• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

INDAH ARYANTI: Identifikasi karakteristik morfologis dan hubungan kekerabatan pada tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) di beberapa desa Kabupaten Simalungun dibimbing oleh Eva Sartini Bayu dan Emmy Harso Kardhinata.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik morfologis dan hubungan kekerabatan pada tanaman jahe yang dilaksanakan di tiga desa Kabupaten Simalungun, yaitu Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean, Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan dan Hutaraja Kecamatan Purba pada bulan Juli sampai September 2014 dengan menggunakan metode deskriptif kemudian dilanjutkan dengan metode cluster.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis jahe yaitu jahe putih besar di Dolok Saribu, Dolok Parmonangan dan Hutaraja, Jahe putih kecil di Dolok Parmonangan dan jahe merah di Hutaraja. Pada karakter kualitatif diperoleh 5 persamaan karakter morfologi dan 6 perbedaan karakter morfologi. Pada karakter kuantitatif diperoleh 4 karakter morfologi yang sempit dan 6 karakter morfologi yang luas. Hubungan kekerabatan (kemiripan) tertinggi terdapat pada pada sampel B8 dan B9 dengan nilai jarak koefisien 1,187, sedangkan terendah pada sampel A1 dan A11 dengan nilai jarak koefisien 41,992. Berdasarkan hasil dendogram terbentuk dua kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 40 sampel, kelompok 2 terdiri dari 5 sampel. Kelompok 1 membentuk dua sub kelompok besar yaitu kelompok 1a terdiri dari 38 sampel dan kelompok 1b hanya terdiri dari 2 sampel. Dan kelompok 1a membentuk dua sub kelompok yang lebih kecil lagi yaitu 1aa terdiri dari 27 sampel dan kelompok 1ab terdiri dari 11 sampel.

(2)

ABSTRACT

INDAH ARYANTI: Identification of morphological characteristics and phylogenetic relationship of ginger (Zingiber officinale Rosc.) in some villages of Simalungun, supervised by Eva Sartini Bayu and Emmy Harso Kardhinata.

The objective of research was to identify morphological characteristics and phylogenetic relationship of ginger, research has been conducted at three villages in Simalungun : Dolok Saribu of Dolok Pardamean, Dolok Parmonangan of Dolok Panribuan and Hutaraja of Purba from July to September 2014 by using descriptive method then followed by cluster method.

The result showed that there were three kinds of ginger : large white ginger at Dolok Saribu, Dolok Parmonangan and Hutaraja. Small white ginger at Dolok Parmonangan and red ginger at Hutaraja. In qualitative character was obtainable 5 similarity of morphologycal characters and 6 different morphological characters and in quantitative character was obtainable 4 limited characters and 6 wide character morphologycal. The highest phylogenetic relationship (similarity) were at A3 and A10 sampeles with coefficient equal to 1.187, meanwhile the lowest samples at A1 and A11 with coefficient equal to 46.667. Based on the results of dendogram, there were formed two main groups : the first group consist of 40 samples, the second group consist of 5 samples. Group 1 was formed two major subgroups : group 1a consist of 39 samples and group 1b consist of only 1 sample. And group 1a was forming two smaller sub-groups : 1aa consist of 33 samples and group 1ab consist of 6 samples.

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 5 Oktober 1992 dari ayah Syahrul Alfat dan ibu Ernita Siregar. Penulis merupakan putri kedua dari empat

bersaudara.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMA N 13 Medan dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Penulis memilih minat Pemuliaan Tanaman, Program Studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek), serta sebagai asisten dalam di Laboratorium Dasar Pemuliaan Tanaman, Bioteknologi Pertanian dan Sitogenetika.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Identifikasi Karakteristik Morfologis dan Hubungan Kekerabatan pada Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Desa Kabupaten Simalungun” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Syahrul Alfat dan Ibunda Ernita Siregar atas semangat, do’a, dan dukungannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Eva Sartini Bayu, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Emmy Harso Kardhinata, MSc. selaku anggota komisi pembimbing skripsi yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, serta kepada Bapak Andi Saragih, Namser Gultom dan Drs. Jansi Purba yang telah memberikan fasilitas dalam melakukan penelitian.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kakak dan adik saya Syahryanita, M. Effan Syahputra dan M. Arief Maulana atas semangat, do’a, dan dukungannya.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat dibutuhkan penulis untuk penelitian dan pengembangan mengenai identifikasi tanaman jahe kedepannya. Demikian skripsi ini ditulis, penulis ucapkan terimakasih.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 6

Iklim... 6

Tanah ... 7

Karakteristik Jahe dan Penyebarannya... 7

Penyusunan Deskripsi ... 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 14

Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 14

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian... 15

PELAKSANAAN PENELITIAN Penentuan Lokasi Penelitian ... 18

Pengambilan Sampel ... 18

Wawancara Langsung ... 18

Pengamatan Parameter ... 19

Morfologi Batang ... 19

Tinggi Tanaman (cm) ... 19

Warna Batang ... 19

(6)

Bentuk Batang ... 19

Morfologi Daun ... 19

Jumlah daun pada Batang Utama (helai) ... 19

Bentuk Daun ... 19

Ujung daun ... 20

Pangkal Daun ... 20

Panjang Daun (cm) ... 20

Lebar Daun (cm) ... 20

Morfologi Akar ... 20

Panjang Akar (cm) ... 20

Bobot Akar (g0 ... 20

Bentuk Akar ... 20

Morfologi Rimpang ... 21

Bentuk Rimpng ... 21

Warna Kulit Rimpang ... 21

Permukaan Rimpang ... 21

Warna Daging Rimpang ... 21

Jumlah Anak Rimpang ... 21

Bobot Total Rimpang (g) ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 22

Karakter-karakter Morfologis Jahe (Zingiber officinale Rosc.) ... 22

Jahe Desa Dolok Saribu ... 25

Jahe Desa Dolok Parmonangan ... 29

Jahe Desa Hutaraja ... 33

Hubungan Kekerabatan ... 39

Pembahasan ... 41

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 52

Saran ... 53

(7)

DAFTAR TABEL

No Hal

1. Analisis Data Umum Kuisioner Pemilik Lahan dan Karakter lahan ... 22

2. Analisis Data Kegiatan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor ... 23

3. Analisis Data Kegiatan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum ... 24

4. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Dolok Saribu ... 25

5. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Parmonangan ... 29

6. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Hutaraja ... 33

7. Keragaman Kuantitatif Jahe di Tiga Desa Berdasarkan Perbandingan Nilai Keragaman Dengan Standar Deviasi ... 37

(8)

DAFTAR TABEL

No Hal

9. Analisis Data Umum Kuisioner Pemilik Lahan dan Karakter lahan ... 22

10. Analisis Data Kegiatan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor ... 23

11. Analisis Data Kegiatan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum ... 24

12. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Dolok Saribu ... 25

13. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Parmonangan ... 29

14. Karakter-karakter Morfologis Jahe Desa Hutaraja ... 33

15. Keragaman Kuantitatif Jahe di Tiga Desa Berdasarkan Perbandingan Nilai Keragaman Dengan Standar Deviasi ... 37

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No Hal

1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun ... 57

2. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Dolok Saribu ... 58

3. Analisis Data Umum Kuisioner Desa DolokParmonangan ... 59

4. Analisis Data Umum Kuisioner Desa Hutaraja ... 60

5. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Paspor ... 61

6. Panduan Eksplorasi Tanaman Untuk Data Informasi Umum ... 62

7. Panduan Identifikasi Karakter Tanaman ... 63

8. Skoring Karakter Morfologis Jahe Desa Dolok Saribu ... 65

9. Skoring Karakter Morfologis Jahe Desa Parmonangan ... 66

10. Skoring Karakter Morfologis Jahe Desa Hutaraja ... 67

11. Deskripsi Jahe Desa Dolok Saribu ... 68

12. Deskripsi Jahe Desa DolokParmonangan ... 70

13. Deskripsi Jahe Desa Hutaraja ... 72

14. Gambar Tanaman Jahe Desa Dolok Saribu ... 73

15. Gambar Tanaman Jahe Desa Dolok Parmonangan ... 74

16. Gambar Tanaman Jahe Desa Hutaraja ... 75

17. Hasil Analisis Software Menggunakan SPSS ... 76

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan komoditas tanaman obat yang memiliki peluang dan prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Yulianto dan Parjanto (2010) mengatakan jahe tidak hanya digunakan sebagai bahan rempah dan obat, tetapi juga sebagai bahan makanan, minuman dan juga kosmetika. Bahan aktif pada jahe terutama minyak atsiri, gingerol, shogal dan zingeron, dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal terstandar maupun fitofarmaka (Bermawie, 2005).

Peluang pengembangan jahe di Indonesia masih cukup cerah, hal ini dapat dilihat dari permintaan pasar dalam negeri untuk keperluan berbagai industri belum bisa dipenuhi, sehingga Indonesia masih mendatangkan jahe dari China. Permintaan pasar akan ekspor jahe cukup tinggi di Indonesia, seperti untuk negara Belanda yang membutuhkan 40 ton setiap bulannya (BPTP, 2012).

