ABSTRAK ABSTRAK
Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin Turbin adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin pelton merupakan suatu alat yang merubah energi kinetik air menjadi mekanik. Prinsip kerja pelton merupakan suatu alat yang merubah energi kinetik air menjadi mekanik. Prinsip kerja dari turbin pelton adalah energi fluida dari air sebagai fluida kerja diubah menjadi energi dari turbin pelton adalah energi fluida dari air sebagai fluida kerja diubah menjadi energi mekanis pada nosel dan diarahkan membentur sudu turbin. Setelah membentur mekanis pada nosel dan diarahkan membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu-sudu turbin, arah kecepatan aliran akan berubah sehingga terjadi perubahan momentum sudu turbin, arah kecepatan aliran akan berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impuls) yang nantinya digunakan untuk menghasilkan daya poros (mekanis) untuk memutar (impuls) yang nantinya digunakan untuk menghasilkan daya poros (mekanis) untuk memutar motor listrik. Tujuan praktikum turbin pelton ini adalah untuk mengetahui performansi atau motor listrik. Tujuan praktikum turbin pelton ini adalah untuk mengetahui performansi atau efisiensi dan cara kerja dari turbin pelton. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini efisiensi dan cara kerja dari turbin pelton. Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah turbin pelton, pompa,
adalah turbin pelton, pompa, pressure pressure gaugegauge,, spear spear , indikator gaya rem, rem prony,, indikator gaya rem, rem prony, tachometer tachometer ,, flow meter
flow meter , dan motor. Data yang akan diperoleh adalah RPM, Head Statis, Kapasitas (Q),, dan motor. Data yang akan diperoleh adalah RPM, Head Statis, Kapasitas (Q), Tekanan (P), dan Gaya Pembebanan (F). Variabel yang digunakan dalam praktikum turbin Tekanan (P), dan Gaya Pembebanan (F). Variabel yang digunakan dalam praktikum turbin pelton ini adalah sebagai berikut, dimana variabel kontrolnya adalah panjang lengan, dan pelton ini adalah sebagai berikut, dimana variabel kontrolnya adalah panjang lengan, dan diameter pipa. Variabel manipulasi yang diberikan adalah RPM turbin, pada praktikum ini diameter pipa. Variabel manipulasi yang diberikan adalah RPM turbin, pada praktikum ini terdapat enam variasi putaran Rpm yaitu pada putaran 1000 rpm, 1100 rpm, 1200 rpm, 1300 terdapat enam variasi putaran Rpm yaitu pada putaran 1000 rpm, 1100 rpm, 1200 rpm, 1300 rpm, 1400 rpm dan 1500 rpm. Variabel responnya terdiri dari
rpm, 1400 rpm dan 1500 rpm. Variabel responnya terdiri dari kapasitas (Q), tekanan (P), alirankapasitas (Q), tekanan (P), aliran dan (F) gaya pembebanan. Kesimpulan dari praktikum turbin pelton ini adalah dengan dan (F) gaya pembebanan. Kesimpulan dari praktikum turbin pelton ini adalah dengan mengkonversi setiap data yang diperoleh dari percobaan turbin pelton maka kita dapat mengkonversi setiap data yang diperoleh dari percobaan turbin pelton maka kita dapat mengetahui performasi atau efisiensi dari turbin pelton itu sendiri. Aplikasi turbin di bidang mengetahui performasi atau efisiensi dari turbin pelton itu sendiri. Aplikasi turbin di bidang marine
marine terletak pada sistem penggerak utama kapal yaitu terdapat pada kapal yang terletak pada sistem penggerak utama kapal yaitu terdapat pada kapal yang menggunakan
menggunakan waterjet waterjet sebagai penggerak utama kapal (prime mover). Sedangkan aplikasi sebagai penggerak utama kapal (prime mover). Sedangkan aplikasi turbin di bidang
turbin di bidang non-marinenon-marine adalah turbin pembangkit listrik tenaga air yang biasanya adalah turbin pembangkit listrik tenaga air yang biasanya diaplikasikan pada air terjun atau bendungan yang memiliki head tinggi
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Secara umum, mata kuliah
Secara umum, mata kuliah mesin fluida mencakup pembahasan tentang defenisi danmesin fluida mencakup pembahasan tentang defenisi dan jenis-jenis
jenis-jenis fluida, fluida, sifat sifat dan dan karakteristik karakteristik fluida, fluida, aliran aliran fluida, fluida, jenis-jenis jenis-jenis dan dan spesifikasispesifikasi mesin fluida dan hubungan fluida dengan mesin fluida. Mesin fluida adalah mesin yang mesin fluida dan hubungan fluida dengan mesin fluida. Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanik mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanik poros. Fluida yang dimaksud merupakan fluida dalam fasa cair,
poros. Fluida yang dimaksud merupakan fluida dalam fasa cair, gas atau uap.gas atau uap.
Praktikum mesin fluida dilakukan sebagai penunjang pembelajaran mata kuliah m Praktikum mesin fluida dilakukan sebagai penunjang pembelajaran mata kuliah m esinesin fluida agar para mahasiswa teknik sistem perkapalan dapat memahami secara langsung fluida agar para mahasiswa teknik sistem perkapalan dapat memahami secara langsung melalui pengamatan, pencatatan, pengolahan data, dananalisa bagaimana cara kerja melalui pengamatan, pencatatan, pengolahan data, dananalisa bagaimana cara kerja daridari mesin fluida itu sendiri, dalam kesempatan kali ini yang menjadi pembahasan adalah mesin fluida itu sendiri, dalam kesempatan kali ini yang menjadi pembahasan adalah turbin pelton. Tujuan praktikum ini adalah setelah mengikuti serangkaian praktikum turbin pelton. Tujuan praktikum ini adalah setelah mengikuti serangkaian praktikum turbin pelton diharapkan mahasiswa mahasiswa dapat memahami konsep, cara kerja, turbin pelton diharapkan mahasiswa mahasiswa dapat memahami konsep, cara kerja, performasi serta efisiensi dari turbin pelton.
performasi serta efisiensi dari turbin pelton.
Dalam mata kuliah mesin fluida dirasa perlu dilaksanakan praktikum untuk para Dalam mata kuliah mesin fluida dirasa perlu dilaksanakan praktikum untuk para mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. Praktikum ini terbagi menjadi lima mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut. Praktikum ini terbagi menjadi lima serangkaian praktikum yaitu turbin pelton. Praktikum pompa sentrifugal, praktikum pipa serangkaian praktikum yaitu turbin pelton. Praktikum pompa sentrifugal, praktikum pipa air, praktikum pipa udara dan praktikum sistem pneumatis. Praktikum ini berfungsi air, praktikum pipa udara dan praktikum sistem pneumatis. Praktikum ini berfungsi sebagai salah satu sarana bagi para mahasiswa untuk belajar secara nyata tentang mesin sebagai salah satu sarana bagi para mahasiswa untuk belajar secara nyata tentang mesin fluida itu sendiri.
fluida itu sendiri.
1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Bagaimana cara menghitung performasi atau efisiensi pada turbin pelton?Bagaimana cara menghitung performasi atau efisiensi pada turbin pelton? 2.
2. Bagaimana cara kerja turbin pelton?Bagaimana cara kerja turbin pelton?
1.3
1.3 TujuanTujuan
Tujuan dari praktikum turbin pelton : Tujuan dari praktikum turbin pelton : 1.
1. Mengetahui performasi atau efisiensi dan cara kerja dari turbin pelton.Mengetahui performasi atau efisiensi dan cara kerja dari turbin pelton. 2.
