• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN REKAM MEDIS RS DJOELHAM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN REKAM MEDIS RS DJOELHAM (1)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan, rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit harus sesuai dengan tugas dan fungsi rumah sakit sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Dalam Undang-Undang dimaksud disebutkan bahwa salah satu tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan adalah menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam rangka penyediaan informasi kesehatan tersebut, maka disusunlah Laporan Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai.

(2)

dapat digunakan di rumah sakit dan bisa juga dipakai di pusat kesehatan masyarakat dan tempat pelayanan/ balai kesehatan.

Bermacam-macam angka perbandingan ( rate ) dan prosentase yang umumnya dikumpulkan di rumah sakit dibahas bersama dengan formula kalkulasinya dan definisi yang berkaitan dengan kumpulan statistik.

1.2. Tujuan

Pengumpulan data statistik merupakan fungsi penting dari suatu rumah sakit. Rekam medis adalah sumber penting dari suatu data yang dipakai untuk menyusun statistik medis. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas pengumpulan analisis, interpretasi, dan presentasi data statistik dimana saja. Tujuan penyusunan laporan Semester I tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham adalah :

a. Membandingkan penampilan antara rumah sakit masa lalu dengan masa sekarang.

b. Merupakan acuan untuk perencanaan dan pengembangan rumah sakit atau poliklinik spesialis di masa yang akan datang.

c. Menilai kinerja tenaga medis perawatan dan staff lain.

d. Mengetahui biaya rumah sakit atau teknis jika disponsori oleh pemerintah serta untuk bahan penelitian.

e. Bisa menjadi acuan untuk bahan penelitian bagi para mahasiswa atau tenaga medis lainya.

f. Sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Dr. R.M. Djoelham Kota Binjai.

g. Sebagai bahan informasi untuk membina kerja sama intern rumah sakit.

(3)

Pengumpulan data statistik merupakan fungsi penting dari suatu rumah sakit atau poliklinik. Rekam medis adalah sumber penting dari data yang dipakai untuk menyusun statistik medis. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas pengumpulan, analisis, interpretasi dan presentasi dari data statistik dimana saja. (Edna K.Huffman, 1994)

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis

2.1.1 Pengertian Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008, disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Selain itu, pengertian rekam medis menurut pasal 46 ayat (1) UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnose serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan di unit rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapat pelayanan gawat darurat (Depkes RI, 2006).

2.1.2 Tujuan Rekam Medis

(5)

2.1.3 Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis bisa dilihat dari berbagai aspek antara lain:

a. Aspek Administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.

b. Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka usaha menegakkan hukum serta pengisian bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.

d. Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

e. Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Aspek Pendidikan

(6)

pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.

g. Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.

2.2 Prosedur Peminjaman Dokumen Rekam Medis

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang ditetapkan untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi yang terjadi peminjaman berulang-ulang. Sedangkan ketentuan prosedur peminjaman dokumen rekam medis adalah:

1. Peminjaman rekam medis dapat melalui pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat inap, ruang perawatan dan unit penunjang medis di rumah sakit.

2. Peminjaman rekam medis ditujukan ke unit atau bagian rekam medis dan dapat dilakukan secara on line maupun manual (via telepon atau datang sendiri ke unit atau bagian rekam medis).

3. Peminjaman rekam medis dapat digunakan untuk keperluan kunjungan ke poliklinik, rawat kembali, penelitian atas kasus tertentu maupun untuk kasus pengadilan.

4. Berkas rekam medis tidak dapat keluar dari rumah sakit kecuali untuk bukti pengadilan.

5. Hanya petugas rekam medis yang berwenang untuk mengambil berkas rekam medis yang akan dipinjam.

(7)

7. Pada formulir peminjaman rekam medis harus selalu dicantumkan tanggal peminjaman, keperluan, nama atau bagian peminjaman, serta tanggal rekam medis jatuh tempo untuk dikembalikan ke penyimpanan rekam medis.

8. Instalasi rekam medis wajib memiliki buku ekspedisi guna mengetahui perjalanan berkas rekam medis (rekam medis yang keluar) yang dipinjam secara manual untuk kepentingan perawatan, dipinjam dokter atau kasus-kasus tertentu.

9. Untuk rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi lebih dianjurkan untuk mengidentifikasi pasien guna mengetahui perjalanan berkas rekam medis yang keluar dari instalasi rekam medis agar lebih efektif dan efisien.

10. Tanggal jatuh tempo pengembalian rekam medis harus selalu diperiksa oleh instalasi rekam medis guna memperkecil risiko hilangnya berkas rekam medis yang dipinjam.

11. Selama rekam medis berada di ruang rawat inap atau sedang dipinjam menjadi tanggung jawab perawat atau petugas ruangan atau instalasi yang meminjam.(Depkes RI, 2006).

2.2.1 Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis

Kegiatan pengambilan kembali dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan dilakukan karena kebutuhan diantaranya: a. Untuk berobat jalan/control

b. Untuk rawat inap c. Untuk penelitian d. Untuk pendidikan e. Untuk pengadilan

(8)

a. Setiap DRM yang diambil kembali/keluar harus diganti menggunakan outgide/ petunjuk keluar.

b. Peminjam harus mengembalikan tepat waktu dalam keadaan baik.

c. Ditentukan kebijakan/peraturan berapa lama/waktu DRM berada di luar rak penyimpanan sesuai dengan jenis peminjamannya. Idealnya setelah jam kerja sudah kembali lagi. d. DRM tidak boleh dibawa keluar kecuali atas perintah pengadilan.

e. Peminjaman DRM untuk keperluan pembuatan makalah, riset, dan lain-lain oleh dokter/tenaga kesehatan lainnya sebaiknya dikerjakan di ruang RM.

f. Mahasiswa dapat meminjam DRM jika mempunyai surat pengantar dari dokter ruangan.

g. Untuk pasien yang dirujuk DRM tidak boleh dibawa cukup dengan resume akhir pelayanan.

2.2.3 Prosedur Pengambilan Kembali Dokumen Rekam Medis

a. Setelah ada permintaan untuk peminjaman, maka sebelum dilakukan pengambilan kembali dibuatkan bon peminjaman (rangkap 3).

b. Menyimpan bon peminjaman pada RM,Outgide dan pada kotak peminjaman di unit RM atau di tempat yang meminjamnya.

c. Menyimpan Outgide pada tempat RM yang diambil. Apabila ada peminjaman maka dicatat pada slip transfer dan diberikan ke unit RM.

d. Slip transfer disimpan di Outgide.

(9)

Unit penyimpanan merupakan suatu ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat, selain itu juga sebagai penyedia berbagai dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan serta melindungi dokumen rekam medis terhadap berbagai kerusakan.

Dan merupakan salah satu bagian rekam medis yang bertugas dalam peminjaman dokumen rekam medis dan menjaga isi kerahasiaan isi dari dokumen rekam medis. Selain sebagai tempat penyimpanan unit penyimpanan digunakan sebagai tempat pengambilan dan pendistribusian dokumen rekam medis. Untuk itu pihak rumah sakit perlu prosedur tetap yang mengatur peminjaman dokumen rekam medis dengan persyaratan seperti berkas rekam medis, formulir peminjaman rekam medis dan tracer (Depkes RI, 2006).

2.3.1 Kewajiban Bagian Penyimpanan

Salah satu kewajiban sarana pelayanan kesehatan adalah menyimpan dokumen rekam medis dan menjaga kerahasiaan isi dokumen rekam medis. Kewajiban tersebut dilakukan oleh fungsi penyimpanan di Unit Rekam Medis antara lain :

1. Menerima dokumen rekam medis yang sudah lengkap.

2. Menyimpan dokumen rekam medis rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

3. Menyediakan dokumen rekam medis untuk keperluan pelayanan.

4. Mencatat setiap penggunaan dokumen rekam medis.

(10)

6. Melakukan retensi dan penyortiran dokumen rekam medis yang aktif dan inaktif.

7. Tim pemusnah melakukan pemusnahan dokumen rekam medis yang tidak diabadikan.

8. Bersama Kepala Unit Rekam Medis (URM) membuat abstrak dokumen rekam medis yang diabadikan. (Shofari, B.1999).

2.3.2 Tugas Pokok Bagian Penyimpanan

Tugas pokok dari unit penyimpanan rekam medis antara lain adalah :

1. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan dokumen rekam medis.