Pembudidayaan jahe hampir dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, Berdasarkan data Dirjenbun (2010-2019) pada tahun 2013, produktivitas jahe tertinggi di Indonesia berada di wilayah Sumatera dengan produktivitas mencapai 27,4 ton. Di Sumatera Utara sendiri, tanaman jahe hampir dibudidayakan diseluruh kabupaten dan kota. Sentra penanaman jahe terbesar pada tahun 2012 berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Sumatera utara terdapat di Kabupaten Simalungun yaitu dengan luas areal penanaman 135 Ha dengan produksi mencapai 3.909 ton per tahun dengan produktivitas rata-rata sekitar 29 ton/ha.

(11)

pertanaman sebelumnya yang produktivitasnya masih belum memberikan keuntungan yang besar terhadap petani. Selain itu juga, tanaman jahe sulit melakukan pembungaan dan pembentukan biji. Oleh karena itu, jahe selalu diperbanyak secara vegetatif melalui rimpangnya, sehingga menyebabkan keanekaragaman (keragaman genetik) yang sangat kecil. Dikenal tiga jenis tanaman jahe yang dibudidayakan di Indonesia, yaitu jahe merah, jahe putih besar, dan jahe putih kecil yang merupakan hasil dari pengembangan varietas lokal dan bukan hasil dari pemuliaan yang terprogram (Devy dan Sastra, 2006).

Informasi mengenai keragaman sangat diperlukan dalam program pemuliaan tanaman, karena dengan semakin tersedianya informasi tersebut, semakin mudah dalam menentukan kedudukan atau kekerabatan antar varietas yang dapat dijadikan sebagai dasar seleksi tanaman. Renwain et al., (1994) menyatakan keberhasilan program pemuliaan tanaman untuk memperbaiki karakter suatu tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber genetik.

Pengumpulan informasi keragaman dilakukan melalui kegiatan pengkayaan seperti eksplorasi. Dengan kegiatan ini peluang munculnya potensi genetik yang diinginkan dapat tersedia (Puslitbanbun, 2007). Oleh karena itu, perlu dilakukannya identifikasi terhadap suatu tanaman. Karakterisasi terhadap koleksi (aksesi) yang dilakukan, bertujuan untuk mendapatkan data sifat atau karakter morfologi agronomis (deskripsi morfologi dasar) sehingga dapat dibedakan fenotip dari setiap aksesi dengan cepat dan mudah, dengan menduga seberapa besar keragaman genetik yang dimiliki (Bermawie, 2005).

(12)

tanaman jahe sehingga dapat mempermudah dalam menentukan varietas tanaman jahe tersebut.

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter kuantitatif dan kualitatif yang disusun menurut prosedur tertentu sehingga dapat mencirikan suatu varietas.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan identifikasi terhadap karakter-karakter morfologi dan hubungan kekerabatan tanaman jahe yang terdapat pada beberapa desa di Kabupaten Simalungun.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan hubungan kekerabatan pada tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) di beberapa desa di Kabupaten Simalungun.

Kegunaan Penelitian

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika jahe menurut Hapsoh dan Hasanah (2011) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae, Kelas : Monocotyledoneae, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus : Zingiber, Spesies : Zingiber officinale Rosc.

Tanaman jahe terdiri atas akar, rimpang, batang, daun dan bunga. Perakaran tanaman jahe merupakan akar tunggal yang semakin membesar seiring dengan bertambah umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Akar tumbuh dari bagian bawah rimpang, sedangkan tunas akan tumbuh dari bagian atas rimpang (Kementerian Pertanian, 2011).

Batang merupakan batang semu dengan tinggi mencapai 30 cm sampai 1 m (BPTP, 2012). Terdiri dari pelepah daun yang yang berpadu. Bagian luar batang

agak licin dan sedikit mengkilap berwarna hijau tua. Biasanya batang dihiasi titik-titik berwarna putih. Batang itu biasanya basah dan mengandung banyak air (succulent) sehingga tergolong tanaman herba (Rostiana, et. al., 1991).

(14)

Bunga berupa malai keluar di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit dengan panjang 2,75-3 kali lebarnya, sangat tajam, panjang malai 3,5-5 cm, lebar 1,5-1,75 cm, tangkai bunga hampir tidak berbulu dengan panjang 25 cm, terdapat sisik pada tangkai bunga berjumlah 5-7 buah, berbenuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3-5 cm, mahkota bunga berbentuk tabung 2-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5-2,5 mm, lebar 3-3,5 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik berjumlah 2 (BPTP, 2012).

Buah berbentuk bulat panjang, berkulit tipis berwarna merah yang memiliki tiga ruang berisi masing-masing banyak bakal biji berwarna hitam dan memiliki selaput biji (Rugayah, 1994).

(15)

Gambar 1. Tanaman Jahe Gambar 2. Rimpang Jahe Putih Besar

Gambar 3. Rimpang Jahe Putih Kecil Gambar 4. Rimpang Jahe Merah

Syarat Tumbuh

Iklim

(16)

Jahe terutama dibudidayakan di daerah tropika dengan ketinggian tempat antara 0-1.700 m dpl, memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup selama masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang diinginkan antara 25-300 C. Curah hujan yang dibutuhkan antara 2.500-4.000 mm/tahun (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

Tanah

Tanah yang mengandung banyak humus, subur dan gembur dengan drainase yang baik merupakan lahan yang disukai jahe. Tanaman ini ditanam di berbagai tipe

tanah, tetapi akan lebih baik pada jenis tanah latosol dan andosol (Rahayuningsih, 2006).

Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan remah dan ringan sehingga memberi kesempatan akar tersebut berkembang dengan normal. Tanaman ini tidak tahan genangan air sehingga drainasenya harus selalu

diperhatikan. Tanaman jahe merah mampu tumbuh di tanah yang masam pada pH 5-6 (Hapsoh dan Hasanah, 2011).

Karakteristik Jahe dan Penyebarannya

(17)

Penyebaran tanaman jahe sudah tentu tidak dapat dipisahkan dari keanekaragaman tipe agroklimat di setiap kawasan. Di Indonesia dikenal beberapa klon jahe seperti jahe kecil atau jahe emprit, jahe merah atau sunti dan jahe gajah. Sampai dengan saat ini secara nasional telah dikoleksi plasma nutfah jahe sejumlah 28 nomor dari berbagai tipe dan daerah. Dengan ketersediaan sumber variasi genetik yang luas itu, memberikan kemungkinan yang leluasa untuk menentukan langkah-langkah perbaikan varietas melalui seleksi dan hibridisasi sehingga didapatkan varietas unggul baru (Lembaga Penelitian Undana, 2006). Menurut Samosir (2011) variasi genetik akan membantu dalam mengefisienkan kegiatan seleksi. Apabila variasi genetik dalam suatu populasi besar, ini menunjukkan individu dalam populasi beragam sehingga peluang untuk memperoleh genotip yang diharapkan akan besar. Terjadinya variasi dalam suatu tanaman dapat disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan faktor keturunan atau genetik. Perbedaan kondisi lingkungan memungkinkan munculnya variasi dimana variasi tersebut dapat menetukan penampilan akhir dari suatu tanaman. Keragaman penampilan tanaman dapat mengakibatkan perbedaan sifat dalam tanaman atau perbedaan keadaan lingkungan atau kedua-duanya. Apabila keragaman tanaman masih tetap timbul sekalipun bahan tanaman dianggap mempunyai susunan genetik yang sama (berasal dari jenis tanaman yang sama) dan ditanam pada tempat yang sama. Ini berarti cara yang diterapkan tidak mampu menghilangkan perbedaan sifat dalam tanaman atau keadaan lingkungan atau kedua-duanya (Sitepu, 2011).

Di Indonesia dikenal 3 varietas jahe yakni jahe merah (Z. officinale var. rubrum), jahe putih kecil (Z. officinale var. amarum) dan jahe

(18)

perbedaan morfologi pada ukuran dan warna kulit rimpang (Rostiana et al. 1991), Menurut Prayitno (2002), ada 3 kultivar jahe yaitu :

1. Jahe putih/kuning besar atau yang lebih dikenal dengan sebutan jahe gajah. Memiliki ukuran terbesar disbanding dua jenis jahe lain, sedangkan aromanya kurang tajam dan rasanya kurang pedas, berwarna kuning atau kuning muda. 2. Jahe putih/kuning kecil sering disebut jahe emprit. Warna cenderung putih

sedangkan ukurannya lebih kecil disbanding jahe gajah tetapi lebih besar disbanding jahe merah, memiliki bentuk pipih dengan aroma yang tidak tajam. 3. Jahe merah atau jahe sunti, berwarna merah muda, aromanya tajam dan rasanya

pedas, serta memiliki ukuran yang paling kecil disbanding dua jenis jahe lainnya. Adapun klon/nomor harapan beberapa varietas jahe antara lain sebagai berikut : Jahe besar terdiri dari 6 klon yaitu Cimanggu 1, JPB1, JPB2, JPB3, JPB4 dan JPB6, Jahe putih kecil terdiri dari 10 klon yaitu JPK1, JPK2, JPK3, JPK4, JPK5, JPK6, JPK7, JPK8, JPK9 dan JKP10. Sedangkan untuk jahe merah hanya terdiri dari 2 klon yaitu JM1 dan JM2 (Bermawie, 2006).

