebesar 6 s/d 12 Hari, angka TOI sebesar 1 s/d 3 hari dan angka BTO sebesar 40 s/d 50 kali per tahun. Walaupun demikian untuk dapat mencapai target efisiensi maka perlu dipersiapkan data Semester II agar dapat dievaluasi dan direkomendasi tindak lanjut dari pencampaian target. Rata-rata nilai BOR sebesar 41,99 % masih dibawah nilai efisiensi yang ditetapkan Kemenkes, Begitu

Rekomendasi yang bisa diajukan dari data Semester I Tahun 2017 di RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai, antara lain :

1. Menaikan nilai BOR, antara lain dengan cara :

a. Meningkatkan jumlah kunjungan rawat inap dengan cara peningkatan promosi kesehatan

b. Menambah MoU/Kerjasama dengan perusahaan penyandang dana kesehatan

c. Meningkatkan angka hari perawatan pasien d. Mengurangai angka rujukan pasien keluar 2. Menurunkan nilai TOI, antara lain dengan cara :

a. Membuat system penjadwalan pemanfaatan tempat tidur layanan rawat inap

b. Mengurangi jumlah tenpat tidur yang digunakan dalam pelayanan rawat inap

c. Menetapkan kebijakan tentang hari lama dirawat untuk pasien paket

d. Menambah pemanfaatan penggunaan tempat tidur pelayanan rawat inap.

e. Meningkatkan penyebaran informasi tentang fasilitas dan kemampuan rumah sakit, kepada semua fasilitas kesehatan dan masyarakat.

f. Meningkatkan pelayanan dengan cara :

1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan SDM

2. Memoyivasi pegawai, seperti pemberian intensif, karir dll

3. Perbaikan penatalaksanaan penerimaan pasien dan pencatatan pelaporan

3. Perbaikan penatalaksanaan penerimaan pasien dan pencatatan pelaporan, seperti :

a. Koordinasi dan kerjasama antara petugas bagian penerimaan pasien dengan bangsal

b. Adanya papan informasi yang up to date dan akurat tentang tempat tidur, nomor rekam medis, jenis

kelamin, diagnosis, kelas, sehingga diketahui tempat tidur yang kosong dan yang terisi.

c. Setiap terjadi mutasi/keluar pasien, petugas bangsal harus segera melaporkan secara tertulis kebagian petugas penerimaan pasien rawat inap

d. Peningkatan pengawasan penggunaan tempat tidur e. Diadakan relokasi tempat tidur / ruangan dan

petugasnya.

BAB V PENUTUP

Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai yang berisikan informasi sarana prasarana, hasil pelayanan, ketenagaan, serta tarif ini merupakan upaya manajemen untuk memberikan pengenalan tentang layanan yang disediakan di rumah sakit. Tujuan utama pengenalan ini adalah lebih meningkatkan jumlah masyarakat Kota Binjai yang mendapatkan pelayanan kesehatan dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat.

Namun kami menyadari, bahwa laporan yang disajikan ini belum sempurna masih perlu banyak dilengkapi informasi pelayanan, antara lain perlunya data indicator mutu pelayanan rumah sakit. Yang terdiri dari :

1. Indikator pelayanan Non Bedah

a. Angka pasien dengan dekubitus

b. Angka kejadian infeksi dengan jarum infuse

c. Angka kejadian penyulit / infeksi karena transfuse darah d. Angka ketidak lengkapan pengisian rekam medis

e. Angka keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat 2. Indikator pelayanan Bedah

a. Angka infeksi luka operasi b. Angka komplikasi paska bedah

3. Indicator pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi a. Angka kematian ibu karena eklamsia b. Angka kematian ibu karena perdarahan c. Angka kematian ibu karena sepsis d. Angka perpanjangan waktu rawat inap

e. Angka kematian bayi dengan berat badan ≤ 2.000 gram f. Angka seksio sesaria

Harapan kami, sejalan dengan informasi yang kami sajikan, dapat diperoleh gambaran pelayanan yang diharapkan sesuai dengan keinginan pelanggan.

Dalam dokumen LAPORAN REKAM MEDIS RS DJOELHAM (1) (Halaman 69-75)

Dokumen terkait