• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MAGANG REKAM MEDIS

N/A
N/A
Brilian ekhsan Praditya

Academic year: 2025

Membagikan "LAPORAN MAGANG REKAM MEDIS"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN RAK FILING REKAM

MEDIS DI RSU ASTRINI WONOGIRI

Disusun Oleh : Ahmad Rohadi

22111330

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

SUKOHARJO 2025

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul.

Analisis Kebutuhan Rak Filling Rekam Medis Di RSU Astrini Wonogiri

Oleh :

Ahmad Rohadi (22111330)

Telah disetujui oleh pembimbing

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII RMIK Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia Sukoharjo

Erna Zakiyah, S.KM., M.K.M NIK.01.022.10

ii

Pembimbing Laporan Pembimbing Lahan

Surati Ningsih, S,SI. T Lidya Isti Andini, A.Md.Kes NIK.04.001.09 NIK. 1996050920240802409

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan yang berjudul

“Analisis Kebutuhan Rak Filling Rekam Medis di RSU Astrini Wonogiri” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan laporan ini banyak mendapat bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Deden Dermawan, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Direktur Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.

2. Dr. Adhi Dharma,MM selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

3. Ibu Erna Zakiyah, S.KM.,M.K.M selaku Kaprodi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo.

4. Surati Ningsih, S,SI. T selaku dosen DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo serta selaku pembimbing laporan.

5. Lidya Isti Andini, A.Md.Kes, S.KM selaku Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri.

6. Lidya Isti Andini, A.Md.Kes selaku Pembimbing Lapangan Rumah Sakit Umum AWonogiri

7. Seluruh staff dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso yang telah membimbing kepada penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Akhir.

8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya laporan ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini sangat penulis

iii

(4)

harapkan. Harapan penulis semoga laporan praktek lapangan ini dapat berguna bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.

Wonogiri, 24 Februari 2025

Brilian Ekhsan P

iv

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB 1 PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan... 4

C. Manfaat...5

D. Ruang Lingkup...5

BAB II HASIL PENGAMATAN...7

A. Gambaran Umum RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso...7

B. Permasalahan Yang Timbul Di Unit Rekam Medis RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso...8

BAB III PEMECAHAN MASALAH...11

A. Upaya... 11

B. Kendala... 11

C. Solusi...11

BAB IV PENUTUP...13

A. KESIMPULAN...13

B. SARAN... 14

DAFTAR PUSTAKA...15

LAMPIRAN...16

v

(6)

DAFTAR TABEL

Table 2.1Review Identifikasi...16

Table 2.2 Review Pelaporan Penting...16

Table 2.3 Review Autentifikasi...16

Table 2.4 Review Pencatatan...17

vi

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 SPO Analisis Kuantitatif RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso...23

vii

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Menurut Kementrian Kesehatan RI Tahun 2020 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Seiring perkembangan waktu, rumah sakit telah menunjukan kualitas dalam pelayanan kesehatan secara optimal, perlu sistem informasi yang baik yang mendukung dalam pelayanan tersebut dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit, diantaranya yaitu sistem pelayanan rekam medis.

Rekam medis menurut Permenkes No 24 Tahun 2022 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan dan diberikan kepada pasien selama dirawat di rumah sakit baik yang dilakukan di unit rawat jalan unit rawat inap, dan unit gawat darurat. Oleh karena itu, rekam medis harus diisi oleh dokter dan tenaga kesehatan lain seperti perawat, bidan, fisioterapi. Kompetensi perekam medis merupakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tanggung jawab di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.

(Ohoiwutun dan Setiatin,2021).

Rekam medis terdiri dari catatan-catatan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya. Rekam medis yang lengkap, dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Keperluan tersebut diantaranya sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan penelitian dan pendidikan, serta dapat digunakan sebagai alat analisis dan evaluasi terhadap mutu pelayanan

viii

(9)

yang diberikan oleh pelayanan kesehatan. Analisis kuantitatif digunakan sebagai review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pendokumentasian atau pencatatan pada berkas rekam medis.

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan keakuratan dan kelengkapan catatan kesehatan. Kesehatan profesional manajemen informasi memiliki tanggung jawab pengawasan untuk perakitan catatan pasien habis melakukan fungsi analisis kuantitatif untuk menentukan ada atau tidak adanya laporan penting dan item seperti berikut (Widjaya dan Siswati, 2019).