2. Mengambil kembali (retriev) dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

3. Menyusutkan (meretensi) dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.

4. Memisahkan penyimpanan dokumen rekam medis in aktif dari dokumen rekam medis aktif.

5. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.

6. Menyimpan dokumen rekam medis yang dilestarikan (diabadikan).

7. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan dokumen rekam medis.

2.3.3 Peran dan Fungsi Bagian Penyimpanan

(11)

1. Menyimpan dokumen rekam medis rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan. 3. Melindungi dokumen rekam medis dari kehilangan dan

kerusakan terhadap penggunaan dokumen rekam medis oleh pihak yang tidak berwenang atas kerahasiaan isi dari data dokumen rekam medis.

4. Melindungi dokumen rekam medis terhadap bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

2.3.4 Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis

Ditinjau dari pemusatan penyatuan dokumen rekam medis maka cara penyimpanan berkas rekam medis terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Penyimpanan Secara Sentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral atau terpusat yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan formulir – formulir rekam medis milik seorang pasien kedalam satu kesatuan map (folder) sesuai kedatangan pasien. Sebagai dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat yang terkumpul dalam satu folder.

Keuntungan sistem penyimpanan secara sentralisasi :

a. Data dan informasi hasil- hasil pelayanan dapat berkesinambungan ke folder sehingga riwayat penyakit pasien dapat terbaca secara keseluruhan.

b. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan dokumen rekam medis.

(12)

d. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah dilakukan standarisasi.

e. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja bagi petugas penyimpanana karena berkas rekam medis milik seorang pasien berada dalam satu folder.

f. Mudah menerapkan sistem unit record.

Kerugian sistem penyimpanan secara sentralisasi:

a. Petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani dokumen rekam medis rawat jalan dan dokumen rekam medis rawat inap, serta dokumen rekam medis gawat darurat.

b. Tempat penyimpanan dokumen rekam medis harus buka selama 24 jam dikarenakan sewaktu-waktu diperlukan untuk pelayanan pasien gawat darurat di UGD mudah ditemukan.

c. Petugas Tempat Pendaftaran Pasien Rawat ruang penyimpanan harus bertugas selama 24 jam.

2. Penyimpanan Secara Desentralisasi

Dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu suatu penyimpanan dengan cara memisahkan dokumen rekam medis milik seorang pasien antara dokumen rawat jalan, dokumen rawat inap, dokumen gawat darurat dalam folder tersendiri atau ruang atau tempat tersendiri. Biasanya dokumen rekam medis rawat jalan disimpan disuatu tempat penyimpan atau di poliklinik masing- masing, sedangkan dokumen rekam medis gawat darurat dan rawat inap disimpan di bagian penyimpanan Unit Rekam Medis.

(13)

Keuntungan sistem penyimpanan secara desentralisasi :

a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat b. Beban kerja yang dilaksanakan oleh petugas lebih ringan.

Kerugian sistem penyimpanan secara desentralisasi :

a. Mudah terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis, karena data dan informasi hasil pelayanan pada seorang pasien dapat tersimpan lebih dari satu folder.

b. Biaya yang diperlukan untuk pengadaan peralatan dan peyimpanan lebih banyak.

3. Penyimpanan secara Satelit

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara satelit yaitu suatu sistem penyimpanan dimana dokumen rekam medis rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat disimpan pada unit tertentu yang digunakan oleh pasien guna mendapatkan pelayanan yang berkelanjutan.

Kelebihan dari sistem penyimpanan secara satelit adalah:

a. Mudah dalam pengambilan dokumen rekam medis pasien saat dirawat inap.

b. Efisiensi waktu sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat (Shofari,B. 2002).

2.3.5 Sistem Penjajaran Dokumen Rekam Medis

(14)

1. Sistem penjajaran berdasarkan Straight Numerical Filing (SNF) Sistem penjajaran berdasarkan nomor langsung (Straight Numerical Filing) yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan cara menata (folder) dokumen rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis secara langsung pada rak penyimpanan.

Kelebihan sistem penjajaran secara Straight Numerical Filing (SNF):

a. Memudahkan dalam pengambilan dokumen dengan jumlah yang banyak sesuai urutan nomor rekam medis dari rak penyimpanan untuk keperluan pelayanan pasien, pendidikan, penelitian atau dokumen rekam medis yang in aktif.

b. Mudah melatih petugas dalam pelaksanaan penyimpanan tersebut

Kekurangan sistem penjajaran secara Straight Numerical Filing (SNF):

a. Apabila petugas penyimpanan mengambil dokumen rekam medis dengan nomor rekam medis yang berada di tengah pada rak penyimpanan maka petugas harus memperhatikan seluruh angka dari nomor rekam medis tersebut, hal ini dapat terjadi kekeliruan dalam pengambilan dokumen, maka sulit untuk menghindari kejadian salah simpan / misfile dari urutan berkas rekam medis berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dokumen rekam medis.

(15)

c. Beberapa orang petugas penyimpanan yang bekerja dalam waktu bersamaan pada suatu rak penyimpanan tertentu kemungkinan akan saling berhimpitan antar petugas dalam pengambilan dokumen rekam medis tersebut.

d. Pengawasan kerapian pada rak penyimpanan sulit dilakuka dalam penerapan sistem nomor langsung karena dalam pembagian tugas kepada petugas penyimpanan untuk bertanggung jawab pada masing- masing rak penyimpanan/ section tertentu tidak dapat terbagi secara merata.

2. Sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF)

Sistem penjajaran dokumen rekam medis dengan sistem 2 angka kelompok tengah atau MDF yaitu suatu sistem penyimpanan dokumen rekam medis dengan cara mensejajarkan folder / dokumen rekam medis berdasarkan 2 angka kelompok tengah.

Kelebihan sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF):

a. Penambahan jumlah dokumen rekam medis selalu tersebar secara merata ke 100 sub rak (section) pada rak penyimpanan. b. Petugas-petugas yang melakukan penyimpanan tidak akan

berdesak-desakan pada satu tempat dimana dokumen rekam medis tersebut disimpan.

c. Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab untuk sejumlah section tertentu.

(16)

e. Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil pada setiap section dari rak penyimpanan dan penambahan rekam medis baru dapat tersebar pada masing- masing section.

f. Jumlah dokumen rekam medis untuk setiap section terbagi secara merata dan mudah terkontrol sehingga dapat dihindari timbulnya rak penyimpanan yang kosong.

g. Dengan terkontrolnya jumlah dokumen rekam medis,membantu memudahkan dalam perencanaan atau pengadaan peralatan penyimpanan (jumlah rak penyimpanan). h. Kekeliruan menyimpan (misfile) dapat dicegah, karena

petugas dalam penyimpanan hanya memperhatikan 2 angka kelompok tengah pada saat melakukan penyimpanan dokumen rekam medis ke dalam rak penyimpanan,

Kekurangan sistem penjajaran berdasarkan Middle Digit Filing (MDF) :

a. Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan denganmenggunakan 2 angka kelompok tengah, membutuhkan waktu lebih lama dikarenakan memerlukan latihan khususdibandingkan menggunakan sistem nomor secara langsung.

b. Membutuhkan biaya awal yang lebih besar karena harus menyiapkan rak penyimpanan terlebih dahulu.

3. Sistem penjajaran berdasarkan Terminal Digit Filing (TDF)

(17)

pelaksanaan penjajaran dokumen rekam medis tersebut, sama dengan sistem MiddleDigit Filing. (Shofari, B. 2002)

2.3.6 Ketentuan dan Prosedur Penyimpanan Dokumen Rekam Medis

Ketentuan dasar yang membantu mempelancar pekerjaan pengelolaan rekam medis :

a. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus disortir menurut nomor rekam medis atau sistem penjajaran, sebelum disimpan. Hal ini membantu menemukan rekam medis yang diperlukan apabila terdapat dalam ruang penyimpanan dan memudahkan pekerjaan penyimpanan. b. Hanya petugas - petugas rekam medis yang dibenarkan

menangani rekam medis, sedangkan dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-pegawai dariagian lain tidak diperkenankan mengambil rekam medis dari tempat penyimpanannya.

c. Petugas penyimpanan harus melakukan pengawasan terhadap rekam medis yang rusak atau lepas, harus segera diperbaiki, untuk mencegah hilangnya dokumen rekam medis yang diperlukan.

d. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik untuk menemukan salah simpan dan melihat pada kartu pinjaman untuk mengetahui rekam medis yang belum dikembalikan.

