• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS INSTALASI RAWAT INAP DENGAN PENDEKATAN ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF DI RSIA KENDANGSARI MERR SURABAYA | Faida | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 149 493 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS INSTALASI RAWAT INAP DENGAN PENDEKATAN ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF DI RSIA KENDANGSARI MERR SURABAYA | Faida | Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia 149 493 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KELENGKAPAN PENGI SI AN DOKUM EN REKAM

M EDI S I NSTALASI RAWAT I NAP DENGAN PENDEKATAN ANALI SA

KUALI TATI F DAN KUANTI TATI F DI RSI A KENDANGSARI M ERR

SURABAYA

Eka Wilda Faida

1

, Andini Yulina Pramono

2 1,2STI KES Yayasan RS Dr. Soetomo Surabaya

Email : ekawildafaida@gmail.com

Abstract

Based on the i ni tial survey results i ndi cate that the activity has not done well assembling proven medical records of 10 documents were taken at random showed as much as 34% i ncomplete and as much as 7% inconsistent. The research purposed to i dentify the completeness general consent, sign out sheet, i niti al assessment, and consistency of the general data of pati ents RSIA Kendangsari Merr Surabaya. This type of research is descriptive using retrospective study which coll ects data to look back on the causes or variables

sampl ing, on January until March 2016.The results showed the general consent hi ghest data on incomplete answers is authentication patient / fami ly / responsible (18%), on a sheet in and out of the highest incompl ete is the date of authentication (74%), on a prior assessment of the highest data on the answer is incomplete is

Keywords: Compl eteness, Document Medi cal Record, Inpatient

Abstrak

Kegiatan assembling belum terlaksana dengan baik terbukti dari 10 dokumen rekam medis yang diambil secara acak menunjukkan sebanyak 34% tidak lengkap dan sebanyak 7% yang tidak konsisten. Tujuan penelitian untuk general consent, lembar masuk keluar, assessment awal, dan kekonsistensian pada data umum pasien RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Jenis penelitian adalah deskriptif menggunakan studi retrospektif. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016. Hasil penelitian menunjukkan pada general consent

assessment awal data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah nyeri, dan obat terakhir (100%). Pada kekonsistensian menunjukkan isian nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan (100%) adalah konsisten. Sehingga perlu peningkatan kesadaran dan kedisiplinan petugas assembling dalam melengkapi rekam medik, pelatihan, sosialisasi, pembuatan SPO pengisian rekam medik.

Kata Kunci: Kelengkapan, Dokumen Rekam Medik, Rawat Inap

PENDAHULUAN

Menurut Hatta, 2008 menyatakan bahwa fungsi utama rekam medis atau rekam kesehatan (kertas) atau rekam kesehatan elektronik adalah untuk menyimpan data dan informasi pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara efekti f seperti dengan mel aksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem, kebijakan dan

proses pengumpulan, termasuk menyi mpannya secara mudah diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, 2008). Dengan semakin kompleksnya pelayanan kesehatan, rekam kesehatan elektronik lebih berfungsi dibandingkan dengan rekam medis atau rekam kesehatan kertas.

(2)

memasukkan, memver i f i kasi , mengoreksi , menganal i sa atau memperol eh i nformasi dari rekaman baik secara langsung ataupun melalui perantara. Pengguna rekam kesehatan (rekam medis) atau yang tergantung dengan data yang ada dalam rekam kesehatan (rekam medis) sangat beragam. Ada pengguna rekam kesehatan perorangan (primer dan sekunder) serta pengguna dari kelompok institusi. Penyelengaraan Rekam Medik telah diatur dalam Permenkes RI nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien dengan adanya rekam medis riwayat perjalanan penyakit seorang pasien dapat berkesinambungan sehingga akan membantu dalam pengobatan pasien. Untuk mendapat informasi medis yang lengkap dan akurat ,maka diperlukan suatu kegiatan pencatatan untuk segala kegi atan yang ada di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan Departemen Kesehatan, 1997 yaitu Analisa mutu rekam medis digunakan dua cara yaitu : analisa kantitatif (jumlah atau kelengkapannya) dan analisa kualitatif (mutu). Mutu dalam pengisian memang menjadi tanggung jawab para tenaga kesehatan. Sebab merekalah yang melaksanakan perekam medis. Hal ini juga dijelaskan dalam Permenkes 269 diatas yang dalam pasal 5 ayat 1 berbunyi : Setiap dokter dan dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat rekam medis. Selanjutnya dalam pasal 5 ayat 2 : Rekam medis sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan.

