N (rps)
Grafik Fungsi N terhadap BHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa efisiensi turbin terhadap jumlah puntiran turbin saat percobaan sesuai dengan rumus
η =
×
100%
dengan BHP=2π x Mt x n, dimana dari rumus tersebut makin tinggi putaran turbin maka efisiensi semakin besar. Pada tabel 1 dan 3 nilai putaran turbin (n) dan efisiensi turbin cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan pada tabel 2 dan 4 nilai efisiensi turbin cenderung mengalami penurunan saat putaran turbin mengalami kenaikan.2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ?
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai efisiensi turbin terhadap nilai Q menunjukkan grafik turun. Nilai Q pada tabel 2, 3 dan 4 adalah tetap namun pada tabel 1 (gate valve bukaan penuh) menunjukkan kenaikan saat turbin berputar 1100 RPM, lalu mengalami penurunan saat turbin berputar 1200 RPM. Kemudian nilai Q turbin tetap hingga 1500 RPM. Dari data pada tabel, dapat dilihat bahwa hubungan antara efisiensi turbin dan kapasitas tidak sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
dimana WHP = γ.Q.Ht dimana kapasitas dan efisiensi berbanding terbalik namun pada hasil pengamatan perubahan efisiensi tidak mempengaruhi nilai kapasitas.3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi efisiensi turbin maka semakin tinggi pula nilai BHP, begitu pula sebaliknya. Kenaikan nilai BHP dan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai BHP dengan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4.Hal ini sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
. 4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ?Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi nilai efisiensi turbin maka nilai WHP akan tetap. Begitu pula bila efisiensi turbin semakin kecil, nilai WHP akan tetap. Kenaikan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Pada tabel 1, terdapat perbedaan saat putaran turbin mencapai 1100 RPM, yang menyebabkan efisiensi turbin menurun dan nilai WHP naik. Nilai WHP kembali stabil saat putaran turbin mencapai 1200 RPM.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi ataupun semakin kecil nilai BHP, kapasitas pompa akan menunjukkan nilai yang tetap. Hal ini sesuai dengan rumus BPH = 2π x Mt x n dimana nilai BHP tidak dipengaruhi oleh kapasitas pompa. Namun terdapat sedikit perubahan pada tabel 1 saaat putaran turbin mencapai 1100 RPM.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengaruh gaya putaran pada rem prony adalah cenderung berbanding terbalik. Pada tabel 1 saat gate valve terbuka penuh, gaya putaran turbin tidak stabil. Sedangkan pada tabel 2, semakin tinggi putaran maka semakin kecil gaya putaran turbin. Pada tabel 3 menunjukkan nilai gaya putaran yang relatif stabil. Sedangkan pada tabel 4, menunjukkan gaya putaran yang relatif menurun saat putaran turbin meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan rumus
= 2
dimana =
, yangdapat diartikan jika semakin tinggi putaran turbin maka semakin kecil nilai F atau gaya putaran turbin.
5.2 Kesimpulan
a) Dari hasil pengamatan, hal yang mempengaruhi performansi atau efisiensi dari turbin pelton adalah nilai BHP dan WHP. Nilai BHP dipengaruhi oleh momen puntir, gaya pada rem prony, dan jumlah putaran turbin. Sedangkan nilai WHP dipengaruhi oleh head turbin dan kapasitas turbin.
b) Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa efisiensi turbin terhadap jumlah putaran turbin saat percobaan sesuai dengan rumus
η =
×
100%
dengan BHP=2π x Mt x n, dimana dari rumus tersebut makin tinggi putaran turbin maka efisiensi semakin besar. Pada tabel 1 dan 3 nilai putaran turbin (n) dan efisiensi turbin cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan pada tabel 2 dan 4 nilai efisiensi turbin cenderung mengalami penurunan saat putaran turbin mengalami kenaikan. Perbedaan ini dapat terjadi saat pembacaan dikarenakan kesalahan pengamatan saat membaca tachometer. Dapat juga diakibatkan karena kelalaian dalam mengatur rem prony.c) Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai efisiensi turbin terhadap nilai Q menunjukkan grafik turun. Nilai Q pada tabel 2, 3 dan 4 adalah tetap namun pada tabel 1 (gate valve bukaan penuh) menunjukkan kenaikan saat turbin berputar 1100 RPM, lalu mengalami penurunan saat turbin berputar 1200 RPM. Kemudian nilai Q turbin tetap hingga 1500 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat. Dari data pada tabel, dapat dilihat bahwa hubungan antara efisiensi turbin dan kapasitas tidak sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
dimana WHP = γ.Q.Ht dimana kapasitas dan efisiensi berbanding terbalik namun pada hasil pengamatan perubahan efisiensi tidak mempengaruhi nilai kapasitas.d) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi efisiensi turbin maka semakin tinggi pula nilai BHP, begitu pula sebaliknya. Kenaikan nilai BHP dan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai BHP dengan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Hal ini sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
. Perbedaan kenaikan dan penurunan ini terjadi karena kurang teliti saat pembacaan nilai pada tachometer/flowmeter/indicator gaya selain itu dapat dipengaruhi oleh kesalahan saat mengatur rem prony.e) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi nilai efisiensi turbin maka nilai WHP akan tetap. Begitu pula bila efisiensi turbin semakin kecil, nilai WHP akan tetap. Kenaikan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Pada tabel 1, terdapat perbedaan saat putaran turbin mencapai 1100 RPM, yang menyebabkan efisiensi turbin menurun dan nilai WHP naik. Nilai WHP kembali stabil saat putaran turbin mencapai 1200 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat.
f) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi ataupun semakin kecil nilai BHP, kapasitas pompa akan menunjukkan nilai yang tetap. Hal ini sesuai dengan rumus BPH = 2π x Mt x n dimana nilai BHP tidak dipengaruhi oleh kapasitas pompa. Namun terdapat sedikit perubahan pada tabel 1 saaat putaran turbin mencapai 1100 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat.
g) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengaruh gaya putaran pada rem prony adalah cenderung berbanding terbalik. Pada tabel 1 saat gate valve terbuka penuh, gaya putaran turbin tidak stabil. Sedangkan pada tabel 2, semakin tinggi putaran maka semakin kecil gaya putaran turbin. Pada tabel 3 menunjukkan nilai gaya putaran yang relatif stabil. Sedangkan pada tabel 4, menunjukkan gaya putaran yang relatif menurun saat putaran turbin meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan rumus
= 2
dimana =
, yangdapat diartikan jika semakin tinggi putaran turbin maka semakin kecil nilai F atau gaya putaran turbin. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan indicator gaya rem yang tidak tepat. h) Hasil pengamatan pada kapasitas, pada tabel 2, 3 dan 4 menunjukkan nilai yang
tetap. Sedangkan pada tabel satu menunjukkan nilai yang naik pada 1100 RPM lalu turun kembali saat 1200 RPM dan nilainya tetap hingga 1500 RPM. Perbedaan pada tabel satu terjadi diakibatkan kesalahan saat membaca tachometer, peletakan sensor tachometer maupun saat mengatur rem prony pada turbin pelton.
5.3 Saran
a) Praktikan diharapkan lebih teliti dalam praktikum baik dalam pemasangan alat maupun saat pemasangan alat.
b) Diharapkan praktikan dapat meningkatkan koordinasi atau kerja sama tim saat praktikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah putaran turbin (n) yang dihasilkan, sehingga grafiknya menurun. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah efisiensi turbin pelton (η) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa efisiensi turbin pelton (η) maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan, sehingga grafiknya naik.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar efisiensi turbin (η) yang dihasilkan maka semakin besar pula WHP yang dihasilkan.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin tinggi kapasitas air (Q) yang dihasilkan maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar putaran turbin pelton (n) maka semakin rendah gaya rem prony (F) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
5.2 Kesimpulan
Turbin adalah suatu alat atau mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Cara kerjanya secara rotari (gerak rotasi / berputar), di mana energi fluida kerjanya yang langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke sudu-sudunya.
Jenis-jenis turbin dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu energi yang digunakan dan prinsip kerjanya. Berdasarkan energi yang digunakan, turbin dibagi menjadi empat macam, yaitu turbin air, turbin angin, turbin gas, dan turbin uap. Berdasarkan prinsip kerjanya turbin dibagi menjadi tiga macam, yaitu turbin impuls, turbin reaksi dan turbin kombinasi reaksi-impuls.
Dari data yang diperoleh saat praktikum maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak putaran yang dilakukan pada bukaan spear maka semakin menurun efisiensi turbinnya. Hal tersebut juga terjadi pada head total turbin, semakin banyak putaran yang dilakukan pada bukaan spear maka semakin sedikit head total turbin.