Analisis kuantitatif rekam medis ada beberapa komponen dasar yang meliputi sebagai berikut :

a. Review Identifikasi

Setiap lembar rekam medis wajib mencantumkan identitas pasien, minimal terdiri nama pasien dan nomor rekam medisnya. Apabila ada lembaran tanpa identitas harus di review untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut. Identifikasi pasien pada lembar rekam medisnya dapat pula dilengkapi dengan nama, nomor rekam medis, tanggal lahir atau umur, jenis kelamin, dan alamat lengkap.

b. Review Pelaporan

Kelengkapan review pelaporan bertujuan untuk memeriksa kelengkapan semua bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan kasus masing – masing pasien. Penting untuk diperhatikan bahwa dalam setiap pencatatan pelaporan harus mencantumkan tanggal dan jamnya.

c. Review Autentifikasi

Pengisian rekam medis berlaku prinsip bahwa setiap isian harus jelas penanggung jawabnya. Kejelasan penanggung jawab ini diwujudkan dengan mencantumkan nama terang (lengkap) dan tanda tangan. Dalam pelaksanaanya sering dijumpai pencantuman hanya nama singkat atau bahkan inisial (singkatan nama) saja. Hal ini masih diterima asalkan di fasilitas pelayanan tersebut, dilakukan pendataan

ix

(10)

autentifikasi semua tenaga kesehatan yang bekerja disitu. Pihak rumah sakit harus membuat buku induk daftar autentifikasi yang memuat nama lengkap, nama singkat inisial, contoh tanda tangan, contoh paraf, cap atau stampel identitas (bila ada), dan pembawa atau penanggung jawab stampel tersebut. Inisial dan paraf tidak boleh digunakan lebih dari satu orang. Jadi inisial dan paraf harus bersifat unik sehingga bisa langsung merujuk pada seorang individu tertentu.

d. Review pencatatan

Review teknik pencatatan pada prinsipnya akan menilai apakah rekam medis telah memenuhi aspek-aspek tersebut. Lingkup dari review teknik pencatatan meliputi hal-hal berikut ini:

1) Rekam medis harus ditulis dengan menggunakan tinta permanen sehingga tidak mudah luntur atau hilang.

2) Tinta yang digunakan selayaknya berwarna gelap dan kontras dengan warna kertas agar jelas dan mudah digunakan bila dibutuhkan.

3) Tulisan harus bisa dibaca kembali dengan selayaknya dan tidak menimbulkan kesulitan atau bias persepsi.

4) Penulisan hendaknya menggunakan istilah, singkatan, dan simbol yang baku, terdaftar dan terstandar sehingga bisa dipahami dengan jelas dan pasti oleh pembacanya.

5) Jika terjadi salah tulis maka untuk memperbaikinya tidak boleh menyebabkan tulisan yang salah tersebut hilang atau tak terbaca lagi. Dianjurkan untuk mencoret satu kali pada tulisan yang salah tersebut, dan mencantumkan tanggal serta tanda tangan yang memperbaiki tulisan.

6) Sisa area kosong pada baris, kolom, atau halaman rekam medis dianjurkan untuk “ditutup” dengan tanda coretan garis tegak, horizontal, diagonal, atau zigzag. Hal ini untuk mencegah agar tidak terjadi penambahan isi yang tidak semestinya.

x

(11)

Setelah dilakukan pengamatan dan analisis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri pada instalasi rekam medis khususnya bagian audit kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap ditemukan beberapa masalah terkait dengan ketidaklengkapan isi dokumen rekam medis rawat inap. Kondisi ini berpotensi menganggu efisiensi pengelolaan dokumen rekam medis dan menurunkan kualitas informasi pasien. Berdasarkan uraian latar belakang dan fenomena yang terjadi maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Dengan Kasus 10 Besar Penyakit Typhoid Fever Di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap Dengan Kasus 10 Besar Typhoid Fever di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap Dengan Kasus 10 Besar Penyakit Typhoid Fever di RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

b. Mengetahui masalah atau kendala Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap Dengan Kasus 10 Besar Penyakit Typhoid Fever di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

c. Mengetahui upaya yang dilakukan dalam Kelengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap Dengan Kasus 10 Besar Penyakit Typhoid Fever di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

xi

(12)

C. Manfaat

1. Bagi Akademik

a. Menciptakan mahasiswa yang siap bersaing di dunia kerja.

b. Menambah referensi untuk perpustakaan kampus.

c. Bahan masukan untuk mengembangkan ilmu rekam medis.