BAB II BAB II
DASAR TEORI DASAR TEORI
2.1
2.1 Pengertian TurbinPengertian Turbin
Turbin adalah suatu alat atau mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Turbin adalah suatu alat atau mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Cara kerjanya secara rotari (gerak rotasi / berputar), di mana energi fluida kerjanya yang Cara kerjanya secara rotari (gerak rotasi / berputar), di mana energi fluida kerjanya yang langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke sudu-sudunya. Bagian turbin yang berputar dinamakan rotor atau roda turbin, sedangkan sudunya. Bagian turbin yang berputar dinamakan rotor atau roda turbin, sedangkan bagian yang tidak berputar dinamakan stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di bagian yang tidak berputar dinamakan stator atau rumah turbin. Roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakan atau dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakan atau memutar bebnya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling dan mesin lainya). memutar bebnya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling dan mesin lainya). Didalam turbin fluida kerja mengalami
Didalam turbin fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan,proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan, dan mengalir secara kontinu. Fluida kerjanya bisa
dan mengalir secara kontinu. Fluida kerjanya bisa berupa air, gas atau uap air.berupa air, gas atau uap air.
Gambar 2.1 Turbin Gambar 2.1 Turbin Sumber :
Sumber : id.wikipedia.org/wiid.wikipedia.org/wiki/Berkas:Turbine_ship_propulsion.jpgki/Berkas:Turbine_ship_propulsion.jpg
2.2
2.2 Jenis-jenis TurbinJenis-jenis Turbin
2.2.1
2.2.1 Berdasarkan Energi yang DigunakanBerdasarkan Energi yang Digunakan
a)
a) Turbin Uap (Turbin Uap (Steam TurbineSteam Turbine))
Turbin uap menggunakan media uap air sebagai fluida kerjanya. Turbin uap menggunakan media uap air sebagai fluida kerjanya. Banyak digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dengan Banyak digunakan untuk pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan bahan bakar batubara, solar, atau tenaga nuklir. Prinsip menggunakan bahan bakar batubara, solar, atau tenaga nuklir. Prinsip dari turbin ini adalah untuk mengkonversi energi panas dari uap air dari turbin ini adalah untuk mengkonversi energi panas dari uap air menjadi energi gerak yang bermanfaat berupa putaran rotor.
Gambar 2.2.1 (a) Komponen Turbin Uap Gambar 2.2.1 (a) Komponen Turbin Uap Sumber :
Sumber : http://klikinfoinfo.bloghttp://klikinfoinfo.blogspot.co.id/2016/02/pengertspot.co.id/2016/02/pengertian- ian-turbin-uap.html
turbin-uap.html
b)
b) Turbin AirTurbin Air
Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA), turbin air merupakan Dalam pembangkit listrik tenaga air (PLTA), turbin air merupakan peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk peralatan utama selain generator. Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi
mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energimekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. Turbin air dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan secara luas Turbin air dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.
untuk pembangkit tenaga listrik.
Gambar 2.2.1 (b) Komponen Turbin Air Gambar 2.2.1 (b) Komponen Turbin Air Sumber :
Sumber : http://punyaneazat.bhttp://punyaneazat.blogspot.co.id/2017/04/jenlogspot.co.id/2017/04/jenis-jenis- is-jenis-turbin-air.html
turbin-air.html
c)
c) Turbin AnginTurbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin
penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyakangin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.
Gambar 2.2.1 (c) Bagian-bagian Turbin Angin
Sumber : http://www.alpensteel.com/article/116-103-energi-angin--wind-turbine--wind-mill/2282--komponen-turbin-angin
d) Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin, dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Gambar 2.2.1 (d) Komponen Turbin Gas Sumber :
http://engineandsystem.blogspot.co.id/2015/11/konsep-dasar-prinsip-kerja-gas-turbine.htm
2.2.2 Berdasarkan Prinsip Kerja
a) Turbin Impuls
Energi potensial yang terdapat pada uapnya dikonversi menjadi energi kinetik di dalam nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang saling berdekatan, dan di dalam sudu-sudu gerak, kemudian energi kinetik uap dikonversi menjadi energi mekanik.
Gambar 2.2.2 (a) Karakteristik Turbin Impuls dan Reaksi Sumber :
http://sim-energi.blogspot.co.id/2017/02/macam-macam-turbin-berdasarkan-prinsip.html
b) Turbin Reaksi
Pada umumnya hanya sebagai turbin bertingkat saja. Turbin reaksi mengalami ekspansi baik pada sudu pengarah maupun pada sudu gerak sehingga mengerahkan dorongan pada sudu pada arah aksial. Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah dengan memasang sudu-sudu gerak pada drum yang juga berfungsi sebagai rotor. Sudu-sudu pengarah dipasang pada stator turbin.
Gambar 2.2.2 (b) Turbin Reaksi
Sumber : http://sim-energi.blogspot.co.id/2017/02/macam-macam-turbin-berdasarkan-prinsip.html
c) Turbin Kombinasi Impuls-Reaksi
Adalah jenis turbin terbanyak yang dipakai, teridiri dari tingkat pertama yang bekerja pada prinsip impuls (tingkat Curtis) yang selanjutnya diikuti oleh sejumlah tingkat reaksi. Tingkat pertama itu dapat berupa gabungan kecepatan baris-tunggal ataupun banyak baris. Pemakaian tingkat impuls (pengatur) dengan tingkat kecepatan memungkinkan untuk memanfaatkan penurunan kalor yang besar pada nosel dan oleh sebab itu membantu dalam mendapatkan temperatur dan tekanan yang lebih rendah pada tingkat selanjutnya yaitu tingkat reaksi. Pemakaian tingkat impuls, yang beroperasi dengan penurunan kalor sebesar 40 sampai 60 kkal/kg atau lebih, memungkinkan untuk mengurangi jumlah tingkat reaksi.
2.3 Karakteristik Turbin Pelton
Turbin pelton termasuk dalam turbin impuls. Karakteristik umumnya adalah pemasukan sebagian aliran air kedalam runner pada tekanan atmosfir. Pada turbin pelton puntiran terjadi akibat pembelokan pancaran air pada mangkok ganda runner (lihat gambar 2.3), oleh karenanya turbin pelton disebut turbin pancaran bebas.
Gambar 2.3 Pembelokan Pancaran
Sumber : http://engineeringjm.blogspot.co.id/2016/11/analisa-turbin-pelton.html
Dengan mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik dalam bentuk pancaran air, sehingga pancaran air yang keluar dari mulut nosel diterima oleh sudu-sudu pada roda jalan beputar. Dari putaran inilah menghasilkan energi mekanik yang memutar poros generator sehingga menghasilkan energi listrik.
2.4 Rumus yang digunakan
Rumus-rumus yang digunakan dalam percobaan turbin pelton adalah sebagai berikut :
2.4.1. Kecepatan Aliran
Kecepatan aliran merupakan hasil dari kapasitas/ debit air di bagi dengan luas penampang dari pipa yang dialiri oleh fluida cair (Air). Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air.
=
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Dimana:
v = Kecepatan aliran (m/s) Q = Kapasitas / debit air (m3 /s) A = Luas penampang pipa (m2)
2.4.2. Momen Torsi
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut berotasi. Besarnya momen gaya (torsi) tergantung pada gaya yang dikeluarkan serta jarak antara sumbu putaran dan letak gaya.
=
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Dimana:
Mt = Momen torsi turbin (Nm) F = Gaya pada rem prony (N)
= Efisiensi remL = Panjang lengan momen (m)
2.4.3. Head Total Turbin (Ht)
Head adalah energi persatuan berat yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah zat cair yang direncanakan yang sesuai dengan kondisi instalasi.