(19)

dan kadar serat ketiga tipe jahe tersebut bervariasi, baik antar tipe maupun di dalam tipe yang sama. Secara umum, jumlah perbedaan antara jahe merah dan jahe besar secara morfologi lebih banyak dibanding antara jahe besar dan jahe kecil. Setiap varietas jahe bisa memiliki persamaan atau perbedaan ciri/karakter. Menurut Irawan dan Purbayanti (2008), adanya persamaan atau perbedaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar kultivar. Semakin banyak persamaan ciri, maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya semakin banyak perbedaan ciri, maka semakin jauh hubungan kekerabatannya. Pengelompokkan ciri yang sama merupakan dasar untuk pengklasifikasian.

Jahe Termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), satu family dengan temu-temuan lainnya seperti : temu lawak (Curcuma xanthorrizha),temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), Lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain (BPTP, 2012).

Jenis Zingiberaceae secara alami dapat tumbuh di hutan hujan tropis yaitu dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Menurut Nurainas dan Yunaidi (2006), tempat tumbuh yang disenangi tumbuhan ini umumnya tempat-tempat yang lembab tapi ada beberapa jenis yang ditemukan pada hutan sekunder, hutan terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh.

(20)

luas. Selain itu, bunga dapat mempengaruhi dalam penyebaran Zingiberaceae karena kebanyakan kasus dari para peneliti jarang menemukan bunga Zingiber sehingga data yang diperoleh tidak lengkap. Menurut Holttum (1950) bunga Zingiber

umurnya pendek dan bunga mekar pada pagi hari dan setelah itu menutup dalam beberapa jam. Selain itu, bunga cepat mengalami kerusakan dan memungkinkan penyebaran Zingiber jarang terjadi sehingga jenis yang diperoleh di lokasi penelitian sedikit.

Penyusunan Deskripsi

Menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan kumpulan karakter penciri varietas yang dapat digunakan untuk identifikasi dan pengenalan varietas yang dimaksud, pembanding dalam uji kebenaran varietas, serta acuan pengamatan morfologi tanaman dalam proses sertifikasi atau pemurnian varietas. Tiap karakter

yang tercantum didalam deskripsi varietas merupakan hasil pengamatan dari uji keunggulan varietas yang dilaksanakan dalam bentuk adaptasi atau observasi. Mengingat bahwa karakter varietas untuk setiap komoditas tanaman berbeda, sehingga untuk memudahkan dalam penyusunan deskripsi perlu dibuat standar minimal parameter yang harus dicantumkan dalam deskripsi masing-masing komoditas.

Metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam studi penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung berbagai informasi di

(21)

mendokumentasi dan mengetahuinya dengan cara interpretasi. Sedangkan menurut Nasir (2001) karakter kualitatif merupakan wujud fenotipe yang saling berbeda tajam antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat dikelompokkan dalam bentuk kategori. Karakter ini dikendalikan oleh sedikit gen. Sementara karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen.

Menurut Siagian (2010), jenis-jenis Zingiberaceae yang ditemukan dicatat morfologi penting seperti habitat, letak rhizome, bau rhizome, warna kulit rhizome, warna sisik rhizome, tinggi batang, permukaan batang, warna daun, permukaan daun, warna bunga, bau bunga, letak bunga, dan warna buah serta cirri lain yang akan hilang bila dikeringkan, kemudian dikoleksi dan diberi label gantung bernomor setelah dilakukan pengambilan foto pada bagian tanaman yang dianggap penting.

Deskripsi karakter dari varietas harus diuraikan berdasarkan urutan bagian tanaman sebagai berikut : tanaman, batang, daun, tandan bunga, bunga dan bagiannya, buah dan bagiannya, biji, sifat lainnya (seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit, toleransi terhadap cekaman, kualitas, data DNA, dsb). Untuk karakter yang merupakan bagian tanaman agar diurut sebagai berikut : habitat, tinggi, panjang, lebar, ukuran, bentuk, warna (dapat mengacu bagan warna yang telah baku), dan lain-lain. Gunakan sistematika

penulisan sifat yang ringkas, yaitu untuk setiap bagian tanaman diikuti oleh (:) dan karakter dipisahkan dengan (,) (Wibowo dan Adelyana, 2007).

(22)

1. Rancangan lingkungan, desain penanaman harus menggunakan rancangan lingkungan, biasanya rancangan acak kelompok, dengan jumlah ulangan disesuaikan dengan kaidah statistik.

2. Rancangan analisis, data hasil pengamatan dianalisis secara statististik terutama untuk sifat morfologi kuantitatif.

3. Varietas Pembanding, penanaman harus menggunakan pembanding, berupa varietas unggul nasional atau varietas lokal. Khusus untuk jahe karena sudah ada varietas unggul yang dilepas, maka karakterisasi plasma nutfah selanjutnya harus menggunakan pembanding varietas tersebut. Sehingga potensi sifat plasma nutfah yang diamati diketahui dengan jelas apakah lebih baik atau lebih buruk dari varietas unggul yang sudah ada.

4. Waktu pengamatan, pengamatan karakter morfologi dilakukan pada kondisi pertumbuhan vegetatif optimal biasanya umur 5-6 bulan setelah tanam.

(23)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun dengan ketinggian tempat ± 1200 m dpl, desa Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun dengan ketinggian tempat ± 1300 m dpl, dan desa Hutaraja Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun dengan ketinggian tempat ± 1100 m dpl. Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 2014. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jahe tetinggi yang berada di setiap daerah. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh maka lokasi yang dipilih untuk melakukan pengamatan berada di tiga desa tersebut.

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

(24)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa tanaman jahe yang diambil dari tiga kecamatan dengan masing-masing kecamatan terdiri atas satu desa yaitu “desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean “desa Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan”, dan “desa Hutaraja Kecamatan Purba yang akan diteliti karakteristik morfologi dari masing-masing tanaman tersebut.

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera, gunting, parang, ember, jangka sorong, buku lapangan, alat ukur berupa timbangan dan meteran, spidol, kertas karton/kain putih, pulpen dan plastik.

Metode Penelitian

(25)

Penelitian dari tiga desa di Kabupaten Simalungun tersebut diketahui terdiri dari beberapa sampel yaitu :

Jahe desa Dolok Saribu (A) terdiri dari 15 sampel, yaitu : A1 A4 A7 A10 A13

A2 A5 A8 A11 A14 A3 A6 A9 A12 A15

Jahe desa Dolok Parmonangan (B) terdiri dari 15 sampel, yaitu : B1 B4 B7 B10 B13

B2 B5 B8 B11 B14 B3 B6 B9 B12 B15

Jahe desa Hutaraja (C) terdiri dari 15 sampel, yaitu : C1 C4 C7 C10 C13

C2 C5 C8 C11 C14 C3 C6 C9 C12 C15

Jumlah sampel/desa : 15 sampel Jumlah sampel keseluruhan : 45 sampel

(26)

Nilai keragaman fenotipe dihitung dengan rumus: σ2

p =

n-1 (∑x2) – [(∑x)2/n] σ2

p = Keragaman fenotipe x = Nilai sampel

n = Jumlah populasi yang diuji

Selanjutnya standar deviasi keragaman fenotipe dihitung berdasarkan rumus : Sdσ2p = σ2p

Sdσ2p = Standar deviasi keragaman fenotipe

Kriteria penilaian terhadap luas dan sempitnya keragaman ditentukan berdasarkan Anderson dan Bancroft (1952) dalam Pinaria, et, al., (1995) sebagai berikut:

Apabila σ2p > 2 x Sd σ2

p berarti bahwa keragaman luas (beragam) Apabila σ2p < 2 x Sd σ2

p berarti bahwa keragaman sempit (seragam)

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan survei yang telah dilakukan terlebih dahulu di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, kemudian setelah didapat informasi tersebut, survei dilakukan di Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan data produksi jahe tetinggi yang berada di setiap daerah. Berdasarkan hasil survei yang diperoleh maka lokasi yang dipilih untuk melakukan pengamatan berada di desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean, desa Dolok Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan, dan desa Hutaraja Kecamatan Purba.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling, pengambilan sampel diambil untuk lokasi dan tanaman. Menurut Puslitbangbun (2007) jumlah sampel yang diamati minimal 10 rumpun tanaman sampel tiap aksesinya. Sampel diambil dari tanaman yang terletak di tengah-tengah petak penanaman.