Sewaktu berkas rekam medis tiba diunit rekam medis maka petugas unit rekam medis yang menerimanaya memeri ksa apakah berkas rekam medis tersebut menerima mutu perlengkapan berkas. Dengan adanya 269/MENKEES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis setidaknya mutu rekam medis harus sesuai dengan berbagai pasal yang ditetapakan seperti : Pasal 5 ayat 4: Setiap pencatan ke dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung. Selanjutnya dalam pasal 5 ayat 5 dan 6 : Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat di lakukan pembetulan. Pembetul an sebagaimana dimaksudkan pada ayat 5 hanya dapat dilakuakn dengan cara pencoretan tanpa mrnghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhkan paraf dokter, dokter

gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Bila ada berkas rekam medis yang juga tidak memenuhi kebutuhan kelengkapan diatas maka petugas unit rekam medis wajib meminta petugas kesehatan (medis atau paramedis) yang bersangkutan untuk melengkapinya. Petugas unit rekam medis hanya boleh memasukkan berkas rekam medis yang telah lengkap ke dalam rak penjajaran. (DEPKES RI, 1997)

Analisa kuantitatif adalah telaah atau review bagian tertentu dari isi rekam medis dengan maksud menemukan kekurangan khusus yang berkaitan dengan pencatatan rekam medis atau dapat disebut juga sebagai analisa ketidaklengkapan baik dari segi formulir yang harus ada maupun dari segi kelengkapan pengisian semua item pertanyaan yang ada pada formulir sesuai dengan pelayanan yang diberikan pada pasien (Huffman, 1994). Menurut DEPKES RI, 1997 analisa kuantitatif adalah analisa yang ditujukan kepada jumlah lembaran-l embaran rekam medi s sesuai dengan lembaran-l amanya perawatan meliputi kelengkapan lembaran medis, paramedi s dan penunjang sesuai prosedur yang ditetapkan. Petugas akan menganalisa setiap berkas yang diterima apakah lembaran rekam medis yang seharusnya ada pada berkas seorang pasien sudah ada atau belum. Ketidaklengkapan berkas pasien dari lembaran tertentu agar segera menghubungi ke ruang rawat inap dimana pasien dirawat.

Kegiatan analisa kuantitatif dimaksudkan untuk menilai kelengkapan dan keakuratan rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan. Untuk melakukannya dibutuhkan standar waktu analisa, misalnya yang ditetapkan oleh organisasi profesi ataupun rumah sakit.

Analisa kuantitatif rekam medis rawat inap dapat dilaksanakan saat pasien masih berada di sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit (concur rent review) ataupun sesudah pasien pulang (retrospective review). Keuntungan dari penelaahan rekam medis saat pasien masih berada di Rumah Sakit yaitu terjaganya kualitas kelengkapan data/informasi klinis dan pengesahannya (adanya nama lengkap, tanda tangan tenaga kesehatan atau pasien atau wali, waktu pemberian pelayanan, identitas pasien dan lainnya) dalam rekam medis, namun membutuhkan waktu dan petugas yang banyak.