= [(
+
−
)
(
2 + (
−
)
−
)]
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Dimana:
Ht = Head turbin (m)
P1 = Tekanan pada permukaan fluida 1 (N/m2) P2 = Tekanan pada permukaan fluida 2 (N/m2) V1 = Kecepatan aliran dititik 1 (m/s)
V2 = Kecepatan aliran dititik 2 (m/s) p = Massa jenis suatu fluida (kg/m3)
g = Gravitasi bumi (=9,8 m/s2) Z1 = Tinggi aliran dititik 1 (m) Z2 = Tinggi aliran dititik 2 (m)
2.4.4. Daya Air (WHP)
Daya yang berasal dari fluida yaitu dipengaruhi oleh besarnya kapasitas / debit dan head dan juga berat jenis fluida atau dapat didefinisikan s ebagai daya efektif yang diterima oleh air dari pompa per satuan waktu.
= . .
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Dimana:
γ = Berat Jenis (N/m3) Q = Debit Air (m3 /s) Ht = Head total turbin (m)
2.4.5. Daya Turbin (BHP)
Daya yang dihasilkan oleh fluida penggerak turbin untuk menggerakkan turbin pada torsi dan kecepatan tertentu, atau bisa disebut juga input power ke turbin dari fluida.
= 2 . .
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Dimana:
N = Putaran turbin (Rps) Mt = Momen puntir (Nm)
2.4.6. Effisiensi (
)Perhitungan effisiensi pada turbin pelton dapat diketahui dengan menghitung hasil bagi dari nilai brake horse power (BHP) dengan nilai water horse powernya.
=
100%
Sumber : Tim Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem, Modul Praktikum Mesin Fluida 2016
Keterangan:
= Efisiensi turbin pelton (%) BHP = Nilai Brake Horse Power (watt) WHP = Nilai Water Horse Power (watt)2.5 Aplikasi Turbin Pelton di Bidang Marine & Non -Marine
2.5.1 Aplikasi Turbin Pelton di Bidang Marine
a) Turbin Gas sebagai Prime Mover Kapal
Keunggulan dari gas turbine ini terletak pada ukuran dan kapasitas power yang dihasilkan dibandingkan dengan tenaga penggerak lainnya. Selain itu, kesiapannya untuk beroperasi pada kondisi full load sangat cepat, yaitu berkisar 15 menit untuk warming-up period.
Kenapa Marine Gas Turbine sangat jarang dijumpai pada kapal-kapal niaga, hal ini disebabkan karena operasi dan investasinya yang relatif mahal. Sehingga saat ini paling banyak dijumpai pada kapal-kapal perang jenis, frigates, destroyers/perusak, kapal patroli, dan s ebagainya. Instalasinya pun kadang merupakan kombinasi dengan tipe permesinan yang lainnya, yakni gabungan antara mesin diesel dan mesin turbin gas. Prinsip kerja dari turbin gas tersebut, yaitu udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, shaft propeller dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust)
Gambar 2.5.1 (a) Turbin Gas
Sumber: http://lokerpelaut.com/mesin-turbin-gas-gas-turbin-engine.html
b) Turbin Uap Generator
Turbin generator adalah sumber yang populer pembangkit listrik yang bersih di kapal, karena kebanyakan tidak menggunakan jenis bahan bakar minyak yang memeng berat maupun menggunakan mesin diesel. Uap digunakan untuk memproduksi listrik yang terjadi di generator turbin. Uap adalah bentuk, yang mudah dan murah dan juga ramah lingkungan sebagai bahan bakar pada kapal. generator turbin, uap berasal dari pembangkit boiler kapal uap.
Dalam generator turbin, uap digunakan dengan bertekanan tinggi untuk memutar turbin dimana energi panas uap akan dikonversi menjadi gerakan berputar. Turbin dihubungkan dengan alternator's rotor, maka konsep putar dari turbin digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik.
Pembangkit Propeller kapal dapat digerakkan oleh turbin uap melalui motor berkecepatan rendah. Generator turbin secara langsung memasokan listrik terhadap motor berkecepatan lambat yang terhubung ke poros baling-baling kapal.
Gambar 2.5.1 (b) Turbin Uap Generator
Sumber: http://marinersgalaxy.com/2013/03/classification-of-boilers-and-uses-of.html
2.5.2 Aplikasi Turbin Pelton di Bidang Non-Marine
a) Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pemanfaatan turbin pelton biasa digunakan di bendungan atau di dam dan air terjun. Energi kinetik yang timbul dari gerakan air melalui sudu-sudu turbin dimanfaatkan sebagai salah satu sumber tenaga. Semakin besar energi kinetik dari air yang melalui sudu-sudu turbin,
maka semakin besar pula tenaga yang dihasilkan sebagai sebuah pembangkit.
Gambar 2.5.2 (a) Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air Sumber:
http://slideplayer.com/slide/5662030/6/images/11/PELTON+TUR BINE+POWER+PLANT.jpg
BAB III
TAHAPAN PRAKTIKUM
3.1 Peralatan Praktikum
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Turbin
Pelton
Digunakan untuk mengubah energi kinetik
dari air menjadi energi mekanik.
2. Pompa Digunakan untuk
menyuplai air ke turbin.
3. Motor Digunakan untuk
4. Pressure Gauge
Digunakan untuk mengetahui tekanan air
yang masuk ke turbin.
5. Spear
Digunakan untuk mengatur aliran (luas
penampang pipa) fluida.
6. Indikator Rem Prony
Untuk mengetahui besar gaya rem pada
turbin.
7. Rem Prony
Untuk
mengerem/mengurangi putaran turbin.
8. Tachometer Untuk mengetahui kecepatan putaran turbin. 9. Flowmeter Untuk mengetahui debit air yang masuk di
bak air.
3.2 Rangkaian Praktikum
Gambar 3.2 Rangkaian Praktikum Turbin Pelton
Air dalam bak penampungan dialirkan oleh pompa menuju turbin, namum sebelum sampai turbin, air melewati pressure gauge untuk diukur tekanannya. Setelah itu air melewati spear dimana bagian ini diatur ukuran pancaran serta kecepatan sehingga air memutar turbin dengan kecepatan yang bervariasi sehingga gaya pada rem prony bervariasi pula. Begitu juga dengan ukuran putarannya yang diukur dengan tachometer.
3.3 Prosedur Praktikum
a) Memeriksa kelengkapan dan fungsi dari masing – masing peralatan yang meliputi:
Memastikan gate valve pada keadaan terbuka penuh
Memastikan bahwa spear dalam kondisi bukaan penuh
Memastikan rem prony dalam keadaan tidak bekerja (longgar)
b) Menghubungkan kabel motor pompa menuju socket, dan menyalakan motor pompa dengan spear dalam keadaaan bukaan penuh.
c) Mengatur kapasitas fluida yang menuju turbin dengan bukaan spear pada posisi bukan penuh (cek tekanan aliran fluida pada nanometer).
d) Mengatur rem prony untuk mendapatkan variasi putaran turbin 1000 Rpm – 1500 Rpm.
e) Setelah putaran turbin sesuai, lalu mencatat hasil pengamatan yang meliputi gaya rem (pada indikator gaya rem), putaran turbin (melalui tachometer) dan kapasitas (melalui flowmeter) pada masing-masing percobaan sesuai variasi putaran turbin. f) Mengulangi kembali percobaan c – e dengan mengubah bukaan gate valve untuk
mendapatkan tekanan fluida di manometer sesuai arahan dari teknisi atau grader. g) Mematikan motor pompa saat percobaan telah selesai.
h) Mencabut kabel dari socket.