Wawancara Langsung

Dilakukan wawancara langsung kepada petani dengan mengetahui luas lahan masing-masing kebun petani, cara pemeliharaannya, berapa jumlah populasi

tanaman, asal tanaman, cara perbanyakan, serta jumlah produksi (Lampiran 2, 3 dan 4). Kemudian dilakukan kegiatan eksplorasi tanaman untuk

(28)

Pengamatan Parameter

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman jahe diukur dari leher akar sampai ujung daun terpanjang dengan menggunakan meteran.

Warna Batang

Warna batang diamati secara visual dengan karakteristik warna batang yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Diameter Batang(cm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong dan diukur 5 cm dari atas tanah.

Jumlah Batang/Rumpun

Dihitung seluruh jumlah batang/rumpun yang dimiliki pada tanaman.

Bentuk Batang

Bentuk batang diamati secara visual dengan karakteristik bentuk batang yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Morfologi Daun

Jumlah Daun pada Batang Utama (helai)

Dihitung seluruh jumlah daun yang telah terbuka di bagian batang utama pada tanaman.

Bentuk Daun

(29)

Ujung Daun

Ujung daun diamati secara visual dengan karakteristik ujung daun yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Pangkal Daun

Pangkal daun diamati secara visual dengan karakteristik pangkal daun yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Panjang Daun (cm)

Dipilih daun yang memiliki ukuran daun terpanjang kemudian diukur dengan menggunakan meteran dari pangkal daun sampai ujung daun.

Lebar Daun (cm)

Lebar daun diukur dengan menggunakan meteran dari bagian tengah helaian daun yang terlebar.

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm)

Panjang akar diukur dari bawah pangkal batang yang berada dibawah tanah hingga ke ujung akar tanaman.

Bobot Akar (g)

Ditimbang bobot akar yang ada pada satu tanaman dengan menggunakan timbangan.

Bentuk Akar

(30)

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang

Bentuk rimpang diamati secara visual dengan karakteristik bentuk rimpang yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Warna Kulit Rimpang

Warna kulit rimpang diamati secara visual sesuai dengan karakteristik warna kulit rimpang (Lampiran 7).

Permukaan Rimpang

Permukaan rimpang diamati dengan cara meraba bagian permukaan dengan karakteristik permukaan rimpang (Lampiran 7).

Warna Daging Rimpang

Warna daging rimpang diamati secara visual dengan karakteristik warna daging rimpang yang telah ditentukan (Lampiran 7).

Jumlah Anak Rimpang

Dihitung jumlah tunas rimpang yang berada di seluruh bagian rimpang.

Bobot Total Rimpang (g)

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakter-karakter Morfologis Jahe (Zingiber officinaleRosc.)

Hasil survei di tiga desa menunjukkan bahwa ditemukan jenis jahe yang berbeda pada setiap desa. Di desa dolok saribu terdapat 2 jenis jahe yaitu, jahe putih besar dan jahe merah, desa dolok parmonangan terdapat dua jenis yaitu jahe putih besar dan jahe putih kecil, dan di desa huta raja hanya terdapat 1 jenis jahe, yaitu jahe putih besar.

[image:31.595.115.546.388.660.2]

Dari setiap desa, dilakukan analisis data umum terhadap pemilik lahan dan karakteristik lahannya..

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan

Uraian Desa Dolok

Saribu

Desa Dolok

Parmonangan Desa Hutaraja

Nama Andi Saragih Namser Gultom Drs. Jansi Purba

Umur 32 tahun 33 tahun 48 tahun

Jenis Kelamin Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki

Pekerjaan Petani Petani Kepala Desa

Pendidikan Terakhir SMA STM S1-Fisipol

Alamat Lahan

Desa Dolok Saribu Kecamatan Dolok Pardamean Desa Parmonangan Kecamatan Dolok Panribuan Desa Hutaraja Kecamatan Purba Luas Lahan Jarak Tanam 4 rante

(40 cm x 60 cm)

3 rante

(30 cm x 50 cm)

7 rante

(30 cm x 60 cm)

Ketinggian Tempat ± 1200 m dpl ± 1300 m dpl ± 1100 m dpl

Umur Tanaman ± 6 bulan ± 6 bulan ± 6 bulan

Jumlah Tanaman ± 7000 tanaman ± 7200 tanaman ± 14000 tanaman

Nama Varietas Jahe putih besar , Jahe merah

Jahe putih besar,

jahe putih kecil Jahe putih besar

Cara Perbanyakan Secara vegetatif (rimpang)

Secara vegetatif (rimpang)

Secara vegetatif (rimpang)

Asal Tanaman Bibit hasil vegetatif (desa Parlembuan)

Bibit hasil vegetatif (Kampung Sirube-rube)

Bibit hasil vegetatif (Raya Huluan)

Hasil Panen Pedagang pengumpul hasil panen

Pedagang pengumpul hasil panen

(32)

Karakter lahan tertinggi terdapat pada desa Parmonangan yaitu ±1.300 m dpl, sedangkan lahan terendah pada desa Hutaraja yaitu ±1.100 m dpl. Umur tanaman yang dilakukan dalam penelitian pada ketiga desa rata-rata berumur ± 6 bulan. Jarak tanam terbesar terdapat pada desa Dolok Saribu yaitu 40 x 60 cm dan terendah pada desa Dolok Parmonangan yaitu 30 x 50 cm (Tabel 1).

[image:32.595.115.514.305.488.2]

Kemudian diperoleh hasil survei kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor dan data informasi umum.

Tabel 2 Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor

Uraian Desa Dolok Saribu Desa Parmonangan Desa Hutaraja

No. Koleksi A1-A15 B1-B15 C1-C15

Nama Kolektor Indah Aryanti Indah Aryanti Indah Aryanti

Tanggal Koleksi 18-Sep-14 20-Sep-14 16-Sep-14

Sumber Benih Petani Petani Petani

Topografi Bergelombang Bukit Bukit

Tekstur Tanah Lempung berpasir* Lempung berpasir* Lempung berpasir*

Irigasi Sedang Sedang Sedang

Metode Sampling Acak Acak Acak

Status Contoh Varietas Lokal Varietas Lokal Varietas Lokal

Tipe Contoh Tanaman Tanaman Tanaman

Keterangan : *hasil uji laboratorium

(33)
[image:33.595.114.510.113.289.2]

Tabel 3. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data informasi umum

Uraian Desa Dolok Saribu Desa Parmonangan Desa Hutaraja

No Aksesi A B C

Negara Asal, Donor Indonesia Indonesia Indonesia

Provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Sumatera Utara

Kabupaten Simalungun Simalungun Simalungun

Kecamatan Dolok Pardamean Dolok panribuan Purba

Desa Dolok Saribu Parmonangan Hutaraja

Bahasa Pege Pege Pege

Kegunaan Komersial Komersial Komersial

Distribusi Banyak Banyak Banyak

Tanggal Registrasi 18-Sep-14 20-Sep-14 16-Sep-14

(34)

2. Jahe Desa Dolok Saribu

[image:34.842.144.795.175.492.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang, daun, akar dan rimpang jahe desa Dolok Saribu dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Karakter-karakter morfologis Jahe

Pengamatan Parameter A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m) 0,58 0,56 0,6 0,62 0,71 0,6 0,65 0,59 0,6 0,61 Warna Batang Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Diameter Batang (mm) 14,35 4,99 11,2 12,14 12,06 12,61 15,03 13,93 10,51 13,65

Jumlah Batang/Rumpun 3 4 4 4 3 4 3 3 3 5

Bentuk Batang Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Morfologi daun

Jumlah Daun/Batang 18 26 19 24 26 15 15 19 24 20 Bentuk Daun Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Ujung Daun

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing

Pangkal Daun Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Panjang Daun (cm) 27,2 17,5 25,7 21,4 24,4 27,2 28,7 26,9 20,6 24,6 Lebar daun (cm) 3,1 2,4 3,1 2,8 3,3 3,5 3,6 3,1 2,8 3,1

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm) 15,3 20,5 22,8 25,6 20,6 13,7 17,5 17,7 18,3 24,1 Bobot Akar (g) 16,27 18,63 19,97 19,64 17,11 10.17 11,94 12,67 15,68 19,67 Bentuk Akar Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus

Warna Kulit Rimpang Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Putih Kekuningan Permukaan Rimpang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Warna Daging Rimpang Kuning Kuning Kuning Kuning

Keabuan Kuning

Kuning Keabuan Kuning Keabuan Kuning Keabuan Kuning

(35)

Pengamatan Parameter A11 A12 A13 A14 A15 Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m) 0,34 0,8 0,69 0,8 0,71

Warna Batang Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau

Diameter Batang (mm) 13,73 15,58 13,73 14 14,49

Jumlah Batang/Rumpun 3 3 5 4 6

Bentuk Batang Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Morfologi Daun

Jumlah Daun/Batang Bentuk Daun

Ujung Daun Pangkal Daun Panjang Daun (cm) Lebar daun (cm)