(18)

disimpan ditempat penyimpanan biasa harus diberi diberi petunjuk.

f. Petugas penyimpanan bertanggung jawab dalam memelihara kerapian dan keteraturan pada rak penyimpanan.

g. Dokumen Rekam Medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas bagian rekam medis harus diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan maksud bahwa rekam medis tersebut setiap saat dapat digunakan.

h. Dokumen Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid /folder.

i. Kepala penyimpanan bertugas membuat laporan rutin kegiatan yang meliputi :

a. Jumlah dokumen rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan berdasarkan permintaan

b. Jumlah permintaan darurat

c. Jumlah kejadian dokumen rekam medis yan salah simpan / misfile

d. Jumlah rekam medis yang tidak dapat ditemukan

e. Data tersebut berguna untuk rencana pengelolaan dan pengawasan penyimpanan dokumen rekam medis (DepKes, RI. 1997).

2.4 Istilah Dalam Statistik Rumah Sakit 2.4.1. Definisi - Definisi

(19)

beberapa definisi yang digunakan pada beberapa negera. Jika negara anda mempunyai definisi yang berbeda untuk salah satu istilah, ubahlah definisi tersebut sesuai yang digunakan pada rumah sakit / negara anda.

1. Admission

Proses resmi yang dialami seseorang pada saat diterima oleh rumah sakit dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pengobatan pada pasien tersebut. Jika pasien tersebut keluar secara resmi dari rumah sakit dan kemudian kembali untuk pengobatan yang lebih lanjut , proses admission berulang kembali dan admission kedua tercatat pada statistik.

2. Attendance / Pengunjung ( bukan pasien rawat inap )

Pengunjung yang datang ke rumah sakit, perawatan rumah atau pusat kesehatan masyarakat, dapat menjadi pasien yang bukan rawat inap dan menerima satu atau lebih pelayanan .

3. Tempat Tidur yang Tersedia

Jumlah tempat tidur di rumah sakit yang siap digunakan bagi pasien rawat inap jika diperlukan. Tempat tidur tersebut dapat tersedia secepatnya jika ditempatkan pada lokasi yang sesuai untuk perawatan pasien dan tersedia perawat dan staf penunjang lain untuk melayani pasien. Pada statistik jumlah tempat tidur selalu berupa jumlah total.

4. Tempat tidur terpakai

(20)

- Jumlah hari perawatan (hari pemakaian tempat tidur) menunjukkan periode 24 jam pemakaian tempat tidur oleh pasien rawat inap.

- Satuan pengukuran untuk pelayanan yang digunakan oleh seorang pasien rawat inap di antara waktu pengambilan sensus .

5. Sensus (sensus harian)

Jumlah pasien rawat inap pada saat tertentu yang diinginkan. Umumnya dilaksanakan di rumah sakit pada saat tengah malam (24:00) dan selalu pada saat yang sama setiap hari.

6. Rumah sakit ( day hospital/ patient)

Suatu tempat / fasilitas yang memberikan pelayanan pengobatan, biasanya rehabilitasi, termasuk pasien tidak menetap.

7. Rawat sehari (one day care)

Seorang pasien yang datang ke rumah sakit secara harian.

Seorang pasien yang dirawat di fasilitas perawatan selama minimum 6 jam penuh dan tidak menempati tempat tidur.

8. Persalinan

Tindakan membantu proses kelahiran bayi baik hidup maupun meninggal. "Demi kepentingan statistik ketika suatu persalinan menghasilkan beberapa kelahiran (kembar), dihitung sebagai satu kali persalinan.”

9. Pulang hidup / Meninggal (Discharge/ Death)

(21)

Termasuk pemulangan pasien ke rumahnya, pemindahan ke rumah sakit lain, perawatan di rumah atau institusi lain dan kematian seseorang pada saat ia dirawat inap pada rumah sakit tersebut.

10.Kematian Bayi (Fetal Death)

"Kematian bayi yang disebabkan oleh pengeluaran atau pemisahan dari ibunya, pada masa kandungan, tidak memperhatikan masa kandungan; kematian diindikasikan sebagai berikut, setelah dilahirkan, bayi tidak bernafas atau memperlihatkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung, denyut otot atau pergerakan otot.

Tahap awal : < 22 minggu (<500 gr) Tahap intermediate : 22-28 minggu (501-1000gr)

Tahap akhir : > 28 minggu (>1001 gr) " (WHO ICD X: 131, Vol.2)

11. Fasilitas Kesehatan

Mencakup hal-hal berikut :

Rumah sakit umum/ pemerintah Rumah sakit swasta Rumah sakit untuk perawatan gigi Balai perawatan

Rumah sakit jiwa Pusat kesehatan

masyarakat

Area health centres Primary health care

centres

12. Pasien Rumah Sakit (Hospital Patient)

(22)

rumah sakit, perawatan gigi dan pelayanan kesehatan bersama, untuk staf sendiri maupun pihak lain sesuai persetujuan.

13. Pasien Rawat Inap (Inpatient)

Seseorang yang memakai tempat tidur rumah sakit untuk tujuan pengobatan tetapi tidak termasuk:

 Anggota dari karyawan rumah sakit yang menerima pengobatan yang menjadi tanggungannya

 Bayi baru lahir dengan ibu yang memakai tempat tidur rumah sakit kecuali yang diberikan sebagai berikut:

a) Bayi baru lahir yang menggunakan tempat tidur NICU untuk memberikan perawataan khusus dapat dianggap menjadi pasien rawat inap

b) Bila bayi lahir kembar (multiple) setiap bayi yang lebih dari satu dapat dianggap menjadi pasien rawat inap.

Pada jangka pendek atau perawatan sehari (ONE DAY CARE) pasien dapat dikriteria sbb:

Seorang pasien dapat menjadi pasien rawat inap jika pengobatan dan / perawatan diberikan staf rumah sakit tidak kurang dari 4 jam yang mana pasien:

 Memakai tempat tidur pasien yang disediakan untuk dan /

menangani prosedur diagnostik atau

 Memakai tempat tidur rumah sakit untuk tujuan pengobatan dan / observasi.

Batas waktu 4 jam perlu agar tidak digunakan untuk hal:

 Dimana pasien menggunakan kamar operasi

(23)

angka penyakit nya diketahui, dan penampilannya dapat memperpanjang masa rawat ).

14. Inpatient bed day (Hari Rawat)

Jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukan setiap hari ditambah pasien yang datang dan keluar pada hari yang sama pada hari sebelum sensus diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam jangka waktu 24 jam ( sama dengan "bed day", "patient day", "patient service day" )

15. Lahir hidup

" Pengeluaran atau ekstraksi dari ibu sebagai hasil dari reproduksi, tidak tergantung dari masa kehamilan, setelah itu bernafas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerak otot, baik pada saat tali pusat telah dipotong atau belum; setiap kelahiran seperti itu diperhitungkan sebagai lahir hidup." (WHO – ICD X Vol.2 : 128).

16.Non-inpatient (Selain pasien rawat inap)

Adalah orang yang mendapat perawatan medis di rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan lainnya sebagai pasien rawat jalan (outpatient atau non-inpatient). Non-inpatient tidak terdaftar sebagai pasien rawat sehari dan tidak dirawat di bagian kecelakaan dan gawat darurat.

17.Pelayanan sewaktu

(24)

untuk sesorang pasien, tergantung pada departemen rumah sakit, merupakan pelayanan yang sewaktu.

18. Pasien rawat jalan (lihat non-inpatient)

19. Hari rawat :Patient day = bed day

(Lihat Hari perawatan / Bed day)

20. Meninggalkan rumah sakit untuk waktu singkat (Short term leave)

Pasien rawat inap yang tidak memerlukan pengobatan pada akhir minggu atau masa libur pendek boleh meninggalkan rumah sakit. Pasien ini tidak boleh dikeluarkan. Masa selama diluar rumah sakit tidak dihitung sebagai hari rawat (ocuppied bed-days) .

21. Pembedahan (Surgical Operation)

Suatu operasi: suatu prosedur terapi atau prosedur diagnostik yang besar meliputi pemakaian alat-alat pada bagian tubuh dan umumnya dilakukan di kamar operasi. Prosedur apapun yang dilakukan di kamar bedah dengan atau dalam kondisi pembiusan total, selain dari kelahiran normal dari pasien kebidanan.