3.4 Data Hasil Pengamatan Praktikum
a) Bukaan Gate Valve 1 (Posisi tekanan manometer 1) : Bukaan Penuh No. RPM Turbin Q (l/s) P (kg/cm2) F (kgf) Head (cm)
1. 1000 3,5 1,4 1,05 29 2. 1100 3,75 1,4 1 29 3. 1200 3,5 1,4 0,95 29 4. 1300 3,5 1,4 0,95 29 5. 1400 3,5 1,4 0,9 29 6. 1500 3,5 1,4 1 29
b) Bukaan Gate Valve 2 (Posisi tekanan manometer 2) : 3 Kali Putaran No. RPM Turbin Q (l/s) P (kg/cm2) F (kgf) Head (cm)
1. 1000 3,5 1,3 1,1 28,5 2. 1100 3,5 1,3 1 28,5 3. 1200 3,5 1,3 0,9 28,5 4. 1300 3,5 1,3 0,7 28,5 5. 1400 3,5 1,3 0,6 28,5 6. 1500 3,5 1,3 0,5 28,5
c) Bukaan Gate Valve 3 (Posisi tekanan manometer 3) : 6 Kali Putaran No. RPM Turbin Q (l/s) P (kg/cm2) F (kgf) Head (cm)
1. 1000 3 1,2 0,4 27,5 2. 1100 3 1,2 0,35 27,5 3. 1200 3 1,2 0,3 27,5 4. 1300 3 1,2 0,35 27,5 5. 1400 3 1,2 0,35 27,5 6. 1500 3 1,2 0,35 27,5
d) Bukaan Gate Valve 4 (Posisi tekanan manometer 4) : 7 Kali Putaran No. RPM Turbin Q (l/s) P (kg/cm2) F (kgf) Head (cm)
1. 1000 2,75 1 0,25 27 2. 1100 2,75 1 0,25 27 3. 1200 2,75 1 0,25 27 4. 1300 2,75 1 0,15 27 5. 1400 2,75 1 0,1 27 6. 1500 2,75 1 0,1 27
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Perhitungan
Sebelum melakukan perhitungan, beberapa data satuan pada percobaan terlebih dahulu harus dikonversi menjadi satuan besaran yang dibutuhkan. Nilai satuan besaran yang dikonversi serta beberapa data tambahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Kapasitas Aliran (Q) 1 l/s = 0,001 m3 /s Putaran 1 RPM = 0,0167 RPS Gaya (F) 1 kgf = 9,8 m/s2 Tekanan (P) 1 Psi = 0,070307 kg/cm2 Tekanan (P) 1 kg/cm2 = 98066,5 N/m2 Gravitasi (g) = 9,8 m/s2 Massa Jenis Air (ρ) = 1000 kg/m3 Diameter Spear = 0,04 m
Efisiensi Rem = 0,95
Panjang Lengan = 0,17 m
Asumsi = P2 dan V2 = 0 karena diameter nozzle tidak diketahui.
4.1.1 Percobaan bukaan spear pada bukaan penuh a) Konversi Satuan
Di bawah ini merupakan tabel pengamatan yang satuannya sudah dikonversi :
Tabel 4.1.1 (a) Konversi Satuan
No. RPS Turbin Q (m3 /s) P (N/m2) F (N) 1. 16,70 0,0035 137293,100 10,29 2. 18,37 0,00375 137293,100 9,8 3. 20,04 0,0035 137293,100 9,31 4. 21,71 0,0035 137293,100 9,31 5. 23,38 0,0035 137293,100 8,82 6. 25,05 0,0035 137293,100 9,8
b) Menghitung Luas Penampang (A)
Dengan diketahui nilai diameter pada spear, maka dapat diketahui nilai luas penampang pipa. Contoh perhitungan pada data I :
A = π x R2
= π x (1/2 x D)2
= 3,14 x (1/4) x (0,04)2
c) Menghitung Kecepatan Aliran Fluida (v)
Dengan sudah diketahuinya luas penampang, maka dapat untuk mencari nilai kecepatan fluida. Contoh perhitungan pada data I :
=
= 0,0035 / 0,001256= 2,78662 m/s
d) Menghitung Momen Torsi (Mt)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai momen torsi pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
= (10,29 x 0,16) / 0,95 = 1,73305 m
e) Menghitung Head Total Turbin (Ht)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai head total turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=[(
−
)
+
(
2 + (
−
)
−
)]
Ht = [((137293,100–0) / 9800) + (((2,78662)2-(0)2 ) / ( 2 x 9.8)) + 0,29] Ht = 14,69569 mf) Menghitung Daya Air (WHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya air pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= . .
= 9800 x 0,0035 x 14,69569 = 504,06208 Horse Power (HP)
g) Menghitung Daya Turbin (BHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= 2 . .
= (2 x 3,14) x 1,73305 x 16,7 = 181,75563 Horse Power (HP)
h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai effisiensi turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
Ƞ = (181,75563 / 504,06208) x 100% Ƞ = 36,05818 %
Adapun nilai yang didapat dari penggunaan rumus diatas pada percobaan
bukaan spear pada bukaan penuh dapat ditampilkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1.1 (h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
4.1.2 Percobaan bukaan spear pada 3 kali putaran a) Konversi Satuan
Di bawah ini merupakan tabel pengamatan yang satuannya sudah dikonversi :
Tabel 4.1.2 (a) Konversi Satuan
No. RPS Turbin Q (m3 /s) P (N/m2) F (N) 1. 16,70 0,0035 127486,450 10,78 2. 18,37 0,0035 127486,450 9,8 3. 20,04 0,0035 127486,450 8,82 4. 21,71 0,0035 127486,450 6,86 5. 23,38 0,0035 127486,450 5,88 6. 25,05 0,0035 127486,450 4,9
b) Menghitung Luas Penampang (A)
Dengan diketahui nilai diameter pada spear, maka dapat diketahui nilai luas penampang pipa. Contoh perhitungan pada data I :
A = π x R2
= π x (1/2 x D)2
= 3,14 x (1/4) x (0,04)2
= 0,001256 m2
c) Menghitung Kecepatan Aliran Fluida (v)
Dengan sudah diketahuinya luas penampang, maka dapat untuk mencari nilai kecepatan fluida. Contoh perhitungan pada data I :
=
= 0,0035 / 0,001256= 2,78662 m/s
No. v (m/s) Mt (Nm) Ht (m) WHP (HP) BHP (HP) Efisiensi Turbin (ƞ)
1 2,78662 1,73305 14,69569 504,06208 181,75563 36,05818 % 2 2,98567 1,65053 14,75431 542,22078 190,41066 35,11681 % 3 2,78662 1,56800 14,69569 504,06208 197,33468 39,14888 % 4 2,78662 1,56800 14,69569 504,06208 213,77924 42,41129 % 5 2,78662 1,48547 14,69569 504,06208 218,10675 43,26982 % 6 2,78662 1,65053 14,69569 504,06208 259,65090 51,51169 %
d) Menghitung Momen Torsi (Mt)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai momen torsi pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
= (10,78 x 0,16) / 0,95 = 1,81558 m
e) Menghitung Head Total Turbin (Ht)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai head total turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=[(
−
)
+
(
2 + (
−
)
−
)]
Ht = [((127486,450–0) / 9800) + (((2,78662)2-(0)2 ) / ( 2 x 9.8)) + 0,285] Ht = 13,69001 mf) Menghitung Daya Air (WHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya air pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= . .