Pada analisis data hasil praktikum menggunakan grafik, beberapa telah sesuai dengan teori atau rumus yang berlaku, tetapi sebagian yang lain masih belum sesuai dikarenakan faktor human error, kesalahan pengukuran, kesalahan pembacaan maupun kesalahan perhitungan, juga dapat terjadi karena alat atau mesin yang sudah lama telah dipakai. Analisis yang sesuai dengan rumus di antaranya adalah hubungan antara Q dengan
(berbanding terbalik), Q dengan BHP (berbanding lurus),
dengan BHP (berbanding lurus), n dengan F (berbanding terbalik) dan n dengan WHP (berbanding lurus). Analisis yang kurang sesuai dengan teori di antaranya hubungan Q dengan n (seharusnya berbanding lurus), Q dengan H (seharusnya berbanding terbalik),
dengan n (seharusnya berbanding lurus),
dengan WHP (seharusnya berbanding terbalik) dan n dengan BHP (seharusnya berbanding lurus).5.3 Saran
Memohon untuk bimbingannya lebih pada materi ini karena materi ini penting bagi seorang marine engineer.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan Modul
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ? Jawaban :
Hubungan efisiensi turbin dan putaran turbin (n) berbanding lurus, hal ini sesuai dengan rumus, η=BHP/WHP x 100% dimana BHP=2π x Mt x n, yang artinya semakin tinggi putaran pada turbin maka efisiensinya semakin besar j uga.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ? Jawaban :
Sesuai dengan pernyataan rumus yang ada bahwa η=BHP/WHP x 100% dimana WHP=γ.Q.Ht, yang artinya efisiensi berbanding terbalik dengan Q. Jadi, semakin besar kapasitas fluida maka efisiensinya semakin kecil.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP×100% yang artinya efisiensi turbin berbanding lurus terhadap BHP. Jadi apabila nilai efisiensi semakin besar maka BHP akan semakin besar pula.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP×100% yang artinya efisiensi turbin berbanding terbalik terhadap WHP. Jadi apabila nilai efisiensi semakin besar maka WHP akan semakin rendah.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP x 100% dimana WHP=γ.Q.Ht, jadi hubungan atara BHP dan Q berbanding terbalik, yang artinya semakin besar nilai BHP maka semakin rendah kapasitas fluida yang digunakan untuk memutar turbin.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus BHP=2π x Mt x N dimana Mt=FxL/ηrem, Jadi hubungan F dengan N berbanding terbalik, yang artinya semakin tinggi putaran pada turbin maka nilai F semakin kecil.
5.2 Kesimpulan
1. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan keluaran (output) dengan penggunaan masukan pada turbin. Nilai maksimum dari efisiensi adalah 1 atau 100%. Pada praktikum turbin pelton, output yang digunakan adalah daya pengereman pada turbin (BHP) sedangkan input yang digunakan adalah daya air itu sendiri (WHP). Dan rumus untuk menghitung efisiensi adalah η=BHP/WHP x 100%
2. Hubungan efisiensi terhadap putaran turbin yaitu berbanding lurus. 3. Hubungan efisiensi terhadap kapasitas yaitu berbanding terbalik. 4. Hubungan efisiensi terhadap daya turbin yaitu berbanding lurus 5. Hubungan efisiensi terhadap daya ait yaitu berbanding terbalik.
5.3 Saran
1. Untuk peralatan pada praktikum diharapkan berfungsi dengan baik, semisal pada rem prony dimana kondisinya baut dan mur mudah lepas dan daya cengkram yang sudah berkurang sehingga praktikan kesusahan saat mengatur kecepatan rem prony dan ketika pengambilan data.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Berdasarkan grafik hasil dari praktikum bahwa fungsi η terhadap n diatas,semakin tinggi efisiensi turbin pelton (η) akan semakin tinggi juga putaran turbin pelton (n) yang dihasilkan. Tetapi karena adanya faktor-faktor perhitungan lain, maka grafik menunjukan semakin tinggi efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah nilai dari putaran turbin pelton (n) yang dihasilkan.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap kapasitas air (Q) adalah berbanding terbalik oleh sebab itu saat efisiensi turbin pelton (η) tinggi akan membuatkapasitas air (Q) menjadi rendah. menunjukkan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton (η) yang tinggi maka kapasitas air (Q) yang dihasilkan harus semakin kecil nilainya.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap BHP adalah berbanding lurus karena pada efisiensi turbin pelton (η) tinggi akan menghasilkan nilai dari BHP yang akan ikut tinggi. Ini menunjukan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton yang tinggi maka nilai BHP yang dihasilkan juga harus mempunyai nilai yang tinggi.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap WHP adalah berbanding terbalik karena pada efisiensi turbin pelton (η) tinggi maka nilai WHP akan rendah. In i menunjukan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton (η) yang ti nggi maka nilai WHP harus ditekan sekecil mungkin.