22. Tindakan operasi (Surgical Procedure)

Suatu tindakan yang dilakukan pada bagian tubuh yang dapat diperbaiki/ disempurnakan baik memakai alat ataupun tidak, biasanya dilakukan oleh praktisi dokter /dokter gigi yang telah terdaftar untuk meperbaiki bagian tubuh yang lepas atau kurang, membuang jaringan yang rusak, mengeluarkan benda asing, membantu proses lahir, atau mendapatkan diagnosa penyakit.

(25)

Total dari hari rawat pasien dalam suatu jangka waktu tertentu yang diambil dari sensus harian.Setiap pasien mendapat 1 hari rawat setiap hari dia dirawat. Jadi jumlah pasien sisa jam 24:00 ditambah jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari tersebut.

24 Penyakit penyebab kematian (Underlying Cause of Death)

 penyakit / cedera yang merupakan penyebab langsung dari kematian

 keadaan kecelakaan/ pembunuhan yang menghasilkan cedera yang fatal.

2.4.2. Pengumpulan Statistik Bulanan/ Tahunan

Pengumpulan data bukanlah membuang waktu atau suatu hal yang tidak perlu dilakukan. Informasi secara statistik secara rutin dikumpulkan secara bulanan/ tahunan di rumah sakit yaitu:

1. Non-inpatients:

 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan

 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada setiap klinik  Jumlah kunjungan pasien unit gawat darurat

 Jumlah kunjungan pasien rawat jalan pada setiap klnik

berdasarkan umur dan jenis kelamin

 Jumlah pasien anak

 Jumlah pemakaian pelayanan khusus seperti : USG, X-Ray,Test

patologi.

(26)

datang. Mungkin didapat bahwa staf klinik bedah mempunyai pasiennya 2 kali lebih banyak dibanding dengan klinik lain, oleh karena itu staf klinik ini harus lebih banyak dari klinik lain atau, waktu tunggu pasien akan sangat lama dan administrasi memutuskan untuk melihat statistik setiap klinik untuk melihat kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pasien yang diberikan perjanjian jika kekurangan staf medis tidak dicukupi.

2. Inpatients

Selain dari sensus harian untuk infomasi pasien rawat inap, secara rutin dikumpulkan secara bulanan:

 Jumlah pasien masuk  Jumlah pasien keluar

 Jumlah pasien meninggal dan jumlah pasienmeninggal <24 jam /

<48jam

 Jumlah pasien dengan kasus jantung

 Jumlah autopsi

 Jumlah pasien yang melahirkan

 Jumlah bayi lahir hidup

 Jumlah kematian bayi (fetal) dan jumlah kematian bayi sesudah lahir (neonatal)

 Jumlah pasien kebidanan yang keluar

 Jumlah kematian ibu

 Jumlah kematiam anak (perinatal)

 Jumlah pasien keluar pada setiap pelayanan ( seperti, umum, jantung, operasi)

 Jumlah kematian post operasi

(27)

 Jumlah pasien/ hari rawat untuk periode tertentu

 Jumlah pasien yang membuat pasien keluar untuk periode tertentu

 Jumlah pasien operasi

 Jumlah pasien yang infeksi sesudah operasi

 Jumlah pasien yang menggunakan anestesi

Informasi di atas digunakan untuk menghitung Rates dan Percentage:

a) Utilisasi rumah sakit (Hospital utilisation):

 Rata-rata sensus harian

 Rata-rata lama rawat (ALOS)

 BOR

 BTO

 TOI

b) Angka Kematian

 Angka Kematian Kotor ( Gross/ Hospital Death Rate )  Angka Kematian Bersih ( Net/ Institutional Death Rate )  Angka Kematian Anestesi

 Angka Kematian Post Operasi

c) Angka Autopsi

 Angka Auttopsi Kotor (Hospital Autopsy Rate )

 Angka Kematian Bersih ( Net Auttopsy Rate )

d) Angka Infeksi

 Angka Infeksi Post Operasi

(28)

 Angka Tindakan Sectio Caesar

 Angka Kematian Perinatal

 Angka Kematian Ibu  Angka Kematian Bayi

Angka-angka di atas dapat dihitung seperti berikut :

(a) Hospital Utilization 1. Sensus Harian

Rumus:

Sensus =

Inpatients tersisa pada tengah

malam sebelumnya

+ Admissionsampai sensus jam berikutnya

-Discharges/ke matian

selama periode jam

2. Sensus Harian Rata-Rata

Definisi : Angka rata-rata jumlah pasien rawat inap per hari. Hasil ini didapat dari sensus pemakaian tempat tidur harian ditambah jumlah pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama.

Rumus

Total jumlah hari rawat inpatient untuk suatu periode (kecuali kelahiran baru)

Total jumlah hari pada periode yang sama

Contoh :

Dalam bulan Mei sebuah rumah sakit: hari pelayanan pasien rawat inap = 4280 ( di luar bayi yang lahir). Bulan Mei mempunyai 31 hari .

Pakailah rumus Sensus harian rata-rata, yang dihitung sbb.: 4280 = 138.06 atau 138.1

(29)

Pembulatan rata-rata sensus harian rawat inap bulan Mei = 138 pasien

3. AVLOS/Lama rawat rata-rata pasien pulang/mati

Definisi:ialah rata-rata jumlah hari pasien rawaat inap tinggal di rumah sakit ( tidak termasuk bayi lahir) .

Dianjurkan serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan perawatan.

Rumus: Jumlah hari pemakaian tempat tidur dari pasien yang pulang& meninggal pada periode tertentu Total jumlah pasien pulang &meninggal pd periode yg sama

Contoh: Jumlah pasien keluar= 2086 ( termasuk pasien meninggal, tidak termasuk bayi lahir) . Seluruh jumlah lama rawat =13654 hari.

Pemakaian rumus ini:13654/2086= 6.54 atau 6.5 Dibulatkan=7 hr.

4. BOR/Prosentase pemakaian tempat tidur

Definisi: persentase pemakaian tempat tidur pada periode tertentu.

BOR disarankan 80%-90%. BOR 90% berarti RS tsb. hampir penuh sesak.

(30)

Contoh:

Di sebuah rumah sakit :jumlah tt yang tersedia 210 ( diluar tt bayi) dengan 4780 jumlah hari rawat pada bulan Juni. Juni =30 hari. % pemakaian tt:

4780 X 100 = 478000 = 75,87 atau 75.9 % 210 X 30 6300

Pembulatan dari persentase pemakaian tt= 76%

5. BTO/ Bed Turn Over

Definisi: berapa kali satu tt dipakai oleh pasien pada periode tertentu

Tidak mempunyai standar internasional, dianjurkan BTO setinggi mungkin sekurang-kurangnya >40 pasien keluar, sejauh tidak mempengaruhi kualitas pelayanan.

Rumus:

Jumlah Pasien Keluar (H+M) Total tempat tidur

6. Turn Over Interval ( turn over rate)

Definisi: rata-rata hari tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi antara pasien keluar / meninggal dan pasien masuk.

Diindikasikan waktu bahwa tt.tidak terisi.

Diindikasikan jika hasilnya negatif berarti kekurangan tt, hasilnya positif berarti rendahnya pemakaian rumah sakit atau ketidak efisiennya admission

Rumus:

(Tt.tersedia X Jumlah hari pada periode tertentu) - jumlah hari pemakaian tt. pada periode tertentu.

(31)

Contoh:

Disebuah rumah sakit jumlah tt.tersedia 210 bh. dalam bulan Juni dengan 4780 jumlah hari rawat, 736 pasien keluar/ meninggal.

TOI : (210 X 30) - 4780 = 1520 = 2.06 atau 2.1 736 736

TOI dari rumah sakit di atas = 2 hari mengindikasikan rendahnya pemakaian tt. rumah sakit. (Depkes serendah mungkin/<5 hr)

(b) Angka Kematian

Pasien yang telah meninggal saat datang ke rumah sakit (DOA) tidak masuk dalam Angka Kematian di bawah ini.

7. Gross Death Rate= GDR (Angka Kematian Kasar)

Definisi: Perbandingan antara jumlah pasien yang meninggal dengan seluruh pasien yang keluar rawat ( hidup dan meninggal) di rumah sakit.

Indikator ini melihatkan kualitas pelayanan perawatan. Rumus:

Jumlah pasien rawat yang meninggal pada periode tertentu X 1000

Jumlah pasien keluar rawat ( hidup & mati ) pd periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit terdapat 15 pasien yang meninggal selama bulan Juni 2017. Jumlah pasien yang keluar rawat ( hidup dan meninggal=540 orang bl.Juni 2017.