= 9800 x 0,0035 x 13,69001 = 469,56731 Horse Power (HP)
g) Menghitung Daya Turbin (BHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= 2 . .
= (2 x 3,14) x 1,81558 x 16,7 = 190,41066 Horse Power (HP)
h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai effisiensi turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
100%
Ƞ = (190,41066 / 469,56731) x 100% Ƞ = 40,55024 %
Adapun nilai yang didapat dari penggunaan rumus diatas pada percobaan bukaan spear pada 3 kali putaran dapat ditampilkan dalam tabel berikut i ni: Tabel 4.1.2 (h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
4.1.3 Percobaan bukaan spear pada 6 kali putaran a) Konversi Satuan
Di bawah ini merupakan tabel pengamatan yang satuannya sudah dikonversi :
Tabel 4.1.3 (a) Konversi Satuan
No. RPS Turbin Q (m3 /s) P (N/m2) F (N) 1. 16,70 0,003 117679,800 3,92 2. 18,37 0,003 117679,800 3,43 3. 20,04 0,003 117679,800 2,94 4. 21,71 0,003 117679,800 3,43 5. 23,38 0,003 117679,800 3,43 6. 25,05 0,003 117679,800 3,43
b) Menghitung Luas Penampang (A)
Dengan diketahui nilai diameter pada spear, maka dapat diketahui nilai luas penampang pipa. Contoh perhitungan pada data I :
A = π x R2
= π x (1/2 x D)2
= 3,14 x (1/4) x (0,04)2
= 0,001256 m2
c) Menghitung Kecepatan Aliran Fluida (v)
Dengan sudah diketahuinya luas penampang, maka dapat untuk mencari nilai kecepatan fluida. Contoh perhitungan pada data I :
=
= 0,003 / 0,001256= 2,38854 m/s
No. v (m/s) Mt (Nm) Ht (m) WHP (HP) BHP (HP) Efisiensi Turbin (ƞ) 1 2,78662 1,81558 13,69001 469,56731 190,41066 40,55024 % 2 2,78662 1,65053 13,69001 469,56731 190,41066 40,55024 % 3 2,78662 1,48547 13,69001 469,56731 186,94865 39,81296 % 4 2,78662 1,15537 13,69001 469,56731 157,52154 33,54611 % 5 2,78662 0,99032 13,69001 469,56731 145,40450 30,96564 % 6 2,78662 0,82526 13,69001 469,56731 129,82545 27,64789 %
d) Menghitung Momen Torsi (Mt)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai momen torsi pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
= (3,92 x 0,16) / 0,95 = 0,66021 m
e) Menghitung Head Total Turbin (Ht)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai head total turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=[(
−
)
+
(
2 + (
−
)
−
)]
Ht = [((117679,800–0) / 9800) + (((2,38854)2-(0)2 ) / ( 2 x 9.8)) + 0,275] Ht = 12,57422 mf) Menghitung Daya Air (WHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya air pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= . .
= 9800 x 0,003 x 12,57422 = 369,68205 Horse Power (HP)
g) Menghitung Daya Turbin (BHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= 2 . .
= (2 x 3,14) x 0,66021 x 16,7 = 69,24024 Horse Power (HP)
h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai effisiensi turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
100%
Ƞ = (369,68205 / 69,24024) x 100% Ƞ = 18,72967 %
Adapun nilai yang didapat dari penggunaan rumus diatas pada percobaan bukaan spear pada 6 kali putaran dapat ditampilkan dalam tabel berikut i ni: Tabel 4.1.3 (h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
4.1.4 Percobaan bukaan spear pada 7 kali putaran a) Konversi Satuan
Di bawah ini merupakan tabel pengamatan yang satuannya sudah dikonversi :
Tabel 4.1.4 (a) Konversi Satuan
No. RPS Turbin Q (m3 /s) P (N/m2) F (N) 1. 16,70 0,00275 98066,500 2,45 2. 18,37 0,00275 98066,500 2,45 3. 20,04 0,00275 98066,500 2,45 4. 21,71 0,00275 98066,500 1,47 5. 23,38 0,00275 98066,500 0,98 6. 25,05 0,00275 98066,500 0,98
b) Menghitung Luas Penampang (A)
Dengan diketahui nilai diameter pada spear, maka dapat diketahui nilai luas penampang pipa. Contoh perhitungan pada data I :
A = π x R2
= π x (1/2 x D)2
= 3,14 x (1/4) x (0,04)2
= 0,001256 m2
c) Menghitung Kecepatan Aliran Fluida (v)
Dengan sudah diketahuinya luas penampang, maka dapat untuk mencari nilai kecepatan fluida. Contoh perhitungan pada data I :
=
= 0,00275 / 0,001256= 2,18949 m/s
No. v (m/s) Mt (Nm) Ht (m) WHP (HP) BHP (HP) Efisiensi Turbin (ƞ) 1 2,38854 0,66021 12,57422 369,68205 69,24024 18,72967 % 2 2,38854 0,57768 12,57422 369,68205 66,64373 18,02731 % 3 2,38854 0,49516 12,57422 369,68205 62,31622 16,85671 % 4 2,38854 0,57768 12,57422 369,68205 78,76077 21,30500 % 5 2,38854 0,57768 12,57422 369,68205 84,81929 22,94385 % 6 2,38854 0,57768 12,57422 369,68205 90,87781 24,58270 %
d) Menghitung Momen Torsi (Mt)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai momen torsi pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
= (2,45 x 0,16) / 0,95 = 1,81558 m
e) Menghitung Head Total Turbin (Ht)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai head total turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=[(
−
)
+
(
2 + (
−
)
−
)]
Ht = [((98066,500–0) / 9800) + (((2,18949)2-(0)2 ) / ( 2 x 9.8)) + 0,27] Ht = 10,52137 mf) Menghitung Daya Air (WHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya air pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= . .
= 9800 x 0,003 x 10,52137 = 283,55094 Horse Power (HP)
g) Menghitung Daya Turbin (BHP)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai daya turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
= 2 . .
= (2 x 3,14) x 0,41263 x 16,7 = 43,27515 Horse Power (HP)
h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai effisiensi turbin pada setiap percobaan adalah sebagai berikut, contoh perhitungan pada data I :
=
100%
Ƞ = (43,27515 / 283,55094) x 100% Ƞ = 15,26186 %
Adapun nilai yang didapat dari penggunaan rumus diatas pada percobaan bukaan spear pada 7 kali putaran dapat ditampilkan dalam tabel berikut i ni: Tabel 4.1.4 (h) Menghitung Effisiensi Turbin ( ƞ)
4.2 Analisis Grafik
4.2.1 Analisa Grafik fungsi Q terhadap η
Grafik 4.2.1 Fungsi Q terhadap η
Dari Grafik 4.2.1 diatas, dapat diketahui semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah efisiensi turbin pelton (η) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
No. v (m/s) Mt (Nm) Ht (m) WHP (HP) BHP (HP) Efisiensi Turbin (ƞ) 1 2,18949 0,41263 12,57422 283,55094 43,27515 15,26186 % 2 2,18949 0,41263 12,57422 283,55094 47,60266 16,78805 % 3 2,18949 0,41263 12,57422 283,55094 51,93018 18,31423 % 4 2,18949 0,24758 12,57422 283,55094 33,75462 11,90425 % 5 2,18949 0,16505 12,57422 283,55094 24,23408 8,54664 % 6 2,18949 0,16505 12,57422 283,55094 25,96509 9,15712 % 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 η ( % ) Q (m3/s)
Grafik Fungsi Q terhadap η
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
4.2.2 Analisa Grafik fungsi Q terhadap N
Grafik 4.2.2 Fungsi Q terhadap N
Dari Grafik 4.2.2 diatas, dapat diketahui semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah putaran dari turbin pelton (N).