2. Bagi Rumah Sakit

a. Bahan masukan dan pertimbangan dalam meningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

b. Sarana evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

3. Bagi Mahasiswa

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dengan cara mempraktikan ilmu yang telah di dapat dari kampus.

b. Meningkatan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang timbul di tempat kerja.

c. Mampu menerapkan dan membandingkan antara teori dan yang diperoleh di akademi dengan pelaksanaannya di lapangan.

D. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

2. Lingkup Materi

Materi dalam penelitian ini adalah Analisis Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

3. Lingkup Lokasi

Lokasi dalam penelitian ini adalah RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

xii

(13)

4. Lingkup Metode

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan observasi.

5. Lingkup Objek

Objek dalam penelitian ini adalah unit rekam medis di RSUD dr.

Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.

6. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 24 hari, dimulai dari tanggal 24 Februari sampai dengan 22 Maret 2025.

xiii

(14)

BAB II

HASIL PENGAMATAN

A. Gambaran Umum RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso a. Sejarah Rumah Sakit

Sejarah berdirinya RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri secara singkat dapat diuraikan, bahwa sebelum dikelola oleh Pemerintah Kabupaten yang dulu disebut Pemerintah Swatantra, RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso adalah milik Zending dan berlokasi di Kampung Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri. Pada akhir tahun 1942 Parentah Kraton Mangkunegaran secara de facto ikut mengelola keberadaan rumah sakit hingga akhir tahun 1950, yang selanjutnya pengelolaan dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah Swatantra Tingkat II Wonogiri.

Karena lokasi di Kampung Sanggrahan dalam jangka panjang tidak memenuhi persyaratan untuk pengembangan rumah sakit, berdasarkan hasil keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) dan Bupati Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Wonogiri tahun 1955, diputuskan mencari alternatif baru untuk lokasi rumah sakit. Pada tahun itu juga, lokasi untuk rumah sakit telah diperoleh yaitu di Kampung Joho Lor, Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri atau di Jalan Ahmad Yani Nomor 40 Wonogiri hingga sekarang.

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso beroperasional sebagai rumah sakit Kelas D pada tanggal 13 Januari 1956 berdasarkan izin operasional dari Departemen Kesehatan, dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah Wonogiri. Sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, maka pembenahan pelayanan dilakukan oleh Rumah Sakit dengan membawa peningkatan terhadap kelas rumah sakit menjadi Kelas C pada tanggal 11 Juni 1983, kemudian menjadi Tipe B pada tanggal 5 juni 1996.

xiv

(15)

b. Visi, Misi, Motto dan Nilai a. Visi

Mewujudkan Wonogiri Yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.

b. Misi

1) Menjadikan rakyat Wonogiri yang lebih pintar, lebih sehat dan lebih berbudaya.

2) Mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi di Pemerintah Kabupaten Wonogiri.

3) Memperkuat kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja baru untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran.

4) Membangun pemenuhan sarana dan prasarana dasar di Wonogiri yang berkualitas dan berwawasan lingkungan guna menunjang pengembangan wilayah.

c. Motto

Motto pelayanan kami yaitu :  ” Kami Melayani Dengan Sepenuh Hati “.

B. Permasalahan Yang Timbul Di Unit Rekam Medis RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Dari pengamatan yang dilakukan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri masih ditemukan beberapa permasalahan pada bagian audit analisis dokumen rekam medis rawat inap masih terdapat dokumen rekam medis yang belum lengkap dari segi review pelaporan dan review autentifikasi. Pelaporan yang tidak lengkap dapat menganggu komunikasi antar tenaga medis dan autentifikasi yang lemah dapat menimbulkan keraguan terhadap keabsahan dokumen. Setelah penulis melakukan observasi didapatkan hasil sebagai berikut:

xv

(16)