Angka Kematian Kasar = 15/540 X 1000 = 0.277 0/

00.

Dibulatkan menjadi= 0.30/

00.

(32)

Definisi: NDR mempunyai angka yang lebih kecil dari GDR, angka ini tidak memasuki jumlah pasien yang meninggal =< 48 jam sesudah pasien masuk rawat karena bukan merupakan tanggung jawab dari institusi/ rumah sakit tersebut.Angka ini bervariasi karena ada yang tidak memasuki jumlah pasien yang meninggal =<48 jam.

Rumus:

Total jumlah pasien rawat yang meniggal-yang meninggal =< 48 jam pada periode tertentu X 1.000 Total jumlah pasien keluar rawat ( hidup & mati ) - yang meninggal =< 48 jam pada periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit terdapat 15 pasien yang meninggal dan 4 diantaranya <48 jam sesudah masuk selama bulan Juni 2017. Jumlah pasien yang keluar rawat( hidup dan meninggal) = 540orang bl.Juni 2017.

Angka Kematian Bersih=(15-4) X 1000= 0.2090/

00.

540-4 Dibulatkan menjadi= 2.1 0/

00

9. Anesthetic Death Rate (Angka Kematian Anestesi)

Definisi:kematian yang terjadi saat pasien dalam keadaan di anestesi atau yang disebabkan oleh obat atau alat anestesi yang dipakai oleh ahli anestesi dalam prakteknya. Kepastiannya hanya dilakukan oleh seorang dokter.

Rumus:

Total jumlah P. meninggal karena anestesi yang diberikan

(33)

Total jumlah operasi dalam periode yang sama

Contoh: Tahun 2017 dilakukan 8.670 anestesi. 2 kematian dianggap berasal dari alat anestesi dalam operasi.

Jumlah kematian anestesi= 2 X 100/8.670 = 0,02%

Seharusnya angka ini rendah dan kepastian kematian ini hanya dapat dilakukan oleh dokter yang mempunyai pengetahuan tentang kasus ini.

10. Post-operative death rate

Definisi: Kematian post operasi ialah suatu kematian yang terjadi dalam < 10 hari sesudah operasi ( hari operasi + 9). Kematian post operasi disebabkan oleh karena / berkaitan dengan operasi.

Rumus:

Total Jumlah Kematian Post Operasi (dlm. 10 hr. operasi) dlm suatu periode ttt X 100

Total Jumlah Pasien Operasi dalam periode yang sama

Contoh: Jumlah operasi tahun 1987= 9870. 3 pasien meninggal dalam 10 hari operasi. Kematian post operasi= 3/9870 X 100 = 0.03 %

11. Hospital autopsy rate

Definisi:Perbandingan antara jumlah autopsi yang dilakukan dengan jumlah pasien yang meninggal di rumah sakit tersebut.

Rumus:

(34)

Total kematian (tidak termasuk pasien yang telah meninggal saat datang ke rumah sakit (DOA atau fetal death) dalam periode yg sama)

Contoh: Selama bulan Juni ada 15 kematian di rumah sakit, 7 diantaranya dilakukan autopsi. Angka autopsi= 7/15 X 100 = 46.66 atau 46.7 %. Dibulatkan menjadi 47 %.

12. Net autopsy rate

Definisi: rumah sakit mungkin dilarang untuk mengautopsi yang disebabkan oleh kasus koroner atau kasus pengujian medis dan harus dikirim ke forum (court) koroner untuk diautopsi. Jadi kasus yang tidak diautopsi tidak dimasukkan. Sama dengan kasus koroner/ pengujian medis yang diautopsi dirumah sakit untuk kasus koroner/ pengujian medis. Jadi kasus ini tidak dimasukkan ke dalam Net Autopsy Rate baik diautopsi di RS tersebut atau tidak.

Rumus: Total jumlah autopsi dalam periode tertentu X 100 Total jumlah kematian kasus koroner yang tidak

diautopsi dalam periode yang sama

Contoh: Seperti contoh di atas dari 15 kematian ada 7 di autopsi, dan 2 kematian disebabkan kasus koroner yang tidak dilakukan autopsi dan dikirim keluar rumah sakit. Angka autopsi bersih =7/13 X100 = 53.84 % atau 53.8 % dibulatkan = 54 %

13. Post-operative infection rate

(35)

Rumus: Total jumlah Infeksi yang terjadi sesudah tindakan/ operasi pembedahan dalam suatu periode X 100

Jumlah operasi yang dilakukan dalam periode yang sama

Contoh:

Jumlah operasi yang dilakukan dalam tahun 1982= 10460. 5 pasien mengalami infeksi pada luka bekas operasi yang diidentifikasi oleh Komite Infeksi.

Angka Infeksi Post Operasi = 5 X 100 = 0.04% 10.460

14. Gross infection (morbidity) rate

Definisi: Infeksi yang terjadi sesudah membersihkan luka, operasi, kelahiran, atau bertambah luas dalam kasus medis sesudah masuk ke rumah sakit.

Rumus: Total jumlah infeksi dalam kasus membersihkan

operasi dalam suatu periode tertentu X 100

Total jumlah operasi dalam periode yang sama

Contoh: Di rumah sakit ada 550 pasien keluar/ meninggal dalam bulan April, 10 diantaranya telah mendapatkan infeksi di rumah sakit.

Angka Kematian Kasar = 10/550 X 100 = 1000/550 = 18.18% = 18.2 % dibulatkan = 18%.

15. Hospital morbidity or net infection rate

(36)

dapat memutuskan infeksi tersebut terjadi di rumah sakit atau tidak. Infeksi yang tak tejadi di rumah sakit tidak termasuk dalam Net Infection Rate.

Rumus:

Total jumlah infeksi di rumah sakit dalam periode tertentu X 100

Total jumlah pasien keluar dan meninggal dalam periode yang sama

Contoh:

Di rumah sakit ada 550 pasien yang keluar dan meninggal dalam bulan April , 7 diantaranya terkena infeksi selama pelayanan di rumah sakit.

Net Infection Rate ( Angka Infeksi Bersih) = 7X100 = 700 = 1.27%

550 550

(e) Obstetric and perinatal rates 15. Caesarean section rate

Definisi: Perbandingan antara jumlah sectio caesarea yang dilakukan dengan jumlah kelahiran.

Rumus: Total jumlah SC dalam periode tertentu X 100 Total jumlah kelahiran dalam periode yang sama

Contoh: Dalam bulan Mei ada 310 kelahiran 5 diantaranya lahir dgn SC.

Angka SC = 5 /310 X100 = 1.61 % = 1.6 %. Dibulatkan menjadi = 2 %.

(37)

Definisi: Periode perinatal ialah masa dari umur janin yang telah mempunyai berat 500gr (= kehamilan 22 minggu) sampai dengan hari ke 7 sesudah lahir .

WHO : Kematian Perinatal : kematian late fetal + early neonatal.

Rumus:

Total jumlah kematian perinatal dalam periode tertentu X 1000

Total jumlah kematian janin dan bayi yang lahir dalam periode yang sama

Contoh:Dalam bulan Mei terdapat 6 kematian perinatal.Total kelahiran = 294, termasuk 4 kematian janin dan 2 bayi yang meninggal ssebelum berumur 7 hari.

Angka kematian perinatal = 6/294 X 1000 = 0.204 0/

00 = 0.2

0/

00

17. Fetal death rate

Definisi:Fetal death = kematian sebelum lengkap di keluarkan dari ibunya sebagai suatu hasil konsepsi,tidak tergantung dari lamanya kehamilan, kematian ini diindikasikan sesudah mengetahui bahwa janin tersebut tidak bernafas atau tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung, denyut nadi dari tali pusat atau pergerakan dari otot secara tak sadar . (WHO).

Rumus:Total jumlah kematian janin pada periode tertentu X 1000

(38)

Angka kematian janin= 4/294 X 1000 = 0.136 0/

00 = 0.14 0/00 .

18. Hospital maternal death rate

Definisi: kematian dari wanita yang hamil, atau dalam 42 hari sesudah akhir kehamilan, tidak tergantung dari lamanya dan keadaan hamil, dari semua ini disebabkan atau diperburuk oleh kehamilan, atau proses kehamilan, tetapi tidak disebabkan kecelakaan (accident and incident).