4.2.3 Analisa Grafik fungsi Q terhadap H
Grafik 4.2.3 Fungsi Q terhadap H
Dari Grafik 4.2.3 diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar nilai kapasitas air (Q) yang dihasilkan maka semakin besar head (H) yang dimiliki. Namun, seharusnya nilai Q dan H berbanding terbalik, karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap H yang seharusnya.
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 N ( r p s ) Q (m3/s)
Grafik Fungsi Q terhadap N
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4 0.27 0.27 0.28 0.28 0.29 0.29 0.30 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 H ( m ) Q (m3/s)
Grafik Fungsi Q terhadap H
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
4.2.4 Analisa Grafik fungsi Q terhadap BHP
Grafik 4.2.4 Fungsi Q terhadap BHP
Dari Grafik 4.2.4 diatas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi kapasitas air (Q) yang dihasilkan maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan.
4.2.5 Analisa Grafik fungsi η terhadap N
Grafik 4.2.5 Fungsi η terhadap N
Dari Grafik 4.2.5 diatas, dapat diketahui bahwa besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah putaran turbin (N) yang dihasilkan, sehingga grafiknya menurun. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 B H P ( w a t t ) Q (m3/s)
Grafik Fungsi Q terhadap BHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% N ( r p s ) η (%)
Grafik Fungsi η terhadap N
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
4.2.6 Analisa Grafik fungsi η terhadap BHP
Grafik 4.2.6 Fungsi η terhadap BHP
Dari Grafik 4.2.6 diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan, sehingga grafiknya naik.
4.2.7 Analisa Grafik fungsi η terhadap WHP
Grafik 4.2.7 Fungsi η terhadap WHP
Dari Grafik 4.2.7 diatas, semakin besar efisiensi turbin (η) yang dihasilkan maka semakin besar pula WHP yang dihasilkan.
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% B H P ( w a t t ) η (%)
Grafik Fungsi η terhadap BHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% W H P ( w a t t ) η (%)
Grafik Fungsi η terhadap WHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
4.2.8 Analisa Grafik fungsi N terhadap F
Grafik 4.2.8 Fungsi N terhadap F
Dari Grafik 4.2.8 diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar putaran turbin pelton (N) maka semakin rendah gaya rem prony (F) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
4.2.9 Analisa Grafik fungsi n terhadap WHP
Grafik 4.2.9 Fungsi N terhadap WHP
Dari Grafik 4.2.9 diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar putaran turbin pelton (N) yang dihasilkan maka semakin tinggi pula WHP yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi N terhadap WHP yang seharusnya. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 F ( N ) N (rps)
Grafik Fungsi n terhadap F
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 W H P ( w a t t ) N (rps)
Grafik Fungsi n terhadap WHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
4.2.10 Analisa Grafik fungsi N terhadap BHP
Grafik 4.2.10 Fungsi N terhadap BHP
Dari Grafik 4.2.10 diatas, dapat diketahui bahwa semakin besar putaran turbin pelton (N) maka semakin rendah BHP yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 B H P ( w a t t ) N (rps)
Grafik Fungsi N terhadap BHP
Gate Valve 1 Gate Valve 2 Gate Valve 3 Gate Valve 4
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa efisiensi turbin terhadap jumlah puntiran turbin saat percobaan sesuai dengan rumus
η =
×
100%
dengan BHP=2π x Mt x n, dimana dari rumus tersebut makin tinggi putaran turbin maka efisiensi semakin besar. Pada tabel 1 dan 3 nilai putaran turbin (n) dan efisiensi turbin cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan pada tabel 2 dan 4 nilai efisiensi turbin cenderung mengalami penurunan saat putaran turbin mengalami kenaikan.2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ?
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai efisiensi turbin terhadap nilai Q menunjukkan grafik turun. Nilai Q pada tabel 2, 3 dan 4 adalah tetap namun pada tabel 1 (gate valve bukaan penuh) menunjukkan kenaikan saat turbin berputar 1100 RPM, lalu mengalami penurunan saat turbin berputar 1200 RPM. Kemudian nilai Q turbin tetap hingga 1500 RPM. Dari data pada tabel, dapat dilihat bahwa hubungan antara efisiensi turbin dan kapasitas tidak sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
dimana WHP = γ.Q.Htdimana kapasitas dan efisiensi berbanding terbalik namun pada hasil pengamatan perubahan efisiensi tidak mempengaruhi nilai kapasitas.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi efisiensi turbin maka semakin tinggi pula nilai BHP, begitu pula sebaliknya. Kenaikan nilai BHP dan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai BHP dengan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4.Hal ini sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
.4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi nilai efisiensi turbin maka nilai WHP akan tetap. Begitu pula bila efisiensi turbin semakin kecil, nilai WHP akan tetap. Kenaikan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Pada tabel 1, terdapat perbedaan saat putaran turbin mencapai 1100 RPM, yang menyebabkan efisiensi turbin menurun dan nilai WHP naik. Nilai WHP kembali stabil saat putaran turbin mencapai 1200 RPM.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi ataupun semakin kecil nilai BHP, kapasitas pompa akan menunjukkan nilai yang tetap. Hal ini sesuai dengan rumus BPH = 2π x Mt x n dimana nilai BHP tidak dipengaruhi oleh kapasitas pompa. Namun terdapat sedikit perubahan pada tabel 1 saaat putaran turbin mencapai 1100 RPM.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran ?
Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengaruh gaya putaran pada rem prony adalah cenderung berbanding terbalik. Pada tabel 1 saat gate valve terbuka penuh, gaya putaran turbin tidak stabil. Sedangkan pada tabel 2, semakin tinggi putaran maka semakin kecil gaya putaran turbin. Pada tabel 3 menunjukkan nilai gaya putaran yang relatif stabil. Sedangkan pada tabel 4, menunjukkan gaya putaran yang relatif menurun saat putaran turbin meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan rumus
= 2
dimana =
, yangdapat diartikan jika semakin tinggi putaran turbin maka semakin kecil nilai F atau gaya putaran turbin.
5.2 Kesimpulan
a) Dari hasil pengamatan, hal yang mempengaruhi performansi atau efisiensi dari turbin pelton adalah nilai BHP dan WHP. Nilai BHP dipengaruhi oleh momen puntir, gaya pada rem prony, dan jumlah putaran turbin. Sedangkan nilai WHP dipengaruhi oleh head turbin dan kapasitas turbin.
b) Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa efisiensi turbin terhadap jumlah putaran turbin saat percobaan sesuai dengan rumus
η =
×
100%
dengan BHP=2π x Mt x n, dimana dari rumus tersebut makin tinggi putaran turbin maka efisiensi semakin besar. Pada tabel 1 dan 3 nilai putaran turbin (n) dan efisiensi turbin cenderung mengalami peningkatan. Sedangkan pada tabel 2 dan 4 nilai efisiensi turbin cenderung mengalami penurunan saat putaran turbin mengalami kenaikan. Perbedaan ini dapat terjadi saat pembacaan dikarenakan kesalahan pengamatan saat membaca tachometer. Dapat juga diakibatkan karena kelalaian dalam mengatur rem prony.c) Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, bahwa nilai efisiensi turbin terhadap nilai Q menunjukkan grafik turun. Nilai Q pada tabel 2, 3 dan 4 adalah tetap namun pada tabel 1 (gate valve bukaan penuh) menunjukkan kenaikan saat turbin berputar 1100 RPM, lalu mengalami penurunan saat turbin berputar 1200 RPM. Kemudian nilai Q turbin tetap hingga 1500 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat. Dari data pada tabel, dapat dilihat bahwa hubungan antara efisiensi turbin dan kapasitas tidak sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
dimana WHP = γ.Q.Ht dimana kapasitas dan efisiensiberbanding terbalik namun pada hasil pengamatan perubahan efisiensi tidak mempengaruhi nilai kapasitas.
d) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi efisiensi turbin maka semakin tinggi pula nilai BHP, begitu pula sebaliknya. Kenaikan nilai BHP dan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai BHP dengan efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Hal ini sesuai dengan rumus efisiensi
η =
×100%
. Perbedaan kenaikan danpenurunan ini terjadi karena kurang teliti saat pembacaan nilai pada tachometer/flowmeter/indicator gaya selain itu dapat dipengaruhi oleh kesalahan saat mengatur rem prony.
e) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi nilai efisiensi turbin maka nilai WHP akan tetap. Begitu pula bila efisiensi turbin semakin kecil, nilai WHP akan tetap. Kenaikan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 1 dan 3 sedangkan penurunan nilai efisiensi turbin dapat dilihat pada tabel 2 dan 4. Pada tabel 1, terdapat perbedaan saat putaran turbin mencapai 1100 RPM, yang menyebabkan efisiensi turbin menurun dan nilai WHP naik. Nilai WHP kembali stabil saat putaran turbin mencapai 1200 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat.
f) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, semakin tinggi ataupun semakin kecil nilai BHP, kapasitas pompa akan menunjukkan nilai yang tetap. Hal ini sesuai dengan rumus BPH = 2π x Mt x n dimana nilai BHP tidak dipengaruhi oleh kapasitas pompa. Namun terdapat sedikit perubahan pada tabel 1 saaat putaran turbin mencapai 1100 RPM. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan flow meter yang tidak tepat.
g) Berdasarkan data dari hasil percobaan yang telah dilakukan, pengaruh gaya putaran pada rem prony adalah cenderung berbanding terbalik. Pada tabel 1 saat gate valve terbuka penuh, gaya putaran turbin tidak stabil. Sedangkan pada tabel 2, semakin tinggi putaran maka semakin kecil gaya putaran turbin. Pada tabel 3 menunjukkan nilai gaya putaran yang relatif stabil. Sedangkan pada tabel 4, menunjukkan gaya putaran yang relatif menurun saat putaran turbin meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan rumus
= 2
dimana =
, yangdapat diartikan jika semakin tinggi putaran turbin maka semakin kecil nilai F atau gaya putaran turbin. Perbedaan nilai tersebut dapat terjadi karena kesalahan saat mengatur rem prony maupun pembacaan indicator gaya rem yang tidak tepat. h) Hasil pengamatan pada kapasitas, pada tabel 2, 3 dan 4 menunjukkan nilai yang
tetap. Sedangkan pada tabel satu menunjukkan nilai yang naik pada 1100 RPM lalu turun kembali saat 1200 RPM dan nilainya tetap hingga 1500 RPM. Perbedaan pada tabel satu terjadi diakibatkan kesalahan saat membaca tachometer, peletakan sensor tachometer maupun saat mengatur rem prony pada turbin pelton.
5.3 Saran
a) Praktikan diharapkan lebih teliti dalam praktikum baik dalam pemasangan alat maupun saat pemasangan alat.
b) Diharapkan praktikan dapat meningkatkan koordinasi atau kerja sama tim saat praktikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah putaran turbin (n) yang dihasilkan, sehingga grafiknya menurun. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah efisiensi turbin pelton (η) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa efisiensi turbin pelton (η) maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan, sehingga grafiknya naik.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar efisiensi turbin (η) yang dihasilkan maka semakin besar pula WHP yang dihasilkan.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin tinggi kapasitas air (Q) yang dihasilkan maka semakin tinggi pula BHP yang dihasilkan.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran?
Jawaban : Berdasarkan analisis grafik hasil praktikum yang dilakukan bahwa semakin besar putaran turbin pelton (n) maka semakin rendah gaya rem prony (F) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
5.2 Kesimpulan
Turbin adalah suatu alat atau mesin berputar yang mengambil energi dari aliran fluida. Cara kerjanya secara rotari (gerak rotasi / berputar), di mana energi fluida kerjanya yang langsung dipergunakan untuk memutar roda turbin melalui nosel di teruskan ke sudu-sudunya.
Jenis-jenis turbin dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu energi yang digunakan dan prinsip kerjanya. Berdasarkan energi yang digunakan, turbin dibagi menjadi empat macam, yaitu turbin air, turbin angin, turbin gas, dan turbin uap. Berdasarkan prinsip kerjanya turbin dibagi menjadi tiga macam, yaitu turbin impuls, turbin reaksi dan turbin kombinasi reaksi-impuls.
Dari data yang diperoleh saat praktikum maka dapat disimpulkan bahwa semakin banyak putaran yang dilakukan pada bukaan spear maka semakin menurun efisiensi turbinnya. Hal tersebut juga terjadi pada head total turbin, semakin banyak putaran yang dilakukan pada bukaan spear maka semakin sedikit head total turbin.
Pada analisis data hasil praktikum menggunakan grafik, beberapa telah sesuai dengan teori atau rumus yang berlaku, tetapi sebagian yang lain masih belum sesuai dikarenakan faktor human error, kesalahan pengukuran, kesalahan pembacaan maupun kesalahan perhitungan, juga dapat terjadi karena alat atau mesin yang sudah lama telah dipakai. Analisis yang sesuai dengan rumus di antaranya adalah hubungan antara Q dengan
(berbanding terbalik), Q dengan BHP (berbanding lurus),
dengan BHP (berbanding lurus), n dengan F (berbanding terbalik) dan n dengan WHP (berbanding lurus). Analisis yang kurang sesuai dengan teori di antaranya hubungan Q dengan n (seharusnya berbanding lurus), Q dengan H (seharusnya berbanding terbalik),
dengan n (seharusnya berbanding lurus),
dengan WHP (seharusnya berbanding terbalik) dan n dengan BHP (seharusnya berbanding lurus).5.3 Saran
Memohon untuk bimbingannya lebih pada materi ini karena materi ini penting bagi seorang marine engineer.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan Modul
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ? Jawaban :
Hubungan efisiensi turbin dan putaran turbin (n) berbanding lurus, hal ini sesuai dengan rumus, η=BHP/WHP x 100% dimana BHP=2π x Mt x n, yang artinya semakin tinggi putaran pada turbin maka efisiensinya semakin besar j uga.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ? Jawaban :
Sesuai dengan pernyataan rumus yang ada bahwa η=BHP/WHP x 100% dimana WHP=γ.Q.Ht, yang artinya efisiensi berbanding terbalik dengan Q. Jadi, semakin besar kapasitas fluida maka efisiensinya semakin kecil.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP×100% yang artinya efisiensi turbin berbanding lurus terhadap BHP. Jadi apabila nilai efisiensi semakin besar maka BHP akan semakin besar pula.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP×100% yang artinya efisiensi turbin berbanding terbalik terhadap WHP. Jadi apabila nilai efisiensi semakin besar maka WHP akan semakin rendah.
5. Bagaimana pengaruh BHP terhadap kapasitas pompa ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus η=BHP/WHP x 100% dimana WHP=γ.Q.Ht, jadi hubungan atara BHP dan Q berbanding terbalik, yang artinya semakin besar nilai BHP maka semakin rendah kapasitas fluida yang digunakan untuk memutar turbin.