20 26 25 24 24

Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing

Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul

24,4 30,7 27,1 27,2 28,1

2,9 3,3 2,8 3,1 2,9

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm) 26,2 31,4 37.8 24,4 21,2

Bobot Akar (g) 69,2 141,76 144,12 113,5 81,23

Bentuk Akar Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang Tidak Teratur Tidak

Teratur Tidak Teratur

Tidak

Teratur Tidak Teratur

Warna Kulit Rimpang Merah Merah Merah Merah Merah

Permukaan Rimpang Licin Licin Licin Licin Licin

Warna Daging Rimpang Abu-abu Muda Kekuningan Kuning Keabuan Abu-abu Muda Kekuningan Kuning Keabuan Abu-abu Muda Kekuningan

Jumlah Anak Rimpang 37 30 50 32 45

(36)

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jahe putih besar Desa Dolok Saribu memiliki karakteristik tinggi tanaman 0,5-0,7 m, warna batang hijau, diameter batang 4-15 mm, jumlah batang/rumpun 3-5 batang per rumpun, bentuk batang bulat pipih, jumlah daun/batang 15-26 daun/batang, bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, panjang daun 17-29 cm, lebar daun 2-4 cm, panjang akar 13-26 cm, bobot akar 10-20 g, bentuk akar bulat, bentuk rimpang lurus, warna kulit rimpang putih kekuningan, permukaan rimpang sedang, warna daging rimpang kuning dan kuning keabuan, jumlah anak rimpang 13-30, bobot total rimpang 204-305 g.

(37)
[image:37.595.185.442.140.543.2]

Gambar beberapa rimpang jahe yang terdapat di desa Dolok Saribu dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut:

(a)

(b)

(38)

2. Jahe Desa Dolok Parmonangan

[image:38.842.116.739.158.508.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang, daun, akar dan rimpang jahe desa Dolok Parmonangan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Karakter-karakter morfologis Jahe

Pengamatan Parameter B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m) 0,73 0,72 0,61 0,55 0,74 0,77 0,67 0,73 0,7 0,57

Warna Batang Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Diameter Batang (mm) 11,22 11,83 11,92 12,57 15,74 15,46 13,6 12,26 13,87 11,99

Jumlah Batang/Rumpun 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4

Bentuk Batang Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Pipih Bulat Pipih Bulat Bulat Pipih Pipih Bulat Bulat Pipih Pipih Bulat Pipih Bulat

Morfologi Daun

Jumlah Daun/Batang 20 28 26 23 27 24 24 28 27 20

Bentuk Daun Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Ujung Daun

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing

Pangkal Daun Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul

Panjang Daun (cm) 27,7 24,2 22,6 20,2 24,9 25,9 23,6 23,7 24,3 21,3

Lebar daun (cm) 2,9 3,2 3,3 2,9 3,2 3,1 2,9 2,7 3,1 2,8

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm) 28,1 37,7 25,8 22,6 25,2 28,6 21,1 36,1 32,9 18,9

Bobot Akar (g) 15,95 18,94 15,97 16,43 19,21 20,69 29.2 20,46 24,93 13.67

Bentuk Akar Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak Teratur Tidak

Teratur Lurus

Tidak Teratur

Tidak Teratur

Tidak

Teratur Lurus Warna Kulit Rimpang Kuning

Kecoklatan Putih Kekuningan Kuning Kecoklatan Kuning Kehijauan Kuning Kecoklatan Putih Kekuningan Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Kuning Kehijauan Permukaan Rimpang Sedang Sedang Kasar Kasar Kasar Sedang Sedang Sedang Sedang Kasar Warna Daging Rimpang Kuning

(39)

Pengamatan Parameter B11 B12 B13 B14 B15

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m) 0,67 0,58 0,56 0,63 0,61

Warna Batang Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda

Diameter Batang (mm) 12,79 9,86 11,88 12,26 14,07

Jumlah Batang/Rumpun 8 4 4 5 7

Bentuk Batang Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih

Morfologi Daun

Jumlah Daun/Batang 27 20 22 23 30

Bentuk Daun Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset

Ujung Daun

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing

Pangkal Daun Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul

Panjang Daun (cm) 28,1 26,1 22,6 23,2 24,2

Lebar daun (cm) 3,1 2,9 2,8 2,9 3,1

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm) 22,3 21,2 26,9 31,6 26,3

Bobot Akar (g) 14.54 17,99 27,18 25,65 20,82

Bentuk Akar Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang Tidak Teratur Lurus Tidak Teratur Lurus Tidak Teratur

Warna Kulit Rimpang Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Kuning Kehijauan Kuning Kehijauan Kuning Kecoklatan

Permukaan Rimpang Sedang Sedang Kasar Kasar Sedang

Warna Daging Rimpang Abu-abu muda

kekuni-ngan Kuning Keabuan Kuning Keabuan Kuning Keabuan Kuning Keabuan

Jumlah Anak Rimpang 68 37 49 53 73

Bobot Total Rimpang (g) 552,35 278,97 210,38 328,86 425,09

(40)

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jahe putih besar Desa Dolok Parmonangan memiliki karakteristik tinggi tanaman 0,5-0,8 m, warna batang hijau, diameter batang 11-16 mm, jumlah batang/rumpun 3-5 batang per rumpun, bentuk batang bulat pipih, jumlah daun/batang 20-28 daun/batang, bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, panjang daun 20-28 cm, lebar daun 2-3 cm, panjang akar 18-38 cm, bobot akar 13-30 g, bentuk akar bulat, bentuk rimpang lurus dan melengkung/tidak teratur, warna kulit rimpang kuning kecoklatan, putih kekuningan dan kuning kehijuan, permukaan rimpang sedang dan kasar, warna daging rimpang kuning keabuan dan abu-abu muda kekuningan, jumlah anak rimpang 41-75, bobot total rimpang 234-404 g.

(41)
[image:41.595.174.451.138.551.2]

Gambar beberapa rimpang jahe yang terdapat di desa Parmonangan dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut:

(a)

(b)

(42)

3. Jahe Desa Hutaraja

[image:42.842.52.842.135.506.2]

Data hasil pengamatan parameter pada karakter morfologis batang, daun, akar dan rimpang jahe desa Hutaraja dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 6. Karakter-karakter morfologis Jahe

Pengamatan Parameter C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15

Morfologi Batang

Tinggi Tanaman (m) 0,84 0,83 0,6 0,79 0,8 0,65 0,63 0,78 0,57 0,9 0,68 0,73 0,77 0,64 0,67

Warna Batang Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Hijau Muda Diameter Batang (mm) 9,15 13,12 12,96 11,56 12,44 11,26 9,95 8,78 10,03 12,64 8,27 8,91 12,28 9,92 8,8

Jumlah Batang/Rumpun 4 6 4 6 5 5 2 4 5 6 6 4 7 5 8

Bentuk Batang Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Bulat Pipih Morfologi Daun

Jumlah Daun/Batang 24 32 27 30 29 26 22 27 19 32 24 27 26 22 24

Bentuk Daun Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Ujung Daun

Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Meruncing Pangkal Daun Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Panjang Daun (cm) 27,4 24,9 19,9 22,2 28,7 22,9 17,6 22,6 22,8 28,6 25,2 25,2 25,2 20,4 23,1

Lebar daun (cm) 2,3 2,6 2,3 2,5 2,9 2,6 2,1 2,4 2,7 3,1 2,7 2,6 2,8 2,2 2,8

Morfologi Akar

Panjang Akar (cm) 23,6 18,2 23,1 20,5 27,6 21,3 26,1 24,2 19,2 32,6 22,3 19,8 27,2 21,5 23,1 Bobot Akar (g) 21,72 18,87 14,03 14,55 39,5 43,38 33,44 31,43 14,8 19,7 14,48 12,26 44,84 19,69 15,65 Bentuk Akar Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Morfologi Rimpang

Bentuk Rimpang Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus Lurus

Warna Kulit Rimpang

Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- Tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Kuning Kecokla- tan Permukaan Rimpang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Warna Daging Rimpang Keabuan Kuning

(43)
(44)
[image:44.842.94.798.121.535.2]

Tabel 7. Keragaman kuantitatif jahe di tiga desa

Karakter

Lokasi penelitian

Dolok Saribu Dolok Parmonangan Hutaraja

Rataan ± Sd σ2p Kriteria Rataan ± Sd σ2p Kriteria Rataan ± Sd σ2p Kriteria Jahe Putih Besar

Tinggi Tanaman (m) 0.612 ± 0.042 0.002 Sempit 0.679 ± 0.077 0.006 Sempit 0.738 ± 0.094 0.009 Sempit Diameter Batang (mm) 12.047 ± 2.858 8.169 Sempit 12.578 ± 1.511 2.284 Sempit 10.671 ± 1.726 2.98 Sempit