Kematian ibu yang melahirkan dapat dibagi menjadi 2:

18a. Direct Obstetric Death (Kematian langsung)

Kematian akibat komplikasi karena keadaan hamil ( hamil, labour, dan puerperium), dari intervensi, hilang, pengobatan yang tidak benar, atau ada kaitannya dari hasil kejadian yang tersebut di atas.

18b. Indirect Obstetric Death ( Kematian tidak langsung)

Kematian akibat penyakit yang ada sebelumnya atau yang timbul saat hamil dan tidak menjadi penyebab langsung dari kasus kebidanan, tetapi diperburuk oleh efek psikologis dari kehamilan. ( WHO)

Rumus:

Total kematian ibu melahirkan pada periode tertentu X 1000 Total jumlah pasien kebidanan yang keluar, termasuk meninggal

pada periode yang sama

(39)

Selam bulan Mei pasien kebidanan yang keluar =230, dan 1 diantaranya meninggal.

Angka kematian ibu hamil = 1/230 X 1000 = 0.0430/

00 = 0.04

0/

(40)

DATA DAN LAPORAN RSUD Dr. RM DJOELHAM KOTA BINJAI

1.1. Laporan Kunjungan Pasien

1. Kunjungan Rawat Jalan

Tabel 3.1 Rekapitulasi Pasien Bulanan Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017

RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No PembayarCara an Pasien

Bulan

Total

JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 Umum 769 718 1,002 757 710 492 4,448

2 BPJS 5,445 5,094 6,312 5,445 5,265 4,336

31,89 7

3 Gratis/IGD 237 214 241 248 246 276

1,462

4 Lain-lain - - - - - - -

Jumlah 6,451 6,026 7,555 6,450 6,221 5,104

37,80 7

Grafik 3.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Peride Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 3

2. Kunjungan Rawat Inap

(41)

Tahun 2017

RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

NO URAIAN BULAN JUMLAH

JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 UMUM 36 33 49 45 39 38 240

2 BPJS 497 362 347 363 362 338 2269

3 Gratis 0 3 2 1 2 3 11

4 Lain-lain 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 533 398 398 409 403 379 2520

Grafik 3.2 Kunjungan Pasien Rawat Inap Peride Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 5

(42)

Tabel 3.3 Data Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota

Binjai

N

o Bulan Umum BPJS Jumlah

1 Januari 237 742 979 2 Februari 213 499 712

3 Maret 241 628 869

4 April 245 570 815

5 Mei 246 525 771

6 Juni 275 510 785

Total 1,457 3,474 4,931

Grafik 3.3 Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota

Binjai

Object 7

4. Kunjungan Kebidanan

Tabel 3.4 Data Kunjungan Pasien Kasus Kebidanan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

(43)

o

1 Januari 0 14 14

2 Februari 0 4 4

3 Maret 3 3 6

4 April 1 3 4

5 Mei 0 0 0

6 Juni 1 5 6

Total 5 29 34

Grafik 3.4 Kunjungan Pasien Kasus Kebidanan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 9

1.2. Laporan Utilisasi Rumah Sakit

A. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan 1. Bulan Januari

Tabel 3.5 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan Januari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

(44)

2 Diabetes Millitus E14.9 538 25.53

3 Dispepsia K30 375 17.80

4 TB Paru A16.2 215 10.20

5 ISPA J06.9 113 5.36

6 Febris R50.9 70 3.32

7 Gastritis K29.7 48 2.28

8 Gastroentritis A09 48 2.28

9 DBD A91 46 2.18

10 CHF I50.0 35 1.66

Grafik 3.5 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Januari Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 11

2. Bulan Februari

Tabel 3.6 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan Februari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Diabetus Millitus E14 523 28.63

2 Hipertensi I10 502 27.48

3 Dispepsia K30 373 20.42

4 CHF I50.0 119 6.51

5 ISPA J06.9 93 5.09

6 Febris R50.9 60 3.28

7 TB Paru A16.2 48 2.63

(45)

9 Gastroentritis A09 39 2.13

10 Asma J45 30 1.64

Grafik 3.6 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Jalan Bulan Februari Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 13

3. Bulan Maret

Tabel 3.7 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan Maret 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Diabetus Millitus E14.9 605 25.67

2 Dispepsia I10 582 24.69

3 Hipertensi N18.9 557 23.63

4 CHF I64.9 243 10.31

5 ISPA A16.2 95 4.03

6 DBD I50.0 76 3.22

7 Febris K30 65 2.76

8 Gastroentritis M54.59 52 2.21

9 Asma G40.9 48 2.04

10 Gastritis I25.9 34 1.44

(46)

Object 15

4. Bulan April

Tabel 3.8 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan April 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Diabetus Miletus E14.9 413 18.24

2 Hipertensi I10 320 14.13

3 LBP M54.59 213 9.41

4 Dispepsia K30 203 8.97

5 Stroke I69.4 265 11.70

6 CHF I50.0 254 11.22

7 GGK N18.9 324 14.31

8 Osteo Artritis M19.99 100 4.42

9 Epilepsi G40.9 118 5.21

10 Asma J45.9 54 2.39

(47)

Object 17

5. Bulan Mei

Tabel 3.9 Data Sepuluh Besar Penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan Mei 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Hipertensi I10 1388 23.06

2 Diabetus militus E14.9 1289 21.42

3 GGK N18.9 800 13.29

4 Stroke I69.4 716 11.90

5 Dispepsia K30 492 8.17

6 CHF I50.0 423 7.03

7 LBP M54.59 290 4.82

8 Epilepsi G40.9 242 4.02

9 PJK I25.9 190 3.16

10 Tuberculosis Paru A16.2 189 3.14

(48)

Object 20

6. Bulan Juni

Tabel 3.10 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Jalan Bulan Juni 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Hipertensi I10 462 20.91

2 Diabetus Miletus E14.9 453 20.51

3 GGK N18.9 404 18.29

4 Stroke I69.4 253 11.45

5 Dispepsia K30 143 6.47

6 LBP M54.59 109 4.93

7 CHF I50.0 151 6.84

8 Tuberculosis Paru A16.2 100 4.53

9 Epilepsi G40.9 77 3.49

10 Osteo Artritis M19.99 57 2.58

(49)

Object 23

B. Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap 1. Bulan Januari

Tabel 3.11 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Januari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode ICD X

Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 DHF A91 10 11 21

2 Dispepsia K30 4 10 14

3 Respiratory Failur J96.9 4 10 14

4 CHF I50.0 5 8 13

5 Diare A09 5 4 9

6 KPD O42.1 0 8 8

7 Pharingitis J02.9 7 1 8

8 LBP M54.59 2 5 7

9 Hipertensi I10 4 3 7

10 FAM D24 0 6 6

(50)

Object 25

2. Bulan Februari

Tabel 3.12 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Februari 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode

ICD X Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 Dispepsia K30 6 10 16

2 DHF A91 7 4 11

3 GGK N18.9 6 4 10

4 CHF I50.1 6 4 10

5 Gastroentritis A09 4 5 9

6 PSMBA K92.2 5 3 8

7 Hipertensi I10 4 4 8

8 Pharingitis J02.9 6 1 7

9 Thypoid Fever A01.0 4 3 7

10 PJK I25.9 1 6 7

(51)

Object 27

3. Bulan Maret

Tabel 3.13 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Maret 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode ICD X

Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 Dispepsia K30 3 8 11

2 CHF I50.0 6 4 10

3 HHD I11.0 4 3 7

4 TB Paru A16.2 5 2 7

5 Hypertensi I10 3 2 5

6 DHF A91 4 1 5

7 Gastroentritis A09 3 2 5

8 DM Type II E11.9 2 3 5

9 Stroke I64 3 2 5

10 PSMBA K92.2 3 1 4

(52)

Object 30

4. Bulan April

Tabel 3.14 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan April 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode ICD X

Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 CHF I50.0 9 7 16

2 DHF A91 3 10 13

3 DM Type II E11.9 12 1 13

4 Anemia D64.9 3 8 11

5 Thypoid Fever A01.0 2 6 8

6 PJK I25.9 5 2 7

7 GGK N18.9 4 3 7

8 Dispepsia K30 3 4 7

9 Gastroentritis A09 7 7

10 Stroke I64 2 4 6

(53)

Object 32

5. Bulan Mei

Tabel 3.15 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Mei 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode ICD X

Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 Gastroenteritis A09 26 16 42

2 Dispepsia R10.1 12 23 35

3 CHF I50.0 16 19 35

4 Hipertensi I10 9 23 32

5 DHF A91 20 8 28

6 DM Type II E11.9 9 15 24

7 KPD O429 0 19 19

8 Thypoid Fever A01.0 9 9 18

9 PJK I25.9 10 7 17

10 Anemia D64.9 8 8 16

(54)

Object 34

6. Bulan Juni

Tabel 3.16 Data Sepuluh Besar penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Juni 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

o Diagnosa

Kode

ICD X Laki-laki

Perempua n

Jumla h

1 CHF I50.0 10 8 18

2 DM Type II E11.9 4 10 14

3 Gastroentritis A09 10 4 14

4 Dispepsia R10.1 5 8 13

5 Anemia D64.9 7 5 12

6 PJK I25.9 4 5 9

7 KPD O42.9 8 8

8 Hipertensi I10 2 6 8

9 TB Paru A16.2 1 6 7

10 DHF A91 6 6

(55)

Object 36 C. Indikator Klaim BPJS

1. Data Klaim Sepuluh Besar Kondisi/Kasus Rumah Sakit Untung

Tabel 3. 17 Data Sepuluh Besar Selisih Untung Tarif RS dengan Tarif INACBG’s Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham

Kota Binjai

No NO.RM LOS Kelas Du D2 D3 P1 P2 P3 P4 P5 Tarif INACBG Tarif RS SelisihTarif

1 115411 14 1 J96.9 E14.9 88.77 96.72 87.49 89.52 39,681,800 7,224,500 32,457,300

2 109785 6 3 J96.9 A41.9 96.71 28,626,600 4,796,500 23,830,100

3 151042 6 3 J96.9 A41.9 96.71 89.52 28,626,600 5,557,500 23,069,100

4 132998 6 3 E11.2 I11.9 38.95 39.95 96.72 88.51 99.04 28,344,200 5,359,000 22,985,200

5 151393 13 1 M17.9 81.54 89.52 87.49 88.28 88.26 32,952,700 11,120,500 21,832,200

6 152620 7 2 M16.9 81.51 89.52 88.28 30,680,100 8,865,500 21,814,600

7 151526 13 3 S72.9 81.51 89.52 87.49 88.26 28,407,500 9,410,500 18,997,000

8 40843 2 1 J96.9 96.7 20,606,200 2,655,500 17,950,700

9 108453 5 3 B24 K12.1 K30 89.52 87.49 17,702,200 1,227,998 16,474,202

10 135330 4 1 N18.9 89.52 96.71 20,606,200 4,719,000 15,887,200

(56)

Tabel 3. 18 Data Sepuluh Besar Selisih Rugi Tarif RS dengan Tarif INACBG’s Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham

Kota Binjai

N

o No.RM Kelas kJ D1 D2 D3 P1 P2 P3 Tarif INACBG Tarif RS SelisihTarif

1 150868 3 2 I67.4 R09.2 I67.8 88.78 87.49 89.52 5,424,000 16,385,999 (10,961,999)

2 153253 2 2 K30 R42 89.52 1,712,900 9,255,000 (7,542,100)

3 151262 3 1 A41.9 A09 - 2,490,400 8,993,000 (6,502,600)

4 151114 1 1 Z04.8 92.12 2,581,400 9,042,000 (6,460,600)

5 152645 2 2 Z51.5 88.79 2,212,600 8,567,500 (6,354,900)

6 152679 2 1 L02.9 86.22 2,066,500 8,246,496 (6,179,996)

7 151893 3 2 J32.0 22 87.09 1,945,500 8,052,000 (6,106,500)

8 151358 3 1 S09.9 86.22 86.59 92.12 2,990,000 9,081,500 (6,091,500)

9 151398 3 2 S82.21 87.49 88.28 93.53 2,895,800 8,458,000 (5,562,200)

1

0 150996 3 1 K35.2 N39.0 89.52 88.76 47.09 4,187,400 9,398,500 (5,211,100)

1.3. Laporan Data Kematian

Tabel 3.19 Data Jumlah Kematian Periode Semester I Tahun 2017

RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

NO INDIKATOR BULAN Semester I

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Jumlah Pasien Keluar 487 368 378 364 362 392

2, 351

2

Jumlah Kematian ≤ 48

Jam 25 12 14 12 17 11 91

(57)

4 Jml Pasien mati 41 27 21 22 27 36 174 5 NDR (Netto Death Rate) 32.85 40.76 18.52 27.47 27.62 63.78 35.30

6 GDR (Gross Death Rate) 84.19 73.37 55.56 60.44 74.59 91.84 74.01

Grafik 3.17 data Jumlah Kematian Periode Semester I Tahun 2017

RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 38 1.4. Barber Jhonson

1. Indikator Efisiensi Pemanfaatan Rawat Inap

Tabel 3.20 Indikator Pelayanan Rawat Inap Perbulan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

N

O INDIKATOR

BULAN

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1 BOR (Bed Occupancy

Rate)

40.2

1 35.99 35.08 33.45 35.01 33.73

2 LOS (Average Length Of

(58)

4 BTO (Bed Turn Over) 3.38 2.56 2.63 2.53 2.51 2.72 Grafik 3.18 Indikator Pelayanan Rawat Inap Perbulan Periode

Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 40

Tabel 3.21 Indikator Pelayanan Rawat Inap Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Indikator SemesterI Satuan

1. BOR 35.40 %

2. ALOS 3.95 Hari

3. TOI 7.20 Hari

4. BTO 16.33 Kali

Periode : 182 Hari

Grafik 3.19 Grafik Barber Jhonson RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

(59)

Makna grafik Barber Johnson :

a. Makin dekat grafik BOR dengan sumbu Y ordinat maka BOR makin tinggi.

b. Makin dekat BTO dengan titik sumbu (0,0), discharge dan deaths peravailable (BTO) menunjukkan makin tinggi jumlahnya.

c. Jika rata - rata TOI tinggi, kemungkinan disebabkan karena organisasi yang kurang baik, kurangnya permintaan tempat tidur.TOI yang tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikn organisasi tanpa mempengaruhi LOS.

(60)

e. Bertambahnya LOS disebabkan karena kelambatan administrasi (administrative delay) di rumah sakit,karena kurangnya perencanaan dalam memberikan pelayanan kepada pasien (patient scheduling) atau kebijakan di bidang medis (medical policy).

BAB IV

ANALISA SEDERHANA

1.1 Kunjungan Pasien

1. Kunjungan Rawat Jalan

(61)

disajikan angka yang paling tinggi adalah pasien BPJS. Ini menjelaskan bahwa mayoritas penduduk yang menjadi cakupan wilayah RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai sudah terdaftar menjadi anggota peserta BPJS Kesehatan.

Grafik 4.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 42

2. Kunjungan Rawat Inap

(62)

Grafik 4.2 Kunjungan Pasien Inap Jalan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 44

3. Kunjungan IGD

(63)

diperiksa memerlukan perawatan lebih lanjut pada satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Dirujuk" adalah jumlah penderita yang setelah diperiksa perlu dirujuk ke rumah sakit yang lebih mampu pada satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Pulang" adalah jumlah banyaknya penderita yang boleh pulang setelah diperiksa/diobati dalam satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "Mati di UGD" adalah jumlah penderita yang mati sewaktu masih dalam pengawasan atau pemeriksaan unit rawat darurat dalam satu tahun yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "DOA (Death on Arrival)" adalah jumlah penderita yang mati sewaktu masih dalam perjalanan ke Rumah Sakit dalam satu tahun yang bersangkutan. Bagi Rumah Sakit yang tidak dapat memilah dan menentukan jenis pelayanan pasien DOA, maka dimasukkan ke dalam jenis pelayanan Non Bedah. Total Pasien (Rujukan dan Non Rujukan) harus sama dengan Tindak Lanjut Pelayanan (Dirawat + Dirujuk + Pulang + Mati di UGD + DOA). Setelah masing-masing kolom diisi dengan lengkap maka dijumlahkan kebawah untuk setiap kolom.