5. Bagaimana pengaruh BHP turbin terhadap pompa ?
Pengaruh dari BHP terhadap kapasitas pompa (Q) adalah berbanding lurus karena pada saat nilai BHP tinggi maka nilai pada kapasitas air/pompa (Q) juga akan ikut tinggi. Ini menunjukkan bahwa jika mendapatkan nilai BHP yang tinggi maka kapasitas air/pompa yang dihasilkan juga harus memiliki nilai yang tinggi.
6. Bagaimana pengaruh F turbin terhadap putaran ?
Pengaruh dari gaya rem prony (F) terhadap putaran turbin pelton (n) adalah berbanding terbalik karena saat gaya rem prony (F) mempunyai nilai yang tinggi maka putaran turbin pelton (n) akan rendah. Ini menunjukkan bahwa jika mendapatkan putaran turbin pelton (n) yang tinggi, maka nilai dari gaya rem prony (F) harus ditekan sekecil mungkin.
5.2 Kesimpulan
a) Dari data hasil percobaaan menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai BHP, nilai efisiensinya juga relatif naik. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan efisiensi turbin dan BHP sesuai dengan rumus
=
100%
dimana = 2
, yang artinya semakin tinggi daya pada turbin maka efisiensinya semakin besar juga.b) Dari grafik fungsi Q terhadap η, dapat diketahui semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah efisiensi turbin pelton ( η) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
c) Dari grafik fungsi η terhadap n, dapat diketahui bahwa besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah putaran turbin (n) yang dihasilkan, sehingga grafiknya menurun. Namun karena terdapat kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
d) Dari grafik Fungsi η terhadap WHP, semakin besar efisiensi turbin (η) yang dihasilkan maka semakin besar pula WHP yang dihasilkan.
e) Untuk memperoleh efisiensi turbin pelton (η) yang tinggi maka harus menaikkan nilai BHP yang dihasilkan dan menekan rendah nilai WHP. Pada nilai BHP terdapat 2 faktor perhitungan yaitu momen torsi (Mn) dan putaran dari turbin pelton (n), sedangkan didalam nilai WHP terdapat 3 faktor perhitungan yaitu berat jenis fluida kerja (
), kapasitas air/pompa (Q), dan Head total (H).5.3 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
a) Dalam kegiatan praktikum, sebaikanya semua yang terlibat (termasuk pengawas dan grader) memakai seragam safety karena, maksud dari seragam safety untuk keamaan pribadi masing-masing , bukan hanya peserta, dan praktikum dapat terlihat lebih formal.
b) Pada kegiatan praktikum selanjutnya, sebaiknya peraturan bisa lebih diperjelas (batas keterlambatan dan,atribut kelengkapan).
c) Dalam kegiatan praktikum,sebaiknya sebelum praktikum dimulai, pengawas dan grader memeriksa alat praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan benar tanpa adanya kerusakan dari alat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan Modul
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap N? Diketahui bahwa rumus efisinsi,
=
100%
dimana rumus BHP,=
2
. Yang artinya adalah jika putaran turbin semakin tinggi, maka nilai efisiensi turbin tersebut juga semakin tinggi. Akan tetapi, pada grafik analisis menunjukkan bahwa semakin besar nilai efisiensi, makan semakin kecil putaran turbin yang terjadi. Kedua hal tersebut bisa terjadi karena turbin pelton memiliki karakteristik sendiri, dibawah ini merupakan grafik karakteristik turbin pelton :Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa turbin pelton memiliki titik puncak. Sebelum titik puncak, menunjukkan bahwa nilai efisiensi dengan putaran turbin berbanding lurus. Sedangkan sesudah titik puncak, menunjukkan bahwa nilai efisiensi dengan putaran turbin berbanding terbalik.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q? Diketahui bahwa rumus efisinsi,
=
100%
, dimana rumus WHP,=
. .
. Yang artinya adalah jika nilai debit (Q) semakin besar maka nilai efisiensi turbin semakin kecil. Akan tetapi pada grafik analisis menunjukkan hal yang tidak sesuai dengan rumus tersebut karena adanya kesalahan pembacaan alat ukur pada flowmeter.3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP? Diketahui bahwa rumus efisinsi,