1. Review dokumen rekam medis:

a. Review Identifikasi

Table 2.1Review Identifikasi

Formulir IDENTIFIKASI

L % TL %

Ringkasan Pulang 20 100% 0 0%

CPPT 20 100% 0 0%

TOTAL 40 100% 0 0%

Dari tabel diatas meliputi nomor rekam medis pasien, nama pasien, jenis kelamin, dan tanggal lahir mendapatkan nilai 100%. Menunjukkan bahwa untuk analisis review identifikasi sudah terisi dengan lengkap.

b. Review Pelaporan Penting

Table 1.2 Review Pelaporan Penting

Formulir IDENTIFIKASI

L % TL %

Ringkasan Pulang 18 90% 2 10%

CPPT 20 100% 0 0%

TOTAL 38 95% 2 5%

Dari tabel diatas meliputi pemeriksaan fisik, diagnosa, pengobatan, dan Tindakan. Dari 20 data mendapatkan nilai 95% yang lengkap dan 5%

belum lengkap, karena pada 2 dokumen dari 20 dokumen pada lembar ringkasan pulang ada diagnosa yang belum diisi oleh dokter.

c. Review Autentifikasi

Table 2.3 Review Autentifikasi

Formulir IDENTIFIKASI

L % TL %

Ringkasan Pulang 11 55% 9 45%

CPPT 15 75% 5 25%

TOTAL 26 65% 14 35%

Dari tabel diatas meliputi nama dan gelar dokter, tanggal dan jam, serta tanda tangan dokter. Dari 20 data mendapatkan nilai 65% lengkap dan 35% belum lengkap karena masih terdapat data yang belum terisi terutama

xvi

(17)

tanggal/jam. Masuk dan keluar serta sebagian nama dan tanda tangan dokter.

d. Review Pencatatan

Table 2.4 Review Pencatatan

Formulir IDENTIFIKASI

L % TL %

Ringkasan Pulang 20 100% 0 0%

CPPT 20 100% 0 0%

TOTAL 40 100% 0 0%

Dari tabel diatas analisis mendapatkan nilai 100% lengkap yang menyatakan bahwa dari 20 dokumen tidak ada coretan/bekas tipe-x dari petugas kesehatan.

xvii

(18)

BAB III

PEMECAHAN MASALAH A. Upaya

Upaya-upaya yang sudah dilakukan intalasi rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Petugas sudah mengingatkan bagian PPA (Profesional Pemberi Asuhan) untuk melengkapi dokumen rekam medis yang belum lengkap pada formulir ringkasan pulang dengan cara mengembalikan dokumen rekam medis tersebut yang sudah diberi sticky note dengan bertuliskan nama PPA (Profesional Pemberi Asuhan) yang bertanggung jawab. Untuk pengisian ketidaklengkapan tersebut petugas rekam medis telah berkoordinasi dengan Manajemen Pelayanan Medis.

B. Kendala

Ketidaklengkapan pengisian dokumen rekam medis akan menghambat petugas Kesehatan dalam memproses dokumen rekam medis. Maka dari itu masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi petugas yaitu, di dalam SOP pengisian ketidaklengkapan dokumen rekam medis sudah tercantum batas waktu untuk melengkapi dokumen rekam medis yaitu 2 x 24 jam. Akan tetapi masih terdapat beberapa bagian formulir yang belum diisi contoh pada review Autentifikasi yaitu belum lengkapnya tanda tangan dan nama terang oleh PPA (Profesional Pemberi Asuhan). Hal tersebut bisa disebabkan karena PPA (Profesional Pemberi Asuhan) kurang disiplin dalam pengisian dokumen rekam medis secara lengkap dan tepat waktu, beban kerja yang tinggi bisa menyebabkan pengisian dokumen rekam medis terhambat.

C. Solusi

Sebaiknya PPA (Profesional Pemberi Asuhan) lebih teliti lagi dalam pengisian dokumen rekam medis terutama pada riview pelaporan dan review autentifikasi. PPA (Profesional Pemberi Asuhan) bisa menggunakan poster yang berisikan motivasi seperti “Pantang Pulang sebelum dokumen rekam

xviii

(19)

medis terisi lengkap” yang ditempelkan pada bagian-bagian yang terlihat.

Sehingga PPA (Profesional Pemberi Asuhan) bisa lebih memperhatikan lagi dalam pengisian review kelengkapan dokumen rekam medis.

xix

(20)

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Hasil presentase kelengkapan Review Identifikasi dokumen rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada lembar ringkasan pulang dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) rata-rata yang dihasilkan dari hasil analisis tersebut 100% lengkap. Karena pada identitas pasien formulir tersebut sudah menggunakan label sehingga mempermudah dalam mengenali identitas pasien.

2. Hasil presentase kelengkapan Review Pelaporan Penting dokumen rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada lembar ringkasan pulang dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) rata-rata yang dihasilkan dari hasil analisis tersebut yaitu 95% lengkap dan 5% tidak lengkap terdapat pada lembar ringkasan pulang, ketidaklengkapan formulir tersebut terdapat pada item pemeriksaan fisik dan diagnosa masuk.

3. Hasil presentase kelengkapan Review Autentifikasi dokumen rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada lembar ringkasan pulang dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) rata-rata yang dihasilkan dari hasil analisis tersebut yaitu 65% lengkap dan 35% tidak lengkap terdapat pada kedua formulir yaitu ringkasan pulang dan CPPT ketidaklengkapan formulir tersebut terdapat pada item jam masuk dan keluar serta nama dokter DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pelayanan) serta tanda tangan perawat.

4. Hasil presentase kelengkapan Review Pencatatan dokumen rekam medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri pada lembar ringkasan pulang dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi) rata-rata yang dihasilkan dari hasil analisis tersebut 100% lengkap. Karena semua

xx

(21)

tulisan pada kedua formulir terbaca dengan jelas dan tidak terdapat coretan maupun tipe-x dari petugas kesehatan.

B. SARAN

Sebaiknya Unit Rekam Medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso mengadakan evaluasi sekaligus pelatihan mengenai pengisian formulir rekam medis terhadap seluruh petugas seperti Dokter, Perawat, Apoteker dan lain sebagainya agar lebih memahami cara pengisian serta pentingnya kelengkapan isi formulir rekam medis pasien.

xxi

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis. https://peraturan.bpk.go.id/Details/245544/permenkes-no- 24-tahun-2022

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. https://peraturan.bpk.go.

id/Details/ 152506/permenkes-no-3-tahun-2020 .

Ohoiwutun, N., & Setiatin, S. S. (2021). Pengaruh Latarbelakang Pendidikan Perekam Medis Terhadap Sistem Rekam Medis Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia1(8), 1029-1036.https://scholar.google.com/scholar?

hl=id&as_sdt=0%2C5&q=https%3A%2F

%2Fcerdika.publikasiindonesia.id%2Findex.php%2Fcerdika%2Farticle

%2Fview%2F161&btnG= (Akses 15 Januari 2025)

Widjaya, L. and Siswati, S., 2019. Model Kuantitatif Audit Pendokumentasian terhadap Kelengkapan Rekam Medis. Jurnal Manajemen Informasi

Kesehatan Indonesia7(1), pp.51-

51.https://jmiki.aptirmik.or.id/jmiki/article/view/44

LAMPIRAN

xxii

(23)

Lampiran 1.1 SPO ANALISIS KUANTITATIF RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO

xxiii

Referensi

Dokumen terkait

Dari 239 dokumen rekam medis rawat inap yang diteliti ternyata untuk review. pencatatan terdapat dokumen lengkap 199 (83%) dan

1) Mengambil formulir ceklist ketidaklengkapan rawat jalan atau rawat inap (satu formulir untuk satu rekam medis). 2) Mencatat nama pasien dan nomor rekam medis dari rekam

Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI,

Hubungan beberapa Faktor Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap terhadap Mutu Dokumen Rekam Medis di. Badan

Akibat dokumen rekam medis (DRM) rawat inap tidak lengkap pada tanggal pengisian pada lembar resume medis akan mengakibatkan petugas rekam medis sulit mencocokkan dengan

Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI,

Rekam medis merupakan sebuah catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis untuk pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap yang

Hasil : Rumah sakit Bethesda menggunakan formulir rekam medis rawat inap yang dibagi menjadi dua yaitu, formulir rekam medis rawat inap dasar dan formulir rekam medis rawat inap