Grafik 4.3 Kunjungan Pasien IGD Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 46

(64)

Untuk kegiatan kebidanan, asal pasien dibedakan menjadi rujukan dan non rujukan. Untuk Rujukan dirinci menjadi Rujukan Medis yang terdiri dari (Rujukan Medis Rumah Sakit, Bidan, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan Lainnya ) dan Rujukan Non Medis yang masing-masing dirinci menjadi jumlah pasien dan jumlah yang mati. Untuk pasien yang tidak bias dilayani rumah sakit yang bersangkutan, jelaskan berapa pasien yang dirujuk keatas. Formulir Kegiatan Kebidanan ini mencatat banyaknya kegiatan yang dilaksanakan dan bukan pada jumlah pasien, maka dapat dipastikan terjadinya double counting pasien kebidanan.

Grafik 4.4 Kunjungan Pasien VK Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 48

1. Persalinan

Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan di rumah sakit selama satu satu tahun. Jumlah persalinan harus sama dengan Jumlah Persalinan Normal ditambah dengan Persalinan Komplikasi ditambah dengan Sectio Cesarea.

a. Persalinan normal

Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan normal pervaginam di rumah sakit selama satu satu tahun baik spontan, forceps maupun vakum ekstraksi, dengan atau tanpa komplikasi.

(65)

Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan dengan sectio caesaria dengan komplikasi di rumah sakit selama satu satu tahun.

c. Persalinan dengan komplikasi Diisi dengan jumlah banyaknya orang yang melahirkan dengan komplikasi di rumah sakit selama satu satu tahun berjalan, baik pervaginam maupun dengan sectio caesaria

2. Persalinan dengan komplikasi

Jumlah persalinan dengan komplikasi harus sama dengan penjumlahan dari perdarahan sebelum persalinan sampai dengan lain-lain, terdiri dari :

a. Perdarahan sebelum persalinan b. Perdarahan sesudah persalinan c. Pre eclampsi

d. Eclampsi e. Infeksi f. Lain-lain 3. Abortus

Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya orang yang mengalami keguguran di rumah sakit selama 1 satu tahun

4. Immunisasi terdiri dari TT1 dan TT2

Diisi sesuai dengan jumlah banyaknya kegiatan immunisasi yang dilakukan selama satu satu tahun yang dirinci menurut jenis imunisasi yaitu TT1 dan TT2 baik yang berasal dari rujukan maupun non rujukan.

5. Kunjungan Hemodialisa

(66)

meningkat. Rata-rata pasien yang mengikuti program HD konsisten dengan terapi yang diberikan di RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai.

6. Kunjungan Kamar operasi

Kegiatan yang dilaporkan meliputi tindakan operasi menurut golongan operasi dan spesialisasi. Untuk golongan operasi dibedakan menjadi 4 kategori yaitu operasi khusus, operasi besar, operasi sedang dan operasi kecil. Penentuan golongan operasi disesuaikan dengan kebijakan di Rumah Sakit masing-masing. Spesialisasi yang dilaporkan diperinci sebagai berikut:

a. Bedah i. Bedah Anak

b. Obstetrik dan Ginekologi j. Kardiovaskuler

c. Bedah Saraf k. Bedah Orthopedi

d. THT l. Thorak Digestive

e. Mata m. Urologi

f. Kulit dan Kelamin n. lain-lain g. Gigi dan Mulut

1.2 Utilisasi Rumah Sakit

1. Rekapitulasi Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

Tabel 4.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

No Diagnosa Kode ICD

X Jumlah %

1 Diabetus Militus E14.9 3,420.00 25.73

2 Hipertensi I10 3,308.00 24.89

3 Gagal Ginjal Kronik N18.9 2,526 19.01

4 Stroke I64 2,121 15.96

5 Chronic Heart Failur I50.0 1,673 12.59

6 Dyspepsia K30 1,431 10.77

7 Low Back Pain M54.59 1,209 9.10

(67)

9 Tuberculosis Paru A16.2 634 4.77

10 Osteo Artritis E11.9 523 3.93

Jumlah 13,291 100.00

Dari tabel diatas menunjukan angka sepuluh besar diagnosa pasien rawat jalan yang paling tinggi yaitu Diabetus Militus sebesar 25,73%, Hipertensi 24,89%, Gagal Ginjal Kronik 19,01%, Stroke 15,96%, Chronik Heart Failure 12,59%, Dyspepsia 10,77%, Low back Pain 9,10%, Epilepsi 5,81%, Tuberculosis Paru 4,77 %, dan Osteo Arthritis 3,93%. Data tersebut menunjukkan kasus penyakit dalam yang paling dominan. Tingginya angka CHF, dirasa Perlu juga penambahan untuk membuka klinik spesialis Jantung karena masuk dalam kebutuhan masyarakat dilihat dari data sepuluh besar penyakit/diagnosa yang tersaji.

Grafik 4.5 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 50

2. Rekapitulasi Bulan Januari s/d Juni Tahun 2017

(68)

N

o Diagnosa Kode ICDX Jumlah %

1 CHF I50.0 120 16.37

2 DM Type II E11.9 113 15.42

3 Dispepsia K30 94 12.82

4 Gastroentritis A09 86 11.73

5 DHF A91 85 11.60

6 Hipertensi I10 64 8.73

7 Anemia D64.9 52 7.09

8 Demam Thypoid A01.0 44 6.00

9 PJK I25.9 41 5.59

10 PSMBA K92.2 34 4.64

Jumlah 733 100.00

Dari tabel diatas menunjukan angka sepuluh besar diagnose pasien rawat inap yang paling tinggi yaitu CHF sebesar 16,37%, DM Type II sebesar 15,42%, Dyspepsia sebesar 12,82%, Gastroentritis sebesar 11,73%, DHF 11,60%, Hipertensi 8,73%, Anemia sebesar 7,09%, Thypoid Fever 6,00%, PJK sebesar 5,59% dan PSMBA sebesar 4,64%.

Grafik 4.6 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Periode Semester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

(69)

1.3 Data Kematian

Grafik 4.7 Rekapitulasi Indikator Kematian GDR dan NDR Periode Semester I Tahun2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai

Object 54

Berdasarkan data grafik diatas tren nilai GDR dan NDR hampir memiliki pola yang sama, yaitu mempunyai titik paling tinggi di bulan februari, setelah itu turun dan di bulan juni mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan angka ideal yang ditetapkan kemenkes bahwa batas nilai NDR maksimum 25 kematian setiap seribu pasien keluar dan nilai GDR maksimum 45 kematian setiap seribu pasien keluar. Data di RSUD Dr RM Djoelham Kota Binjai nilai NDR dan GDR jauh diatas ambang batas ideal yang ditetapkan Kemenkes. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius terhadap peningkatan mutu pelayanan khususnya pelayanan diruangan perawatan intensive.

1.4 Grafik Barber Jhonson

(70)

besar haluan negara, sistem kesehatan nasional, dan perundang -undangan lainnya.

Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, ini berarti permi ntaan pelayanan kesehatan akan bertambah banyak, tetapi rumah sakit sebagai bagian dari sarana pelayanan kesehatan belum banyak dimanf

Gambar

Grafik 3.1  Kunjungan Pasien Rawat Jalan Peride Semester I Tahun
Grafik 3.2  Kunjungan Pasien Rawat Inap Peride Semester ITahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai
Grafik 3.3  Kunjungan Pasien Instalasi Gawat Darurat
Grafik 3.4 Kunjungan Pasien Kasus Kebidanan PeriodeSemester I Tahun 2017 RSUD Dr. RM Djoelham Kota Binjai
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Aksi mahasiswa terus meluas setelah naiknya harga bahan bakar minyak dengan berdirinya gerakan “Mahasiswa Mengguggat” dimotori oleh Arif Budiman disuusul

Sementara itu, pestisida biologi yang akan dijual secara komersial harus memenuhi persyaratan yang lebih ketat, antara lain (a) dibuat oleh suatu badan hukum yang

1) Mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data subjektif dan data obyektif pasien pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.. 2)

Daya tarik iklan dengan basis rasionalitas cenderung bersifat informatif, dan pemasang iklan menggunakan daya tarik ini untuk meyakinkan konsumen bahwa produk

Penulis melaksanakan praktek lapang di Carnation Florist, Lembang, Jawa Barat dengan topik HAspek Teknik Pertanian pada Budidaya Tanaman Bunga Potong Gerbera dan

Apakah aktivitas dan hasil belajar akuntansi meningkat jika diterapkan model pembelajaran Learning Cycle pada siswa kelas X AK SMK Swasta Tunas Pelita Binjai Tahun

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah transparansi pengelolaan anggaran daerah di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Bulukumba Khusus pada Dinas