6. Bagaimana pengaruh F terhadap putaran ? Jawaban :
Sesuai dengan rumus BHP=2π x Mt x N dimana Mt=FxL/ηrem, Jadi hubungan F dengan N berbanding terbalik, yang artinya semakin tinggi putaran pada turbin maka nilai F semakin kecil.
5.2 Kesimpulan
1. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan keluaran (output) dengan penggunaan masukan pada turbin. Nilai maksimum dari efisiensi adalah 1 atau 100%. Pada praktikum turbin pelton, output yang digunakan adalah daya pengereman pada turbin (BHP) sedangkan input yang digunakan adalah daya air itu sendiri (WHP). Dan rumus untuk menghitung efisiensi adalah η=BHP/WHP x 100%
2. Hubungan efisiensi terhadap putaran turbin yaitu berbanding lurus. 3. Hubungan efisiensi terhadap kapasitas yaitu berbanding terbalik. 4. Hubungan efisiensi terhadap daya turbin yaitu berbanding lurus 5. Hubungan efisiensi terhadap daya ait yaitu berbanding terbalik.
5.3 Saran
1. Untuk peralatan pada praktikum diharapkan berfungsi dengan baik, semisal pada rem prony dimana kondisinya baut dan mur mudah lepas dan daya cengkram yang sudah berkurang sehingga praktikan kesusahan saat mengatur kecepatan rem prony dan ketika pengambilan data.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap n ?
Berdasarkan grafik hasil dari praktikum bahwa fungsi η terhadap n diatas,semakin tinggi efisiensi turbin pelton (η) akan semakin tinggi juga putaran turbin pelton (n) yang dihasilkan. Tetapi karena adanya faktor-faktor perhitungan lain, maka grafik menunjukan semakin tinggi efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah nilai dari putaran turbin pelton (n) yang dihasilkan.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap kapasitas air (Q) adalah berbanding terbalik oleh sebab itu saat efisiensi turbin pelton (η) tinggi akan membuatkapasitas air (Q) menjadi rendah. menunjukkan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton (η) yang tinggi maka kapasitas air (Q) yang dihasilkan harus semakin kecil nilainya.
3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap BHP adalah berbanding lurus karena pada efisiensi turbin pelton (η) tinggi akan menghasilkan nilai dari BHP yang akan ikut tinggi. Ini menunjukan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton yang tinggi maka nilai BHP yang dihasilkan juga harus mempunyai nilai yang tinggi.
4. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap WHP ?
Pengaruh dari efisiensi turbin pelton (η) terhadap WHP adalah berbanding terbalik karena pada efisiensi turbin pelton (η) tinggi maka nilai WHP akan rendah. In i menunjukan bahwa jika mendapatkan efisiensi turbin pelton (η) yang ti nggi maka nilai WHP harus ditekan sekecil mungkin.
5. Bagaimana pengaruh BHP turbin terhadap pompa ?
Pengaruh dari BHP terhadap kapasitas pompa (Q) adalah berbanding lurus karena pada saat nilai BHP tinggi maka nilai pada kapasitas air/pompa (Q) juga akan ikut tinggi. Ini menunjukkan bahwa jika mendapatkan nilai BHP yang tinggi maka kapasitas air/pompa yang dihasilkan juga harus memiliki nilai yang tinggi.
6. Bagaimana pengaruh F turbin terhadap putaran ?
Pengaruh dari gaya rem prony (F) terhadap putaran turbin pelton (n) adalah berbanding terbalik karena saat gaya rem prony (F) mempunyai nilai yang tinggi maka putaran turbin pelton (n) akan rendah. Ini menunjukkan bahwa jika mendapatkan putaran turbin pelton (n) yang tinggi, maka nilai dari gaya rem prony (F) harus ditekan sekecil mungkin.
5.2 Kesimpulan
a) Dari data hasil percobaaan menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai BHP, nilai efisiensinya juga relatif naik. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan efisiensi turbin dan BHP sesuai dengan rumus
=
100%
dimana = 2
, yang artinya semakin tinggi daya pada turbin maka efisiensinya semakin besar juga.b) Dari grafik fungsi Q terhadap η, dapat diketahui semakin besar nilai kapasitas air (Q) maka semakin rendah efisiensi turbin pelton ( η) yang dihasilkan. Namun karena adanya kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka grafik tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
c) Dari grafik fungsi η terhadap n, dapat diketahui bahwa besar efisiensi turbin pelton (η) maka semakin rendah putaran turbin (n) yang dihasilkan, sehingga grafiknya menurun. Namun karena terdapat kesalahan pengukuran dan kesalahan sistematik, maka pada grafik gate valve 1 dan gate valve 3 tersebut sedikit menyimpang dari bentuk grafik fungsi Q terhadap η yang seharusnya.
d) Dari grafik Fungsi η terhadap WHP, semakin besar efisiensi turbin (η) yang dihasilkan maka semakin besar pula WHP yang dihasilkan.
e) Untuk memperoleh efisiensi turbin pelton (η) yang tinggi maka harus menaikkan nilai BHP yang dihasilkan dan menekan rendah nilai WHP. Pada nilai BHP terdapat 2 faktor perhitungan yaitu momen torsi (Mn) dan putaran dari turbin pelton (n), sedangkan didalam nilai WHP terdapat 3 faktor perhitungan yaitu berat jenis fluida kerja (
), kapasitas air/pompa (Q), dan Head total (H).5.3 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
a) Dalam kegiatan praktikum, sebaikanya semua yang terlibat (termasuk pengawas dan grader) memakai seragam safety karena, maksud dari seragam safety untuk keamaan pribadi masing-masing , bukan hanya peserta, dan praktikum dapat terlihat lebih formal.
b) Pada kegiatan praktikum selanjutnya, sebaiknya peraturan bisa lebih diperjelas (batas keterlambatan dan,atribut kelengkapan).
c) Dalam kegiatan praktikum,sebaiknya sebelum praktikum dimulai, pengawas dan grader memeriksa alat praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan benar tanpa adanya kerusakan dari alat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Jawaban Pertanyaan Modul
1. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap N? Diketahui bahwa rumus efisinsi,
=
100%
dimana rumus BHP,=
2
. Yang artinya adalah jika putaran turbin semakin tinggi, maka nilai efisiensi turbin tersebut juga semakin tinggi. Akan tetapi, pada grafik analisis menunjukkan bahwa semakin besar nilai efisiensi, makan semakin kecil putaran turbin yang terjadi. Kedua hal tersebut bisa terjadi karena turbin pelton memiliki karakteristik sendiri, dibawah ini merupakan grafik karakteristik turbin pelton :Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa turbin pelton memiliki titik puncak. Sebelum titik puncak, menunjukkan bahwa nilai efisiensi dengan putaran turbin berbanding lurus. Sedangkan sesudah titik puncak, menunjukkan bahwa nilai efisiensi dengan putaran turbin berbanding terbalik.
2. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap Q? Diketahui bahwa rumus efisinsi,
=
100%
, dimana rumus WHP,=
. .
. Yang artinya adalah jika nilai debit (Q) semakin besar maka nilai efisiensi turbin semakin kecil. Akan tetapi pada grafik analisis menunjukkan hal yang tidak sesuai dengan rumus tersebut karena adanya kesalahan pembacaan alat ukur pada flowmeter.3. Bagaimana pengaruh efisiensi turbin terhadap BHP? Diketahui bahwa rumus efisinsi,
=
100%
, yang artinya adalah jika nilaiBHP semakin besar maka nilai efisiensi turbin juga semakin besar. Hal tersebut sudah sesuai dengan grafik analisis.