Jumlah Batang/Rumpun 3,6 ± 0.699 0.489 Sempit 4 ± 0.471 0.222 Sempit 5.133 ± 1.457 2.124 Sempit

Jumlah Daun/Batang 20.6 ± 4.169 17.378 Luas 24.7 ± 3,02 9,122 Luas 26.067 ± 3.712 13.781 Luas

Panjang Daun (cm) 24.42 ± 3.546 12.577 Luas 23.5 ± 1,831 3,353 Luas 23.78 ± 3,146 9.9 Luas

Lebar daun (cm) 3.08 ± 0.352 0.124 Sempit 2.93 ± 0.157 0.025 Sempit 2.573 ± 0.276 0.076 Sempit

Panjang Akar (cm) 19.61 ± 3.82 14.59 Luas 27.7 ± 6.284 39.493 Luas 23.353 ± 3.781 14.294 Luas

Bobot Akar (g) 16.175 ± 3.529 12.451 Luas 19.541 ± 4.651 21.633 Luas 23.889 ± 11.447 131.027 Luas

Jumlah Anak Rimpang 22.66 ± 5.522 30.489 Luas 55.3 ± 11.106 123.344 Luas 43.4 ± 11.083 122.829 Luas Bobot Total Rimpang (g) 244.119 ± 40.33 1626.503 Luas 319.351 ± 57.321 3285.684 Luas 423.985 ± 185.253 34318.714 Luas Jahe Putih Kecil

Tinggi Tanaman (m) - - - 0.61 ± 0.043 0.002 Sempit - - -

Diameter Batang (mm) - - - 12.172 ± 1.535 2.356 Sempit - - -

Jumlah Batang/Rumpun - - - 5.6 ± 1.817 3.3 Sempit - - -

Jumlah Daun/Batang - - - 24.4 ± 3.611 13.04 Luas - - -

Panjang Daun (cm) - - - 24.84 ± 2.255 5.083 Luas - - -

Lebar daun (cm) - - - 2.96 ± 0.134 0.018 Sempit - - -

Panjang Akar (cm) - - - 25.66 ± 4.136 17.103 Luas - - -

Bobot Akar (g) - - - 21.236 ± 5.253 27.59 Luas - - -

Jumlah Anak Rimpang - - - 56 ± 13.054 170.4 Luas - - -

Bobot Total Rimpang (g) - - - 359.13 ± 133.373 17788.288 Luas - - -

Jahe Merah

Tinggi Tanaman (m) 0.668 ± 0.19 0.036 Sempit - - - -

Diameter Batang (mm) 14.306 ± 0.777 0.604 Sempit - - - -

Jumlah Batang/Rumpun 4.2 ± 1.304 1.7 Sempit - - - -

Jumlah Daun/Batang 23.8 ± 2.28 5.2 Luas - - - -

(45)

Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan standar deviasi, terdapat kriteria variabilitas fenotipe dari masing-masing jenis jahe yang terdapat di setiap desa (Tabel 7.) yaitu diperoleh empat karakter sempit (seragam) pada karakter tinggi tanaman (m), diameter batang (mm), jumlah batang/rumpun, dan lebar

daun (cm). Sedangkan karakter luas (beragam) yaitu pada karakter jumlah daun/batang, panjang daun (cm), panjang akar (cm), bobot akar (g),

(46)

Hubungan Kekerabatan

[image:46.595.116.512.205.726.2]

Berdasarkan karakter morfologis jahe di tiga desa diperoleh nilai hubungan kekerabatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8. Hubungan kekerabatan jahe di tiga desa Kabupaten Simalungun dilihat dari Proximity matrix (dissimilarity matrix)

No. Nilai Koefisien Hubungan Kekerabatan

1 1,187 B8 B9

2 2,375 A3 A10

3 2,716 C8 C12

4 2,985 A4 A9

5 3,328 A6 A7

6 3,832 C4 C6

7 4,446 A1 A8

8 4,680 B12 C9

9 4,788 A11 A15

10 4,855 C4 C8

11 5,709 A12 A14

12 6,310 B2 B8

13 6,329 A3 A5

14 6,611 A1 A6

15 6,660 C4 C14

16 7,495 C3 C4

17 7,600 B4 B10

18 8,374 B3 B5

19 8,463 C10 C13

20 8,493 B1 B7

21 8,728 B13 B14

22 9,502 A4 B12

23 10,758 B1 B2

24 10,973 A1 A3

25 11,404 C1 C3

26 12,027 C2 C5

27 12,049 C1 A11

28 13,425 B4 B13

29 14,026 A13 A15

30 14,322 B11 B15

31 14,618 C1 C2

32 14,649 B1 B6

33 14,659 A12 A13

34 14,976 A1 A4

35 16,938 B3 B4

36 18,694 B11 C10

37 19,978 B1 B3

38 21,161 A2 C7

39 23,617 B11 C1

40 29,231 B1 B11

41 29,261 A11 A12

42 31,959 A1 B1

43 37,482 A1 A2

(47)

Dari tabel 8. Berdasarkan nilai jarak koefisien diperoleh kesimpulan bahwa semakin kecil nilai koefisien antara variabel satu dengan variabel lainnya maka semakin mirip hubungan kekerabatan pada kedua variabel tersebut. Sehingga diketahui bahwa tingkat kemiripan (kesamaan) tertinggi yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel B8 dan B9 sebesar 1,187 sedangkan tingkat kemiripan (kesamaan) terendah yang memiliki hubungan kekerabatan yaitu pada sampel A1 dan A11 sebesar 41,992.

Dari hasil penelitian di tiga desa Kabupaten Simalungun diperoleh dendogram hubungan kekerabatan dilihat dari ketidaksamaan antar variabel jahe di tiga desa pada masing-masing sampel dapat dilihat pada Gambar 9. berikut ini :

1

2 1a

1b 1aa

[image:47.595.115.520.345.788.2]
(48)

Pembahasan

Karakter-Karakter Morfologis Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan jenis jahe yang diidentifikasi merupakan daerah sentra produksi terbesar untuk pertanaman tanaman jahe di Kabupaten Simalungun. Dari karakteristik morfologis jenis-jenis jahe di tiga desa tersebut dapat dilakukan pengamatan secara visual. Pada masing-masing pengamatan di setiap desa untuk parameter bentuk batang, bentuk daun, ujung daun, pangkal daun serta bentuk akar terdapat persamaan karakterisitik morfologi.

(49)

umurnya, hingga membentuk rimpang serta tunas-tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Akar tumbuh dari bagian bawah rimpang, sedangkan tunas akan tumbuh dari bagian atas rimpang.

Hasil identifikasi jenis jahe desa Dolok Saribu, Dolok Parmonangan, dan Hutaraja menunjukkan bahwa pada karakter bentuk daun, ujung daun dan pangkal daun jahe terdapat persamaan yaitu berbentuk lanset dengan ujung daun yang meruncing serta memiliki pangkal daun yang tumpul (Gambar 8c.), daun jahe

juga terdiri atas pelepah dan helaian. Hal ini sesuai dengan literatur Ajijah et.al., (1997) yang menyatakan bahwa daun terdiri atas pelepah dan

helaian. Pelepah daun melekat membungkus satu sama lain sehingga membentuk batang. Helaian daun tersusun berseling, tipis berbentuk bangun garis sampai lanset. Ujung daun meruncing, pangkal daun membulat atau tumpul.

Ukuran daun jahe di tiga desa tergolong besar dibandingkan dengan ukuran daun jahe pada umumnya. Jahe putih besar desa Dolok Saribu antara panjang 17-29 cm dan lebar 2-4 cm, desa Dolok parmonangan antara panjang 20-28 cm dan lebar 2-3 cm dan desa Hutaraja antara panjang 17-29 cm dan lebar 2-4 cm. Jahe putih kecil desa Dolok Parmonangan antara panjang 22-28 cm

dan lebar 2-3 cm, dan jahe merah desa Dolok Saribu antara panjang 24-31 cm dan lebar 2-3 cm. Hal ini sesuai dengan literatur Ajijah, et. al., (1997) yang menyatakan bahwa daun berwarna hijau gelap pada bagian atas dan lebih pucat pada bagian bawah, tulang daun sangat jelas dan tersusun sejajar. Panjang daun berkisar antara 5-25 cm dan lebar 0,8-2,5 cm.

(50)

hasil pengamatan bunga terletak pada ketiak daun pelindung. Bunga jahe terbentuk langsung dari rimpang dan berupa malai yang keluar di permukaan

tanah, tersusun dalam rangkaian bulir, berbentuk bulat telur atau jorong (Gambar 8d.) Hal ini sesuai dengan literature BPTP (2012) yang menyatakan

bahwa bunga berupa malai keluar di permukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur. Tangkai bunga hampir tidak berbulu, terdapat sisik pada tangkai bunga berjumlah 5-7 buah.