(3)

sebanyak 7% yang tidak konsisten. Hal ini sangat erat kaitannya dengan mutu pelayanan rekam medis, agar tidak terjadi mall praktek dan dalam rangka peningkatan mutu rekam medis terutama pada bagian assembling, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “ Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Instalasi Rawat Inap Dengan Pendekatan Analisa Kualitatif Dan Kuantitatif di RSIA Kendangsari Merr Surabaya “

M ETODE

Jeni s penel i ti an i ni adal ah deskri pti f dengan pendekatan retrospekti f . Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016 di RSIA Kendangsari Merr Surabaya. Populasi penelitian adalah seluruh jumlah kunjungan rawat inap kasus persalinan caesar di RSIA Kendangsari Merr Surabaya pada 3 bulan terakhir tahun 2016. Besar sampel : 142 yang diambil dengan purposive sampling non random. Analisis data dilakukan secara deskriptif.

HASI L

kelengkapan autentifikasi gener al consent pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya.

Tabel 1 Kelengkapan Autentifikasi General Consent

Nomor rekam medic 0 0 142

Nama 0 0 142

Diagnosa 0 0 142

Identitas pasien 2 0 140

17 0 125

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap adal ah i si an data nomor rekam medi s, nama, di agnosa yai tu sebanyak 142 dokumen rekam medi s terisi dengan sangat lengkap. Sedangkan

data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah yaitu sebanyak 25 dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap.

Kelengkapan lembar masuk dan keluar pada pada instalasi rawat inap di RSIA Kendangsari Merr Surabaya.

Tabel 2 Kelengkapan Lembar M asuk Keluar

Lembar M asuk Keluar

Nomor rekam medic 0 0 142

Nama 0 0 142

Diagnosa 0 0 142

Identitas pasien 0 80 62

Identitas penanggung jawab

12 55 75

Tanggal MRS dan KRS 0 10 132

Diagnosa berdasar

Keadaan keluar 23 48 71

Keterangan rawat inap 5 1 136

Kasus polisi 34 78 30

Identitas DPJP 1 1 140

105 0 37

4 120 18

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap adal ah i si an data nomor rekam medi s, nama, diagnosa yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis teri si dengan sangat l engkap. Sedangkan data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah tanggal medis yang tidak terisi dengan lengkap.

Kelengkapan Assessment Awal

Assessment Awal

Nomor rekam medic 0 0 142

Nama 0 0 142

Diagnosa 0 0 142

(4)

Assessment Awal

Tidak Lengkap

(1)

Cukup Lengkap

(5)

Sangat Lengkap

(10)

Data umum 1 121 20

Riwayat pasien 11 0 131

Riwayat keluarga 106 0 36

Psikososial/Ekonomi 14 0 128

1 4 137

Resiko jatuh 97 8 37

Nyeri 142 0 0

Obat terakhir 142 0 0

Resume (rencana keperawatan)

141 0 1

32 51 59

22 28 92

Keterangan kesadaran 2 0 140

Pemeriksaan Norton scale 3 9 130

Pemeriksaan harian dasar (ADL)

34 9 99

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap adal ah i si an data nomor rekam medi s, nama, di agnosa yai tu sebanyak 142 dokumen rekam medis terisi dengan sangat lengkap. Sedangkan data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah isian tentang nyeri, dan obat terakhir yaitu sebanyak 142 dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap.

Kekonsistensian nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin pada instalasi rawat inap di RSI A Kendangsari M err Surabaya.

Tabel 4 Kekonsistensian nama, tanggal lahir,umur dan jenis kelamin rawat inap RSI A Kendangsari Surabaya

No Data isian Frekuensi konsisteni %

1 Nama 142 100%

2 Tanggal lahir 142 100%

3 Umur 142 100%

4 Jenis kelamin 142 100%

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari isian nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunj ukkan hasil secara keseluruhan (100%) adalah konsisten.

PEM BAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Evaluasi Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Instalasi Rawat Inap Dengan Pendekatan Analisa Kualitatif Dan Kuantitatif Di RSIA Kendangsari Merr Surabaya dapat dijelaskan sebagai berikut:

M engidentifikasi kelengkapan autentifikasi

general consent pada instalasi rawat inap di RSI A Kendangsari M err Surabaya.

Di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129/ Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pel ayanan Minimal Rumah Sakit, kelengkapan berkas rekam medis 24 jam setelah pelayanan di Rumah Sakit adalah 100%. Rekam medis yang lengkap dan legal mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada penderita (Huffman,1994). Asuhan medis yang baik pada umumnya menggambarkan rekam medis yang baik, sedangkan ketidaklengkapan rekam medis akan mencerminkan kurang baiknya asuhan medis (Hatta, 2003).

Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa data isian dinyatakan sangat lengkap adalah hanya pada isian data nomor rekam medis, nama, diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 dokumen rekam medis. Namun data tertinggi pada jawaban Penanggungjawab yaitu sebanyak 18% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu terdapat isian waktu autenti fi kasi (2%), autenti fi kasi saksi (3,5%), (1,4%) di nyatakan ti dak lengkap. Berdasarkan teori yaitu isian tanggal pengisian, tanda tangan dokter, nama dokter pada dokumen rekam medis merupakan data klinis yang diartikan sebagai data hasil pemeri ksaan, pengobatan, perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan oleh karena itu perlu diisinya item tanggal pengisian guna mengetahui dan mencatat kapan pasien kel uar rumah sakit, tanda tangan dokter untuk memperkuat tanggungjawab seorang dokter dalam pemberian tindakan medis, nama dokter untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan medis terhadap pasien, sehingga hal tersebut dapat menunjang pelayanan medis (Hatta, 2010).

(5)

terutama di bagian rekam medis diharapkan dapat lebih memperhatikan masalah yang ada. Karena hal ini sangat terkait dengan kualitas pelayanan rekam medis, tentu saja jika menginginkan pelayanan rumah sakit yang berkualitas tentunya diawali dari mutu yang baik pula di setiap unit pelayanan yang ada di rumah sakit. Dalam hal ini unit rekam medis berperan penting dalam menentukan kualitas pelayanan rumah sakit sehingga peraturan maupun kebijakan terkait kelengkapan pengisian rekam medis yang bersifat mengikat kepada seluruh petugas melalui sosialisasi di dalam pelaksanaan rapat, pertemuan rutin, maupun menjadi sangat penting, agar seluruh petugas yang terkait dalam pengisian rekam medis mengetahui dan memahami pentingnya pengisian rekam medis dengan lengkap beserta resiko yang terjadi jika ti dak di lakukan pengisian rekam medi s dengan l engkap. Keti daklengkapan pada autenti fikasi / Keluarga/ Penanggungjawab sebanyak 18% menjadi beresiko bagi pihak rumah sakit terutama apabila pasi en tersebut dal am keadaan emergency dan membutuhkan pertol ongan segera, sehi ngga apabila pada pasien tersebut harus segera dilakukan pembedahan/terapi /pengobatan yang l ai nnya maka dokter tidak akan bertindak sebelum lembar penandatanganan dari pihak keluarga pasien dalam hal ini adalah sebagai penanggungjawab pasien, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi kondisi pasien yang semakin parah dan memungkinkan beruj ung pada kehil angan nyawa. Ti dak hanya dengan lengkap maka pada saat itu juga rumah sakit akan bermasalah dengan pembiayaan pasien. Pasien yang tidak ada penanggungjawabnya, maka segala tindakan, pelayanan, dan pengobatan yang diberikan pihak rumah sakit menjadi kemungkinan tidak terbayarkan, terutama apabila kondisi pasien tersebut kritis dan meninggal.

Akibat dokumen rekam medis (DRM) rawat inap tidak lengkap pada tanggal pengisian pada lembar resume medis akan mengakibatkan petugas rekam medis sulit mencocokkan dengan lembar lainnya pada DRM jika pasien dirawat kembali di rumah sakit dengan diagnosis berbeda dan tanggal pengisian pada resume medis termasuk bagian dari dokumen rekam medis, apabila tidak terdapat tanda tangan dokter dan nama dokter akan mengaki batkan petugas rekam medi s sul it menentukan dokter yang bertanggungjawab terhadap perawatan yang diberikan kepada pasien, oleh karena itu dokter harus membubuhkan tandatangan dan nama dokter di resume medis tersebut (Depkes, 2006).

keluar pada pada instalasi rawat inap di RSI A Kendangsari M err Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap adalah isian data nomor rekam medis, nama, diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang terisi dengan sangat lengkap. Namun data tertinggi pada jawaban tidak 74% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu pada isian identitas penanggung jawab (8,5%), tindakan dan tanggal tindakan (26%), keadaan keluar (16%), keterangan rawat inap (3,5%), kasus polisi (24%), dinyatakan tidak lengkap.

(6)

inap tidak terisi dengan lengkap sehingga hal ini akan merugikan pasien jika pasien merasa rugi maka ada kemungki nan tidak mau mel akukan pengobatan kembali ke rumah sakit sehingga akan mempengaruhi rendahnya kunjungan rumah sakit.

dokumen rekam medik termasuk data administratif lengkap karena jika tidak diisi berakibat tidak dapat menginformasikan identitas pasien sebagai basis data statistik, riset dan sumber perencanaan rumah sakit atau organisasi pelayanan kesehatan (Hatta, 2010). tidak dapat memberikan informasi penting pada aspek hukum sebagai jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan pada kegunaan rekam medis (Depkes, 2006).

Assessment Awal pada instalasi rawat inap di RSI A Kendangsari M err Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa data yang tertinggi pada jawaban sangat lengkap adal ah i si an data nomor rekam medi s, nama, diagnosa yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medi s yang ada. Namun data tertinggi pada jawaban tidak lengkap adalah nyeri, dan obat terakhir yaitu sebanyak 100% dari 142 seluruh dokumen rekam medis yang tidak terisi dengan lengkap. Selain itu pada isian Identitas pasien dan Data umum (0,7%), Riwayat pasien (7,7%), Riwayat kel uarga (75%), Psi kososi al /Ekonomi (9,8%), Hasil pemeriksaan fisik (0,7%), Resiko jatuh (68%), Resume (rencana keperawatan) sebesar (99%), Waktu autentifikasi (23%), Autentifikasi petugas medis (15%), Keterangan kesadaran (1,4%), Pemeriksaan Norton scale (2%), Pemeriksaan harian dasar (ADL) sebesar (24%). Prosentase i ni merupakan gambaran kual i tas rumah sakit sehingga perlu tindak lanjut dari pihak manaj emen rekam medis agar dokumen rekam medis mampu menjadi dokumen yang menjelaskan kronologis kejadian. Pembetulan kesalahan yang belum sesuai seperti dicoret dengan menghilangkan bekas catatan, menghilangkan catatan sebelumnya dengan tipe-x, dan hanya dilakukan pencoretan tanpa ada paraf serta tanggal. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes No.269 MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis bab III pasal 5 ayat (6) bahwa pembetulan sebagaimana disebutkan pada ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi

paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.

(7)

akan memberikan negative percepti on yang timbul dari keluarga pasien kepada rumah sakit, karena dengan tidak lengkapnya pengisian resume medis maka di anggap rumah saki t ti dak mel akukan upaya keperawatan dan dianggap tidak melakukan koordinasi dan monitoring antara perawat dengan dokter dalam mengobati pasien rawat inap.

lahir, umur, jenis kelamin pada instalasi rawat inap di RSI A Kendangsari M err Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari isian nama, tanggal lahir, umur, dan j enis kelamin menunj ukkan hasi l secara keseluruhan adal ah konsi sten. Hal i ni menunj ukkan bahwa pada isian data umum pasien yang meliputi nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin dari lembar satu ke lembar yang lain dari 142 dokumen rekam medis yang telah dilakukan evaluasi kelengkapan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif telah menunjukkan kecocokan pada data umum pasien dan tidak ada perbedaan antara yang ada di halaman rekam medis pertama sampai dengan halaman rekam medis berikutnya, begitu juga kekonsistensian pada penyediaan sarana makan, peresepan pada bungkus obat, sampai dengan kuitansi pembayaran akhir pasien pulang. Hal ini dikarenakan untuk data umum pasien yang meliputi nama, tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin di RSIA Kendangsari Merr Surabaya telah menggunakan sistem barcode. Jadi sangat tidak dimungkinkan terjadi kesalahan dan duplikasi data umum pasien.

Sehingga pada evaluasi keajegan dapat dinyatakan telah sesuai dengan teori dan peraturan yang berlaku karena saat ini perlu tuntutan tinggi terhadap kualitas kelengkapan rekaman dan pelayanan medis. Menurut teori pada revi ew kekonsi stensi an pencatatan memeriksa suatu kekonsistensian berdasarkan pada pelayanan rawat inap operasi, hasil pemeriksaan patologi anatomi, hasil pemeriksaan diagnosti k, dan surat pernyataan ti ndakan harus konsi sten apabila berbeda menunjukkan rekam medis yang kurang baik. Menurut teori tulisan dalam dokumen rekam medis harus dapat terbaca , singkatan baku, menghindari sindiran, pengisian tidak senjang,dan tinta catatan jelas.

Implementasi analisis kelengkapan perlu dievaluasi

karena menyangkut oleh karena

i tu memerl ukan sumber daya yang ada untuk dilaksanakan secara optimal. Dengan dilakukan anali sis Kualitati f ini maka akan menghasil kan peningkatan prosentase kelengkapan rekam medis dan di harapkan 100% l engkap dan konsi sten,

sehingga akan meningkatkan kualitas informasi ke penanggung biaya yang juga akan meningkatkan income ke institusi pelayanan kesehatan.

SI M PULAN

Ketidaklengkapan pengisi an tertinggi formulir general consent, lembar masuk keluar, assessment tanggal lahir, umur, dan jenis kelamin menunjukkan hasil secara keseluruhan adalah (100%) konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Ann Alpers. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakarta: EGC Taber Ben-zion.

Departemen Kesehatan RI.2008. Direktorat Jendral Pelayanan M edik. Pedoman Pengel olaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesi a. Revisi 1.Jakarta

Depertemen kesehatan RI . 2006. Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit di Indonesia Direktorat jenderal bina pelayanan medik: Jakarta

Errol R. Norwi tz dan John O. Schorge. 2007. Obstetrics and gynaecology at a Glance . Jakarta: Erlangga

Hatta, R. Gemala., 2008. Pedoman Manajemen I nf ormasi Pembel i an dan Penj ual an. Universitas Indonesia: Jakarta.

Hatta, R. Gemala., 2010, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI-PRESS

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sugeng Seto. Jakarta.

Notoatmojdo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu

Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor : 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis

Gambar

Tabel 2 Kelengkapan Lembar Masuk Keluar
Tabel 4 Kekonsistensian nama, tanggal lahir,umur dan jenis kelamin rawat inap RSIA Kendangsari Surabaya

Referensi

Dokumen terkait

Bertujuan memberikan arah kebijakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Nasional selama kurun waktu 2010-2025  agar Reformasi Birokrasi di K/L dan Pemda dapat berjalan

Dari survey awal terkait faktor kondisi kesehatan yang mungkin mempengaruhi kelelahan didapat bahwa PT SCG Pipe and Precast Indonesia Bogor telah melaksanakan

retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,. pengendalian

INI RAHASIA ENAKNYA PIZZA GORENG INDO SAJI FOTO 8 INI RAHASIA ENAKNYA PIZZA GORENG INDO SAJI FOTO 8.. MAU TAU ENAKNYA PIZZA GORENG

[r]

HUMAN RIGHTS ISSUE ON A SHELL ADVERTISEMENT PUBLISHED IN NEWS WEEK , JULY 1,

Berdasarkan hasil analisis input output dengan menggunakan tabel input output Provinsi Jawa Timur tahun 2010 yang di agregasi menjadi klasifikasi 9 sektor perekonomian,

1) Terdapat 20 soal untuk diperebutkan oleh seluruh tim yang bertanding. 2) Tim yang mendapat kesempatan menjawab adalah tim yang menekan bel terlebih dahulu baik sebelum atau