(51)

hanya ditemukan satu jenis jahe saja yaitu jahe putih besar dengan bentuk rimpang lurus, warna kulit rimpang kuning kecokelatan (Gambar 8e.), permukaan rimpang yaitu sedang, warna daging rimpang yaitu kuning keabuan dan abu-abu muda kekuningan, jumlah anak rimpang berkisar antara 26-62 dan bobot total rimpang 122-848 g. Hal ini sesuai dengan literatur Prayitno (2002) yang menyatakan bahwa berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya ada tiga jenis jahe yang terkenal yaitu jahe gajah memiliki ukuran terbesar dibanding dua jenis jahe lain, berwarna kuning atau kuning muda. Jahe putih/kuning kecil sering disebut jahe emprit, warna jahe ini cenderung putih sedangkan ukurannya lebih kecil dibanding jahe gajah tetapi lebih besar dibanding jahe merah, memiliki bentuk pipih dan Jahe merah atau jahe sunti, berwarna merah muda, memiliki ukuran yang paling kecil dibanding dua jenis jahe lainnya.

Hasil analisis keseragaman dengan perbandingan keragaman standar deviasi, diketahui bahwa terdapat empat karakter kuantitatif yang sempit (seragam) pada masing-masing jenis jahe di setiap desa yaitu pada karakter tinggi tanaman (m), diameter batang (mm), jumlah batang/rumpun, dan lebar daun (cm). Sedangkan karakter luas (beragam) yaitu pada karakter jumlah daun/batang, panjang daun (cm), panjang akar (cm), bobot akar (g),

(52)
(53)

Hubungan Kekerabatan Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Daerah Kabupaten Simalungun

Hasil dendogram (lihat gambar 9.) menunjukkan bahwa jahe di Kabupaten Simalungun terbagi dalam 2 kelompok utama yaitu kelompok 1 terdiri dari 40 sampel yaitu B8, B9, B2, B1, B7, B6, B3, B5, B4, B10, B13, B14, C2, C5, C11, C15, C8, C12, C4, C6, C14, C3, C1, C10, C13, B11, B15, A4, A9, B12, C9, A3, A10, A5, A6, A7, A1, A8, A2 dan A7 . Kelompok 2 hanya terdiri dari 5 sampel yaitu A12, A14, A13, A15 dan A11. Kelompok 1 memisah dengan kelompok 2 karena adanya perbedaan karakter rimpang (bentuk rimpang, warna kulit rimpang, permukaan rimpang, warna daging rimpang, jumlah anak rimpang dan bobot total rimpang). Karakter-karakter tersebut yang membedakan secara nyata antara jahe yang terdapat pada masing-masing desa, sehingga ketiga desa ini dapat dibedakan kedalam taksa yang berbeda. Hal ini sesuai dengan literatur Widodo (2007) yang menyatakan bahwa berdasarkan ukuran, bentuk dan warna rimpangnya ada tiga jenis jahe yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil dan jahe merah. Morfologi rimpang jahe ini bervariasi, tergantung dari jenis/varietasnya.

(54)

dan bobot total rimpang, sehingga dapat menyebabkan keragaman antar tanaman dalam satu daerah yang berbeda. Karakter kuantitatif ini menunjukkan variasi terutama perbedaan pada sifat kuantitatif yang sangat dipengaruhi oleh perbedaan faktor genetik dan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan literatur Sitepu (2011) yang menyatakan bahwa terjadinya variasi dalam suatu tanaman dapat disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan faktor keturunan atau genetik, keragaman penampilan tanaman dapat mengakibatkan adanya perbedaan sifat dalam tanaman atau perbedaan keadaan lingkungan atau kedua-duanya.

(55)

sedang, warna daging rimpang abu-abu muda kekuningan sampai kuning keabuan.

Hubungan kekerabatan 45 sampel tanaman jahe di tiga desa Kabupaten Simalungun dari 20 karakter morfologi berbeda yang diamati dan diukur menunjukkan bahwa dari analisis dendogram tersebut dari 45 sampel tanaman jahe tidak membentuk satu kelompok berdasarkan wilayah yang diteliti, tetapi pengelompokkan tersebut berdasarkan atas banyaknya kesamaan karakter yang dimiliki. Penghanyutan genetik dan seleksi pada lingkungan yang berbeda dapat menyebabkan diversitas genetik yang lebih besar dibandingkan dengan jarak geografi, artinya bahwa meskipun suatu kultivar berasal dari daerah yang sama namun bila lingkungan tempat tumbuhnya berbeda akan mempengaruhi diversitas genetik, juga genotipe yang berasal dari daerah yang sama tidak selalu berada dalam kelompok yang sama. Semakin banyak persamaan ciri, maka semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya semakin banyak perbedaan ciri, maka semakin jauh hubungan kekerabatannya (Irawan dan Purbayanti, 2008),

Karakter-karakter morfologi pada jahe di tiga desa Kabupaten Simalungun yang membedakan antara jenis jahe satu dengan yang lainnya merupakan karakter genetik antara lain yaitu : tinggi tanaman, warna batang, diameter batang, jumlah batang/rumpun, jumlah daun/batang, panjang daun, lebar daun, panjang akar, bobot akar, bentuk rimpang, warna kulit rimpang, permukaan rimpang, warna daging rimpang, jumlah anak rimpang, dan bobot total rimpang.

(56)

Deskripsi Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc.) di Beberapa Daerah Kabupaten Simalungun

Berdasarkan hasil identifikasi yang dilaksanakan di Beberapa Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dilakukan deskripsi menurut SK. Menteri Pertanian Nomor : 700/Kpts/OT.320/D/12/2011 adalah sebagai berikut :

1. Jahe Desa Dolok Saribu Jahe Putih Besar

Tinggi tanaman 0,5-0,7 m, warna batang hijau, diameter batang 4-15 mm, jumlah batang/rumpun 3-5 batang per rumpun, bentuk batang bulat pipih, jumlah daun/batang 15-26 daun/batang, bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, panjang daun 7-29 cm, lebar daun 2-4 cm, panjang akar 13-26 cm, bobot akar 7-20 g, bentuk akar bulat, bentuk rimpang lurus, warna kulit rimpang putih kekuningan, permukaan rimpang sedang, warna daging rimpang kuning dan kuning keabuan, jumlah anak rimpang 13-30, bobot total rimpang 169-305 g dapat dilihat pada lampiran 14. Nama daerah : Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Kebun pak Andi Saragih dengan ketinggian tempat ± 1200 m dpl.

Jahe Merah

(57)

warna daging rimpang abu-abu muda kekuningan dan kuning keabuan, jumlah

anak rimpang 30-51, bobot total rimpang 224-283 g dapat dilihat pada lampiran 14. Nama daerah : Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean,

Kabupaten Simalungun. Kebun pak Andi Saragih dengan ketinggian tempat ± 1200 m dpl.

2. Jahe Desa Dolok Parmonangan Jahe Putih Besar

Tinggi tanaman 0,5-0,8 m, warna batang hijau, diameter batang 11-16 mm, jumlah batang/rumpun 3-5 batang per rumpun, bentuk batang bulat pipih, jumlah daun/batang 20-28 daun/batang, bentuk daun lanset, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, panjang daun 20-28 cm, lebar daun 2-3 cm, panjang akar 16-43 cm, bobot akar 9-21 g, bentuk akar bulat, bentuk rimpang lurus dan melengkung/tidak teratur, warna kulit rimpang kuning kecoklatan, putih kekuningan dan kuning kehijuan, permukaan rimpang sedang dan kasar, warna daging rimpang kuning keabuan dan abu-abu muda kekuningan, jumlah anak rimpang 41-75, bobot total rimpang 234-404 g dapat dilihat pada lampiran 15. Nama daerah : Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun. Kebun pak Namser Gultom dengan ketinggian tempat ± 1300 m dpl. Jahe Putih Kecil

(58)

melengkung/tidak teratur, warna kulit rimpang kuning kecoklatan,dan kuning kehijauan, permukaan rimpang sedang dan kasar, warna daging rimpang abu-abu muda kekuningan dan kuning keabuan, jumlah anak rimpang 37-73, bobot total rimpang 210-553 g dapat dilihat pada lampiran 15. Nama daerah : Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun. Kebun pak Namser Gultom dengan ketinggian tempat ± 1300 m dpl.

3. Jahe Desa Hutaraja Jahe Putih Besar

(59)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Terdapat 3 jenis jahe di Kabupaten Simalungun, yaitu jahe putih besar di Dolok Saribu, Dolok Parmonangan dan Hutaraja, jahe putih kecil di Dolok Parmonangan dan jahe merah di Hutaraja.

2. Pada karakter kualitatif, terdapat 5 persamaan karakter morfologi (bentuk batang, bentuk daun, ujung daun, pangkal daun dan bentuk akar) dan 6 perbedaan karakter morfologi (bentuk rimpang, warna kulit rimpang, permukaan rimpang, warna daging rimpang, jumlah anak rimpang dan bobot total rimpang).

3. Pada karakter kuantitatif, 4 karakter morfologi (tinggi tanaman, diameter batang, jumlah batang/rumpun, dan lebar daun termasuk kedalam karakter sempit (seragam), dan 6 karakter morfologi (jumlah daun/batang, panjang daun, panjang akar, bobot akar, jumlah anak rimpang dan bobot total rimpang termasuk kedalam karakter luas (beragam).

4. Hubungan kekerabatan (kemiripan) tertinggi di Kabupaten Simalungun terdapat pada sampel B8 dan B9 dengan nilai koefisien jarak sebesar 1,187 sedangkan terendah pada sampel A1 dan A11 dengan nilai koefisien sebesar 41,992.

(60)

kelompok 1a membentuk dua sub kelompok yang lebih kecil lagi yaitu 1aa terdiri dari 27 sampel dan kelompok 1ab terdiri dari 11 sampel.

Saran

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Ajijah, N., B. Martono., N. Bermawie., dan E.A. Hadad. 1997. Botani dan Karakteristik. Di dalam : Sitepu D., Sudiarto, N. Bermawie, Supriadi, D. Soetopo, Rosita S.M.D, Hernani, A.M. Rivai, editors. Monograf no 3 : Jahe. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Litbang Deptan. hlm. 10-17.

BPS., 2012. Simalungun Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. Katalog BPS : 1102001.1209.

BPTP., 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Jahe. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara, Medan.

Bermawie, N., B. Martono., N. Ajijah., S. F. Syahid., dan E. A. Hadad., 2003. Status Pemuliaan Tanaman Jahe. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat. 15(2) : 39-56.

Bermawie, N., 2005. Karakterisasi Plasma Nutfah Tanaman. Buku Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. hal. 38-52.

Bermawie, N., 2006. Usulan Pelepasan Varietas Unggul Jahe. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. (tidak dipublikasi).

Connole, H. C., 1993. Issue and methods in research. Dealdn University, Geelong.

Cronquist, A., 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press, New York. hlm. 1177-1180.

Devy, L., dan Sastra, D. R., 2006. Pengaruh Radiasi Sinar Gamma Terhadap

Kultur In Vitro Tanaman Jahe. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 8(1) : 7-14.

Dirjen Perkebunan. 2010-2019. Statistik Perkebunan Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta. Diakses dari 2015.

Hapsoh dan Y. Hasanah., 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press, Medan.

(62)

Irawan, B., dan K. Purbayanti., 2008. Karakterisasi dan Kekerabatan Kultivar Padi Lokal di Desa Rancakalong, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Seminar Nasional PTTI 21-23 Oktober 2008.

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan Hortikultura dan Direktorat Jenderal Hortikultura.

Lembaga Penelitian Undana., 2006. Analisis Komoditas Unggulan dan Peluang Usaha (Jahe). Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kupang, Kupang.

Mansyah E., A., Baihaki, R. Setiamiharja., J.S. Darsa., Sobir., dan R.Poerwanto., 2003. Variabilitas Fenotipik Manggis pada Beberapa Sentra Produksi di Pulau Jawa. Jurnal Holtikultura. 13(3) :147-156.

Nasir, M., 2001. Keragaman Genetik Tanaman dalam Makmur, A (Ed.) Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Nazir, M., 2011. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia Cetakan Ketujuh, Bogor.

Nurainas dan Yunaidi. 2007. Panduan Lapangan Jahe-Jahean Liar di Taman Nasional Siberut. Garisatra, Padang. hlm. 4-9.

Pandey, B. P., 2003. A Textbook of Botany : Angiosperm. First Edition. S. Chand & Company Ltd. Ram Nagar, New Delhi. pp. 351.

Pinaria, A., Baihaki., R. Setiamihardja., dan A. A. Darajat. 1995. Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Karakter Biomassa 53 Genotip Kedelai. Zuriat 6:6-15.

Prayitno, D., 2002. Tanaman Obat dan Manfaatnya. IP2TP, Yogyakarta.

Puslitbangbun., 2007. Petunjuk Pelaksanaan pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman Perkebunan. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan., Bogor. Rahayuningsih, S., 2006. Pengaruh Kolkisin Terhadap Keragaan Fenotipe dan

Jumlah Kromosom Jahe Emprit (Zingiber officinale Rosc.) Asal In Vitro. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(63)

Rostiana, O., N. Bermawie., dan M. Rahardjo., 2005. Budidaya Tanaman Jahe. Sirkuler No. 11 Tahun 2005. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Jakarta.

Rugayah. 1994. Status Taksonomi Jahe Putih dan Jahe Merah. Floribunda Puslitbang LIPI. hlm. 53-55.

Samosir, S. S. E. D., 2011. Seleksi Massa Kedelai (Glycine max L. Merrill) Hasil Radiasi Sinar Gamma Pada Generasi M4. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Setiawan, N., 2005. Teknik Sampling. Diklat Metodologi Penelitian Sosial. Departemen Pendidikan Nasional Inspektorat Jenderal, Paarung Bogor. Siagian, S., 2010. Inventarisasi Zingiberaceae di Kawasan Agrowisata Hutan

Taman Eden 100 Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara. Skripsi. USU, Medan.

Sitepu, D. S. P., 2011. Respons Dua Varietas Tanaman Kedelai Hitam (Glycine soja) Terhadap Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Organik.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Steel R.G.D dan J.H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika, Terjemahan Bambang Sumantri. PT Gramedia Jakarta.

Sutanto, H. T., 2009. Cluster Analysis. Prosiding. ISBN: 978-979-16353-3-2. Hal. 681-689.

(64)

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

Keterangan : Daerah Penelitian

(65)

Lampiran 2. Analisis Data umum Kuisioner Desa Dolok Saribu KUESIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama : Andi Saragih/ 14 April 1982

b. Umur : 32 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Pekerjaan : Petani

e. Pendidikan Terakhir : SMA

f. Alamat : Desa Dolok Saribu, Kecamatan Dolok Pardamean g. Luas Lahan : ± 4 Rante

h. Jarak tanam : 40 cm x 60 cm i. Ketinggian Tempat : ± 1.200 m dpl j. Umur Tanaman : ± 6 Bulan

II. PERTANYAAN

1. Berapa banyak tanaman Saudara tanam per Lahan : ± 7000 tanaman

2. Apa nama varietas jahe yang Saudara tanaman : Jahe Putih dan Jahe merah 3. Berapa hasil/pendapatan Saudara : 1 ton/rante

4. Cara perbanyakan yang dilakukan : Secara Vegetatif

5. Darimana genetis (asal-usul) tanaman jahe yang diperoleh Saudara? o Benih unggul dari pusat penelitian

o Benih biasa √ Bibit Biasa o Bibit unggul o Anakan

6. Hasil panen jahe

(66)

Lampiran 3. Analisis Data Umum Kuesioner Desa Parmonangan KUESIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN

a. Nama : Namser Gultom/27 Maret 1981

b. Umur : 33 Tahun

c. Jenis Kelamin : Laki-Laki d. Pekerjaan : Petani e. Pendidikan Terakhir : STM

f. Alamat : Desa Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan g. Luas Lahan : ± 3 Rante

h. Jarak tanam : 30 cm x 50 cm i. Ketinggian Tempat : ± 1.300 m dpl j. Umur Tanaman : ± 6 Bulan

II. PERTANYAAN

Gambar

Tabel 1. Analisis data umum kuesioner pemilik lahan dan karakter lahan
Tabel 2 Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data paspor
Tabel 3. Analisis data kegiatan eksplorasi tanaman untuk data informasi umum
Tabel 4. Karakter-karakter morfologis Jahe
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERATURAN DESA BANTUL NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TANAH KAS DESA.. Dalam konsiderans Menimbang Peraturan Desa, Peraturan Lurah Desa atau Keputusan Lurah Desa

Nilai pendidikan akhlak yang ditekankan dalam Al- Israa‟ ayat 29 tersebut bahwa ada larangan untuk tidak menjadi orang pelit atau kikir dalam membelanjakan harta yang

Namun umumnya orang akan merasa malu untuk melakukan konsultasi atau mencari obatnya sendi di apotik sehingga biasanya mereka akan menunda untuk melakukan pengobatan,tapi kini

Kecocokan objek penelitian dengan variabel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah para pengguna Clash of Clan diduga memiliki persepsi terhadap game

Ceramah, diskusi, praktikum terbimbing Kebenaran penjelasan dan langkah-langkah pembuatan dan penggunaan Percabangan untuk menyelesaikan masalah-masalah sederhana 20%. 9 - MID -

Reviu Kertas Kerja, Temuan Audit dan Teknik Penulisan Laporan Hasil Audit yang Efektif (WS-26) Workshop dilaksanakan selama 2 hari (20 jam pelatihan), materi workshop

Description : Internet lab will discuss about the basic knowledge about internet and internet programming include HTML and CSS as well as an introduction

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan, hal ini dinyatakan dalam Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor